Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN

KEGAWATDARURATAN
PADA PERSALINAN
KALA I PREEKLAMPSIA
Kelompok 2
Devi Siska Fitri Tahir
(PO7124323019)

Anggota
Kelompok
Gustia Dewi
(PO7124323038)
Latar Belakang
Diseluruh dunia, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
tercatat sebesar 177 kematian per 100 ribu. Rasio itu
sudah lebih baik dari belasan tahun sebelumnya yang lebih
dari 200 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Walaupun
demikian AKI di Indonesia masih ketiga tertinggi di Asia
Tenggara (Melania and Nurwahyuni, 2022).
Kegawardaruratan dalam kebidanan adalah
kegawatdaruran yang terjadi pada Wanita hamil,
melahirkan atau nifas, yang mengancam nyawa dan perlu
mendapatkan penanganan segera untuk menghindari
kematian maupun kecacatan. Salah satu kegawatdaruratan
kebidanan adalah preeklampsia, baik pada kehamilan
maupun persalinan (Astutik et al., 2023).
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan preeklampsia dan
etiologinya ?
2. Apa saja gejala dan tanda preeklampsia pada
persalinan Kala I ?
3. Bagaimana Penatalaksanaan preeklampsia pada
persalinan Kala I ?
TUJUAN Masalah
1. Tujuan umum
Mampu memahami masalah kegawatdaruratan yaitu preeklampsia
pada persalinan Kala I
2. Tujuan khusus
a. Mengenali gejala dan tanda preeklampsia pada persalinan
Kala I
b. Melakukan penatalaksanaan preeklampsia pada persalinan
Kala I
Manfaat Masalah

1. Menambah pengetahuan mengenai


kegawatdaruratan yaitu preeklampsia dalam
persalinan Kala I
2. Mengetahui pengananan kegawatdaruratan
preeklampsia dalam persalinan Kala I
PEMBAHASA
N
A. Pengertian Preeklampsia
Preeklampsia merupakan kondisi serius yang bersifat
progresif, ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
≥140/90 mmHg dan protein dalam urin ≥300mg/24 jam. Pada
kondisi yang berat, preeklampsia akan jatuh pada eklampsia,
dengan penambahan gejala berupa kejang atau penurunan
kesadaran (Suleman et al., 2021).
A. Etiologi Preeklampsia
Preeklampsia disebabkan oleh gangguan dengan plsenta selama awal
kehamilan yang kemudian menyebabkan peradangan progresif kerusakan
sel endotel. Disfungsi entodel akan menyebabkan keluarnya sitokin, sifat
vasokonstriktor yang mengakibatkan terganggunya produksi zat
vasoliditasi. Ini adalah pencetus munculnya trias gejala preeklampsia,
yaitu hipertensi, edema dan proteinuria. Pada Wanita preeklampsia,
pembuluh darah ini tampaknya tidak berkembang atau berfungsi dengan
baik. Pembuluh darah tersebut lebih sempit dari kondisi normal dan
bereaksi secara berbeda terhadap sinyal hormone. Pada akhirnya
membuat tekanan darah menjadi lebih tinggi dan tidak stabil (Insani and
Supriatun, 2020)
Faktor resiko yang dapat mempengaruhi
terjadinya preeklampsia adalah :

• Riwayat preeklampsia
• Primigravida
• Kegemukan
• Kehamilan ganda
• Riwayat penyakit tertentu
Tanda dan Gejala
Preeklampsia
Klasifikasi Preeklampsia terbaru tidak lagi membagi ‘ringan’
dan ‘berat’, namun dibagi menjadi preeklampsia ‘disertai gejala
berat, (with severe features) dan ‘tanpa disertai gejala berat’
(without severe features). Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kewaspadaan pada seluruh kasus preeklampsia
yang dapat memburuk secara tibatiba. Selanjutnya preeklampsia
tanpa disertai gejala berat disebut sebagai PE, sedangkan
preeklampsia dengan gejala berat disebut sebagai preeklampsia
berat (PEB) (Hidayati, Akbar and Rosyid, 2020).
Waktu yang tepat dilakukan
gawatdarurat pada PEB
1. Hasil pemeriksaan tekanan darah sekurang-kurangnya
160/110 mmHg pada dua kali pemeriksaan berjaraj 15 menit
menggunakan lengan yang sama dikatakan hipertensi.
2. Trombositopeni : Trombosit <100.000/microliter
3. Penyebab terjadinya gangguan pada ginjal mengakibatkan
hasil kreatinin serum diatas 1.1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi
dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya.
lanjutan
4 Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan adanya nyeri didaerah
epigastrik/regio kanan atas abdomen menyebabkan terjadinya gangguan liver.
5. Terdapat edema pada paru
6. Timbulnya gejala neurologis sehingga menyebabkan terjadinya stroke, nyeri
kepala dan gangguan visus
7.Adanya gangguan sirkulasi uteroplasent meynyebabkan oligohidramnion,
Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya Absenr Or Reversed
and Diastolic Velovity (ARDV) (Merida et al., 2023)
Penatalaksanaan
Kebidanan
Penanganan pada preeklampsia bertujuan untuk menghindari
kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan dengan melahirkan
janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan
trauma minimal. Preklampsia tidak dapat dicegah, yang terpenting
adalah bagaimana penyakit ini dideteksi sedini mungkin. Deteksi
pada saat pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada saat
pemeriksaan kehamilan. Karena itu pemeriksaan kehamilan rutin
mutlak dilakukan agar preeklampsia dapat dideteksi cepat untuk
meminimalisir kemungkinan yang fatal (Kasnur, Firdayanti and
Rahmadhani, 2020).
Penanganan Preeklampsia
Pada Persalinan Kala I

Dalam penelitian (Kasnur, Firdayanti and Rahmadhani,


2020), Pada Kala 1 ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi klien secara lengkap. Teknik pengumpulan
data ada tiga yaitu: Observasi, Wawancara dan
pemeriksaan. Secara garis besar diklasifikasikan sebagai
data subjektif dan objektif.
Kesimpulan

Preekalampsia adalah hipertensi gestasional yang dianggap sebagai penyebab


utama kematian maternatal dan perinatal. Hipertensi dalam kehamilan
maupun persalinan adalah penyebab kematian ibu terbesar kedua didunia
(14% dari total), dan sekitar 192 orang meninggal setiap hari. Oleh karena itu
tenaga kesehatan khususnya bidan perlu mengetahui tanda gejala
preeklampsia pada persalinan maupun penatalaksanaan kebidanan segera agar
mengurangi resiko kematian maupun kecacatan baik untuk ibu maupun
bayinya
Apa ada
pertanyaan?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai