Anda di halaman 1dari 13

19/03/2016

LAPORAN PENDAHULUAN
SISTEM PENCERNAAN

DEFINISI
Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari dari luar dan mempersiapkan
bahan makanan unruk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah,
menelan dan penyerapan ) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai
ke anus. Setiap sel dalam tubuh memerlukan suplay makanan yang terus-menerus untuk
bertahan hidup. Makanan memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti
jaringan yang rusak, dan untuk pertumbahan.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah
dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi
dengan unsur-unsur air,elektrolik, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh,
makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan.
Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar
dapat (diabsorpsi). Zat makan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik spanjang
saluran pencernaan. Zak makanan merupakan sumber energi dari sel yang membentuk
adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


ANATOMI FISIOLOGI PENCERNAAN
Proses pencernaan
Peristiwa yang terjadi dalam sistem pencernaan meliputi pergerakan makanan, sekresi
getah cerna pencernaan, dan absorpsi.
1. Pergerakan makanan
2. Sekresi getah cerna
3. Pencernaan
4. Absorpsi
Lapisan Dinding Saluran Pencernaan
Secara umum dinding saluran pencernaan terdiri atas empat lapisan yang mempunyai
fungsi berbeda-beda:
1. Tunika Mukosa: merupakan mukosa lapisan dalam yang diliputi lapisan epitel,
menyekresi mukus, dan melepaskan hormon ke dalam darah membentuk kelenjar
eksokrin untuk menyekresi asam, enzim, air, dan iom-ion ke dalam lumen
2. Tunika Submukosa: merupakan jaringan ikat ke dua sebelah dalam yag dilalui
pembuluh darah dan pembuluh limfe yang besar, cabangnya menembus lapisan
mukosa.
3. Tunika Muskularis: lapisan ini merupakan lapisan otot
4. Tunika Serosa: Lapisan tunika serosa merupakan lapisan luar jaringan ikat yang
mengelilingi saluran pencernaan.
Gambar organ pencernaan:

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


ORGAN PENCERNAAN
1. Mulut
Merupakan organ pertama dari saluran pencernaan yang letaknya meluas dari bibir sampai
istmus fausium yaitu perbatasan mulut dengan faring. Mulut terdiri atas bagian vestibulum
oris dan kavum oris propia.
Organ kelengkapan mulut
a. Bibir: bagian eksternal ditutupi oleh kulit, sedangkan bagian internal oleh jaringan
epitel yang mengandung mukosa. Pada kavum oris terdapat dua buah palatum ( tulang
langit-langit) yaitu:
 Palatum durum (palatum keras)
 Palatum molle (palatum lunak)
b. Pipi: merupakan kelengkapan mulut bagian luar yang dilapisin oleh kulit. Pipi
memiliki fasia bukofaringeal dengan jaringan lemak korpus adiposa.
c. Gigi: merupakan alat bantu yang berfungsi menguyah dan berbicara terdiri dari gigi
sulung dan gigi permanen.
d. Lidah: terdapat dalam kovum oris. Bagian-bagian lidah adalah sebagai berikut.
 Pangkal lidah (radiks lingua)
 Badan lidah (dorsum lingua)
 Ujung lidah (apeks lingua)
Papila pada permukaan lidah terdiri atas:
a) Papila filiformis: tersebar di seluruh permukaan lidah.
b) Papila fungiformis: terdapat pada tepi lidah bagian apeks.
c) Papila sirkumvalate: terdapat didepan sulkus terminasi lidah.
d) Papila foliate: terdapat di tepi samping posterior lidah.
e. Kelenjar ludah (saliva) kelenjar yang menyekresi larutan mukus ke dalam mulut
bertujuan membasahi dan melumasi partikel makanan sebelum ditelan. Bagian-bagian
kelenjar lidah:
 Kelenjar lidah bawah rahang (kelenjar submaksilaris)
 Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingua)
 Kelenjar parotis

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


2. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan, panjangnya
kurang lebih 12 cm. Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat dan jaringan otot melingkar.
Organ yang terpenting dalam faring adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
bnyak mengandung limfosit untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, menyaring,
dan mematikan bakteri. Faring terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Nasofaring (pars nasalis): merupakan bagian superior yang menghubungkan
hidung dengan faring.
b. Orofaring (pars oralis): merupakan bagian media yang menghubungkan rongga
mulut dengan faring.
c. Laringo faring (pars laringis): merupakan bagian interior yang menghubungkan
laring dengan faring.
Lapisan dinding faring
1. Tunika mukosa
2. Tunika muskularis
3. Tunika adventisia
Faring pada proses menelan
Proses menelan dibagi dalam 3 tahap yaitu
1. Stadium volunter
2. Stadium faringeal
3. Stadium esofageal

3. Esofagus (kerongkongan)
Merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring, panjangnya kira-kira 25 cm
dengan posisi mulai dari tengah leher sampai ujung bawah rongga dada di belakang trakea.
Pada permulaan esofagus terdapat kelenjar mukosa komposita.
Lapisan dinding esofagus dari dalam ke luar:
a) Lapisan selaput (mukosa),
b) Lapisan submukosa,
c) Lapisan otot melingkar (muskular sirkuler),
d) Lapisan otot memanjang (muskular longitudinal).

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


4. Lambung
Lambung merupakan saluran cerna yang berbentuk huruf J melebar dan berada di
regio epigastrik, umbilikal, dan hipokondriak kiri rongga abdomen.
Organ berbatasan dengan Lambung
Anterior : lobus kiri hati dan dinding abdomen anterior
Posterior : aorta abdominal, pankreas, limfa, ginjal kiri dan kelenjar adrenal
Superior : diafragma, esofagus dan lobus kiri hati
Inferior : kolon transversum dan usus halus
Kiri : diafragma dan limpa
Kanan : hati dan duodenum.
Struktur lambung
Lambung berhubungan dengan esofagus di bagian sfingter kardiak dan
berhubungan denan duodenum di sfingter pilorus. Lambung memiliki dua lengkung
(kurvatur): kurvatur minor yang berada dipermukaan posterior lambung yang menurun ke
dinding posterior esofagus dan kurvator mayor yang berada di permukaan anterior lambung.
Lambung dibagi tiga regio: fundus, badan, dan antrum. Di ujung distal antrum
pilorus, terdapat sfingter pilorus, yang menjaga pintu antara lambung dan duedonum. Saat
lambung kosong, sfingter pilorus berelaksasi dan terbuka, kemudian saat lambung berisi
makanan, sfingter pilorus menutup.
Berikut gambar lambung dan struktur terkaitnya:

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


Otot lambung terdiri atas 3 lapisan otot polos: lapisan luar-serat longitudinal,
lapisan tengah-serat sirkular, dan lapisan dalam-serat obliq.susunan otot ini memungkinkan
karakteristik gerakkan mengocok/mengaduk pada lambung dan gerakan peristaltik. Otot
sirkular merupakan otot terkuat di antrum pilorus dan sfingter pilorus.

Getah lambung
Fungsi getah lambung adalah sebagai pencair makanan yang ditelan lebih lanjut,
penyakresi asam klorida (mengasamkan makanan dan memnghentikan kerja amilase saliva,
membunuh mikroba yang tertelan mulut, meberikan suasana asam yang diperlukan pepsin
untuk mencerna yang efektif), menyekresi mukus yang mencegah cedera mekanik dinding
lambung serta mencegah cedera kimia dengan bekerja sebagai barie antara dinding lambung
dan getah lambung yang korosif.
Terdapat tiga fase sekresi getah lambung:
1. Fase sefalik: aliran getah lambung ini tejadi sebelum makan mencapai lambung dan
karena stimulasi refleks saraf vagus (parasimpatik) yang diinisiasi oleh penglihatan, bau,
atau pengecapan makanan. Saat saraf vagus dipotong (vagotomi), fase sekresi lambung
ini berhenti.
2. Fase gastrik: saat distimulasi oleh keberadaan makanan, sel eteroendokrin di antrum
pilorus dan duodenum menyekresi gastrin, suatu hormon yang lansung yang melelui
darah yang beredar.
3. Fase intestinal (usus): saat sebagian isi lambung yang dicerna mencapai usus halus, dua
hormon yaitu sekretin dan kolesistokinin, dihasilkan oleh sel endokrin di mukosa usus.
Hormon ini menurunkan sekresi getah lambung dan memperlambat motilitas lambung.
Dengan memperlambat kecepatan pengosongan lambung, kime di duodenum menjadi
semakain tercampur rata dengan empedu dan getah pankreas, fase sekresi lambung ini
paling penting saat individu mengonsumsi makanan tinggi lemak

Fungsi Lambung
1. Menyimpan sementara yang memberikan waktu bagi enzim pencerna dan pepsin
bekerja.
2. Prncerna kimia-pepsin mengubah protein menjadi pilopeptida.
3. Menghancurkan secara mekanis tiga otot polos yang melapisi lambung memungkin
kan lambung bekerja sebagai pengaduk, yaitu getah lambung bercampur dengan isi
lambung diubah menjadi kime.

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


4. Absorpsi dari air, alkohol, dan sebagian obat larut-lemak tang terbatas
5. Pertahanan non-spesifik terhadap mikroba oleh asam hidroklorida di dalam getah
lambung.
6. Mengatur jalan nya isi lambung menuju duodenum.
7. Sekresi hormon gastrin.

5. Usus Halus
Usus halus menyambung dengan lambung di sfingter pilorus dan mengarah ke usus
besar di katup ileosekal. Panjang nya lebih dari 5 meter dan berada di rongga abdomen
yang dikelilingi oleh usus besar.
Panjang duodenum sekitar 2,5 cm dan melingkari kepala pankreas. Sekresi dari
kantung empedu dan pankreas dilepaskan ke duodenum melalui struktur umum, ampila
hepatopankreatik, dan pintu menuju duedenum dijaga oleh sfingter hepatopankreatik(Oddi)
Jejunum merupakan bagian tengah usus halus dan panjangnya sekitar 2 cm. Heum atau
bagian terminal, memiliki panjang 3 cm dan ujungnya berada di katup ileosekal, yang
mengendalikan aliran materi dari ileum ke sekum, bagian pertama usus besar, dan
mencegah regurgitasi.
Fungsi usus halus adalah sebagai penghasil gerakan peristalsis, penyekresi getah
usus, pencernaan karbohidrat, protein dan lemak secara kimia di dalam enterosit vili,
perlindungan terhadap infeksi oleh mikroba yang telah bertahan dari kerja.
Fungsi Getah Pankreas
1. Pencernaan protein
2. Pencernaan karbohidrat
3. Pencernaan lemak.

Fungsi empedu
1. Garam empedu mengemulsi lemak di usus halus.
2. Garam empedu membuat kolesterol dan asam lemak dapat larut sehingga dapat
diabsorpsi di dinding usus.
3. Pigmen empedu, bilirubin, diubah menjadi sterkobilin dalam fases dan
urobilinogen di urine
4. Warna sterkobilin dan menyebabkan bau fases.

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


Pelepasan dari kantung empedu
Saat makan dan dimakan, duedonum menyekresi ormon sekretin dan CCK saat
fasein festinal. Hormon-hormon ini merangsang kontraksi kandung empedu dan relaksasi
sfingterhepatopankreatik, yang memungkinkan getah empedu dan pankreas untuk melalui
duodenum bersam-sama. Sekresi semakin meningkat saat kime masuk ke dalam duodenum
yang berisi proporsi lemak yang tinggi.
Sekresi Usus
Kandungan dasar sekresi usus adalah air, mukus, dan garam mineral. Sebagian
besar enzim pencernaan di usus halus berada di dalam enterosit dinding vili. Pencernaan
karbohidrat, protein, dan lemak terjadi melalui kontak langsung antara nutrien dan
mikrovili serta dalam enterosit. Enzim yang terlibat dalam pencernaan makanan secara
kimia adalah peptidase, lipase, sukrose, maltase, dan laktase.
Gerah usus yang bersifat basa (pH 7,5-8) membantu meningkatkan getah isi usus
antara 6,5 dan 7.
Entrokinase mengaktifkan peptidase pankreatik seperti tripsin yang mengubah
sebagian polipeptida menjadi asam amino dan sebagian peptida berukuran lebih kecil.
Tahap akhir pemecahan semua peptida menjadi asam amino terjadi di dalam enterosit.
Lipase terlibat dalam pencernaan lemak yang diemulsikan menjadi asam lemak dan
gliserol yang terjadi di dalam usus dan esterosit.
Sukrose, maltase, dan laktase terlibat dalam pencernaan karbohidrat dengan
mengubah disakarida, seperti sukrose, maltase dan laktose menjadi monosakarida di
dalam eritrosit.
Stimulasi mekanik kelenjar usus oleh kime dipercayai menjadi stimulus utama
untuk sekresi getah usus, walaupun hormon sekretin juga dapat terlihat.
6. Usus Besar
Panjang usus besar sekitar 13 meter, yang memanjang dari sekumdi fossa iliaka kana
hingga rektum dan saluran anus di pelvis. Diameter lumennya sekitar 6,5 cm, lebih besar
daripada lumen usus halus. Usus halus terbagi menjadi:
a. Sekum merupakan bagian pangkal kolon dan merupakan area buntu di bagian
inferiornya dan bersambung dengan kolon asenden bagian superiornya.
b. Kolon asenden kolon ini berjalan menuju ke atas, yakni dari sekum ke bagian
kolon setinggi hati di mana kolon membentuk garis lengkung yang tajam di bagian
kiri fleksur hepatika untuk membentuk kolon transversum.

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


c. Kolon transversum merupakan lengkung kolon yang melintangi (horizontal) di
rongga abdomen di depan duodenum dan lambung menuju area limpa dimana
kolon ini membentuk fleksur splenik dan lengkungan tajam ke bawah menjadi
kolon desenden.
d. Kolon desenden kolon ini berjalan menuju ke bawah rongga abdomen kemudian
melengkung menuju garis tengah.
e. Kolon sigmoid kolon ini membentuk suatu lengkung berbentuk huruf S di pelvis
yang berlanjut ke bawah membentuk rektum.
f. Rektum merupakan bagian kolon yang sedikit melebar dan memiliki panjang
sekitar 13 cm.
g. Saluran anus merupakan saluran pendek yang panjangnya sekitar 3,8 cm pada
orang dewasa dan memanjang dari rektum hingga bagian eksterior.
Gambar struktur usus besar

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


PATOFISIOLOGI PENCERNAAN
1. Komplikasi di luar usus halus
- Bronchitis
- Bronkpnemonia
- Grisfolopati
- Koleristitis
- Meningitis
- Miokarditis
- Kronik karier

Data Penunjang
1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosa
- Pemeriksaan darat tepi
Terdapat gambaran leukopenia, umfositosis relatif dan eneosinosilia pada
nermuloar sakit. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan.
- Pemeriksaan sumsum tulang
Terdapat gambaran sumsum tuang berupa hiperaktif RES dengan adanya sel
markofag sedangkan sistem eritroposis, graruloposis dan tromopesis
berkurang.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosa
- Biakan empedu
Basil Salmonela Typhosa dapat ditemukan dalam darah penderita biasanya
dalam minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan dalam urin
dan feses biasanya positif.
- Pemeriksaan Kidal
Dasar pemeriksaan ialah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur
dengan suspensi antigen S. typhosa. Pemeriksaan (+) ialah bila terjadi reaksi aglutinasi.
Dengan jalan mengencerkan serum untuk membuat diagnosis yang diperlukan ialah titer
zat anti terhadap antigen O liter yang ternilai 1/200.

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


CHOLESTASIS
Cholestasis adalah kondisi yang terjadi akibat terhambatnya aliran empedu dari saluran
empedu ke intestinal. Cholestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum
dalam jumlah normal. (Nazzer, 2010)
Etiologi
Penyebab cholestasis dibagi menjadi 2 : intrahepatic cholestasis ekstrahepatic cholestasis.
1. Intrahepatic cholestasis terjadi akibat gangguan pada sel hati yang terjadi akibat
infeksi bakteri yang menimbulkan abses pada hati, biliary cirrhosis primer, virus
hepatitis, infeksi TBC atau sepsis.
2. Extrahepatic cholestasis disebabkan oleh tumor saluran empedu, cista, struktur
(penyempitan saluran empedu), pankreatitis atau tumor pada pankreas, tekanan
tumor atau massa sekitar rgan. Batu empedu adalah salah satu penyebab palin
umum dari saluran empedu.
Patofisiologi
Empedu adalah cairan yang disekresi hati berwarna hijau kekuningan merupakan
kombinasi produksi dari hepatosit dan kolangiosit. Empedu mengandung asam empedu,
kolestrol, toksin yang terdetoksifikasi, elektrolit, protein, dan bilirubin terkonyugasi.
Kolesterol dan asam empedu merupakan bagian terbesar dari empedu sedangkan bilirubin
terkonyugasi merupakan bagian kecil. Bagian utama dari aliran empedu adalah sirkulasi
enterohepatik dari asam empedu. Hepatosit adalah sel epitelial dimana permukaan
basolateralnya berhubungan dengan darah portal sedangkan permukaan apikal
(kanalikuler) berbatasan dengan empedu. Hepatosit adalah epitel terpolarisasi berfungsi
sebagai filter dan pompa bioaktif memisahkan racun dari darah dengan cara metabolisme
dan detoksifikasi interaseluler, mengeluarkan hasil proses tersebut dalam empedu. Salah
satu contoh adalah penanganan dan detoksifikasi dari bilirubin tidak terkonyugasi
(bilirubin indirek).
Bilirubin tidak terkonyugasi yang larut dalam lemak diambil dari darah oleh transporter
pada membran basolateral, dikonjugasi interaseluler oleh enzim UPDGTA yang
mengandung P450 menjadi bilirubin terkonjugasi yang larut air dan dikeluarkan ke dalam
empedu oleh transporter mrp2. Mrp2 merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap
aliran bebas asam empedu. Walaupun asam empedu dikeluarkan dari hepatosit kedalam
empedu oleh transporter lain, yaitu pompa aktif asam empedu. Pada keadaan dimana aliran
asam empedu menurun, sekresi dari bilirubin terkonjugasi juga terganggu menyebabkan
hiperbilirubinemia terkonjugasi. Proses yang terjadi di hari seperti inflamasi, obstruksi,

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


gangguan metabolik, dan iskemia menimbulkan gangguan pada transpor hepatobiller
menyebabkan penurunan aliran empedu dan hiperbilirubinemi terkonjugasi (Arief, 2010).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Pemeriksaan Laboratorium
 Permeriksaan Rutin
 Pemeriksaan Khusus
2. Pencitraan
 Pemeriksaan ultrasonografi
 Sinigrafi hati
 Pemeriksaan kolangiografi
3. Biopsi Hati
Gambaran histopatologik hati adalah alat diagnostik yang paling dapat diandalkan.

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan


DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin.(2009).Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa keperawatan.
Jakarta:Salemba medika.
Himawan, Sutisno. 1973. Patifiologi. Media Aesculapius : Jakarta.

Soeparman. 1967. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan

Anda mungkin juga menyukai