MELTIANA MENA
MARIA A. N. D. GAMBUR
MARIA P. JEHADIN
MARIA F. S NADOT
PENDAHULUAN
2. Bagi Bidan
- Agar bidan bisa memberikan asuhan yang sesuai dalam melakukan
deteksi dini kegawatdaruratan maternal
3. Bagi masyarakat umum
Untuk memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai deteksi dini
kegawatdaruratan maternal
BAB II
PEMBAHASAN
Metode skrining dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti dibawah ini
a. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan dengan berat badan janin <500 gram dan
usia kandungan > 20 minggu.
Abortus inkomlit
Langkah pertama dari serangkaian kegiatan penatalaksanaan
abortus inkomplit adalah penilaian kondisi klinik pasien. Penilaian
ini juga terkait dengan upaya diagnosis dan pertolongan awal
gawatdarurat. Melalui langkah ini, dapat dikenali berbagai
komplikasi yang dapat mengancam keselamatan pasien seperti
syok, infeksi/sepsis, perdarahan hebat (massif) atau trauma
intraabdomen. Pengenalan ini sangat bermanfaat bagi upaya
penyelamatan jiwa pasien. Walau tanpa komplikasi, abortus
inklompit merupakan ancaman serius bila evakuasi sisa konsepsi
tak segera dilaksanakan.
Beberapa jenis komplikasi abortus inkomplit, dapat timbul
secara bersama sehingga dibutuhkan kecermatan petugas kesehatan
atau penolong agar dapat membuat skala prioritas dalam
menanggulangi masing-masing komplikasi tersebut.
Riwayat Medik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Abdomen
Periksa adanya :
Pemeriksaan Panggul
Derajat Abortus
Masalah
Penatalaksanaan umum
i. Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah (lihat Solusio
Plasenta)
b. BMI : nilai BMI > 30 berisiko 1,5 kali mengalami perdarahan pasca
persalinan
b. Partus lama :
Prevensi
Untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan kenalilah
faktor risiko baik faktor risiko antenatal maupun intrapartum, lakukan
penatalaksanaan persalinan yang baik, penanganan manajemen aktif kala
III dan persiapan penanganan kondisi darurat.
SEPSIS PUERPERIUM
Masalah
Faktor Risiko
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegawat daruratan maternal dapat terjadi setiap saat selama proses
kehamilan, persalinan maupun masa nifas. Dengan pemeriksaan antenatal
secara teratur dapat mendeteksi kondisi kondisi yang berisiko terhadap
terjadinya kegawatdaruratan. Upaya anamnesa, mengenal faktor risiko,
pemeriksaan tekanan darah, USG dan Biomarker penting mendeteksi dini
Preeklampsia.
Semakin banyak metode skrining yang dipakai (kombinasi), maka
detection ratenya semakin tinggi. Demikian juga pada kasus perdarahan
pada kehamilan muda, tua, pasca persalinan dan infeksi akut obstetri,
anamnesis lengkap disertai pengenalan faktor risiko dapat
memprediksikan terjadinya kondisi gawat darurat secara dini, untuk
mencegah terjadinya keterlambatan penanganan.
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu memahami teori yang telah di baca tentang
deteksi dini kegawatdaruratan maternal
2. Bagi Bidan
Diharapkan bidan mampu memberikan asuhan yang tepat dalam
menangani pasien terutama dalam mendeteksi secara dini masalah
kegawatdaruratan maternal
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6107247/pentingnya-
skrining-dan-deteksi-dini-untuk-kesehatan-ibu-hamil
https://id.scribd.com/document/341033265/Infeksi-Akut-Obstetri
https://repository.binawan.ac.id/824/1/Laporan%20Kegiatan
%20Pengabdian%20Masyarakat-LPPM.pdf
https://www.alodokter.com/preeklamsia
http://bppsdmk.kemkes.go.id