1. Pengertian
tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal
dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang
encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang
suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3
2. Etiologi
7
8
tahun.
d. Faktor Risiko
susu.
Gambar 2.1
Anatomo Fisiologi Pencernaan
Sumber : (Syaifuddin, 2016)
usus halus dan usus besar. Fungsi utama system pencernaan adalah
(air, elektrolit, dan zat gizi). Sebelum zat ini diperoleh tubuh makanan
a. Mulut
1) Vestibulum oris
Bagian diantara bibir dan pipi di luar, gusi dan gigi bagian
mulut sebagian besar dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik
1) Gigi
2) Lidah
b. Faring
c. Esofagus
Panjangnya kira kira 25 cm. posisi vertical dimulai dari bagian tengah
leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada dibelakang trakea.
d. Lambung
Fungsi lambung :
lambung.
hati.
e. Usus halus
f. Usus besar
1,5- 1,7 meter dan penampang 5-5cm. Lanjutan dari usus harus yang
Lapisan usus besar dari dalam keluar terdiri dari lapisan selaput
dan lapisan jaringan ikat. Bagian dari usus besar terdiri dari sekum,
4. Patofisiologi
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus.
menyebabkan
15
dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak diserap dengan baik sehingga
5. Manifestasi Klinis
sebagai berikut :
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
dengan empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
hipovokanik.
a. Diare Akut
2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas dalam
3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
4) Demam
b. Diare Kronik
Tabel 2.1
Bentuk klinis diare
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang
dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
17
Tabel 2.2
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare
6. Pemeriksaan Penunjang
Ph dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
7. Penatalaksanaan
klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta
dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting
terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
diare.
sampai 33%.
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgbb dan
dehidrasi.
diberikan
20
besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc
yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap
sehat. Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc
yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap
sehat.
c. Pemberian Makan
atas) penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta
diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi
akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan
diperhatikan:
1) Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui
d. Antibiotik Selektif
atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Efek
timbulnya gangguan fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh
antibiotik.
2) Muntah berulang-ulang
5) Demam
6) Tinjanya berdarah
B. Masalah Keperawatan
a. Masalah (Problem)
b. Indikator Diagnostik
validasi diagnosis.
diagnosia.
3. Pathway Diare
Sesak
Dehidrasi
Gangguan pertukaran gas (D0003)
1) Definisi
alveolus-kapiler
2) Penyebab
Ketidakseimbangan ventliasi-perfusi
Kriteria Mayor :
a) Subjektif : Dispnea
b) Objektif :
(1)
Penurunan/Peningkatan PCO2
(2)
PO2 menurun
(3)
Takikardia
(4)
pH arteri meningkat/menurun
(5)
Bunyi napas tambahan
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Pusing
27
b) Objektif :
(1) Sianosis
(2) Diaforesis
(3) Gelisah
b. Diare (D.0020)
1) Pengertian
tidak berbentuk
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif : -
b) Objektif :
(1)
Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
(2)
Feses lembek atau
a) Subjektif :
(1) Urgency
b) Objektif :
c. Hipovolemia (D.0023)
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif: -
29
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
1) Pengertian
kornea,
30
ligamen)
2) Penyebab
a) Perubahan sirkulasi
b) Penurunan mobilitas
Kriteria Mayor
a) Subjektif :-
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :-
b) Objektif :
(1) Nyeri
(2) Perdarahan
(3) Kemerahan
(4) Hematoma
31
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif :-
b) Objektif :
ideal
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
(5) Sariawan
(8) Diare
1) Pengertian
2) Faktor Risiko
a) Hipotensi
g. Ansietas (D.0080)
1) Pengertian
2) Penyebab
lain- lain)
Kriteria Mayor
a) Subjektif :
dihadapi
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(2) Anoreksia
(3) Palpitasi
b) Objektif :
(4) Diaforesisi
(5) Tremor
5. Diagnosa Keperawatan
b. Diare
c. Hipovolemi
e. Defisit nutrisi
f. Risiko syok
g. Ansietas
35
6. Intervensi Keperawatan
c) Sianosis membaik
d) Takikardia membaik
2) Intervens
Obsevasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
mengandung laktosa
Kolaborasi
hasil :
2) Intervensi
Obsevasi
cairan Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
untuk anak.
kriteria hasil :
b) Nyeri menurun
c) Kemerahan menurun
d) Tekstur membaik
2) Intervensi
Observas
kulit Terapeutik
periode diare
39
kulit kering
Edukasi
Kolaborasi
hasil :
b) Diare menurun
2) Intervensi
Observasi
laboratorium Terapeutik
protein Edukasi
Kolaborasi
f. Risiko Syok
2) Intervensi
Observas
urine Terapeutik
>94%
Edukasi
oral Kolaborasi
d) Pucat menurun
2) Intervensi
Obsevasi
b) Monitor tanda-tanda
ansietas Terapeutik
Edukasi
pasien Kolaborasi
7. Implementasi Keperawatan
dan
sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data yang baru. Faktor-faktor
efektivitas tindakan.
8. Evaluasi Keperawatan
psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik ( Olfah &
Ghofur, 2016).
43
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.R
DENGAN DIARE DI RSU BRAWIJAYA SAWANGAN DEPOK
I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan diare sudah lebih dari 10x sebelum masuk rumah sakit
44
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Nn.R mengatakan ia tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya tidak memiliki
penyakit yang menular maupun tidak menular
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Nn.R mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
Sakit Selama
1) Frekuensi : 3x / hari
2) Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk, buah
Porsi : 1 porsi. (habis ½ porsi)
Keluhan : terkadang Ny.R merasa mual.
3) Minum : ±300-800 ml/hari
45
5. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAB : 1 x / hari
2) Konsistensi : lembek
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB : tidak ada
5) Penggunaan Obat Pencahar : tidak ada
Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : >3x / hari
2) Konsistensi : cair ampas
3) Warna : kuning
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB :-
5) Penggunaan Obat Pencahar :-
b. BAK
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAK : 5-6 x / hari
2) Jumlah Urine : ±500-800cc/hari
3) Warna : kuning jernih
4) Keluhan/ Kesulitan BAK :-
Selama Sakit
1) Frekuensi BAK : 2-3x / hari
2) Jumlah Urine : ±300
3) Warna : kuning
4) Keluhan/ Kesulitan BAK :-
46
7. Pola konsep diri
a. Harga diri : Nn R mengatakan terkadang ia merasa sedih dengan keadaanya yang
sekarang karena terbaring sakit
b. Ideal diri : Nn. R mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah karena ia
ingin bisa bekerja kembali
c. Identitas diri : Nn.R mengatakan dirinya adalah seorang perempuan yang berstatus
sebagai seorang anak
d. Gambaran diri : Nn.R mengatakan selalu bersyukur dengan anggota tubuhnya dari
kepala hingga kaki
e. Peran : Nn.R mengatakan saat di rumah ia adalah seorang anak . Saat sakit Nn.R
merasa menjadi beban bagi keluarganya.
47
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : sakit sedang
a. Kesadaran : compos mentis
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 87/64 mmHg
2) Nadi
- Frekuensi : 66x/menit
- Irama : beraturan
- Kekuatan : kuat
3) Pernafasan
- Frekuensi : 20x/menit
- Irama : reguler
4) Suhu : 36.6 C
5) SpO2 : 99%
2) Hidung
Hidung bersih tidak ada secret. Fungsi penciuman dapat berfungsi dengan baik
3) Mulut
Mukosa bibir sedikit kering. Warna lidah merah. Keadaan gigi : baik
4) Gigi
Jumlah gigi lengkap.
48
5) Telinga
Telinga kanan dan kiri simetris. Fungsi pendengeran masih normal. Keadaan telinga
bersih tidak ada serumen. Tidak ada keluhan nyeri pada telinga.
b. Leher
Bentuk leher normal. Tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar getah bening
c. Dada (Thorax)
1) Paru-paru
Bentuk dada simetris
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
2) Jantung
Inpeksi : ictus codis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba,
Perkusi : pekak
Auskultasi : reguler, bunyi jantung 1 dan 2 terdengar.
d. Abdomen
Inspeksi : simetris kanan dan kiri
Palpasi : suara tympani
perkusi : tidak ada nyeri tekan.
auskultasi : terdengar peristatik usus 34 x/menit, ,
e. Genetalia : bersih , tidak ada kelainan
f. Anus dan rectum : tidak ada kelainan
g. Ekstremitas
1) Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot kanan dan kiri 3/5
ROM kanan dan kiri : dapat bergerak namun lemah
Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan bentuk tulang
Pergerakan sendi bahu : tidak ada perubahan sendi bahu
49
Perabaan Akral : hangat
Pitting edema : tidak ada pitting edema
Terpasang infus : Asering + KCL 10meq / 6 jam di tangan sebelah kanan
2) Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot kanan dan kiri 3/5
ROM kanan dan kiri : dapat bergerak namun lemah
Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan bentuk tulang
Varises : tidak ada varices
Perabaan Akral : hangat
Pitting edema : tidak ada pitting edema
h. Intergumen : kulit tampak lembab namun pucat , tidak terdapat lesi
50
Pemeriksaan Diagnostik
- Cor dan pulmo dalam batas normal.
V. TERAPI MEDIS
- Infus KCl 10 meq dalam Asering 500 ml/6 jam
- Ciprofloxacin 2x400 mg IV jika tidak hamil/menyusui
- Esola 1x40 mg IV
- ODR 3x4 mg IV jika mual
- Sumagesic 3x1 tab po jika nyeri/demam
- New Diatabs 2 tab/diare maks 12 tab/hari
- Jika diare pagi ini >3x cair, extra Imodium 2 tab po
DO :
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : CM
TTV
TD : 87/64 mmHg
N : 64x/m
S : 36.6 C
RR : 20x/m
Pasien tampak lemas
51
Pasien tampak bolak balik kamar
mandi
DO :
Pasien tampak lemas
Bising usus : 34x/menit
Mukosa bibir sedikit kering
Pasien tampak diare
Urine : kurang
52
\
53
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Diare Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare
keperawatan 3x24 jam, maka Observasi
diharapkan eliminasi fekal klien - Identifikasi penyebab diare
membaik dengan kriteria hasil: - Identifikasi riwayat pemberian makan
1. Kontrol pengeluaran feses - Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
meningkat feses
2. Konsistensi feses membaik - Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perinal
3. Frekuensi defekasi membaik Terapeutik
4. Peristaltic usus meningkat - Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sample darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
- Ambil sample feses untuk kultur
Edukasi
- Anjurkan menghindari makanan pembentukan gas,
pedas dan mengandung laktosa.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
Hypovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipovolemia
keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi
status cairan klien membaik,
dengan kriteria hasil: - Periksa tanda dan gejala hypovolemia
- Turgor kulit membaik - Monitor intake dan output cairan
- Frekuensi nadi membaik Terapeutik
- Tekanan darah membaik - Hitung kebituhan cairan
- Membrane mukosa membaik Edukasi
- Intake cairan membaik - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Output urine meningkat Kolaborasi
- Serum kalium meningkat - Kolaborasi pemberian cairan intravena
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan status nutrisi klien - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
membaik dengan kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
1. Porsi makan meningkat - Monitor asupan makanan
2. Diare menurun - Monitor berat badan
3. Frekuensi makan membaik Terapeutik
4. Nafsu makan membaik - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
5. Bising usus membaik sesuai
- Anjurkan makan dengan porsi kecil dan sering secara
bertahap
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
1 Kamis, 24/11/22 Diare 16:00 1. Mengidentifikasi penyebab diare
Hasil: pasien mangatakan
16:05 2. Mengidentifikasi riwayat pemberian
makan
Hasil: pasien terakhir makan saat
sebelum masuk RS dan muntah
setiap makan
16:10 3. Memonitor warna, volume, frekuensi,
dan konsistensi feses
Hasil: warna feses kuning, volume
±15cc/BAB, frekuensi 10x bab dari
16:15 sejak kemarin, konsistensi cair.
4. Monitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perinal
Hasil: pasien mengatakan tidak ada
kemerahan atau terasa perih dibagian
16:17 anusnya
5. Memasang jalur intravena
Hasil: pasien terpasang infus di
16:19
tangan sebelah kanan
6. Memberikan cairan intravena
Hasil: pasien terpasang cairan KCL
16:19
10 meg dalam Asering 500 ml
7. Mengambil sample darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
Hasil: sampel darah sebelumnya
16:20
sudah diambil di ugd
8. Mengambil sample feses untuk kultur
16:22
56
Hasil : untuk cek FL sedang di acc
ke asuransi
9. Anjurkan menghindari makanan
pembentukan gas, pedas dan
57
Hasil: pasien minum ±700/hari
5. Menganjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
17:15 Hasil: pasien tampak mengerti
apa yang dijelaskan oleh perawat
6. Mengkolaborasi pemberian cairan
20:40 Hasil : pasien terpasang IVFD
asering + KCL 10 meq/6 jam
21:40
Meloding cairan RL 500ml
mengobservasi ttv ulang post
loding cairan RL 500ml.
Defisit nutrisi 18:23 1. mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan
Hasil: pasien mengatakan tidak ada alergi
makan
18:25 2. mengidentifikasi makanan yang
disukai
hasil: pasien mengatakan suka dengan
segala jenis makanan
18:26
3. Memonitor asupan makanan
Hasil: pasien mengatakan makan 3x sehari
tetapi menghabiskan ½ porsi makan
58
dijelaskan oleh perawat
Terapi:
Diet rendah serat 1500 kkal/hari
Infus loading RL KOSONG 500 ml, cek
TTV ulang, lalu jika stabil lanjut KCl
10 meq dalam Asering 500 ml/6 jam
Ciprofloxacin 2x400 mg IV (Empiric
Day-1)
Esola 1x40 mg IV
ODR 3x4 mg IV rutinkan
Sumagesic 3x1 tab po jika nyeri/demam
GANTI jadi Sistenol 500/200 mg 3x1 tab
po jika nyeri/demam
New Diatabs 2 tab/diare maks 12
tab/hari
HP Pro 3x1 tab po
2 Jumat, 25/11/22 Diare 15:00 1. Memonitor warna, volume, frekuensi,
dan konsistensi feses
Hasil: warna feses kuning, volume
±10cc/BAB, frekuensi 1x bab,
konsistensi cair.
Memberikan terpi obat ODR 4mg iv
bolus pelan
17:00
Pasien BAB 1x cair, volume 10cc
2. Monitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perinal
Hasil: pasien mengatakan tidak ada
kemerahan atau terasa perih dibagian
59
anusnya
3. Memberikan cairan intravena
Hasil: pasien terpasang cairan KCL
10 meg dalam Asering 500 ml
4. Mengambil sample feses untuk kultur
Hasil : untuk cek FL masih belum
acc ke asuransi (pasien tidak mau
15:00
bayar pribadi)
&
17:00 5. Melakukan kolaborasi pemberian obat
pengeras fese
Hasil: New diatab 2 tab/diare maks 12
tab/hari (pasien diberikan karena
diare)
Hypovolemia 17:00 1. Memeriksa tanda dan gejala
hypovolemia dan mengobservasi ttv
Hasil: pasien mengatakan lemas,
TD: 90/65mmHg, N : 64x/mnt, S
36.9C, RR 19x/mnt, volume urin
± 200cc, turgor kulit elastis, CRT
<2 detik.
17:10 2. Monitor intake dan output cairan
Hasil: intake : 1310cc/7jam,
output : 468,6cc/7jam
3. mengitung kebituhan cairan
Hasil: 2060cc/hari
4. memerikan asupan cairan oral
Hasil: pasien minum ±800/hari
5. Mengkolaborasi pemberian cairan
Hasil : pasien terpasang IVFD
asering + KCL 10 meq/6 jam
Defisit nutrisi 18:00 1. menyajikan makanan secara menarik
60
dan suhu yang sesuai
Hasil: makanan telah disediakan oleh
petugas gizi
2. Memonitor asupan makanan
Hasil: pasien menghabiskan ½ porsi
makan
18:35
3. menganjurkan makan dengan porsi
kecil dan sering secara bertahap
hasil : pasien tampak mengarti apa yang
dijelaskan oleh perawat
18:40 mendampingi dr.dimas visite
advice:
Rencana Diagnosis:
Besok pagi2 Subuh/selesai kolf ke-4 cek
elektrolit pos koreksi (yg mana yg lebih
dulu)
Terapi:
Diet rendah serat 1500 kkal/hari
Infus KCl 10 meq dalam Asering 500
ml/6 jam
Ciprofloxacin 2x400 mg IV (Empiric
Day-2)
Esola 1x40 mg IV
ODR STOP
Sistenol 500/200 mg 3x1 tab po jika
nyeri/demam
New Diatabs 2 tab/diare maks 12
tab/hari
Hp Pro 3x1 tab po
Obat pulang:
Baquinor Forte 2x500 mg po
S-omevell 1x20 mg po
Vometa FT 3x10 mg po jika mual
61
Sistenol 500/200 mg 3x1 tab po jika
nyeri/demam
New Diatabs 2 tab/diare maks 12
tab/hari
Hp Pro 3x1 tab po
62
hypovolemia dan mengobservasi ttv
Hasil: pasien mengatakan lemas,
TD: 110/70 mmHg, N : 70x/mnt,
S 36.4C, RR 20x/mnt, volume
urin ± 100cc, turgor kulit elastis,
CRT <2 detik.
8. Monitor intake dan output cairan
Hasil: Intake = 675cc/7jam
Output = 168.6cc/7 jam
9. mengitung kebituhan cairan
Hasil: 2060cc/hari
10. memerikan asupan cairan oral
Hasil: pasien minum ±400/hari
11. Mengkolaborasi pemberian cairan
Hasil : pasien terpasang IVFD
asering 500ml/6 jam
Defisit nutrisi 09:30 7. Memonitor asupan makanan
Hasil: pasien mengatakan sudah bisa
menghabiskan 1 porsi makan
8. Monitor berat badan
Hasil: BB pasien saat ini 47kg
9. menganjurkan makan dengan porsi
kecil dan sering secara bertahap
hasil : pasien tampak mengarti apa yang
dijelaskan oleh perawat
63
64
EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/Hari Diagnose Evaluasi
Kamis, 24/11/22 DX 1 S : pasien mengatakan BAB cair ampas 3x
21:45 O : pasien masih tampak lemas, bab cair
ampas berwarna kuning 45cc, tidak ada
lendir dan darah,
A : Diare b.d proses infeksi belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan sesuai DPJP
DX 2 S : pasien mengatakan hari ini sudah
minum 400cc
O : pasien masih tampak lemas, mukosa
bibir tampak sedikit kering,
Urine 200cc/7jam,
Intake = 1500cc/7jam
Output = 268.6cc/7 jam
Kebutuhan cairan pasien 2060 cc/hari
Kalium : 3,0
TD : 90/65 mmHg
N : 64x/mnt
S : 36.9C
RR : 19x/mnt
Terpasang IVFD Asering 500ml+KCL
10meq/6 jam
Tetesan infus lancer, tanda flebitis-
A : Hypovolemia b.d kehilangan cairan
aktif teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan sesuai DPJP
DX 3 S : pasien mengatakan nafsu makan
menurun dan merasa mual,
O : pasien tampak menghabiskan makan ¼
porsi, bising usus 34x/menit
A : Defisit nutrisi b.d penurunan intake
makanan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan sesuai DPJP
65
jumat, 25/11/22 Dx 1 S : pasien mengatakan BAB cair ampas 2x
Jam 21:00 O : pasien masih tampak lemas, bab cair
ampas berwarna kuning 20cc, tidak ada
lendir dan darah,
A : Diare b.d proses infeksi teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan sesuai DPJP
Dx 2 S : pasien mengatakan hari ini sudah
minum 800cc
O : pasien masih tampak lemas, mukosa
bibir tampak sedikit kering,
Urine 400cc/7jam,
Intake = 1310cc/7jam
Output = 468.6cc/10 jam
Kebutuhan cairan pasien 2060 cc/hari
Kalium : 3,0
TD : 92/61 mmHg
N : 70x/mnt
S : 36.5C
RR : 18 x/mnt
Terpasang IVFD Asering 500ml+KCL
10meq/6 jam
Tetesan infus lancer, tanda flebitis-
A : Hypovolemia b.d kehilangan cairan
aktif belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan sesuai DPJP
Dx 3 S : pasien mengatakan nafsu makan
menurun, mual berkurang
O : pasien tampak menghabiskan makan ½
porsi, bising usus 30x/menit
A : Defisit nutrisi b.d penurunan intake
makanan teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan sesuai DPJP
Sabtu, 26/11/22 Dx 1 S : pasien mengatakan BAB cair ampas
66
Jam 07:00 tidak ada
O : pasien masih tampak lebih segar,
keluhan bab tidak ada
A : Diare b.d proses infeksi teratasi
P : intervensi dihentikan dan diperbolehkan
pulang
Dx 2 S : pasien mengatakan hari ini sudah
minum 400cc
O : pasien tampak lebih segar, mukosa
bibir lembab, turgor kulit elastis, CRT<2
detik
Urine 100cc/4jam,
Intake = 675cc/4jam
Output = 168.6cc/10 jam
Kebutuhan cairan pasien 2060 cc/hari
Kalium : 3,0
TD : 110/70mmHg
N : 70x/mnt
S : 36.4C
RR : 20 x/mnt
Terpasang IVFD Asering 500ml/6 jam
Tetesan infus lancer, tanda flebitis-
A : Hypovolemia b.d kehilangan cairan
aktif teratasi
P : intervensi dihentikan
Dx 3 S : pasien mengatakan nafsu makan
membaik, mual tidak ada
O : pasien tampak menghabiskan makan 1
porsi, bising usus 25x/menit
A : Defisit nutrisi b.d penurunan intake
makanan teratasi
P : intervensi dihentikan
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aniq Noor Mutsaqof, Wiharto S.T M.Kom, Esti Suryani S.Si M.Kom
(2016). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan
Forward Chaining.
Amih Huda Nuraarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. (2015). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Yogyakarta.
Andi Fatmawati. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Kasus Diare
Pada Anak Di Ruang Madinah RSI Siti Khadijah Palembang.
( http://repository.stik-sitikhadijah.ac.id/241/1/41505001.pdf )
Esmi Sinaga. (2018). Asuhan keperawatan anak pada anak c pasien diare ruang
rawat nginap di puskesmas puuwatu tahun.
(https://www.scribd.com/document/394184751/KTI-ESMI-SINAGA)
Debby Daviani Prawati, Dani Nasirul Haqi. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota Surabaya.
Dinar Nur Inten, Andalusia Neneng Permatasari. (2019). Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan
Eating Clean.
M. Fadila Arie Novard, Netti Suharti, Roslaili Rasyid. (2019). Gambaran Bakteri
Penyebab Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan Pola
Resistensinya di Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-
2016.
68
Profil Kesehatan Indonesia. (2017).
Rospita, Teuku Tahlil, Mulyadi. (2017). Upaya Pencegahan Diare Pada Keluarga
Dengan Balita Berdasarkan Pendekatan Planned Behavior Theory.
Heri Saputro & Intan Fazrin . (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit.
Jakarta.
Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.
Wong, (2008). Wong, buku ajar keperawatan pediatrik (Vol 2). Jakarta: EGC.
Yustiana Olfah, APP., M.Kes & Abdul Ghofur, S.Kp, M. K. (2016). Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta.
69
70