Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FOTOSINTESIS

Disusun Oleh :

Mario Boncenda Salang (19302067)

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ST.PAULUS RUTENG
2022

Fotosintesis| 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosintesis sudah akrab kita dengar. Pada dasarnya, fotosintesis merupakan
proses penyusunan karbohidrat atau zat gula dengan menggunakan energi
matahari. Matahari sebagai sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Namun
tidak semua organisma mampu secara langsung menggunakannya. Hanya
golongan tumbuhan dan beberapa jenis bakteri saja yang mampu menyerap energi
matahari dan memanfaatkannya untuk fotosinrtesis. Melalui fotosintesis,
tumbuhan menyusun zat makanan yaitu karbohidrat (pati/gula). Karena
kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah, tumbuhan disebut organisma
ototrof. Bagaimana fotosintesis itu dipahami oleh para ahli biologi? Untuk itu,
perlu kita ikuti percobaan – percobaan pada periode awal penemuannya.
Sekarang kita sampai pada sumber pokok dari semua hampir energy
biologic, yaitu pengambilan energy surya oleh organisme fotosintesis dan
pengubahannya menjadi energy biomassa. Organisme fotosintetik dan heterotrofik
hidup didalam keadaan seimbang pada bioser kita. Tanaman fotosintetik
menangkap energy dalam bentuk ATP dan NADPH yang dipergunakan sebagai
sumber energy untuk membuat karbohidrat dan komponen sel organik lainnya
dari karbon dioksida dan air. Bersamaan dengan itu, organisme tersebut
membebaskan oksigen kedalam atmosfer.
Sebaliknya heterotrof aerobik, mempergunakan oksigen yang dibentuk
untuk menguraikan produk organic berenergi tinggi dari fotosintesis menjadi CO2
dan H2O untuk membentuk kembali ATP guna keperluan aktivitas sel itu sendiri.
Karbon dioksida yang dibentuk oleh respirasi pada heterotrof kembali ke
atmosfer, untuk dipergunakan kembali oleh organism fotosintetik. Oleh karena
itu, energy surya memberikan tenaga pendorong dari daur karbon dioksida dan
oksigen atmosfer secara berkesinambungan melalui biosfer kita. Untuk itu,

Fotosintesis| 2
penting memahami proses alam yang telah dikembangkan oleh tanaman juga akan
memungkinan kita untuk menggunakan kimia dasar dan fisika dari fotosintesis
untuk keperluan lain, seperti konversi energy surya dan pengembangan obat-
obatan (Devens, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


Penulisan makalah ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan dan pengertian fotosintesis?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis?
3. Dimana terjadinya fotosintesis?
4. Bagaimana proses terjadinya fotosintesis?
5. Apa saja tipe-tipe fotosintesis?
6. Apa saja manfaat fotosintesis baik bagi kehidupan maupun bagi tumbuhan
itu sendiri?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, diharapkan pembaca dapat:
1. Mengetahui sejarah perkembangan fotosintesis dan pengertiannya
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
3. Mengetahui tempat terjadinya fotosintesis
4. Mengetahui proses terjadinya fotosintesis
5. Menyebutkan tipe-tipe fotosintesis
6. Menyebutkan manfaat fotosintesis baik bagi kehidupan manusia maupun
bagi tumbuhan itu sendiri.

Fotosintesis| 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Fotosintesis


Fenomena fotosintesis telah digali sejak lama oleh para ilmuwan,
khususnya bidang fisiologi tumbuhan. Joseph Priestley (1972), seorang ahli
kimia Inggris menemukan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang
membuat api lilin dapat menyala walaupun dalam tabung gelas yang tertutup.
Dalam sungkup tabung gelas tanpa tanaman, api lilin yang dinyalakan cepat
padam. Namun setelah ke dalamnya disusupkan tanaman, pada beberapa hari
kemudian ternyata lilin dapat dinyalakan lagi. Lilin tetap menyala selama “gas”
dari tanaman itu masih ada. Pada waktu itu, Dia belum tahu bahwa gas itu adalah
oksigen.
Dua ratus tahun kemudian, banyak peneliti tertarik untuk ikut menggali
lebih lanjut dari temuan Priestley tersebut. Jan Ingenhousz (1779), ahli fisiologi
dari German melakukan eksperimen dengan menggunakan tumbuhan air (Hydrila
verticilata). Dari percobaannya ditunjukkan tiga hal penting, meliputi :

Gambar 1. Percobaan Ingenhousz


(1) Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu ternyata adalah O2,
(2) Cahaya matahari dibutuhkan untuk proses tersebut,
(3) Bagian yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O2.

Fotosintesis| 4
Seorang ahli botani dari Swiss, Jean Senebier menemukan bahwa CO2 juga
dibutuhkan untuk fotosintesis. Peneliti lain, ahli kimia dan ahli fisiologi Swiss
yaitu Nicholas de Saussure (1804) menunjukkan bahwa tanaman tumbuh dari air
dan CO2 yang diserapnya. Sachs (1860) menunjukkan bahwa fotosintesis
menghasilkan zat gula atau karbohidrat yang disebut amilum. Berdasar temuan-
temuan itu maka pemahaman tentang fotosintesis menjadi semakin lengkap.
Fotosintesis kemudian dirumuskan dalam persamaan reaksi kimia sbb :
n CO2 + n H2O + Energi Matahari [CH2O]n + nO2
klorofil zat gula
Semula orang mengira bahwa O2 yang dikeluarkan adalah berasal dari
pemecahan gas CO2. Van Niel adalah orang pertama yang menyatakan bahwa O2
itu berasal dari pemecahan air. Hal itu didasarkan dari hasil temuannya tentang
fotosintesis bakteri Sulfur.

Gambar 2. Bakteri Sulfur


Dengan energi matahari, bakteri Sulfur ternyata juga mampu menyusun zat
gula dari CO2 dan gas belerang (H2S), bukan dengan air (H2O) seperti pada
tumbuhan. Bakteri ini melepaskan S, yang tentu berasal dari pemecahan H 2S.
Persamaan reaksinya dinyatakan sbb :
Energi matahari
CO2 + H2S [ CH2O ] + 2S + H2O
(zat gula)
Senada dengan hal itu, maka Van Niel menduga bahwa O2 yang dilepaskan
pada fotosintesis tumbuhan adalah berasal dari pemecahan air (H2O). Tahun 1941,
Ruben dan Kamen melakukan percobaan fotosintesis dengan menggunakan air

Fotosintesis| 5
bertanda. Pada air tersebut, komponen O-nya diberi tanda yang mudah dikenali
dengan alat tertentu. Dengan cara ini, Dia berhasil membuktikan bahwa “gas”
yang dilepaskan itu adalah O2 yang bertanda. Oksigen itu tentu berasal dari
pemecahan air bertanda. Pemecahan air dengan energi cahaya yang diserap oleh
sel-sel daun yang berfotosintesis ini disebut fotolisis. Dengan demikian,
persamaan fotosintesis yang lengkap adalah sbb :
n CO2 + 2n H2O + Energi Matahari [ CH2O ]n + n O2 + n H2O
klorofil ( zat gula )
Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat kita tarik beberapa pengertian:
(1) Fotosintesis menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula
sederhana.
(2) Zat gula disusun dari bahan dasar yaitu berupa H2O dan CO2.
(3) Fotosintesis menghasilkan bahan sisa berupa O2 dan H2O.
(4) Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan beberapa jenis
bakteri. Fotosintesis menyusun zat gula dari air dan karbon dioksida (CO 2),
sehingga sering disebut pula asimilasi karbon.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis


Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal menyangkut kondisi
jaringan/organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktivitas fisiologi
yang lain seperti transpirasi, respirasi dan adaptasi fisiologis yang lain yang saling
kait-mengkait. Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembaban,
kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO2, O2, kompetitor,
dan organisme pathogen.
Selain itu, ada juga factor yang berpengaruh pada fotosintesis yaitu
penyebab timbulnya stress seperti ketersediaan air, ada polutan biosida dan zat-zat
beracun lain, serta kondisi excess pada berbagai faktor yang dibutuhkan dari
lingkungan misalnya logam-logam berat beracun, biosida, SO2 dan juga O2.

Fotosintesis| 6
Berikut faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap fotosintesis, yaitu:
1. Respon fotosintesis terhadap intensitas cahaya
Cahaya mutlak dibutuhkan sebagai energi penggerak fotosintesis,
namun demikian tingkat kebutuhan antar kelompok tumbuhan akan berbeda.
Tidak pada setiap kondisi meningkatnya intensitas akan diikuti atau
menyebabkan meningkatnya laju fotosintesis.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama fotosintesis. Albert
Einstein menyebut energi matahari sebagai foton (kuantum). Cahaya
mempengaruhi fotosintesis dalam tiga hal, yaitu intensitas cahaya, lama
pencahayaan dan warna cahayanya.
Pada intensitas cahaya yang kurang, fotosintesisnya akan lambat.
Sebaliknya, pada intensitas yang lebih tinggi, fotosintesis akan lebih cepat.
Hal itu terjadi terutama pada tumbuh tumbuhan rumput, seperti jagung, tebu
dan golongan rumput yang lain.
Tidak semua warna sinar dapat dimanfaatkan atau diserap secara
optimal oleh tumbuhan. Klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar
hijau. Sinar yang paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar
merah (± 700 nm) dan biru (± 450nm). Jenis sinar yang lain juga diserap
energinya walaupun dalam tingkat yang lebih rendah. Sinar hijau justru
dipantulkan oleh klorofil, sehingga daun tampak berwarna hijau.
2. Umur jaringan daun
Selain faktor intensitas cahaya, umur daun juga sangat menentukan
produktivitas daun dalam aktivitas fotosintesisnya. Kapasistas kemampuan
daun melakukan fortosintesis berkembang seiring dengan perkembangan
kedewasaan daun mencapai perkembangan dan pertumbuhan optimalnya.
Pada fase awal pertumbuhannya, daun muda masih menggantungkan
asimilat dari daun dewasa lainnya (mengimport). Pada saat daun mencapai
laju pertumbuhan optimum, produktivitasnya telah jauh meningkat, dan
sebagian fotosintatnya telah mulai diekspor ke jaringan lain yang
membutuhkan. Kapasitas fotosintesis ini terus meningkat bersamaan dengan

Fotosintesis| 7
pencapaian kedewasaan organ daun. Terdapat hubungan interaktif antara
perkembangan struktural daun (anatomi-morfologi) dan intensitas cahaya
dengan perkembangan kapasitas fotosintetiknya. Tumbuhan yang tumbuh
pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi, daun berkembang dengan
memadahi, sehingga kapasitas fotosintetiknya juga lebih besar.
3. Kadar CO2 dan O2
Konsentrasi CO2 sebagai salah satu prekursor atau bahan dasar
asimilasi karbon tentu akan sangat berpengaruh pada produktivitas
fotosintesisnya. Fotosintesis cenderung meningkat bila kadar CO 2-nya lebih
tinggi. Sebaliknya, keberadaan O2 justru akan menghambat fotosintesis.
Tumbuhan menunjukkan kemampuannya dalam memfiksasi CO2 yang
berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada juga yang lambat sesuai dengan tife
tanaman tersebut. Oksigen merupakan salah satu produk samping dari
fotosintesis. Namun demikian, kadar oksigen yang tinggi pada jaringan
fotosintetik akan menghambat laju fotosintesis. Pada kondisi kadar oksigen
yang semakin tinggi, laju fotosintesisnya secara signifikan menjadi semakin
rendah.

2.3 Tempat Terjadinya Fotosintesis


Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel daging
daun.

Gambar 3. Daun, Susunan Anatomi dan Kloroplas

Fotosintesis| 8
Bentuk kloroplas bermacam-macam, tergantuing jenis tumbuhannya.
Selain bulat atau lonjong, ada juga yang berbentuk pita. Sel sebagian besar
tumbuhan tinggi umumnya mengandung antara 50 – 200 kloroplas. Kalau dilihat
dari samping bentuknya seperti lensa dengan satu sisi/permukaan cembung dan
permukaan lain cekung, datar atau cembung. Sumbu panjang kloroplas itu sering
berukuran 5–10 μm. Dilihat dari atas kloroplas nampak sebagai elifotosistem.

Gambar 4. Kloroplas dan Bagian-Bagiannya: Grana dan Stroma

Pada tumbuhan rendah dan terutama pada beberapa mikroorganisme,


bentuknya sangat berbeda dari yang terlihat pada tumbuhan tinggi dan sering
jumlahnya sedikit.
Sebagai contoh:
Euglena gracilis : kurang lebih 10 kloroplas/sel
Chlamydomonas : satu kloroplas/sel, berbentuk mangkuk
Spirogyra : satu kloroplas/sel, berbentuk pita yang memanjang di
seluruh sel
Pada dasarnya, kloroplas dibatasi oleh dua sistem membran yaitu membran
luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antar membran.
- Membran dalam
Membran dalam dihubungkan dengan suatu kompleks membran yaitu
membran bagian dalam yang melintasi bagian dalam kloroplas. Dengan
demikian, organel itu adalah suatu sistem tiga membran.

Fotosintesis| 9
Bentuk membran bagian dalam yang paling umum adalah satu kantung
yang dipipihkan yang disebut tilakoid. Tilakoid itu terdapat dalam stroma.
Tumpukkan beberapa tilakoid disebut grana, sehingga masing-masing
tilakoidnya disebut tilakoid grana. Tilakoid yang memanjang ke stroma disebut
tilakoid stroma. Bagian dalam tilakoid disebut lokulus. Membran-membran
pada kloroplas membatasi tiga kompartemen yang terpisah yaitu ruang antar
membran, stroma dan lokulus. Reaksi-reaksi fotosintesis bergantung cahaya
berlangsung dalam tilakoid sedang reaksi asimilasi (fiksasi) CO 2 terjadi dalam
stroma.
Membran dalam bekerja sebagai pembatas fungsional antara sitosol dan
stroma. Membran dalam tidak permeabel bagi sukrosa dan berbagai anion,
misal di- dan trikarboksilat, fosfat dan senyawa-senyawa seperti nukleotida dan
gula fosfat.
Membran dalam permeabel bagi CO2 dan asam-asam monokarboksilat
tertentu, misal asam asetat, asam gliserat dan asam glikolat. Membran dalam
kurang permeabel bagi asam amino. Membran dalam mengandung protein
pembawa tertentu untuk mengangkut fosfat, fosfogliserat, dihidroksiaseton
fosfat, dikarboksilat dan ATP.
Sistem membran bagian dalam yang terdapat dalam stroma membentuk
suatu jalinan yang sangat kompleks. Membran tilakoid mengandung enzim
lengkap untuk melaksanakan reaksi-reaksi fotosintesis yang bergantung
cahaya. Membran tilakoid merupakan tempat klorofil, pembawa-pembawa
elektron dan faktor-faktor yang menggabungkan transpor elektron dengan
fosforilasi.
Stroma mengandung enzim-enzim yang penting untuk melaksanakan
asimilasi CO2 dan mengubahnya menjadi karbohidrat. Beberapa macam
partikel juga terdapat seperti butir pati, plastoglobulin yaitu tempat penyimpan
lipida, plastokinon dan tokoforilkinon. Stroma juga mengandung ribosom dan
DNA.
Membran tilakoid kira-kira 50% terdiri atas lipida, kurang lebih 10% dari
padanya adalah fosfolipida. Lipida yang khas bagi klorofil adalah galaktolipida

Fotosintesis| 10
dan sulfolipida, yang masing-masing 45% dan 4% dari total lipida. Selain itu
terdapat molekul-molekul lipida seperti klorofil, karotenoid dan plastokinon.
Jumlah klorofil kira-kira 20% dari lipida total membran tilakoid.
- Membran luar
Membran luar kloroplas tumbuhan tinggi dipisahkan dari membran dalam
oleh ruang kira-kira 10 nm. Membran tersebut permeabel bagi bermacam-
macam senyawa dengan berat molekul rendah seperti nukleotida, fosfat
organik, derivat-derivat fosfat, asam karboksilat dan sukrosa. Dengan demikian
ruang antar membran mengandung molekul-molekul nutrien sitosol.

2.4 Proses Fotosintesis


Pada dasarnya, fotosintesis terjadi dalam dua tahapan. Kedua tahap itu
berlangsung dalam kloroplas, namun pada dua bagian yang berbeda. Tahap I
adalah proses penangkapan energi surya atau proses-proses yang bergantung
langsung pada keberadaan cahaya. Seluruh proses pada tahap ini disebut reaksi
terang. Tahap II adalah proses-proses yang tidak bergantung langsung pada
keberadaan cahaya. Proses-proses atau reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi
gelap.

Fotosintesis| 11
Gambar 5. Penangkapan energi surya (foton) dan aliran elektron dalam
membran tilakoid grana (reaksi cahaya / Reaksi terang)
1. Reaksi Terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Foton yang
dimaksud adalah segmen spektrum yang paling penting bagi kehidupan yaitu pita
sempit antara panjang gelombang sekitar 380 nm sampai 750 nm. Radiasi ini
dikenal sebagai cahaya tampak, karena dapat dideteksi sebagai beraneka ragam
warna oleh mata manusia. Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap
energi cahaya Matahari yang terdiri dari klorofil a, kompleks antena, dan akseptor
elektron. Di dalam kloroplas terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen lain,
seperti klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b berwarna hijau tua, dan
karoten yang berwarna kuning sampai jingga. Pigmen-pigmen tersebut
mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang
berperan penting dalam fotosintesis. Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi.
Klorofil ini berperan dalam menyalurkan elektron yang berenergi tinggi ke
akseptor utama elektron. Elektronini selanjutnya masuk ke sistemsiklus elektron.
Elektron yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi tinggi sebab memperoleh
energi dari cahaya yang berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal
dengan kompleks antena.
Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II.
- Fotosistem I
Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a
yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga
klorofil a disebut juga P700. Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks
antena.
- Fotosistem II
Pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang
sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680. P680 yang
teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700. Dengan

Fotosintesis| 12
potensial redoks yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh
elektron dari molekul-molekul air.

Gambar 6. Proses Fotosistem 1 dan 2


Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II
menyerap cahaya Matahari sehingga elektron klorofil pada fotosistem II
tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan
kembali, fotosistem II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada
disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid.
Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya fotosistem II akan
mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan
molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon
ini akan mengirimkan elektron dari fotosistem II ke suatu pompa H + yang disebut
sitokrom b6-f kompleks.
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari fotosistem
II ke fotosistem I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang
sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin
(PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke
membran tilakoid.

Fotosintesis| 13
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I.
Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari fotosistem II, tapi
mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari
H2O melalui kompleks inti Fotosistem II lebih dahulu. Sebagai sistem yang
bergantung pada cahaya, Fotosistem I berfungsi mengoksidasi plastosianin
tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut
feredoksin.
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir
pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP dan membentuk NADPH. Reaksi
ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase.
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke
dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP
dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+
pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat
anorganik (Pi) menjadi ATP.

Reaksi Siklik dan NonSiklik


Reaksi terang memiliki dua bentuk: siklus dan nonsiklus. Pada reaksi
nonsiklus, foton diserap pada kompleks antena fotosistem II penyerap cahaya oleh
klorofil dan pigmen aksesoris lainnya. Ketika molekul klorofil pada inti pusat
reaksi fotosistem II memperoleh energi eksitasi yang cukup dari pigmen antena
yang berdekatan dengannya, satu elektron akan dipindahkan ke molekul penerima
elektron, yaitu feopftin, melalui sebuah proses yang disebut pemisahan
tenagaterfotoinduksi. Elektron ini dipindahkan melalui rangkaian transport
elektron, yang disebut skema Z, yang pada awalnya berfungsi untuk
menghasilkan potensi kemiosmosis di sepanjang membran.
Satu enzim sintase ATP menggunakan potensi kemisomosis untuk
menghasilkan ATP selama fotofosforilasi, sedangkanNADPH adalah produk dari
reaksi redoksterminal pada skema Z. Elektron masuk ke molekul klorofil pada
fofosistem II. Elektron ini tereksitasi karena cahaya yang diserap oleh fotosistem.
Pembawa elektron kedua menerima elektron, yang lagi-lagi dilewatkan untuk

Fotosintesis| 14
menurunkan energi penerim elektron. Energi yang dihasilkan oleh penerima
elektron digunakan untuk menggerakan ion hidrogen di sepanjang membran
tilakoid sampai ke dalam lumen. Elektron digunakan untuk mereduksi koenzim
NADP, yang memiliki fungsi pada reaksi terang.
Reaksi siklus mirip dengan nonsiklus, namun berbeda pada bentuknya
karena hanya menghasilkan ATP, dan tidak ada NADP (NADPH) tereduksi yang
dihasilkan. Reaksi siklus hanya berlangsung pada fotosistem I. Setelah elektron
dipindahkan dari fotosistem, elektron digerakkan melewati molekul penerima
elektron dan dikembalikan ke fotosistem I, yang dari sanalah awalnya elektron
dikeluarkan, sehingga reaksi ini diberi nama reaksi siklus.

Gambar 7. Reaksi Non Siklik

Fotosintesis| 15
Gambar 8. Reaksi Siklik

2. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)

Gambar 9. Siklus Calvin

Fotosintesis| 16
Pada proses ini terjadi pengikatan karbondioksida di dalam daun. Siklus ini
menggunakan ATP dan NADPH sebagai sumber energi dan NADPH sebagai
tenaga pereduksi pembuatan gula. Karbohidrat yang dihasilkan langsung dari
siklus Calvin sebenarnya bukan glukosa melainkan gula berkarbon tiga yang
disebut gliseraldehida 3 fosfat (G3P). Berdasarkan Campbell (2002) daur Calvin
dapat dibagi ke dalam 3 fase sebagai berikut:
a. Pengikatan (fiksasi) CO2
CO2 diikat oleh senyawa ribulosa bifosfat (RuBP) untuk membentuk
senyawa C-6 yang akan terurai menjadi dua molekul 1,3 bifosfogliserat. Enzim
yang berperan dalam fiksasi CO2 adalah RuBP karboksilase atau rubisko.
b. Reduksi
Molekul 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi G3P dengan
menambahkan 2 elektron dari 2 NADPH. Siklus ini harus berjalan 3 kali sehingga
terbentuk 6 molekul G3P.
c. Pembentukan RuBP (Ribolusa Bifosfat)
Pada tahap ini pembentukan RuBP dari 5 molekul G3P yang membutuhkan
3 ATP. Jadi untuk membuat 1 G3P dibutuhkan 9 ATP dan 6 NADPH. G3P dapat
diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat. Untuk membentuk 1 molekul glukosa
dibutuhkan siklus Calvin yang berdaur ulang selama 6 kali, dan ditangkap 6
molekul.

2.5 Tife-Tife Fotosintesis


Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan
CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan
C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO 2 atmosfer
tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai,
kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman C3
dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal
yang dihasilkan dari proses assimilasi.

Fotosintesis| 17
1. Tipe tanaman C3
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP
merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis)
dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan
untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran
karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang
hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara
CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan
assimilasi akan bertambah besar.
2. Tipe tanaman C4
Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada
tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara
CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil
(sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel
epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel
"bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana
kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2
pada sel-sel bundle sheath ini, maka O 2 tidak mendapat kesempatan untuk
bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah,
PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis
terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. Laju assimilasi tanaman
C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya CO 2. Sehingga, dengan
meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4
dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan. Contoh tanaman C3 antara lain :
kedele, kacang tanah, kentang, sedangkan contoh tanaman C4 adalah : jagung,
sorgum dan tebu.

Fotosintesis| 18
Sintesis Tipe Tanaman C3, C4, dan CAM, yaitu:
a. Sintesis C3
Sintesis C3 diawali dengan fiksasi CO2, yaitu menggabungkan CO2
dengan sebuah molekul akseptor karbon. Akan tetapi didalam sintesis C3, CO 2
difiksasi ke gula berkarbon 5, yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim
karboksilase RuBP (rubisko). Molekul berkarbon 6 yang berbentuk tidak stabil
dan segera terpisah menjadi 2 molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA
merupakan karbohidrat stabil berkarbon 3 yang pertama kali terbentuk sehingga
cara tersebut dinamakan sintesis C3.
Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA
mengandung energy yang lebih kecil dibandingkan dengan satu molekul RuBP.
Hal tersebut menjelaskan alasan fiksasi CO 2 berlangsung secara spontan dan tidak
memerlukan energy dari reaksi cahaya. Untuk mensintesis molekul berenergi
tinggi, energy dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang
digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua
molekul PGAL dapat membentuk satu glukosa. Siklus Calvin telah lengkap bila
pembentukan glukosa disertai dengan generasi RuBP. Satu molekul CO 2 yang
tercampur menjadi enam molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung
dengan enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan enam RuBP sehingga
siklus dapat dimulai lagi. Contoh tanaman: legum (polong-polongan), gandum,
padi.
b. Sintesis C4
Pada jenis tumbuhan yang hidup di daerah panas seperti jagung, tebu,
rumput-rumputan, memiliki kebiasaan saat siang hari mereka tidak membuka
stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui
evaporasi/transpirasi. Ini berakibat terjadinya penurunan jumlah CO 2 yang masuk
ke stomata. Logikanya hal ini menghambat laju fotosintesis. Ternyata para
tumbuhan ini telah mengembangkan cara yang cerdas untuk menjaga agar laju
fotosintesis tetap normal meskipun stomata tidak membuka penuh.
Perbedaan tanaman C3 dan C4 adalah ada pada mekanisme fiksasi CO 2.
Pada tumbuhan C-4 karbondioksida pertamakali akan diikat oleh senyawa yang

Fotosintesis| 19
disebut PEP (phosphoenolphyruvate / fosfoenolpiruvat) dengan bantuan enzim
PEP karboksilase dan membentuk oksaloasetat, suatu senyawa 4-C. Itu sebabnya
kelompok tumbuhan ini disebut tumbuhan C-4 atau C-4 pathway. PEP dibentuk
dari piruvat dengan bantuan enzim piruvat fosfat dikinase. Berbeda dengan
rubisco, PEP sangat lemah berikatan dengan O2. Ini berarti bisa menekan
terjadinya fotorespirasi sekaligus mampu menangkap lebih banyak CO 2 sehingga
bisa meningkatkan laju produksi glukosa. Pengikatan CO2 oleh PEP tersebut
berlangsung di sel-sel mesofil (daging daun). Oksaloasetat yang terbentuk
kemudian akan direduksi karena menerima H+ dari NADH dan berubah menjadi
malat, kemudian ditransfer menuju ke sel seludang pembuluh (bundle sheath
cells) melalui plasmodesmata. Sel-sel seludang pembuluh adalah kelompok sel
yang mengelilingi jaringan pengangkut xilem dan floem.
Di dalam sel-sel seludang pembuluh malat akan dipecah kembali menjadi
CO2 yang langsung memasuki siklus Calvin-Benson, dan piruvat dikembalikan
lagi ke sel-sel mesofil. Hasil dari siklus Calvin-Benson adalah molekul glukosa
yang kemudian ditranspor melalui pembuluh floem.
Dari uraian di atas kita tahu bahwa fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4
berlangsung dalam dua langkah.
1. CO2 diikat oleh PEP menjadi oksaloasetat dan berlangsung di sel-sel
mesofil.
2. CO2 diikat oleh rubisco menjadi APG di sel seludang pembuluh.
Ini menyebabkan energi yang digunakan untuk fiksasi CO2 lebih besar,
memerlukan 30 molekul ATP untuk pembentukan satu molekul glukosa.
Sedangkan pada tumbuhan C-3 hanya memerlukan 18 molekul ATP. Namun
demikian besarnya kebutuhan ATP untuk fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4
sebanding dengan besarnya hasil produksi glukosa karena dengan cara tersebut
mampu menekan terjadinya fotorespirasi yang menyebabkan pengurangan
pembentukan glukosa. Itu sebabnya kelompok tumbuhan C-4 dikenal efektif
dalam fotosintesis.

Fotosintesis| 20
c. Sintesis CAM
Tumbuhan lain yang tergolong sukulen (penyimpan air) misalnya kaktus
dan nanas memiliki adaptasi fotosintesis yang berbeda lagi. Tidak seperti
tumbuhan umumnya, kelompok tumbuhan ini membuka stomata pada malam hari
dan menutup pada siang hari. Stomata yang menutup pada siang hari membuat
tumbuhan mampu menekan penguapan sehingga menghemat air, tetapi mencegah
masuknya CO2.
Saat stomata terbuka pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil
akan diikat oleh PEP dengan bantuan enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk
oksaloasetat kemudian diubah menjadi malat (persis seperti tumbuhan C-4).
Selanjutnya malat yang terbentuk disimpan dalam vakuola sel mesofil hingga pagi
hari. Pada siang hari saat reaksi terang menyediakan ATP dan NADPH untuk
siklus Calvin-Benson, malat dipecah lagi menjadi CO2 dan piruvat. CO2 masuk ke
siklus Calvin-Benson di stroma kloroplas, sedangkan piruvat akan digunakan
untuk membentuk kembali PEP.

2.6 Manfaat Fotosintesis Bagi Tumbuhan dan Kehidupan


a. Bagi Tumbuhan
Zat gula hasil fotosintesis akan digunakan untuk berbagai kepentingan tubuh
tumbuhan. Sebagian zat gula akan dirombak untuk menghasilkan energi. Energi
sangat dibutuhkan untuk berbagai aktivitas tubuh. Sebagian akan digunakan untuk
membangun atau membentuk tubuh tumbuhan. Tumbuhan butuh tumbuh,
berkembang, membentuk anakan atau bertunas, membentuk bunga, buah, biji,
dsb. Sebagian akan dijadikan bahan baku untuk menyusun zat-zat penting lain
yang dibutuhkan. Misalnya, protein, lemak dan vitamin. Sebagian yang lain akan
ditimbun dalam jaringan penimbunan, misalnya dalam bentuk ubi, umbi, buah dan
biji.
b. Bagi kehidupan
Salah satu manfaat fotosintesis selain untuk tumbuhan melakukan
metabolisme adalah yaitu fotosintesis mengilhami para peneliti untuk membuat
sel surya yang menghadapi sistem fotosintesis tersebut.

Fotosintesis| 21
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu
mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut
sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya
matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan
listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui
sistem solar thermal.

Cara Kerja Sel Surya


Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu
junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar.
Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)  sedangkan
semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur
atomnya.  Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan
mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan
material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi
dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Gambar 10. Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n
(kelebihan elektron).
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik.

Fotosintesis| 22
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif
pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada  semikonduktor
tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang
mana  ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju
kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar
dibawah.

Gambar 11. Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction.

Fotosintesis| 23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal :
1. Fotosintesis menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula
sederhana. Zat gula disusun dari bahan dasar yaitu berupa H 2O dan CO2.
Fotosintesis menghasilkan bahan sisa berupa O2 dan H2O.
2. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan beberapa jenis
bakteri. Fotosintesis menyusun zat gula dari air dan karbon dioksida (CO2),
sehingga sering disebut pula asimilasi karbon.
3. Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal menyangkut kondisi jaringan/organ fotosintetik, kandungan
klorofil, umur jaringan, aktivitas fisiologi yang lain seperti transpirasi,
respirasi dan adaptasi fisiologis.
Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembaban,
kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO 2, O2,
kompetitor, dan organisme pathogen.
4. Fotosintesis terjadi didaun pada organel kloroplas yaitu dibagian tilakoid
dengan bantuan klorofil.
5. Proses fotosintesis dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Reaksi terang adalah reaksi yang terjadi dengan proses penangkapan
energi surya atau proses-proses yang bergantung langsung pada
keberadaan cahaya.
Reaksi gelap adalah proses-proses yang tidak bergantung langsung pada
keberadaan cahaya.
6. Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan
C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan

Fotosintesis| 24
dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi
kandungan CO2 atmosfer tinggi.
7. Manfaat fotosintesis bagi tumbuhan dan kehidupan:
Bagi Tumbuhan, Sebagian zat gula akan dirombak untuk menghasilkan
energi. Energi sangat dibutuhkan untuk berbagai aktivitas tubuh
Bagi kehidupan, Salah satu manfaat fotosintesis selain untuk tumbuhan
melakukan metabolisme adalah yaitu membuat sel surya yang menghadapi
sistem fotosintesis.

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan:
1. Dengan memahami pelajaran ini, kita dapat menghindari dampak buruk
terhadap proses pengendapan bencana lingkungan atau ekologi.
2. Dapat belajar untuk mengendalikan fotosintesis, dan dengan demikian
meningkatkan produksi pangan, serat, dan energi.
3. Memahami proses alam, yang telah dikembangkan oleh tanaman juga akan
memungkinkan kita untuk mengunakan kimia dasar dan fisika dari
fotosintesis untuk keperluan lain seperti konversi energi surya dan
pengembangan obat-obatan.

Fotosintesis| 25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ______. Last Mitokondria. (PdF)


Septina, welman. 2013. Sel Surya, Struktur dan Cara Kerja.
http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsi
p-kerja-sel-surya/ (Online). Diakses tanggal 23 Februari 2013.
Suyitno. _______. Pengayaan Materi Fotosintesis Bagi Siswa SMA.(Pdf).
Suyitno. _______. Faktor-Faktor Fotosintesis. (Pdf)

Fotosintesis| 26

Anda mungkin juga menyukai