DISUSUN
O
L
E
H
Fransisca Bintang
Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru
Tahun Ajaran 2010/2011
Kata Pengantar
Puji serta syukur penulis haturkan kehadirat Allah yang maha kuasa karena atas
berkatnyalah penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Adapun
maksud dari pembuatan makalah ini sebagai bahan untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan
yang telah di berikan dosen kepada kelompok kami.
Adapun dalam pembahasan mengenai Hipertensi dalam kehamilan berarti
bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak
murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah
menegakkan diagnosis seawal mungkin. Hipertensi kronik mungkin sudah terdapat sebelum
kehamilan, mungkin meliputi 3-20% dari seluruh hipertensi dalam kehamilan. Sebab yang
umum : hipertensi esensial, kelainan ginjal, penyakit vaskular, endokrin, penyakit kolagen.
Ucapan terimakasih penulis haturkan pada Dosen pembimbing, teman- teman
sekelompok dan dari berbagai pihak lainnya yang telah banyak berpartisipasi, membantu dan
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
dapat dijadikan pelajaran untuk pembuatan makalah dan perrbaikan di kemudian hari.
Demikianlah kata pengantar dari penulis dan mohon maaf jika ada kesalahan kata yang
menyinggung perasaan para pembaca. Terimakasih
Hipertensi Gravidarum Pada Kehamilan Muda
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah
menderita hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak
murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah
menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :
Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.
Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan
darah sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.
Klasifikasi
Hipertensi Essensial – Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan
pertamakehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.
Hipertensi Gestasional – Kenaikan tekanan darah diatas normal pada
waktu kehamilan tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca
persalinan.
Pre-Eklampsia dan Eklampsia – Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria
(>0,3 gr dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi
kenaikan tekanan darah dan ada
keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut.
Pada pemeriksaanlaboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah
trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.
Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik – Pre eklampsia yang terjadi pada
penderita hipertensiesensial.
Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat
anti hipertensi antara lain Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine
PATOFISIOLOGI PRE-EKLAMPSIA
Sampai sekarang etiologi pre-eklampsia belum diketahui. Membicarakan
patofisiologinya tidak lebih dari "mengumpulkan" temuan-temuan fenomena yang beragam.
Namun pengetahuan tentang temuan yang beragam inilah kunci utama suksesnya penangaan
pre-eklampsia.
Sehingga pre-eklampsia / eklampsia disebut sebagai "the disease of many theories in
obstetrics."
Perubahan kardiovaskular
Turunnya tekanan darah pada kehamilan normal : karena vasodilatasi perifer. Vasodilatasi
perifer disebabkan penurunan tonus otot polos arteriol, akibat :
1. meningkatnya kadar progesteron dalam sirkulasi
2. menurunnya kadar vasokonstriktor (adrenalin/noradrenalin/ angiotensin II)
3. menurunnya respons dinding vaskular terhadap vasokonstriktor akibat produksi vasodilator
/ prostanoid yang juga tinggi (PGE2 / PGI2)
4. menurunnya aktifitas susunan saraf simpatis vasomotor
Pada trimester ketiga akan terjadi peningkatan tekanan darah yang normal ke tekanan darah
sebelum hamil. + 1/3 pasien pre-eklampsia : terjadi pembalikan ritme diurnal, tekanan darah
naik pada malam hari. Juga terdapat perubahan lama siklus diurnal menjadi 20 jam per hari,
dengan penurunan selama tidur, yang mungkin disebabkan perubahan di pusat pengatur
tekanan darah atau pada refleks baroreseptor.
DIAGNOSIS PRE-EKLAMPSIA
Diagnosis pre-eklampsia ditegakkan berdasarkan :
1. Peningkatan tekanan darah yang lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg
2. Atau peningkatan tekanan sistolik > 30 mmHg atau diastolik > 15 mmHg
3. Atau peningkatan mean arterial pressure >20 mmHg, atau MAP > 105 mmHg
4. Proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam atau > 1 g/ml
5. Diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak waktu 6 jam
6. Edema umum atau peningkatan berat badan berlebihan
Tekanan darah diukur setelah pasien istirahat 30 menit (ideal). Tekanan darah sistolik adalah
saat terdengar bunyi Korotkoff I, tekanan darah diastolik pada Korotkoff IV.
Bila tekanan darah mencapai atau lebih dari 160/110 mmHg, maka pre-eklampsia disebut
berat. Meskipun tekanan darah belum mencapai 160/110 mmHg, pre-eklampsia termasuk
kriteria berat jika terdapat gejala lain seperti.
PENATALAKSANAAN PRE-EKLAMPSIA
1. Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah kamar
bersalin. Tidak harus ruangan gelap. Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih kriteria
ini :
2. Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan konservatif. Medisinal : sama
dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre-
eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan
maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera dilakukan
terminasi. JANGAN LUPA : OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL, 4-6 L / MENIT !!
Obstetrik : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. Bila ada indikasi, langsung terminasi.
Penatalaksanaan eklampsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas, yang ditandai
dengan timbulnya kejang dan / atau koma. Sebelumnya wanita hamil itu menunjukkan gejala-
gejala pre-eklampsia (kejang-kejang dipastikan BUKAN timbul akibat kelainan neurologik
lain).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala pre-eklampsia disertai kejang dan atau koma.
Sikap obstetrik : mengakhiri kehamilan dengan trauma seminimal mungkin untuk ibu.
Pengobatan medisinal : sama seperti pada pre-eklampsia berat. Dosis MgSO4 dapat ditambah
2 g intravena bila timbul kejang lagi, diberikan sekurang-kurangnya 20 menit setelah
pemberian terakhir. Dosis tambahan ini hanya diberikan satu kali saja.
Jika masih kejang, diberikan amobarbital 3-5 mg/kgBB intravena perlahan-lahan.
JANGAN LUPA : OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL, 4-6 L / MENIT !!
Perawatan pada serangan kejang : dirawat di kamar isolasi dengan penerangan cukup,
masukkan sudip lidah ke dalam mulut penderita, daerah orofaring dihisap. Fiksasi badan pada
tempat tidur secukupnya.
Sikap dasar : semua kehamilan dengan eklampsia HARUS diakhiri tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin. Pertimbangannya adalah keselamatan ibu.
Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi hemodinamika dan metabolisme ibu, paling
lama 4-8 jam sejak diagnosis ditegakkan. Yang penting adalah koreksi asidosis dan tekanan
darah.
Cara terminasi juga dengan prinsip trauma ibu seminimal mungkin. Bayi dirawat dalam unit
perawatan intensif neonatus (NICU).
Pada kasus pre-eklampsia / eklampsia, jika diputuskan untuk sectio cesarea, sebaiknya
dipakai ANESTESIA UMUM. Karena kalau menggunakan anestesia spinal, akan terjadi
vasodilatasi perifer yang luas, menyebabkan tekanan darah turun. Jika diguyur cairan (untuk
mempertahankan tekanan darah) bisa terjadi edema paru, risiko tinggi untuk kematian ibu.
Pasca persalinan : maintenance kalori 1500 kkal / 24 jam, bila perlu dengan selang
nasogastrik atau parenteral, karena pasien belum tentu dapat makan dengan baik. MgSO4
dipertahankan sampai 24 jam postpartum, atau sampai tekanan darah terkendali.
Catatan : di Indonesia
Kasus pre-eklampsia ringan sampai berat di daerah, jika mungkin, dipertahankan selama
mungkin sambil dirujuk. Karena resusitasi / perawatan intensif neonatus di daerah sangat
sulit dilakukan. Kecuali jika kasus terjadi di rumahsakit dengan fasilitas lengkap, dapat
langsung terminasi.
Tapi sebagian besar kasus masih ditangani konservatif sambil dirujuk. Akibatnya, perjalanan
penyakit makin berat, prognosis makin buruk, angka kematian maternal / perinatal makin
tinggi (pre-eklampsia / eklampsia merupakan salah satu faktor penentu angka kematian
maternal / perinatal yang terutama di Indonesia).
Prinsip : pengendalian tekanan darah, dapat dengan obat-obatan seperti pada pre-eklampsia.
Jika ada indikasi terhadap patologi lain, misalnya ureum-kreatinin tinggi, maka perlu
dilakukan hemodialisis dan terminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Susan Klein dan Fiona Thomson. 2009. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta:
PALMALL Yogyakarta
Jane Coad dan Melvyn Dunstall. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk bidan. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
http://fransiscabintang.blogspot.co.id/2011/09/hipertensi-gravidarum-pada-kehamilan.html