Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dengan dosen Ibu Ns. Florentina Dian Maharina, M.Kep
Menurut (Wulandari dan Erawati 2016) penyakit typhoid disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella thposa / Eberthela thyposa yang merupakan kuman negatif, motil
dan tidak menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70 C dan antiseptik. o Salmonella
thyphosa mempunyai 3 macam antigen yaitu :
4) Personal hygine
Diisi dengan bagaimana kebersihan diri dari sejak sehat dan saat sakit. Klien
dengan typhoid akan mengalami kelemahan fisik akibat infeksi Salmonella
typhi, sehingga kebersihan diri tidak dapat dilakukan.
5) Aktivitas dan latihan
Bagaimana aktivitas bermain klien (di dalam rumah/di luar rumah dan dengan
siapa saja). Penderita typhoid biasanya bedrest, sehingga hanya berbaring di
tempat tidur dan aktivitasnya akan dibantu
4. Pemeriksaan fisik
Pemriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, berat
badan, dan nilai GCS (Glasgow Coma Scale). (Setiadi, 2012). Pada pemeriksaan
fisik ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan umun dan tanda – tanda vital
Keadaan umum klien typhoid, penampilan menunjukan keadaan sakit ringan
sampai berat tergantung pada suhu tubuh. Tanda vital pada umumnya stabil
kecuali akan mengalami ketidakstabilan suhu pada klien yang mengalami
typhoid.
2) Sistem pernafasan
Menilai dan melaporkan inspeksi dada dalam keadaan statis (bentuk dada,
kelainan dinding dada) dan dinamis (keterlambatan gerak, retraksi). Adanya
gangguan respirasi ditandai dengan peningkatan frekuensi nafas.
3) Sistem kardiovaskuler
Umumnya klien mengalami takikardi (sebagai respon terhadap stres dan
hipovolemia), mengalami hipertensi (sebagai respon terhadap nyeri), hipotensi
(keadaan dan tirah baring). Pengisian kapiler biasanya normal, dikaji pula
keadaan konjungtiva, adanya sianosis dan auskultasi bunyi jantung.
4) Sistem pencernaan
Sistem pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk dapat diserap/absorbsi oleh tubuh. Pada klien
typhoid biasanya di periksa pada abdomen.
5) Sistem urinaria
Awal klien akan mengalami penurunan jumlah output urine, hal ini terjadi
karena adanya pembatasan intake Output urine akan berangsur normal seiring
dengan peningkatan intake oral.
6) Sistem persyarafan
Pengkajian fungsi cerebral meliputi tinkat kesadaran klien, perilaku dan
penampilan, bahasa dan fungsi intelektual. Gunakan skala koma glasgow
untuk menilai tingkat kesadaran. Kaji tingkat kesadaran, penurunan sensori,
nyeri, reflek, fungsi syaraf cranial dengan fungsi syaraf serebral. Umumnya
klien typhoid dengan peningkatan suhu tubuh tidak mengalami penyimpangan
dalam fungsi persyarafan. Pengkajian fungsi persyarafan meliputi : tingkat
kesadaran, saraf kranial dan reflek.
7) Sistem integument
Integumen terdiri dari kulit, kuku, rambut dan kulit kepala, menyediakan
perlindungan eksternal untuk tubuh, membant meregulasi suhu tubuh,
merupakan organ sensori nyeri, suhu dan perdaban.
8) Sistem moskuloskeletal
Pengkajian muskuloskaletal terdiri dari inspeksi dan pengkajian terhadap
gerak sendi, tonus otot, dan kekuatan otot.
5. Data Data Psikososial
1) Status emosional
Pengendalian emosi mood yang dominan, mood yang dirasakan saat ini,
pengarruh atas pembicaraan orang lain, dan kesetabilan emosi.
2) Konsep diri
Dikaji pola konsep diri yang meliputi gambaran diri, ideal diri, identitas diri
dan peran. Konsep diri menggambarkan bagamana seseorang memandang
dirinya sendiri, kemampuan dan perasaan klien.
3) Gaya komunikasi
Cara klien bicara, cara memberi informasi, penolakan untuk berespon,
komunikasi non verbal, kecocokan bahasa verbal dan nonverbal.
4) Pola interaksi
Kepada siapa klien menceritakan tentang dirinya, hal yang meenyebabkan
klien merespon pembicaraan, kecocokan ucapan dan prilaku, anggaran
terhadap orang lain, hubungan dengan lawan jenis
5) Pola koping
Pola koping umm dan keefektifan keterampilan dalam mentoleransi stress
dan apa yang dilakukan klien dalam mengatasi masalah, kepada siapa klien
mengadukan masalah
6) Data spiritual
Data yang harus dikaji meliputi arti kehidupan yang penting dalam
kehidupan klien, keyakinan tentang penyakit dan kesembuhan, hubungan
kepercayaan dengan Tuhan, pelaksanaan ibadah, keyakinan bantuan Tuhan
dalam proses kesembuhan yang diyakini tentang kehidupan dan kematian.
6. Data penunjang
Menurut (Setiadi, 2012) pemeriksaan laboratorium, darah yaitu HB, leukosit,
trombosit, hematokrit, AGD, data penunjang untuk klien dengan typhoid yaitu:
1) Laboratorium
Pemeriksaan darah ditemukan leukopenia antara 3000-4000/mm3 dan
trombositopenia.
2) Terafi
Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang
dan tidak menimbulkan banyak gas. Obat pilihan utama adalah
kloramfenikol atau tiamfenikol.
3) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan mengait data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut (PPNI 2017) sebagai berikut :
1) Hipertermia berhubungan dengan inflamasi penyakit
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan kehilangan nafsu makan
3. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut (PPNI 2018) sebagai berikut :
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk jika
mampu
2. Anjurkan diet yag di
programkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
1. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Fokus tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi dari
perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional bervariasi, tergantung dari individu
dan masalah yang spesifik, tetapi ada beberapa komponen yang terlibat dalam
implementasi asuhan keperawatan yaitu pengkajian yang terus menerus,
perencanaan, dan pengajaran (Wilkinson 2016)
2. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi,
dan implementasinya. Tahap evaluasi pada proses keperawatan meliputi kegiatan
mengukur pencapaian tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara
membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.
Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan maka
perawat dapat menentukan efektivitas asuhan keperawatan (Wilkinson 2016).
Patoflow
Daftar Pustaka
Wulandari, Dewi dan Meira Erawati. 2016. BUKU AJAR KEPERAWATAN. Pustaka Pelajar
Ulfa, Farissa dan Oktia Handayani. 2018. “KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PAGIYANTEN.” HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
RESEARCH AND DEVELOPMENT 2:227–38.
Levani, Yelvi dan Aldo Prastya. 2020. “DEMAM TIFOID : MANIFESTASI KLINIS, PILIHAN
TERAPI DAN PANDANGAN DALAM ISLAM.” JURNAL BERKALA ILMIAH
KEDOKTERAN 3:10–16
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1 ed. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1 ed. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. 2018. Standar luaran Keperawatan Indonesia. 1 ed. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PersatuanPerawat Nasioanl Indonesia