Anda di halaman 1dari 38

TUGAS PERCEPTORAN

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT AHMAD YANI
METRO
2014

Pembimbing:
dr. Trestyawati Sp.OG

Disusun oleh:
Laili Hasanah, S.Ked
Meta Sakina, S.Ked

ORGAN GENITALIA INTERNA


UTERUS
sebuah organ muskuler dengan
bentuk, berat, dan dimensi yang
sangat bervariasi, tergantung
pada stimulasi estrogen dan
riwayat persalinan.
Uterus mempunyai ukuran
panjang 7 - 8 cm, lebar 4 - 5
cm serta tebal 3-4 cm.

Bagian-bagian uterus, yaitu:


1. Fundus uteri: letaknya di bagian kranial dan mempunyai
permukaan yang bundar. Berbatasan dengan tuba uterina.
2. Korpus uteri: merupakan badan uterusbagian n yang utama,
terletak menghadap ke arah kaudal dan dorsal. Fasies
vesikalis uteri dipisahkan dari vesika urinaria oleh spasium
uterovesikalis. Fasies intestinalis uteri dipisahkan dari kolon
sigmoid di bagian kranial dan dorsal oleh excavatio
rektouterina. Pada margo lateralis melekat lig.latum uteri.
Tempat janin berkembang, endometrium licin.
3. Serviks uteri: letak mengarah ke kaudal dan dorsal.
Merupakan bagian yang terletak antara isthmus uteri dan
vagina. Endometrium berkelok.

4. Cavum uteri : rongga fundus dan korpus, dilapisi


selaput lendir, kaya kelenjar, dan bermuara di
vagina.
5. Kanalis servikalis: saluran yang menyambungkan
serviks dengan vagina
6. . Isthmus uteri: bagian ini mengecil, panjang kira
kira 1 cm. Pada masa gravid bagian ini menjadi
bagian dari korpus uteri dan dalam klinis disebut
segmen bawah rahim. saluran yang
menyambungkan kavum uteri sama kanalis
servikal.
7. Ostium uteri : pintu masuk kanalis servikalis

Anatomi Uterus

Ligamentum-ligamentum
Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt)
a. Mencegah supaya uterus tidak turun
b. Di dalamnya terdapat pembuluh darahyang arteria & vena
uterine
Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra
Menahan uterus supaya tidak dapat bergerak
Ligamentum Rotundum sinistra & dextra
Menahan uterus dalam antefleksi, Pada perempuan hamil
sering
mengalami nyeri pada daerah kaki bawah dikarenakan
ligamean
rotundum tegang
Ligamentum Latum sinistra & dextra
Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba
uterina dan uterus di sebelah belakang ligamentum latum
terdapat ovarium/indung telur

Vaskularisasi uterus yaitu:

1. A . Uterina, cabang dari a. Illiaca interna, berjalan


melalui dasar lig. Latum, berjala sepanjang tepi uterus,
memberi cabang ke bag. Atas serviks dan korpus, setelah
mencapai pangkal tuba bercabang mjd :
1. Cabang fundus uteri
2. Ramus tubarius, melalui meso salping ke tuba
3. Ramus ovarii, beranastomosis dg cabang a. Ovarika

2. A. Ovarika, cabang dari aorta berjalan melalui


ligamnetum suspensorium ovariimembentuk hilus
menjadi cabang ke dalam ovarium dan cabang tuba ,
beranastomosis r. Ovarii aa. auterina

SECTIO CAESARIA

DEFINISI SECTIO CAESARIA


Suatu persalinan buatan, dimana
janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di
atas 1000 gram.

JENIS
1. Seksio sesarea Klasik, insisi memanjang
pada korpus uteri, kira-kira sepanjang 10 cm.
2. Seksio sesarea transperitoneal profunda
(supra cervicalis = lower segmen caesarean
section) dengan insisi pada segmen bawah
rahim.
3. Seksio sesarea diikuti dengan
histerektomi (caesareanhysterectomy =
seksio histerektomi).
4. Seksio sesarea ekstraperitoneal tanpa
membuka peritonium parietalis, dengan
demikian tidak membuka kavum abdominal.
5. Seksio sesarea vaginal.

ISTILAH
Seksio sesarea primer (elektif).
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara
seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya
pada panggul sempit (CV < 8 cm).
Seksio sesarea sekunder.
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa
(partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus
percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea.
Seksio sesarea ulang (repeat caesarean section).
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous
caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan
seksio sesarea ulang.

INDIKASI

Indikasi ibu
Panggul sempit absolut.
Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan
obstruksi.
Stenosis serviks / vagina.
Plasenta previa.
Disproporsi sefalopelvik.
Ruptura uteri membakat.
Partus lama (prolonged labor).
Partus tak maju (obstructed labor).
Distosia serviks.
Pre-eklamsi dan hipertensi.

Indikasi janin
Kelainan letak (letak lintang, letak
bokong, presentasi dahi dan muka,
presentasi rangkap, gemeli).
Gawat janin.
Pada umumnya seksio sesarea tidak
dilakukan pada:
Janin mati.
Syok, anemia berat, sebelum diatasi.
Kelainan kongenital berat

SEKSIO SESAREA KLASIK


1.

Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan


operasi dipersempit dengan kain suci hama.

2.

Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis
sepanjang 12 cm sampai di bawah umbilikus lapis demi lapis
sehingga kavum peritoneal terbuka.

3.

Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan kasa


laparotomi.

4.

Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim
(SAR), kemudian diperlebar secara sagital dengan gunting.

5.

Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin


dikeluarkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri.
Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong di
antara kedua penjepit.

6. Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan 10 U


oksitosin ke dalam rahim secara intra mural.
7. Luka insisi SAR dijahit kembali.
Lapisan I: endometrium bersama miometrium dijahit
secara jelujur dengan benang catgut khromik.
Lapisan II: hanya miometrium saja dijahit secara
simpul (berhubung otot SAR sangat tebal) dengan
catgut khromik.
Lapisan III: perimetrium saja, dijahit secara simpul
dengan benang catgut biasa.
8. Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa
dieksplorasi.
9. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan
akhirnya luka dinding perut dijahit.

INDIKASI SS KLASIK
1. Bila terjadi kesukaran dalam
memisahkan kandung kencing untuk
mencapai segmen bawah rahim,
misalnya karena adanya perlekatanperlekatan akibat pembedahan seksio
sesarea yang lalu, atau adanya tumortumor di daerah segmen bawah rahim.
2. Janin besar dalam letak lintang.
3. Plasenta previa dengan insersi plasenta
di dinding depan segmen bawah rahim.

KELEBIHAN
Mengeluarkan janin lebih
cepat.
Tidak mengakibatkan
komplikasi kandung kemih
tertarik.
Sayatan bisa diperpanjang
proksimal atau distal.

KEKURANGAN
Infeksi mudah menyebar secara
intraabdominal karena tidak ada
reperitonealisasi yang baik.
Untuk persalinan berikutnya lebih
sering terjadi ruptura uteri spontan.

SS TRANSPERITONEAL PROFUNDA
Desinfeksi lapangan operasi dan ditutup dengan
kain suci hama.
Insisi dinding perut lapis demi lapis sampai
kavum peritoneal terbuka.
Dibuat bladder flap, yaitu dengan menggunting
peritoneum kandung kencing di depan SBR
secara melintang. Peritoneum kandung kencing
ini disisihkan secara tumpul ke arah samping
dan bawah dan kandung kencing yang
disisihkan dilindungi dengan spekulum kandung
kencing

Dibuat insisi pada SBR 1 cm di bawah irisan


peritoneum kandung kencing.
selaput ketuban dipecahkan.
Janin dilahirkan dengan meluksir kepala
kemudian tali pusat dijepit dan dipotong.
Plasenta dilahirkan.
Kontrol perdarahan dan kontaksi.
Evaluasi kedua adnexa dan bersihkan kavum
abdomen.
Dinding perut dijahit lapis demi lapis.

KOMPLIKASI
Infeksi puerperal (nifas).

Ringan; dengan kenaikan suhu beberapa hari saja


Sedang; dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi,
disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.
Berat; dengan peritonitis, sepsis dan ileus paraliti
Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar,
dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapart
karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
Penanganannya adalah dengan pemberian cairan
elektrolit dan antibiotika yang adekuat dan tepat.

Perdarahan

banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuk


atonia uteri
perdarahan pada placental bed

Luka kandung kemih, emboli paru dan keluha


kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu
tinggi.
Kemungkinan ruptura uteri spontan pada
kehamilan mendatang.

Dinding abdomen
Struktur pada dinding
abdomen lapis demi
lapis
1. Kulit
2. Jaringan lemak
subkutan
3. Fasia
4. Otot
5. Pembuluh darah dan
syaraf yang mensuplai
struktur-struktur
tersebut

Fascia
Definisi
selaput tipis (membrane ) dan
jaringan ikat fibrous yang meliputi
seluruh permukaan
tubuh/membungkus otot ataupun
bentukan lain

Fasia
Lapisan
Fasia superfisial
Fasia profunda

Fungsi fasia
Superfisialis

Profunda

Penyimpanan (Fascia Superficialis


dapat mengandung sejumlah
deposit air dan lemak
Konduksi (mengandung pembuluh
darah dan saraf yang dibawa Ke
dan Dari cutis diatasnya.
Bantalan pelindung ( Menyimpan
lemak dan air sehingga dapat
memberi perlindungan terhadap
syok mekanis
Isolator panas ( Lapisan Lemak
dan Air menghasilkan pelindung
efektif terhadap hilangnya panas
tubuh dengan cepat

Penyimpanan ( Fascia Superficialis


dapat mengandung sejumlah
deposit air dan lemak
Konduksi ( mengandung pembuluh
darah dan saraf yang dibawa Ke
dan Dari cutis diatasnya.
Bantalan pelindung ( Menyimpan
lemak dan air sehingga dapat
memberi perlindungan terhadap
syok mekanis
Isolator panas ( Lapisan Lemak
dan Air menghasilkan pelindung
efektif terhadap hilangnya panas
tubuh dengan cepat

Tubektomi
Definisi :
Tubektomi atau ligasi tuba adalah prosedur
pembedahan yang membuat wanita steril
dengan memotong, mengikat, menjepit,
membakar atau memblokir saluran tuba,
sehinggatelur dan sperma tidak dapat
bertemu.Bedah ini dianggap permanen,
meskipun kadang-kadang reversibel
(dengan bedah pembalikan ligasi tuba).

Jenis-jenis tubektomi

1. Teknik Fomeroy
2. Teknik madlener
3. Teknik Irving
4. Teknik Aldridge
5. Teknik uchida
6. Teknik kroener

Teknik Fomeroy
Cara ini dilakukan dengan
mengangkat bagian tengah
dari tuba sehingga
membentuk suatu lipatan
terbuka, kemudian dasarnya
diikat denganbenang dapat
diserap, tuba di atas dasar
itu dipotong. Setelah
benang pengikat
diserap,maka ujung-ujung
tuba terpisah satu sama
lain. Angka kegagalan
berkisar 0- 40%

Teknik Madlener
Bagian tengah dari tuba
diangkat dengan cunam Pean
sehingga terbentuk suatu
lipatanterbuka. Kemudian
dari dasar lipatan tersebut
dijepit dengan cunam kuatkuat, danselanjutnya dasar
itu diikat dengan benang
yang tidak dapat diserap.
Pada cara ini tidakdilakukan
pemotongan tuba. Sekarang
cara Madlener tidak
dilakukan lagi karena
angkakegagalannya relative
tinggi yaitu 1-3%

Teknik irving
Pada cara ini tuba
dipotong antara dua
ikatan benang yang
dapat diserao; ujung
proksimaldari tuba
ditanamkan ke
dalam miometrium,
sedangkan ujung
distal ditanamkan ke
dalamligamentum
latum

Tubektomi
Teknik Aldridge
Peritneum dari
ligamentum latum
dibuka dan
kemudian tuba
bagian distal
bersamasamadengan
fimbriae ditanam
ke dalam
ligamentum latum

Teknik kroener

Teknik aldridge

Bagian fimbria dari tuba


dikeluarkan dari lubang
operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera dibuat melalui
bagian mesosalping di bawah
fimbria. Jahitan ini diikat dua
kali,satu mengelilingi tuba dan
yang lain mengelilingi tuba
sebelah proksimal dari
jahitansebelumnya. Seluruh
fimbria dipotong. Setelah pasti
tidak ada perdarahan, maka
tuba dikembalikan ke dalam
rongga perut.

Peritneum dari
ligamentum latum
dibuka dan kemudian
tuba bagian distal
bersama-samadengan
fimbriae ditanam ke
dalam ligamentum
latum

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai