Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN MAKALAH

MODUL REPRODUKSI
GANGGUAN PADA KEHAMILAN

KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG, GINJAL, PARU, ENDOKRIN,

PENINGKATAN TEKANAN DARAH DALAM KEHAMILAN : HIPERTENSI


GASTASIONAL, PREEKLAMSI,

EKLAMPSI KEHAMILAN DENGAN RIWAYAT BEDAH SESAR.

DOSEN:

dr. Ferry Iskandar KS,SpOG

Nama:

Viona Andila

NPM:

1910070100033

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua
14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
ke40).

Kegawat daruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi
dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak
penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya
(Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999). Kegawat daruratan neonatal adalah situasi yang
membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia
28 hari), serta membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan
kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff,
Brousseau, 2006). ) Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu pertolongan
tepat, cermat, dan cepat untuk mencegah kematian/kecacatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kehamilan pada penyakit jantung, ginjal, paru, dan endokrin?


2. Bagaimana peningkatan darah dalamm kehamian :
a. Hipertensi gastasional
b. Preeklamsi
c. Eklamsi
d. Kehamilan dengan riwayat bedah cecar

1.3 Tujuan

1. Mampu memahami tentang kehamilan dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, paru, dan
endokrin.
2. Mampu memahami peningkatan darah dalam kehamilan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kehamilan dengan riwayat penyakit jantung

Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan
kematian yang tinggi pada kehamilan atau persalinan. . Hal itu disebabkan oleh peningkatan
beban hemodinamik pada saat hamil, bersalin dan melahirkan yang dapat meperburuk gejala dan
mencetuskan berbagai macam komplikasi pada wanita yang sebelumnya sudah menderita
penyakit jantung. Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder. Kelainan primer
akibat kelainan kongenital, katup, iskemik dan kardiomiopati. Sedangkan sekunder akibat
penyakit lain seperti hipertensi, anemia berat, dan lain-lain.
Perubahan Hemodinamik Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik
karena peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama dan
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai aterm. Distribusi
aliran darah dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow meningkat sekitar 30
persen pada trimester pertama dan menetap atau sedikit menurun sampai melahirkan. Pada
wanita berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah dari rahim menjadi masalah karena aliran
darah sudah tidak teratur. Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak sepenuhnya
dimengerti, yang diakibatkan oleh perobahan volume cairan tubuh.

2.2 Kehamilan penyakit ginjal

Kehamilan dengan kelainan ginjal kronis merupakan kehamilan dengan risiko yang
sangat tinggi. Karena kehamilan sendiri bisa menyebabkan kelainan – kelainan pada ginjal
seperti infeksi saluran kemih, gagal ginjal akut, hipertensi dan lain sebagainya. Dalam kehamilan
terjadi perubahan anatomik dan fungsional ginjal dan saluran kemih, yang sering menimbulkan
gejala, kelaian fisik, dan perubahan hasil laboratorium.
Pielonefritis kronik merupakan predisposisi terjadinya pielonefritis akut dalam
kehamilan. Penderita mungkin menderita tekanan tinggi, pada keadaan penyakit yang lebih berat
didapatkan penurunan tingkat filtrasi glomerulus (GFR), dan hasil urinalisis dapat normla,
mungkin ditemukan protein kurang dari 2 g per hari, dan gumpalan sel darah putih.
Glomerulonefritis akut jarang dijumpai pada perempuan hamil yang menjadi penyebab biasanya
Streptokokus beta-hemolitikus tipe A, apabila penyakitnya diketahui dalam trimester ketiga,
maka harus dibedakan dengan preeklampsia dan eklampsia. Perempuan hamil dengan
glomerulonefritis kronik, pada pemeriksaan kehamilan pertama dapat dijumpain proteinuria,
sedimen yang tidak normal, dan hipertensi, suatu ciri tetap ialah makin memburuknya funsi
ginjal karena makin lama makin banyak kerusakan yang diderita oleh glomerulus ginjal, bahkan
sampai tercpai tingkat akhir, yakni ginjal kisut.
2.3 Kehamilan dengan riwayat penyakit paru

Tuberkulosis pada kehamilan merupakan masalah tersendiri karena selain mengenai ibu,
juga dapat menular pada janin yang dikandung. Komplikasi perinatal seperti ukuran janin kecil
untuk masa kehamilan, berat bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum, kematian janin,
dan tuberkulosis kongenital merupakan beberapa penyulit yang dapat timbul pada seorang ibu
hamil yang menderita tuberkulosis. Diagnosis klinis tuberkulosis pada ibu hamil lebih sulit untuk
terdiagnosis karena gejala yang muncul seperti kelelahan, sesak nafas, berkeringat, lemas, batuk,
dan demam ringan mirip dengan gejala fisiologis kehamilan.
Kehamilan dengan asma merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi diperkirakan
meningkat pada dua dekade belakangan ini. Perubahan faal paru, fluktuasi hormonal dan aspek
imunologi interaksi antara ibu dan janin mungkin mempunyai peran dalam tingkat kontrol asma
pada ibu hamil. Penelitian meta analisis hubungan asma pada kehamilan dengan BBLR.

2.4 Kehamilan dengan riwayat penyakit endokrin

A. Kelenjar adrenal
Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada konsentrasi serum kortisol, kortisol
bebas, aldosteron, deoxycorticosterone, corticosteroid binding globulin, dan adrenocorticotropic
hormone. Pada trimester ke dua akan ditemukannya peningkatan pada corticosteroid binding
globulin dan akan meningkat dua kali lipat pada saat usia kehamilan aterm. Konsentrasi kortisol
bebas dan total akan meningkat pad awal trimester kedua.

B. Pankreas
Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi postprandial dan
hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan, estrogen dan progesteron akan menyebabkan sel
islet semakin besar, hyperplasia pada sel beta, sekresi insulin dan meningkatnya sensifisitas
jaringan perifer terhadap insulin. Keadaan seperti ini pada bebrapa wanita hamil bisa saja akan
menyebabkan diabetes gestasional.

C. Kelenjar Pituitari
Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa kehamilan dan hal ini berhubungan
dengan proliferasi estrogen pada produksi sel prolaktin. Perbesaran ini mungkin akan
berpengaruh pada kebutuhan darah terhadap kelenjar pituitary, terutama mengingat tingginya
risiko pada perdarahan yang banyak pada saat postpartum.
D. Kelenjar Tiroid

Selama trimester pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai meningkat dan puncaknya
pada saat pertengahan masa kehamilan, terutama akan menghasilakan peningkatan pada
peningkatan thyroid binding globuli. . Thyroid stimulating hormone sementara akan menurun
pada trimester pertama. Setelah penurunan ini, kadarnya akan meningkat seperti pada keadaan
sebelum hamil pada akhir trimester ketiga.

2.5 Hipertensi pada kehamilan

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian


maternal. Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan. Hipertensi pada
kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg. Dibagi menjadi ringan- sedang (140 –
159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg)
a. Pre-eklampsia adalah sindrom pada kehamilan (>20 minggu), hipertensi (≥140/90
mmHg) dan proteinuria (>0,3 g/hari). Terjadi pada 2-5% kehamilan dan angka
kematian ibu 12-15%. Pre-eklampsia juga dapat disertai gejala sakit kepala,
perubahan visual, nyeri epigastrium, dan dyspnoea.
b. Eklampsia adalah terjadinya kejang pada wanita dengan pre-eklampsia yang tidak
dapat dikaitkan dengan penyebab lainnya6 . Eklampsia keadaan darurat yang dapat
mengancam jiwa, terjadi pada sebelum, saat, dan setelah persalinan (antepartum,
intrapartum, postpartum). Eklampsia didahului dengan sakit kepala dan perubahan
penglihatan, kemudian kejang selama 60-90 detik
c. Hipertensi kronis pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg,
terjadi sebelum kehamilan atau ditemukan sebelum 20 minggu kehamilan.
Seringkali merupakan hipertensi esensial / primer, dan didapatkan pada 3,6-9%
kehamilan. Hipertensi kronis berat (SBP ≥ 180 mmHg dan atau DBP ≥ 110 mmHg
akan disertai dengan penyakit ginjal, kardiomiopati, koarktasion aorta, retinopati,
diabetes (B sampai F), kolagen vaskular, sindrom antibodi antifosfolipid, pre-
eklampsia.
d. Angka kejadian hipertensi kronis pada kehamilan yang disertai pre- eklampsia
sebesar 25%. Sedangkan bila tanpa hipertensi kronis angka kejadian pre-eklampsia
hanya 5% 13,7. Hipertensi yang disertai pre-eklampsia biasanya muncul antara
minggu 24-26 kehamilan berakibat kelahiran preterm dan bayi lebih kecil dari
normal (IUGR)
e. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan
tanpa proteinuria. Angka kejadiannya sebesar 6%. Hipertensi gestasional berat
adalah kondisi peningkatan tekanan darah > 160/110 mmHg.
2.6 Kehamilan dengan riwayat bedah cecar

Caesarian Section (CS) merupakan suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 500 gram. Bekas luka CS terdiri dari dua komponen yaitu bagian
hypoechoic pada bekas luka dan jaringan parut pada miometrium yang dinilai sebagai ketebalan
miometrium residual. Ketebalan SBR harus dievaluasi karena berperan penting sebagai prediktor
terjadinya ruptur uteri. Bekas luka operatif CS pada uterus akan mengalami perubahan selama
proses kehamilan selanjutnya. Perubahan yang terjadi tersebut meningkatkan resiko terjadinya
ruptur uteri pada kehamilan dan persalinan dengan riwayat CS. Caesarian Section (CS) juga
terbukti akan meningkatkan resiko terjadinya plasenta previa dan abrupsio plasenta pada
kehamilan berikutnya.

BAB 3

KESIMPULAN
Gangguan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Gangguan kehamilan dapat juga
didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan
tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa ibu
ataupun janin.

Anda mungkin juga menyukai