Disusun Oleh :
Khrestyawan Lukmanto
G0006104
Achmad Gozali
G0006173
Dominikus Yudha A.
G0007059
G0007152
Pembimbing :
DR. dr.Supriyadi Hari R, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2011
ABSTRAK
Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang
ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu. Wanita dengan preeklampsia harus diobservasi dengan pengawasan
kondisi kesejahteraan ibu dan janin secara ketat1.
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban pada saat belum dalam
persalinan. Insidensi KPD berkisar antara 8 - 10 % dari semua kehamilan dan
lebih banyak terjadi pada kehamilan yang cukup bulan daripada yang kurang
bulan, yaitu sekitar 95 %, sedangkan pada kehamilan tidak cukup bulan terjadi
sekitar 34 % semua kelahiran prematur.
Sebuah kasus seorang G1P0A0, 32 tahun, UK 38+4 minggu, riwayat fertilitas
baik, riwayat obstetri belum dapat dinilai, tekanan darah 180/100 mmHg, Protein
uri ++. Janin tunggal, hidup, intra uterin, TBJ : 2900 gram, His (-), DJJ (+)
reguler, Portio lunak, mendatar, - cm, effacement - %, air ketuban (+) jernih,
tidak berbau, nitrazin test (+), STLD (-).
Adanya PEB pada ibu merupakan ancaman terjadinya hipoksia pada janin,
dengan umur kehamilan yang aterm (> 35 minggu) merupakan indikasi untuk
dilakukannya terminasi kehamilan,.
____________________________________________________________________
Kata kunci : PEB, KPD, aterm
BAB I
PENDAHULUAN
Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang
ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu1. Wanita dengan preeklampsia harus diobservasi dengan pengawasan
kondisi kesejahteraan ibu dan janin secara ketat1.
Faktor Risiko Pre-eklampsia meliputi kondisi-kondisi medis yang
berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskuler (misal, Diabetes Melitus,
Hipertensi kronik, kelainan vaskuler dan jaringan ikat), antifosfolipid antibody
syndrome, dan nefropati.4 Faktor-faktor resiko lain dihubungkan dengan
kehamilan itu sendiri atau lebih spesifik terhadap ibu dan ayah janin. 1
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban pada saat fase laten sebelum
adanya his. Pada persalinan yang normal, ketuban pecah pada fase aktif. Pada
KPD kantung ketuban pecah sebelum fase aktif. Insidensi KPD berkisar antara 8 10 % dari semua kehamilan dan lebih banyak terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan daripada yang kurang bulan, yaitu sekitar 95 %, sedangkan pada kehamilan
tidak cukup bulan terjadi sekitar 34 % semua kelahiran prematur.
Pengelolaan KPD merupakan masalah yang masih kontroversial dalam
kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu
berubah. KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang
cukup tinggi.
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap
aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai
terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan memanjang, berikutnya
akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif
ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan
tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRE-EKLAMPSIA BERAT
Definisi
Preeklampsia adalah kelainan multisystem spesifik pada kehamilan yang
ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria meningkat
secara bermakna atau terdapat tanda-tanda kerusakan organ (termasuk gangguan
pertumbuhan janin) 1.
Etiologi
Penyebab pasti Preeklampsia masih belum jelas.1 Hipotesa faktor-faktor
etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu : genetic,
imunologik, gizi dan infeksi serta infeksi antara factor-faktor tersebut. 4
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari
kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal dengan The disease of
theory adapun teori-teori tersebut antara lain :
1. Peran prostasiklin dan tromboksan S
Pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga
terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan
normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis. Aktivasi
trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin
sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini dihubungkan
dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang
tidak sempurna. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai
kompleks imun dalam serum. Beberapa study yang mendapati aktivasi
komplemen dan system imun humoral pada Preeklampsia.
3. Peran faktor genetik / familial
kehamilan itu sendiri atau lebih spesifik terhadap ibu dan ayah janin. 1
Faktor yang berhubungan
dengan kehamilan
Abnormalitas
kromosom
pernah
menikahi
Mola hidatidosa
Hidrops fetalis
Riwayat Preeklampsia
Donor
inseminasi donor
kongenital
ISK
Pemaparan
atau Nullipara
oosit
Anomali
preeklampsia
pada keluarga
Kehamilan ganda
struktur
Preeklampsia
pada
kehamilan sebelumnya
Kondisi medis khusus :
DM,
HT
Obesitas,
Kronik,
Penyakit
Ginjal, trombofilia
terbatas
terhadap sperma
Primipaternity
Stress
Antibody
antifosfolipid syndrom
Patofisiologi
Walaupun penyebab pasti Preeklampsia tetap tidak jelas, banyak teori
memusatkan masalah pada impantasi plasenta dan level invasi trofoblas. Penting
diingat bahwa walaupun hipertensi dan proteinuria adalah kriteria diagnostik
Preeklampsia, kedua hal ini hanyalah symptom / gejala dari perubahan-perubahan
patofisiologi yang muncul pada kelainan ini. Salah satu perubakan patofisiologi
yang paling menonjol adalah vasospasme sistemik yang sangat nyata yang
bertanggung jawab terhadap penurunan perfusi semua system organ. Perfusi juga
berkurang karena hemokonsentrasi vaskuler dan pengeluaran cairan ke rongga
ketiga. Selain itu, Preeklampsia disertai oleh respon inflamasi berlebihan dan
aktivasi endotel yang tidak tepat. Aktivasi kaskade pembekuan dan resultan dari
pembentukan thrombin lebih lanjut menghalangi aliran darah organ.1
Tanda-tanda utama pada Preeklampsia adalah :
1.
2.
3.
Perubahan plasentasi
PGE2/PGI2
Renin/angiotensin II
Vasokonstriksi arteri
Kerusakan endotel
Hipertensi sistemik
Klasifikasi
Tromboksan
Disfungsi endotel
endotelin, NO
DIC
Ginjal
SSP
Proteinuri
GFR
kejang
koma
Hati
LFT abnormal
Organ lainnya
iskemi
fibrin,
trombin
Preeklampsia
termasuk
kelainan
hipertensi
dalam
kehamilan.
gestasional.
Hipertensi kronik adalah peningkatan tekanan darah yang timbul sebelum
kehamilan, terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau menetap setelah 12
minggu post partum. Sebaliknya, Preeklampsia didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah dan proteinuria yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu.
Eklampsia, komplikasi berat preeklampsia adalah munculnya kejang pada wanita
dengan preeklampsia. Kejang eklampsia relatif jarang dan muncul <1% wanita
dengan eklampsia.
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik ditandai dengan
proteinuria (atau dengan peningkatan tiba-tiba level protein jika sebelumnya
sudah ada proteinuria), peningkatan mendadak hipertensi ( dengan asumsi telah
ada proteinuria) atau terjadi HELLP Syndroma.
Hipertensi gestasional didiagnosa jika terjadi kenaikan tekanan darah
tanpa proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu dan tekanan darah kembali
normal dalam 12 minggu post partum. Seperempat wanita dengan hipertensi
gestasional mengalami proteinuria dan belakangan berkembang menjadi
preeklampsia.
Wanita hamil dengan tekanan darah
>140/90 mmHg
Sebelum usia kehamilan 20 minggu
Proteinuria (-) /
stabil
Proteinuria
(+) /
Proteinuria
(+) /
meningkat, TD
meningkat,
HELLP
Syndroma
Hipertensi
Preeklampsia
Preeklampsia /
kronik
superimposed
Pre eklampsia dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :6
pada Hipertensi
kronik
Proteinuria (-) /
Hipertensi
Gestasional
a. Genuine pre-eklampsia
Gejala pre-eklampsia yang timbul setelah kehamilan 20 minggu disertai
dengan oedem (pitting) dan kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg
sampai 160/90. Juga terdapat proteinuria 300 mg/24 jam (Esbach)
b. Super imposed pre-eklampsia
Gejala pre-eklampsia yang terjadi kurang dari
20 minggu disertai
proteinuria 300 mg/24 jam (Esbach), dan bisa disertai oedem. Biasanya
disertai hipertensi kronis sebelumnya.
Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk preeklampsia :
Preeclampsia
Tekanan darah : sistolik > 140 mmHg atau diastolic > 90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu yang sebelumnya memiliki tekanan darah yang normal.
Proteinuria : 0,3 gr atau lebih protein 24 jam
Preeklampsia berat
Tekanan darah : sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 110 mmHg
Proteinuria : 5 gr atau lebih protein 24 jam
Gejala lain : oliguria ( < 500 ml urin dalam 24 jam), gangguan pandangan, edema
paru dan sianosis, nyeri epigastrik kuadran atas, gangguan fungsi liver,
trombositopenia, gangguan pertumbuhan janin.
Pencegahan
Tidak ada alat ukur yang pasti untuk mencegah preeclampsia. 1 walaupun
demikian, beberapa usaha untuk mencegah preeclampsia telah dilakukan, antara
lain :
A. Pencegahan non medical
1. Restiksi garam
Tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeclampsia
2. Suplementasi diet yang mengandung :
a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya
Omega-3 PUFA.
b. Antioksidan : vit C, vit E, B karoten, CoQ1o-N-Acethyl cysteine,
zinc, magnesium, calcium.
3. Tirah baring tidak terbukti :
a. Mencegah terjadinya preeclampsia
b. Mecegah persalinan preterm
Di Indonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang
mempunyai resiko tinggi terjadinya preeclampsia.
tinggi
terjadinya
preeclampsia,
meskipun
belum
HELLP syndrom
Perdarahan otak
Gagal ginjal
Hipoalbuminemia
Ablatio retina
Edema paru
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perawatan Aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan
pemeriksaan fetal assesment (NST & USG).
1. Indikasi (salah satu atau lebih)
a. Ibu
- Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
- Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejalagejala status quo (tidak ada perbaikan).
b. Janin
- Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
- Adanya tanda IUGR
c. Laboratorium
- Adanya "HELLP syndrome" (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia).
Pengobatan Medisinal
Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu :
1. Segera masuk rumah sakit
2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit,
refleks
patella setiap jam.
3. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125
cc/jam) 500 cc.
4. Antasida
waktu 3 menit.
- Berikan oksigen.
- Lakukan pernapasan buatan.
c. Magnesium sulfat dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan
sudah terjadi perbaikan (normotensif).
Penanganan konservatif
1. Indikasi : Bila kehamilan preterm kurang 37 minggu tanpa disertai tandatanda inpending eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medisinal : Sama dengan perawatan medisinal pada
pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan intravenous,
cukup
Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) masih merupakan suatu teka-teki di bidang
obstetrik, hal ini dapat dilihat dari etiologi yang belum jelas, kesulitan dalam
mendiagnosis, berhubungan dengan resiko pada ibu dan janin dan juga karena
panatalaksanaannya yang bermacam-macam dan masih merupakan kontroversi.
KPD dapat diartikan sebagai pecahnya ketuban pada saat fase laten sebelum
adanya his. Pada persalinan yang normal, ketuban pecah pada fase aktif. Pada
KPD, kantung ketuban pecah sebelum fase aktif. 5
KPD terjadi pada 10 % kehamilan, dimana sebagian besar terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 37 minggu dan juga terjadi spontan tanpa sebab yang jelas.5
Etiologi Dan Patogenesis
KPD diduga terjadi karena adanya pengurangan kekuatan selaput ketuban,
peningkatan tekanan intrauterine maupun keduanya. Sebagian besar penelitian
menyebutkan bahwa KPD terjadi karena berkurangnya kekuatan selaput ketuban.
Selaput ketuban dapat kehilangan elastisitasnya karena bakteri maupun his. Pada
beberapa penelitian diketahui bahwa bakteri penyebab infeksi adalah bakteri yang
merupakan flora normal vagina maupun servix. Mekanisme infeksi ini belum
diketahui pasti. Namun diduga hal ini terjadi karena aktivitas uteri yang tidak
diketahui yang menyebabkan perubahan servix yang dapat memfasilitasi
terjadinya penyebaran infeksi. Faktor lainnya yang membantu penyebaran infeksi
adalah inkompetent servix, vaginal toucher (VT) yang berulang-ulang dan koitus.4
Moegni, 1999, mengemukakan bahwa banyak teori yang menyebabkan
KPD, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen sampai infeksi. Namun
sebagian besar kasus disebabkan oleh infeksi. Kolagen terdapat pada lapisan
kompakta amnion, fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintesis
maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi
interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi
1
peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan
sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion/amnion yang
menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.4
dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan bishop score lebih dari 5,
section cesaria bila ketuban pecah kurang dari 5 jam dan bishop score
kurang dari 5.
Terapi ketuban pecah dini adalah :2,3,4
a. Terapi konservatif
-
Bila umur kehamilan sudah 32-34 minggu masih keluar, maka pada
usia kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi
kehamilan
b. Terapi Aktif
-
STATUS PENDERITA
A.
ANAMNESIS
Tanggal 24 November 2011
1. Identitas Penderita
Nama
: Ny. Ira
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Agama
: Islam
Alamat
Status Perkawinan
: Kawin 1 kali
HPMT
: 28 Februari 2011
HPL
: 5 Desember 2011
UK
: 38+4 minggu
Tanggal Masuk
: 23 November 2011
No.CM
: 01098006
Berat badan
: 67 Kg
Tinggi Badan
: 158 cm
2. Keluhan Utama
Kepala pusing dan kaki bengkak
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang G1P0A0, 39 tahun dengan keluhan kaki bengkak. Pasien
merasa hamil 7 bulan, kenceng-kenceng belum dirasakan, air kawah
dirasakan keluar sejak 20 jam SMRS, gerak janin masih dirasakan, lendir
darah (-). Pasien tidak merasakan sakit kepala yang terpusat di dahi, tidak
merasakan pandangan kabur, tidak merasakan nyeri pada ulu hati.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Mondok
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
6. Riwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
Belum dapat dinilai (I : Hamil ini)
8. Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Teratur, pertama kali periksa ke puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan
dengan frekuensi 1x/bulan
9. Riwayat Haid
-
Menarche
: 12 tahun
Lama menstruasi
: 7 hari
Siklus menstruasi
: 28 hari
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Baik, CM, Gizi cukup
Tanda Vital
Tensi
: 180/100 mmHg
Nadi
: 88 x / menit
: 36,5 0C
Kepala
: Mesocephal
Mata
THT
Leher
Thorax
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: Sonor/Sonor
Perkusi
Ekstremitas :
Oedema
+
Akral dingin
-
2. Status Obstetri
Inspeksi
Kepala
: Mesocephal
Mata
Wajah
Thorax
Abdomen
: 30 cm
TBJ
: 2900 gram
HIS (-)
Pemeriksaan Leopold
I
II
III
IV
Ekstremitas :
Oedema
+
akral dingin
-
Pemeriksaan Dalam :
VT
UPD
C.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
: 13,5 gr/dl
Hematokrit
: 40 %
Antal Eritrosit
: 4,05 x 103/uL
Antal Leukosit
: 9,9 x 103/uL
2.
Antal Trombosit
: 179 x 103/uL
Golongan Darah
:A
GDS
: 93 mg/dL
Ureum
: 15 mg/dL
Creatinin
: 0,5 mg/dL
Na+
: 138 mmol/L
K+
: 3,2 mmol/L
Ion klorida
: 112 mmol/L
SGOT
: 16 u/l
SGPT
: 10 u/l
Albumin
: 3,5 g/dl
LDH
: 307 U/L
PT
: 15,8
APTT
: 30,0
HbS Ag
: non reaktif
Nitrazin Test
: (+) positif
Protein Urin
: (++) / positif
: 80
FL
: 70
AC
: 324
EFBW
: 2980
KESIMPULAN
DIAGNOSIS AWAL
PEB pada KPD 20 jam pada primigravida hamil postdate belum dalam
persalinan
F.
PROGNOSIS
Jelek
G. TERAPI
Usul SCTP emergensi
Protab PEB:
o Infus RL 12 tpm
o O2 5 lpm
o Injeksi MgSO4 40% 8 gr, 4 gr bokong kanan, 4 gr bokong kiri
dilanjutkan 4 gr / 6 jam / 24 jam post partum
o Nifedipin 3 x 10 mg
o Pasang DC
Injeksi Ceftriaxon 1 gram / 8 jam iv
Cek darah lengkap
Informed consent
Sedia darah WB
Konsul anestesi
Konsul jantung
BAB IV
ANALISIS KASUS
A.
Analisis Status
1. Pre-eklampsia Berat
Kriteria diagnostik untuk preeklampsia :
Preeclampsia
Tekanan darah : sistolik > 140 mmHg atau diastolic > 90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu yang sebelumnya memiliki tekanan darah yang normal.
Proteinuria : 0,3 gr atau lebih dalam urin 24 jam
Preeklampsia berat
Tekanan darah : sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 110 mmHg
Proteinuria : 5 gr atau lebih protein 24 jam
Gejala lain : oliguria ( < 500 ml urin dalam 24 jam), gangguan pandangan, edema
paru dan sianosis, nyeri epigastrik kuadran atas, gangguan fungsi liver,
trombositopenia, gangguan pertumbuhan janin.
Pada kasus ini kriteria yang mendukung ke arah pre-eklampsia berat
(PEB ) yaitu :
a)
b)
c)
pernah
menikahi
Mola hidatidosa
Hidrops fetalis
Riwayat Preeklampsia
Kehamilan ganda
Donor
oosit
inseminasi donor
preeklampsia
pada keluarga
Pemaparan
atau Nullipara
Preeklampsia
pada
terbatas
terhadap sperma
Anomali
struktur
kongenital
kehamilan sebelumnya
Primipaternity
ISK
DM,
HT
Obesitas,
Kronik,
Penyakit
Ginjal, trombofilia
Stress
Antibody
antifosfolipid syndrom
Pada kasus ini faktor resiko terjadinya pre-eklampsia berat adalah
nullipara.
2. KPD
Diagnosis KPD 20 jam dapat ditegakkan dari :
a.
Anamnesis : pasien mengaku keluar air kawah sejak 20 jam yang lalu dari
jalan lahir.
b.
Pada pasien ini faktor predisposisi terjadinya KPD tidak jelas. Diagnosis
kehamilan aterm ditegakkan bila usia kehamilan berlangsung 37 sampai 40
minggu.
B.
DAFTAR PUSTAKA