DALAM KEHAMILAN
Oleh :
201510330311131
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
kini merupakan suatu penyakit yang membutuhkan perhatian bagi kalangan luas,
kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal dan merupakan penyebab
resistensi insulin, kanker, dan sebagainya. Hal tersebut dikenal dengan Barker
hipotesis yaitu penyakit pada orang dewasa telah terprogram sejak dalam uterus.
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
cukup tinggi. Hipertensi alam kehamilan bisa di alami oleh semua lapisan ibu hamil
– benar dipahami oleh semua tenaga medic baik di pusat maupun di daerah
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
b. Klasifikasi
1. Pre-eklampsia
2. Hipertensi Kronis
3. Eklampsia
4. Hipertensi gestasional
darah 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kalinya pada masa
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis
4. Riwayat keluarga
6. Obesitas
d. Patofisiologi
kehamilan tetapi tidak ada satupun teori yang dianggap mutlak benar. Teori
pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel sel trofoblas
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan
otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dank eras sehingga lumen arteri
oksidan yang disebut radikal hidroksil. Oksidan ini sangat toksis pada
Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua lunak dan gembur
- teori inflamasi
e. Tatalaksana
Labetalol adalah obat yang paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine)
mungkin aman tetapi data minimal dan tidak digunakan sebagai firstline drug.
nifedipine, sedangkan yang dilarang adalah ACE inhibitor, ARB dan direct
a. Definisi
reduksi pola pertumbuhan janin. Pada IUGR terjadi proses patologi yang
berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat adanya gangguan nutrisi dan
oksigenase, atau dengan kata lain suatu keadaan yang dialami bayi dengan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari umur kehamilannya. IUGR ditentukan
bila berat janin kurang dari 10% dari berat yang harus dicapai pada usia kehamilan
tidak ada pertumbuhan. Tidak semua IUGR adalah hipoksik atau patogenik karena
ada 25-60% yang berkaitan dengan konstitusi etnik dan besar orangtua.
b. Etiologi
Maternal Plasental Fetal
c. Patogenitas
metabolic menjadi abnormal. Janin menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi pada
trimester akhir sehingga timbul IUGR yang asimetrik atau lingkar perut yang jauh
lebih kecil daripada lingkar kepala. Pada keadaan yang parah mungkin akan
sangat banyak dan antioksidan yang relative kurang ( preeklampsia) akan menjadi
kronik (pada diabetes dan hipertensi), faktor janin adalah genetik seperti trisomi
21,13,18.
d. Klasifikasi IUGR
Pada IUGR tipe-1 dijumpai tubuh janin secara keseluruhan berukuran kecil
seluler semua organ janin. IUGR tipe-1 ditandai dengan berat badan, lingkar
kepala dan panjang badan berada dibawah persentil 10. IUGR tipe 1 ini terjadi
selama kehamilan trimester ke-1 dan trimester ke-2 dan angka kejadian kira
IUGR tipe-2 terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan energi,
pertumbuhan organ vital (seperti otak dan jantung). Hal ini umumnya terjadi
kepala normal tetapi lingkar perut kecil. IUGR tipe-2 memiliki berat badan
yang kurang dari persentil ke-10, sedangkan ukuran kepala dan panjang
lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan parah, janin
pertumbuhan sel – sel secara mitosis cepat pada organ – organ janin dan
organ janin dan peningkatan kandungan DNA. Hal ini terjadi sejal
Terjadi penurunan mitosis sel dan peningkatan ukuran sel. Hal ini
g. Fase Hipertropi
Diagnosis pasti IUGR baru dapat diketahui setelah janin dilahirkan. Syarat
janin tidak dapat ditentukan dan kekeliruan yang serius dalam penatalaksanaan
pasien bisa saja terjadi. Metode skrining dan diagnosis IUGR yang dapat
minggu. Namun, secara USG sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya
biometri dan taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi. Secara
klinik pemeriksaan TFU akan sesuai dengan usia kehamilan, bila lebih rendah >3
lingkar abdomen yang tidak bertambah terlebih diameter biparietal yang juga
tidak bertambah setelah lebih dari 2 minggu. Pemeriksaan Doppler arus darah a.
umbilical, uterine dan spiralis juga mungkin dapat mencurigai secara awal adanya
Walaupun tidak ada satupun pengukuran biometri atau Doppler yang benar-
beresiko tinggi. Skrining awal berupa adanya faktor resiko yang diperoleh dari
Skrining IUGR dapat dilakukan jika terdapat satu/ lebih tanda di bawah ini:
kg pada usia kehamilan 32 minggu (untuk ibu dengan BMI < 30)
USG)
i. Tatalaksana
- Kehamilan Aterm
hilang (AEDF) atau terbalik (REDF), maka pemantauan janin harus ketat. Jika
- Kehamilan Preterm
meningkatkan asupan nutrisi, mengurangi rokok, dan anjuran istirahat tidur miring.
Pada usia kehamilan <32 minggu jika ditemukan keadaan seperti ICA < 2,5
velocimetry arteri umbilikalis hilang (AEDF) atau terbalik (REDF), maka pasien
memerlukan pemanatauan ketat di rumah sakit. Jika pada pasien ditemukan
keadaan seperti Anhydramnion (tidak ada poket) pada usia kehamilan 30 minggu
atau lebih, adanya deselerasi berulang, selama 2 minggu tidak ada pertumbuhan
janin dan paru janin sudah matang, dan pada pemeriksaan Doppler velocimtery
Jika pada pasien ditemukan keadaan seperti oligohidramnion (ICA <5 cm),
umur kehamilan 36 minggu atau lebih, Oligohidramnion pada usia kehamilan < 36
Tirah baring, terapi nutrisi tinggi protein, pemberian oksigen, dan pemberian
obat-obatan seperti channel blocker dan magnesium belum memiliki bukti ilmiah
perkembangan neurologis.
k. Prognosis
IUGR, umur kehamilan dan penyebab dari IUGR. Makin kecil persentil berat
KESIMPULAN
leopold, penambahan berat badan ibu, tinggi fundus uterus, dan ultrasonografi.
Skrining dan diagnosis yang tepat akan menghasilkan keluaran neonatal yang lebih
baik.
janin yang dipantau melalui USG Doppler. Tirah baring, terapi nutrisi tinggi
protein, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan seperti channel blocker dan
magnesium belum memiliki bukti ilmiah yang kuat untuk mencegah IUGR.
DAFTAR PUSTAKA
p.56-8.
4. Joesoef MR, Karundeng A, Runtupalit C, Moran JS, Lewis JS, Ryan CA.
in Manado, Indonesia.
Oxford.
6. Leeman, L., Dresang, L.T., and Fontaine, P., 2016. Hypertensive disorder
Medik Farmasi dan Terapi RSUD Dr. Soetomo, editor. Pedoman diagnosis
dan terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi ketiga. 2005.
h.72-83.
12. Sharon H, Jeanne M, Holmes KK. Bacterial vaginosis. In: Holmes KK,
Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit JN, Corey L, et al., editors.th
Sexually transmitted disease. 4 ed. New York: McGraw Hill; 2008. p.737-
68.
14. Williams, B., Mancia, G., Spiering, W., et al., 2018. 2018 ESC/ESH