Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fotosintesis sudah akrab kita dengar. Pada dasarnya, fotosintesis merupakan proses
penyusunan karbohidrat atau zat gula dengan menggunakan energi matahari. Matahari sebagai
sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Namun tidak semua organisma mampu secara
langsung menggunakannya. Hanya golongan tumbuhan dan beberapa jenis bakteri saja yang
mampu menyerap energi matahari dan memanfaatkannya untuk fotosinrtesis. Melalui
fotosintesis, tumbuhan menyusun zat makanan yaitu karbohidrat (pati / gula). Karena
kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah, tumbuhan disebut organisma ototrof.

1.1 TUJUAN DAN MANFAAT

1.1.1 TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya reaksi terang

1.1.2 MANFAAT
Agar mahasiswa dapat memahami secara detail mengenai proses terjadinya reaksi terang
beserta tahap-tahapan terjadinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Sejarah Fotosintesis
Fotosintesis pada hakikatnya merupakan satu-satunya mekanisme masuknya energi ke
dalam dunia kehidupan. Satu-satunya kekecualian terjadi pada bakteri kemosintetik, yang
memperoleh energi dengan mengoksidasi subtrat anorganik seperti ion besi dan belerang terlarut
dari kerak bumi, atau mengoksidasi H2S yang berasal dari kegiatan gunung berapi. Selain itu
arus panas di dasar lautan memaksakan energi ke sistem biologi dalam bentuk bahang.
Sebagaimana reaksi oksidasi penghasil energi, yaitu tempat bergantungnya semua
kehidupan, fotosintesis meliputi reaksi oksidasi dan reduksi. Proses keseluruhan adalah oksidasi
air (pemindahan elektron disertai pelepasan oksigen sebagai hasil samping) dan reduksi CO2
untuk membentuk senyawa organic, misalnya karbohidrat. Selama proses pembakaran dan
respirasi, elektron dilepaskan dari senyawa karbon dan diluncurkan ke bawah (istilah energi),
dan kemudian elektron tersebut dan H+ bergabung dengan penerima elektron kuat, O2, untuk
menghasilkan H2O yang mantap. Dengan cara ini, fotosintesis menggunakan energi cahaya
untuk mengangkut elektron “ke atas”, menjauhi H2O, menuju penerima elektron yang lebih
lemah, CO2.
Fotosintesis meliputi reaksi reduksi dan oksidasi.Proses keseluruhan adalah oksidasi air (
pemindahan elektron disertai pelepasan O2 sebagai hasil samping ) dan reduksi CO2 untuk
membentuk senyawa organik, misalnya karbohidrat. Foto berarti cahaya dan sintesis berarti
membuat. Fotosintesis merupakan proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik (
CO2, H2O, H2S ) dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil

Energi cahaya

n CO2 + nH2O -------------------------->> ( CH2O ) n + n O2

Klorofil
Pada reaksi ini ( CH2O )n adalah singkatan dari pati atau karbohidrat lain yang mempunyai
rumus empiris yang sangat dekat.
Fotosintesis merupakan proses penting, karena :
1. Sebagai sumber enrgi bagi semua makhluk hidup. Fotosintesis dapat mengubah tenaga
cahaya matahari ( tenaga fisik ) menjadi tenaga kimia (ATP dan NADPH2 ).
2. Menyediakan oksigen ( O2 ) yang penting bagi organisme aerob.
3. Kecepatan fotosintesis menentukan pertumbuhan dan hasil tumbuhan.
4. Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organik yang dibutuhkan oleh hewan dan
manusia. Fotosintesis merubah CO2 hasil respirasi menjadi karbohidrat, menghasilkan
rangka karbon yang menjadi bahan dasar pembentukan senyawa-senyawa organik lain.
Sebelum awal abad ke-18, para ilmuwan percaya bahwa tumbuhan memperoleh semua
bahan penyusunnya dari tanah. Pada tahun 1727, Stephen Hales mengemukakan bahwa sebagian
makanan tumbuhan berasal dari atmosfer, dan cahaya terlibat dalam proses ini. Pada saat itu
belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang pastor dan ahli kimia berkebangsaan Inggris,
menyinggung O2 (walaupun zat yang disebutnya sebagai ‘udara yang tidak mudah terbakar’ ini
belum dikenal sebagai molekul) ketika ia menemukan bahwa tumbuhan hijau dapat memperbarui
udara yang kotor akibat pernapasan hewan. Kemudian seorang dokter berkebangsaan Belanda,
Jan Ingenhousz, memperlihatkan bahwa cahaya diperlukan untuk memurnikan udara tersebut. Ia
menemukan bahwa tumbuhan juga ‘mengotori udara’ pada keadaan gelap. Sungguh
mengherankan, lalu ia menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari
untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya. Hal ini dan percobaan perintis
sebelumnya pada awal tahun 1700an oleh Stephen Hales, ditelaah oleh Gest (1988).
Pada tahun 1782, Jean Senibier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang
dihasilkan oleh hewan dan tumbuhan pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi ‘udara murni’
(O2) saat ada cahaya. Jadi pada saat itu, keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah
ditunjukkan. Penelitian Lavoisier dan peneliti lainnya memperlihatkan bahwa kedua gas tersebut
adalah CO2 dan O2. Air disinggung oleh NT de Saussure ketika pada tahun 1804 ia pertama kali
mengukur fotosintesis secara kuantitatif. Ia mendapatkan bahwa tumbuhan bertambah bobot
keringnya selama fotosintesis dan penambahan bobot ini lebih besar daripada selisih bobot CO2
yang diserap dan bobot O2 yang dilepaskan. Ia secara benar menyatakan bahwa selisih tersebut
disebabkan oleh H2O. dinyatakan juga bahwa CO2 dan O2 dipertukarkan dalam volume yang
kira-kira sama selama proses fotosintesis.
Sifat produk kimia lain dari fotosintesis, yaitu bahan organic, diperlihatkan oleh Julius
Sachs pada tahun 1864 ketika ia mengamati pertumbuhan butir pati dalam kloroplas yang
disinari. Pati tampak terbentuk hanya pada bagian daun yang terpajang pada cahaya. Jadi reaksi
keseluruhan fotosintesis adalah sebagai berikut:
nCO2 + nH2O + cahaya à (CH2O)n + nO2
Pada reaksi ini (CH2O)n adalah singkatan dari pati atau karbohidrat lain yang
mempunyai rumus empiris mirip dengan itu. Pati merupakan produk fotosintesis yang paling
banyak di dunia yang dibuat oleh kloroplas.
Penemuan penting berikutnya diperoleh CB van Niel, yang pada awal tahun 1930an
menunjukkan kemiripan antara keseluruhan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau dan pada
bakteri tertentu. Berbagai bakteri dikenal mereduksi CO2 dengan menggunakan energi cahaya
dan sumber elektron bukan air. Beberapa bakteri tersebut menggunakan asam organic seperti
asam asetat atau asam suksinat sebagai sumber elektron, sedangkan bakteri lainnya yang diamati
van Neil menggunakan H2S, dengan hasil samping endapan belerang. Persamaan fotosintesis
pada bakteri tersebut diyakini sebagai berikut:
nCO2 + 2nH2S + cahaya à (CH2O)n + nH2O + 2nS
Jika reaksi ini dibandingkan dengan reaksi di atasnya, terdapat analogi antara peranan
H2S dan H2O, serta antara O2 dan belerang. Jadi van Neil menyimpulkan bahwa O2 yang
dilepaskan oleh tumbuhan berasal dari air, bukan dari CO2. Gagasan kesimpulan ini didukung
oleh penelitian Robin Hill dan R Scarisbrick di Inggris pada akhir tahun 1930an. Mereka
memperlihatkan bahwa kloroplas dan bagian kloroplas yang disolasi dapat melepaskan O2 pada
keadaan terang jika mereka diberi penerima yang tepat bagi elektron yang diambil dari air.
Garam Feri (Fe3+) tertentu merupakanpenerima elektron paling awal yang tersedia di kloroplas,
dan garam tersebut direduksi menjadi bentuk fero (Fe2+). Pemisahan air yang dikendalikan
cahaya (fotolisis) tanpa adanya penambatan CO2 ini kemudian dikenal sebagai reaksi Hill.
Penelitian Hill dan Scarisbrick memperlihatkan bahwa keseluruhan sel tidak diperlukan bagi
sekurangnya beberapa reaksi fotosintesis, dan bahwa pelepasan O2 pada keadaan terang mutlak
berhubungan dengan reduksi CO2.
Bukti yang lebih kuat bahwa pelepasan O2 berasal dari H2O diperoleh pada tahun 1941
dari hasil penelitian Samuel Ruben dan Martin Kamen. Mereka memasok ganggang hijau
Chlorella dengan H2O yang mengandung 18O, isotop oksigen yang berat dan tak-radioaktif yang
dapat dilacak dengan spectrometer massa. O2 yang dilepaskan dalam fotosintesis menjadi
bertanda 18O, jadi mendukung hipotesis van Neil. Karena alas an teknis, penelitian Ruben tidak
dapat membuktikan bahwa O2 semuanya berasal dari H2O, tetapi penelitian berikutnya oleh
Alan Stemler dan Richard Radmer (1975) Nampak mampu membuktikannya. Karena itu
persamaan fotosintesis sebelumnya diubah dengan memasukkan dua molekul H2O sebagai
pereaksi.
nCO2 + 2nH2O + cahaya --kloroplas--> (CH2O)n + nO2 + nH2O.
Pada tahun 1951 ditemukan bahwa salah satu kandungan alami tumbuhan – koenzim
yang mengandung vitamin B (niasin atau nikotinamida) dan disebut nikotinamida adenine
dinukleotida fosfat (disingkat NADP+) - dapat juga bertindak sebagai pereaksi Hill, dengan
menerima elektron dari air pada reaksi yang berlangsung di membran tilakoid yang diisolasi atau
di kloroplas yang rusak. Penemuan ini memacu lagi penelitian fotosintesis, sebab telah dikenal
bahwa bentuk tereduksi dari NADP+ yaitu NADPH, dapat mengangkut elektron ke beberapa
senyawa tumbuhan, dan diperkirakan bahwa perannya yang lazim di kloroplas adalah mereduksi
CO2. Jadi salah satu fungsi penting cahaya dalam fotosintesis adalah mengangkut elektron dari
H2O untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Fungsi lainnya adalah menyediakan energi
untuk membentuk ATP dan Pi.
Perubahan ADP dan Pi menjadi ATP di kloroplas ditemukan di Laboratorium Daniel
Aron di University of California, Berkeley, pada tahun 1954 (ditelaah oleh Aron, 1984).
Sebelum itu mekanisme penting yang dikenal untuk membentuk ATP hanya respirasi, khususnya
reaksi di mitokondria yang disebut fosforilasi oksidatif. Aron menemukan bahwa ATP disintesis
dalam kloroplas yang diisolasi hanya pada waktu ada cahaya, dan proses tersebut dinamakan
fosforilasi fotosintetik atau fotofosforilasi.

Fotofosforilasi di kloroplas menghasilkan ATP lebih banyak dalam daun selama ada
cahaya daripada fosforilasi oksidasi di mitokondria daun tersebut, dan perbedaan ini sangat
nyata. Tapi pada persamaan reaksi ketiga tidak menyebut tentang ATP, NADPH, atau NADP+.
Alasannya adalah karena setelah ATP dan NADPH terbentuk, energinya digunakan dalam proses
reduksi CO2 dan sintesis karbohidrat; dan kemudian ADP, Pi, serta NADP+ dilepaskan lagi. Jadi
ADP dan Pi segera diubah menjadi ATP oleh energi cahaya, dan secepat itu pula ATP dirombak
ketika fotosintesis terjadi, pada laju yang tetap.
Dalam sejarah, beberapa ahli telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan
fotosintesis, antara lain Ingenhousz, Engelmann, Sachs, Hill, dan Blackman.
a. Ingenhousz
Pada tahun 1770, Joseph Priestley seorang ahli kimia Inggris memperlihatkan bahwa
tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam pembakaran. Dia mendemonstrasikan
hal ini dengan cara membakar lilin dalam suatu wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia
menyimpan setangkai tumbuhan mint dalam ruang tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala
api sampai beberapa hari. Meskipun Priestley tidak tahu jenis gas apa yang dikeluarkan
tumbuhan, tetapi apa yang dilakukannya memperlihatkan bahwa tumbuhan menghasilkan
oksigen ke udara. Pada tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Jan
Ingenhousz berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). la
melakukan percobaan dengan tumbuhan air Hydrilla verticillata di bawah corong kaca bening
terbalik yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena
cahaya matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di
dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen. Beliau juga membuktikan bahwa
cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis dan hanya tumbuhan hijau yang dapat
melepaskan oksigen.
b. Engelmann
Pada tahun 1822 Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil merupakan faktor
yang harus ada dalam proses fotosintesis. la melakukan percobaan dengan ganggang hijau
Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dalam percobaan tersebut
ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya mataharilah yang mengeluarkan
oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob yang bergerombol di sekitar kloroplas
yang terkena cahaya matahari.
c. Sachs
Pada tahun 1860, seorang ahli botani Jerman bernama Julius von Sachs berhasil
membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung
ini dapat dibuktikan dengan uji yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium.
d. Hill
Theodore de Smussure, seorang ahli kimia dan fisiolog tumbuhan dari Swiss
menunjukkan bahwa air diperlukan dalam proses fotosintesis. Temuan ini diteliti lebih lanjut
sehingga pada tahun 1937 seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Robin Hill berhasil
membuktikan bahwa cahaya matahari diperlukan untuk memecah air (H2O) menjadi hidrogen
(H) dan oksigen (O2). Pemecahan ini disebut fotolisis.
e. Blackman
Pada tahun 1905 Blackman membuktikan bahwa perubahan karbon dioksida (CO2)
menjadi glukosa (C6H12O6) berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari. Peristiwa ini sering
disebut sebagai reduksi karbon dioksida. Dengan demikian dalam fotosintesis ada dua macam
reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Yang merupakan reaksi terang (reaksi Hill) adalah
fotolisis, yang merupakan reaksi gelap (reaksi Blackman) adalah reduksi karbon dioksida.
Gabungan antara reaksi terang dan reaksi gelap itulah yang kita kenal sekarang sebagai reaksi
fotosintesis. Pada tahun 1940 Melvin Calvin dan timnya berhasil menemukan urutan
reaksi/proses yang berlangsung pada reaksi gelap. Rangkaian reaksi itu selalu berulang terus
menerus dan disebut siklus Calvin.

2.2 Struktur Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang berwarna hijau, umumnya berbentuk lensa, terdapat
dalam sel tumbuhan lumut (Bryophyta), paku-pakuan (Pterydophyta) dan tumbuhan berbiji
(Spermatophyta). Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron, sedangkan tebalnya 0,5-1,0
milimikron. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua
sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastida . Plastida adalah organel
bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam. Proplastida merupakan
prekursor berbagai macam plastida dalam jaringan tanaman, tergantung pada macam jaringan
dan macam lingkungan yang berpengaruh, proplastida berdiferensiasi menjadi plastida yang
berbeda.
Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan pembesaran yang paling kuat, kloroplast
terlihat berbentuk butir. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya plastida berbentuk cakram
(kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam
sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali
disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang, bryophyta dan lycopodium dapat
memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan
dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Bentuk kloroplast yang beraneka ragam
ditemukan pada alga. Kloroplast bernbentuk pita spiral ditemukan pada Spirogyra, sedangkan
yang berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplast berbentuk pita
ditemukan pada Zygnema.
Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang sering disebut
pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan
ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang
berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada
membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam
tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis berlangsung di
stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai
struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning sampai jingga yang disebut
karoten.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan membran dalam.
Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas juga mengandung porin yang
menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000 dalton.
Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang
berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada proses
fotosintesis. Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam membentuk
struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang disebut tilakoid yang tersusun
membentuk grana. Membran tilakoid yang mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan
mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lain serta rantai transport elektron. Reaksi terang
dari fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang intermembran antara
membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada matriks mitokondria, stroma
kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60
macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas.
Sebagian besar protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan
selanjutnya dikirim ke kloroplas.
Berikut adalah struktur dari
kloroplas :
Keterangan :
1. membran luar
2. ruang antar membran
3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
2.3 Kloroplas dan Fotosintesis
Pemahaman pertama menyangkut fotosintesis ditunjukkan oleh C.B. van Niel pada tahun
1930 dengan memberikan reaksi fotosintesis sebagai berikut:
CO2 + H2O  (CH2O) + O2.
Energi dari matahari digunakan untuk memecah CO2, melepaskan O2 dan mentransfer atom
karbon ke molekul air untuk membentuk karbohidrat (CH2O). Dari melihat reaksi di atas tampak
bahwa reaksi fotosintesis merupakan kebalikan dari reaski respirasi sel. Akan tetapi tumbuhan
tidak menghasilkan makanan dengan hanya membalik reaksi.
Pada respirasi reaksinya merupakan reaksi redoks. Energi dilepas dari gula pada saat
elektron yang berikatan dengan hidrogen diangkut ke oksigen yang membentuk air sebagai hasil
samping. Elektron akan kehilangan energi potensialnya karena oksigen elektronegatif yang akan
menarik elektron melalui rantai transport elektron. Mitokondria menggunakan energi ini untuk
menghasilkan ATP. Seperti respirasi sel, fotosintesis juga merupakan reaksi redoks yang
membalik arah aliran elektron. Air terurai dan elektron ditransfer bersama dengan ion hidrogen
dari air ke karbondioksida dan mereduksinya menjadi gula. Elektron bertambah energi
potensialnya ketika electron ini dipindahkan dari air ke gula.
Persamaan reaksi fotosintesis tampak seperti suatu reaksi yang sangat sederhana dari
suatu proses yang sangat rumit. Akan tetapi sebenarnya fotosintesis bukanlah merupakan suatu
poses tunggal. Fotosintesis terdiri dari dua proses yang masing-masing terdiri dari banyak
tahapan reaksi. Kedua tahap reaksi tersebut terdiri dari reaksi terang (fotolisis) dan reaksi gelap
(siklus Calvin).
BAB III
ISI
3.1 FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan (glukosa) pada tumbuhan yang
menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Fotosintesis
sangat penting bagi kehidupan. Selain menghasilkan zat makanan pada tumbuhan, proses ini juga
menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi pernafasan manusia. Proses fotosintesis terjadi pada
daun tumbuhan. Proses fotosintesis ini tidak berlangsung pada semua sel tetapi hanya pada sel
yang mengandung pigmen fotosintetik. Disamping itu proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh
kemampuan daun menyerap spektrum cahaya, perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan
pigmen pada jaringan daun. Kloroplas adalah salah satu pigmen fotosintetik yang berperan
penting dalam proses fotosintesis dengan menyerap energi matahari.
Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan yang berwarna
hijau. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran
tilakoid. Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan
produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.Klorofil sendiri sebenarnya hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Fotosistem adalah unit dari tumbuhan yang menangkap energi matahari (klorofil).
Persamaan reaksi kimia fotosintesis adalah sebagai berikut :

H2O (air) + CO2 (karbondioksida) + cahaya → CH2O (glukosa) + O2 (oksigen)

Lambat cepatnya proses fotosintesis ditentukan oleh :


1. Intensitas Cahaya
Laju fotosintesis maksimal jika jumlah cahaya banyak
2. Suhu
Enzim yang bekerja pada proses ini maksimal pada suhu yang diinginkan
3. Banyaknya Karbondioksida
Semakin banyak semakin maksimal poses fotosintesis
4. Banyaknya Air
Semakin banyak, semakin maksimal proses fotosintesis
5. Tahapan Pertumbuhan
Tumbuhan yang masih berkecambah menunjukkan laju fotosintesis yang maksimal pada
tumbuhan dewasa

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang
terjadi pada grana
(tunggal: granum),
sedangkan reaksi
gelap terjadi di dalam
stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan
dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan
cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom
karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang
gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas
cahaya merah (610 – 700 nm), hijau kuning (510 – 600 nm), biru (410 – 500 nm) dan violet (<
400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait
pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada
membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang
berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung
beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah.
Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a
berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan
dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi
tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron.
Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis
3.2 Reaksi Terang
Berikut tahapan-tahapan reaksi terang :

 Tahap pertama dari system fotosintesis adalah reaksi terang


 Reaksi ini memerlukan molekul air
 Reaksi ini sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari.
 Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
 Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik adalah sinar merah dan ungu
 Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
 Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan
panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih
banyak energi.
 Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi
 Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid berupa pigmen
yang terdiri dari sistem cahaya yang disebut fotosistem
 Dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu
fotosistem II dan fotosistem I.
 fotosistem I dan II sebagai sistem pembawa elektron
 Fotosistem terdapat perangkat komplek protein pembentuk ATP berupa enzim ATP
sintase.
 Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer,
 sedangkan fotosistem I 700 nanometer.
 Kedua fotosistemini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai
dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
 Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem
II(P.680)
 Fotosistem II melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron.
 Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP , satuan
pertukaran energi dalam sel.
 Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang
harus segera diganti.
 Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil
ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
 Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
 Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida
 Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem
I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
mereduksi NADP menjadi NADPH
 Jadi P 700 ( Photosistem I ) menhasilkan NADPH2 , sedang Phoyosistem II (P 680)
menghasilkan Oksigen dan ATP

 Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen
dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan NADPH2.
 ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan digunakan sebagaienergi dalam reaksi gelap
 Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan
membran dalam kloroplas.
 Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia.
Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut grana
Reaksi terang dari
fotosintesis pada
membran tilakoid

Reaksi terang adalah


proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan
cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II.
Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap
cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi
P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari
sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil.
Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada
disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim.
Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari
air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon
merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini
akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks.
Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung
tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa
H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang
menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada
PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron
untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh
enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP
sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron
dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase
bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi
pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu fosforilasi
siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi penambahan gugus fosfat kepada
senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat organik. Pada reaksi terang, karena dibantu
oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi.
Fotofosforilasi Siklik
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu
fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan
berakhir di fotosistem I.
Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di
P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar menuju akseptor
elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700 mentransfer elektronnya
ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan
fungsinya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi
transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak
proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien
konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang
kemudian menghasilkan ATP. Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan
kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya.
Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme
fotoautotrof.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi Siklik secara sistematis :
• Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari,membuat elektron-elektron di
P700 menjadi aktif karenarangsangan dari luar
• elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju akseptorelektron primer kemudian
menuju rantai transpor elektron.
• Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron,P700 mengalami defisiensi
elektron dan tidak dapatmelaksanakan fungsinya.
• Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptorlain, selalu terjadi
transformasi hidrogen bersama-sama elektronpada fotosistem P 700 itu
• Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+
melewati membran, yang kemudianmenghasilkan gradien konsentrasi yang dapat
digunakan untukmenggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yangkemudian
menghasilkan ATP
• Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengankembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapatkembali melaksanakan fungsinya lagi
• Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan jugaterjadi pada semua
organisme fotoautotrof
Fotofosforilasi Nonsiklik
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem
klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan
elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-. Dua elektron dari molekul air
tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan digunakan pada reaksi yang lain dan O 2 akan
dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680
menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer. Setelah terjadi transfer elektron,
P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil
penguraian air tadi. Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa
mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya
sampai di fotosistem I, tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan “skema
Z”. Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk
reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.
Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup
besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan
akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh
NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air. Dengan bantuan suatu enzim bernama
Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu
reaksi:
NADP++H++2e-—>NADPH

NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi
gelap.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi NonSiklik secara sistematis :
• Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H++ 1/2O2+ 2e-.
• Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II
• Sedang ion H+ akan digunakan pada reaksi yang lain
• dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
• Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada diP680 menjadi tereksitasi
dan keluar menuju akseptor elektronprimer.
• Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensielektron, tetapi dapat cepat
dipulihkan berkat elektron dari hasilpenguraian air tadi.
• Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron,yang membawa mereka
melewati pheophytin, plastoquinon,komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya
sampai difotosistem I, tepatnya di P700.
• Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".
• Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebutmengeluarkan energi untuk
reaksi sintesis kemiosmotik ATP,yang kemudian menghasilkanATP
.• Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapatpasokan tenaga yang cukup
besar dari cahaya matahari.
• Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin,dan akhirnya sampai di
ujung rantai transpor, dimana duaelektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+,
yangberasal dari penguraian air.
• Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADPreduktase, disingkat FNR,
NADP+, H+, dan elektron tersebutmenjalani suatu reaksi:
• NADP++H++2e-—>NADPH
• NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalamreaksi Calvin-Benson, atau
reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu
sebagai berikut

FOTOFOSFORILASI SIKLIK FOTOFOSFORILASI NONSIKLIK


- Hanya melibatkan fotosistem I - Melibatkan fotosistem I dan II
- Menghasilkan ATP - Menghasilkan ATP dan NADPH
- Tidak terjadi fotolisis air - Terjadi fotolisis air

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Campbell and Reece. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Hopkin, W.G., Huner, N.P.A. (2004). Introduction to Plant Physiology. Third Edition. John
Wiley and Sons, Inc. United State of America.
Lakitan, Benyamin.2004. DASAR – DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
http:// micro.magnet.fsu.edu/cells/chloroplasts/
http://sunenergyfacts.com/
http://fotosintesis.htm/
http://akmilibnuipa2.blogspot.com/2011/12/sejarah-penemuan-fotosintesis.html

http://luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2012/07/makalah-reaksi-terang-fotosintesis.html
Malah Fotosintesis Reaksi Terang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tubuh makhluk hidup disusun oleh materi. Materi diperoleh dari udara (misalnya oksigen
untuk pernafasan, karbon dioksida untuk fotosintesis), air dan bahan-bahan yang terlarut, atau
dari makanan. Manusia dan hewan merupakan makhluk hidup heterotrof tidak dapat mensintesis
makanannya sendiri yang secara langsung atau tidak langsung, hidupnya bergantung pada
makhluk lain untuk membangun tubuh maupun sebagai sumber energinya. Berbeda dengan
tumbuhan yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan menggunakan energi cahaya
matahari melalui proses fotosintesis.
Melalui fotosintesis, tumbuhan menyusun zat makanan yaitu karbohidrat (pati/gula).
Karena kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah, tumbuhan disebut organisme autotrof.
Fotosintesis ternyata berlangsung dalam dua reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi
gelap adalah reaksi yang berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari, sedangkan reaksi terang
adalah tahap dimana fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Reaksi terang dan reaksi gelap
sangat erat kaitannya dalam fotosintesis, karena hasil dari reaksi terang akan digunakan pada
reaksi gelap nanti. Dan untuk mengetahui lebih jelas tentang reaksi terang maka dibuatlah
makalah ini.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya reaksi terang dalam fotosintesis
2. Untuk mengetahui mekanisme fotosintesis terutama pada reaksi terang
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang.
Kloroplas adalah organel di mana fotosintesis berlangsung. Dalam kloroplas, stroma
adalah lokasi di mana karbon dioksida diubah menjadi gula dan mana membran khusus yang
disebut tilakoid berada. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan
gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini
berasal darifotosintesis. Persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa dapat kita
lihat berikut ini: 6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu :
a. Tahap pertama, yang disebut reaksi terang (karena memerlukan cahaya), di mana energi
cahaya ditangkap oleh molekul klorofil dan diproses untuk membuat senyawa energi
tinggi yang digunakan nanti dalam reaksi gelap. Reaksi terang terjadi pada grana
(tunggal: granum). Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi
kimia dan menghasilkan oksigen (O2).
b. Tahap kedua, yang dikenal sebagai siklus Calvin yang dinamai dari penemunya, juga
dikenal sebagai reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon
dioksida), karena menggunakan energi yang diciptakan dalam reaksi cahaya untuk ikatan
rantai karbon bersama-sama untuk membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi
(ATP dan NADPH). Reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
2.2.Tempat dan Perangkat Alat Fotosintesis
Fotosintesis ibarat suatu proses yang terjadi dalam sebuah “pabrik”. Pada umumnya,
“pabrik” tempat fotosintesis adalah daun. Sel-sel daun memiliki kelengkapan alat untuk
menangkap energi matahari. Pada tumbuhan tertentu yang tidak berdaun seperti bangsa Kaktus,
kelengkapan alat fotosintesisnya terdapat pada sel-sel lapisan luar dari batangnya.
Gambar 1. Daun, Susunan Anatomi dan kloroplas
Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel daging daun.
Bentuknya bermacam-macam, tergantung jenis tumbuhannya. Selain bulat atau lonjong ada juga
yang berbentuk pita. Pada daun Hydrila, kloroplasnya bulat atau lonjong, berukuran cukup besar
dan mudah diamati dibawah mikroskop. Organela ini mudah dikenali dengan warnanya yang
hijau karena banyak mengandung zat warna atau pigmen hijau daun yang disebut klorofil. Ada
dua macam klorofil pada tumbuhan darat yaitu klorofil a dan klorofil-b.
Gambar2. Kloroplas dan bagian-bagiannya: Grana dan stroma
Kloroplas tersusun dari dua bagian, meliputi :
a. Bangunan seperti tumpukan piring, disebut grana
b. Bahan yang mengisi di luar grana, disebut matrik stroma
Pada bagian grana, terdapat seluruh perangkat alat penangkap energi matahari. Perangkat
alat itu adalah ibarat antena penerima. Alat penerima tersebut berupa kumpulan bermacam-
macam zat pigmen. Pigmen adalah suatu zat yang berfungsi menangkap atau memantulkan jenis
sinar atau warna cahaya tertentu. Pigmen daun paling banyak adalah klorofil.

2.3.Pengertian Reaksi Terang Fotosintesis


Reaksi terang adalah reaksi penangkapan energi cahaya. Energi cahaya yang diserap oleh
membran tilakoid akan menaikkan elektron berenergi rendah yang berasal dari H2O. Elektron-
elektron bergerak dari klorofil a menuju sistem transpor elektron yang menghasilkan ATP (dari
ADP + P). Elektron-elektron berenergi ini juga ditangkap oleh NADP+. Setelah menerima
elektron, NADP+ segera berubah menjadi NADPH. Molekul-molekul ini (ATP dan NADPH)
menyimpan energi untuk sementara waktu dalam bentuk elektron berenergi yang akan digunakan
untuk mereduksi CO2.
Reaksi terang (Light-Dependent Reaction) terjadi dalam membran tilakoid yang di
dalamnya terdapat pigmen klorofil a, klorofil b, dan pigmen tambahan yaitu karoten. Pigmen-
pigmen ini menyerap cahaya ungu, biru, dan merah lebih baik daripada warna cahaya lain.
Reaksi inimemerlukan molekul air. Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja
sama, yaitu fotosistem I dan II.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron.Energi
dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran
energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit ataukekurangan
elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron inidipenuhi
oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.Hasil ionisasi
air ini adalah elektron dan oksigen.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.
Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik
padatahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak
menghasilkanoksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen. Pada saat yang sama
dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,melepaskan elektron yang
ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksiNADP menjadi NADPH.

2.4.Fotosistem
Dalam tilakoid terdapat beberapa pigmen yang berfungsi menyerap energi cahaya.
Pigmen-pigmen itu antara lain klorofil a, klorofil b, dan pigmen tambahan karotenoid. Setiap
jenis pigmen menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Molekul klorofil dan pigmen
asesori (tambahan) membentuk satu kesatuan unit sistem yang dinamakan fotosistem. Setiap
fotosistem menangkap cahaya dan memindahkan energi yang dihasilkan ke pusat reaksi, yaitu
suatu kompleks klorofil dan protein-protein yang berperan langsung dalam fotosintesis.
Gambar 3. Spektrum Penyerapan Cahaya oleh Klorofil
Fotosistem I terdiri atas klorofil a dan pigmen tambahan yang menyerap kuat energi
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga sering disebut P700. Sementara itu,
fotosistem II tersusun atas klorofil a yang menyerap kuat energi cahaya dengan panjang
gelombang 680 nm sehingga sering disebut P680.
Gambar 4. Fotosistem
Ketika suatu molekul pigmen menyerap energi cahaya, energi itu dilewatkan dari suatu
molekul pigmen ke molekul pigmen lainnya hingga mencapai pusat reaksi. Setelah energi
sampai di P700 atau di P680 pada pusat reaksi, sebuah elektron kemudian dilepaskan menuju
tingkat energi lebih tinggi. Elektron berenergi ini akan disumbangkan ke akseptor elektron.
Dalam reaksi terang, terdapat 2 jalur perjalanan elektron, yaitu jalur elektron siklik dan jalur
elektron nonsiklik.

2.5.Mekanisme Reaksi Terang


Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil
menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-
700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan
ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang
tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.
Fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi
dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan
mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh
ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di
lumen tilakoid.
Gambar 5. Skema Proses Reaksi Terang
Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon
(PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran
lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H +
yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah: 2H2O + 4
foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2.
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung
tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa
H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4H+ (lumen).
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang
menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada
PS I adalah: Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+).
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron
untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh
enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah: 4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd
(Fe3+) + 2NADPH Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam
ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan
elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat
ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan
yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut: Sinar + ADP + Pi + NADP + + 2H2O →
ATP + NADPH + 3H+ + O.

2.5.1. Fotofosforilasi Siklik


Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu
fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan
berakhir di fotosistem I. Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat
elektron-elektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar
menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700
mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak
dapat melaksanakan fungsinya.
Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi
transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak
proton, yang memompa ion H+melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien
konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang
kemudian menghasilkan ATP. Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan
kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya.
Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme
fotoautotrof.
Tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi Siklik secara sistematis :
1. Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari,membuat elektron-elektron di P700
menjadi aktif karenarangsangan dari luar
2. Elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju akseptorelektron primer kemudian
menuju rantai transpor elektron.
3. Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron,P700 mengalami defisiensi
elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.
4. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptorlain, selalu terjadi transformasi
hidrogen bersama-sama elektron pada fotosistem P 700 itu
5. Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati
membran, yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan
untukmenggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP
6. Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapatkembali melaksanakan fungsinya lagi
7. Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme
fotoautotrof

2.5.2. Fotofosforilasi Nonsiklik


Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem
klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan
elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II. Mula-mula,
molekul air diurai menjadi 2H+ + O2 + 2e-.
Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan
digunakan pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh
cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor
elektron primer. Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat
cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka bergerak lagi
ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek
sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700.
Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan “skema Z”. Sepanjang perjalanan di rantai
transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP,
yang kemudian menghasilkan ATP. Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat
pasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke
molekul akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron
tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air.
Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR,
NADP+, H+, elektron tersebut menjalani suatu reaksi NADP++H++2e-—>NADPH NADPH,
sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.

2.6.Tipe-Tipe Fotosintesis
Berdasarkan senyawa pertama yang dibentuk dari hasil fiksasi atau pengikatanCO2,
fotosintesis dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe C3 dan C4.
1) Tipe C3, senyawa pertama yang dibentuk dari hasil fiksasai CO2 dari luar(udara / atmosfir)
adalah senyawa asam organik 3 karbon (3-C), yaitu AsamFosfogliserat (PGA). Proses reaksi
ini langsung menjadi bagian dari daurCalvin. Enzim yang membantu pengikatan CO2 adalah
RubisCo (RibulosaBifosfat Karboksilase Oksigenase). Oleh RubisCo, CO2 digabungkan
dengansenyawa gula sederhana 5-C yaitu Ribulosa di(bi)-fosfat (Ru-BP).
2) Tipe C4, senyawa pertama yang dibentuk dari fiksasi karbon dari udara bebasadalah berupa
asam organik 4 karbon (4-C), yaitu Asam Oksalo Asetat(OAA). Senyawa OAA akan segera
diubah menjadi :1) Asam Malat, atau 2) Aspartat)
Zat CO2 udara (senyawa 1-C) ditangkap oleh enzim PEP-karboksilase. Olehenzim itu,
CO2 akan digabungkan dengan senyawa PEP (fosfoenol-piruvat ; senyawa 3-C) menjadi asam
organik 4-C, yaitu OAA. Selanjutnya, kedua senyawa itulah yang akan menjadi sumber CO2
untuk sintesis gula dalam daur Calvin. Artinya, CO2 yang ditangkap oleh enzim RubisCo untuk
membentuk zat gula dalam daur Calvin tidak langsung diambil dari CO2 udara bebas, melainkan
dari hasil pemecahan asam Malat atau Aspartat.
Pada tumbuhan yang tipe fotosintesisnya C-4 (tumbuhan C-4), peristiwa pengikatan CO2
udara bebas terjadi di sel-sel mesofil daun. Sedangkan reaksi penyusunan zat gula (daur Calvin)
terjadi di sel-sel seludang berkas angkutan di daun. Jadi ada proses transpor asam organik
sumber CO2, yaitu transpor malat atau aspartat, dari daerah sel-sel mesofil daun menuju sel
seludang berkas. Bentuk timbunan sumber CO2 ini tergantung dari jenis tumbuhan C-4 nya.
Penemu adanya tipe fotosintesis ini adalah Hatch and Slack, maka daur fotosintesisnya juga
disebut daur Hatch – Slack. Pada tumbuhan C-4, zat gula dibentuk atau ditemukan di sel
seludang berkas, bukan di sel mesofil daun.
Keunggulan tumbuhan C4 dibanding tumbuhan C-3 antara lain adalah :
a. Lebih tahan terhadap lingkungan yang terik dan kering
b. Proses fotosintesis lebih efektif, terutama pada intensitas dan kadar CO2 yang lebih tinggi
c. Penghambatan fotosintesis oleh O2 lebih rendah karena rasio CO2/O2 dalamjaringan daun
lebih besar. Fotorespirasi-nya lebih rendah.
3) Fotosintesis Tipe CAM
Selain tipe C3 dan C4, terdapat tipe fotosintesis lain, yaitu tipe Crassulacean Acid
Metabolism (CAM). Fotosintesis tipe CAM pada dasarnya mirip dengan tipe C-4, dilakukan oleh
beberapa golongan tumbuhan yang hidup di gurun.Gurun memiliki kondisi udara (klimatik) dan
tanah (edafik) yang sangat ekstrim. Pada siang hari, matahari sangat terik, udara panas, dan udara
kering (kelembaban rendah). Di samping itu, tanah gurun sangat kering, tandus dan berbatu.
Untuk menghindari kehilangan air jaringan yang berlebih, maka stoma menutup di sianghari dan
membuka di malam hari. Karena itu, fotosintesis tumbuhan CAM terjadi dalamdua waktu, yaitu
siang dan malam. Fiksasi CO2 dilakukan pada malam hari saat stomamembuka. Sedangkan
siangnya terjadi aktivitas penyusunan zat gula melalui daur Calvin.
Hasil fiksasi CO2 dari udara bebas adalah berupa asam organik 4-C, yaitu OAA, seperti
pada tumbuhan C-4 umumnya. OAA ini akan segera diubah menjadi asam malat dan ditimbun di
vakuola sel. Pada sianghari, asam malat akan pecah untuk melepaskan CO2. Peristiwa ini disebut
dekarboksilasi. Selanjutnya, CO2 tersebut digunakan untuk menyusun zat gula melalui daur
Calvin.

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
1. Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena.Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer)dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).
Cahaya hijau ini akandipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan
sensasi bahwa daun berwarnahijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada
gelombang cahaya denganpanjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek
menyimpan lebih banyakenergi.
2. Dalam reaksi terang, ada aliran kontinu elektron dari air ke fotosistem 2, yang menciptakan
ATP kaya energi dan menyediakan energi habis elektron untuk fotosistem 1, yang kemudian
menggantikan elektron bersemangat yang masuk rantai transpor elektron yang berbeda untuk
membuat NADH. Reaksi terang memanfaatkan energi cahaya dan transfer ke energi kimia
dari molekul.
3. Reaksi terang: Air + ADP + NADP + Phosphate + Energi cahaya → ATP + NADH +
Oksigen

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Fotosintesis. id.wikipedia.org.


Djukri, 2010, Diktat Fisiologi Tumbuhan Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta
Elida Purba, 2012, Jurnal :Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk Penyerapan Gas
CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung.
Harahap, Fauziyah, 2012, Fisiologi Tumbuhan (Suatu Pengantar), Unimed Press,
Medan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
Nio Song Ai, Jurnal : Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan, Program Studi Biologi
FMIPA, Universitas Sam Ratulangi.
Luqman. 2010. Reaksi Terang Fotosintesis. luqmanmaniabgt.blogspot.com.
Sudjadi, Emak Pancar Sakti, 2005, Jurnal: Pengaturan Cahaya Lampu Sebagai
Fotosintesis Phytoplankton Buatan Dengan Mengunakan Mikrokontroler,
Universitas Diponegoro,

http://natalialase16.blogspot.co.id/2015/04/malah-fotosintesis-reaksi-terang.html

Anda mungkin juga menyukai