Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

Nama : Saffana Nabila

NIM : 08061281924026

Kelas / Kelompok :B/4

Dosen Pembimbing : Indah Solihah, M.Sc., Apt.

PERCOBAAN VII : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU MEDIA KAPAS BASAH

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERKECAMBAHAN KACANG
HIJAU MEDIA KAPAS BASAH

I. Tujuan
1. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau
2. Mengetahui tipe perkecambahan tumbuhan kacang hijau
3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada kacang
hijau

II. Dasar Teori


Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan
melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan suplai
oksigen sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses
perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia
cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Dinding sel yang kering hampir tidak
permeabel terhadap gas. Imbibisi menyebabkan kadar air di dalam biji mencapai
50-60%, dan menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Air juga merupakan
sarana masuknya oksigen ke dalam biji. Suhu optimum untuk berlangsungnya
proses perkecambahan adalah 10-40ºC ( Kozlowski, 1972 ).
Ada dua tipe perkecambahan biji, yaitu perkecambahan pigeal dan hipogeal.
Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang
sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon
dapat melakukan fotosintesis selama daun belum 11 terbentuk. Organ pertama yang
muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula ini kemudian akan
tumbuh menembus permukaan tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang
dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke permukaan tanah
mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akan memunculkan daun pertama
kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di dalamnya telah habis
digunakan oleh embrio (Campbell, 2000).
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang
kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon
tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang 12 mengalami perkecambahan
ini adalah kacang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-rumputan. Biji yang
berkecambah belum memiliki kemampuan untuk menyintesis cadangan makanan
sendiri. Kebutuhan karbohidrat didapatkan dari cadangan makanan (endosperma).
Umumnya cadangan makanan pada biji berupa amilum (pati). (Campbell , 2000).
Pertumbuhan aksis embrionik kecambah terjadi karena dua peristiwa yaitu
pembesaran sel yang telah ada sebelumnya dan pembentukan sel-sel baru. Selsel
baru terbentuk karena proses pembelahan sel yang terjadi pada titik tumbuh
radikula dan plumula. Saat pembesaran sel terjadi proses-proses biokimia,
transportasi air, gula, asam amino, dan perubahan ion-ion organik menjadi protein,
asam nukleat, polisakarida serta molekul-molekul kompleks lainnya. Senyawa
yang dihasilkan akan diubah menjadi organela, dinding sel, membran sel dan lain-
lain sampai terbentuk jaringan dan organ (Salisburry dan Ross, 1995).
Pertumbuhan sesungguhnya merupakan hasil reaksi biokimia, peristiwa
biofisik dan proses fisiologis yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama
dengan faktor luar. Titik awalnya adalah satu sel tunggal, yaitu zigot yang tumbuh
dan berkembang menjadi organisme multisel. Sintesis molekul yang besar dan
kompleks berlangsung terus menerus dari ion dan molekul yang lebih kecil,
pembelahan sel menghasilkan sel-sel baru, yang banyak dan diantaranya tidak
hanya membesar tetapi juga lebih kompleks (Hasnunidah, 2011).
Secara visual, pertumbuhan tumbuhan dapat diamati dari pertambahan jumlah
dan ukuran, perubahan massa dan penampilan tumbuhan tersebut sebagai akibat
penggandaan protoplasma dan perbanyakan sel yang secara keseluruhan disebut
fenologi. Fenologi adalah perubahan secara berurutan yang dapat dilihat dari
penampilan morfologi tanaman tersebut. Suatu tumbuhan dikatakan tumbuh
apabila memiliki jumlah sel, jumlah daun, ranting, rambut akar, dan tunas yang
lebih banyak dibandingkan keadaan semula (Hasnunidah, 2011).
Pertumbuhan tumbuhan juga ditandai dengan pertambahan ukuran tanaman
seperti tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, panjang akar, volume batang,
dan keliling batang. Pertambahan massa pada tumbuhan dapat diamati dari berat
segar dan berat kering tanaman. Tumbuhan dikatakan tumbuh bila terjadi
perubahan penampilan, misalnya pada fase vegetatif perubahan dimulai dari
perkecambahan dilanjutkan dengan pemunculan bibit di atas tanah, pembentukan
daun dan akar, inisiasi anakan atau cabang, pertumbuhan daun, dan perpanjangan
akar, sedangkan pada fase generatif dimulai dari induksi bunga, inisiasi bunga,
pertumbuhan primordia bunga, dan pemunculan bunga (Hasnunidah, 2011).
Proses pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal tanaman dan faktor lingkungan. Faktor internal tersebut antara lain gen dan
hormon. Faktor lingkungan meliputi dua faktor yaitu faktor dalam 14 tanah dan
faktor di atas tanah. Faktor dalam tanah terdiri dari keasaman, aerasi, kandungan
unsur kimia, dan lain-lain. Sedangkan faktor di atas tanah adalah radiasi matahari,
temperatur, kelembaban, dan lain-lain (Sitompul dkk, 1995). Adapun faktor lain
yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah medan
magnet.
III. Alat dan Bahan

A. Alat
1. Aqua gelas 2 buah

B. Bahan
1. Kapas 8 buah
2. Biji kacang hijau 8 buah
3. Air
IV. Cara Kerja

8 Biji Kacang Hijau

direndam
Dalam air semalaman
dimasukkan
Ke dalam 2 aqua plastik yang telah diberi kapas basah
diberi

Label gelap dan terang


diletakkan

Gelas label gelap di tempat gelap dan

diletakkan
Gelas label terang di tempat terang

diberi
Air secukupnya setiap hari

diamati
Pertumbuhan panjang akar, batang, jumlah daun, dan warna daun
V. Data Hasil Pengamatan

Reaksi Terang

Hari 1 2 3 4 5
Panjang Panjang Panjang Panjang Jumlah Panjang Jumlah
Batang Batang Batang Batang Daun Batang Daun

1
2
3
4

Reaksi Gelap

Hari 1 2 3 4 5
Panjang Panjang Panjang Panjang Jumlah Panjang Jumlah
Batang Batang Batang Batang Daun Batang Daun

1
2
3
4
VI. Pembahasan

Praktikum kali ini praktikan melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan


dan perkembangan perkecambahan kacang hijau dengan media kapas basah.
Pengamatan dilakukan selama lima hari dengan dua perlakuan berbeda. Satu
diletakkan di tempat gelap dan yang satunya lagi diletakkan di tempat yang terkena
cahaya matahari langsung. Perlakuan ini menunjukan adanya perbedaan
karakteristik tanaman yang dihasilkan.
Kacang hijau yang diletakkan di tempat terang mengalami pertumbuhan dari
@ pada hari pertama menjadi @ pada hari kedua, lalu menjadi @ pada hari ketiga,
@ pada hari keempat dan @ pada hari kelima. Sedangkan kacang hijau yang
diletakkan di tempat gelap mengalami pertumbuhan dari @ pada hari pertama
menjadi @ pada hari kedua, lalu menjadi @ pada hari ketiga, @ pada hari keempat
dan @ pada hari kelima. Hal ini menunjukan bahwa kacang hijau yang diletakkan
di tempat gelap lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan di tempat yang terkena
cahaya matahari langsung.
Kecambah kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap memiliki warna yang
pucat kekuningan sedangkan yang diletakkan di tempat terang memiliki warna
hijau. Jika diamati bagian daunnya kecambah kacang hijau juga menunjukan hasil
serupa, dimana daun kecambah di tempat gelap lebih pucat dan tipis dibandikan
dengan kecambah di tempat terang yang daunnya hijau dan tebal. Batang
kecambah di tempat terang juga lebih kokoh dan tegak dibandingkan dengan
kecambah di tempat gelap.
Pengamatan yang telah dilakukan ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau di tempat gelap dan di
tempat terang. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya matahari mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau. Apabila kacang hijau ditanam di
tempat gelap atau tidak terkena cahaya matahari maka pertumbuhan panjangnya
akan semakin cepat. Peristiwa ini terjadi karena adanya aktivitas hormon
tumbuhan, terutama hormon auksin.
Hormon auksin berperan dalam megatur perbesaran sel dan memacu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya matahari. Apabila terkena cahaya matahari, hormon ini akan
terurai dan rusak sehingga menghambat pertumbuhan panjang tanaman. Pada
keadaan gelap, hormon auksin ini akan terurai atau rusak malah hormon ini akan
semakin aktif dihasilkan sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Itu
sebabnya tanaman yang ditanam di tempat gelap lebih cepat pertumbuhannya.
Perbedaan antara kedua perlakuan ini juga ditunjukan dari warna daun, warna
batang, serta kekokoh batangnya. Pada keadaan gelap hormon auksin akan terus
terurai sehingga batang akan semakin panjang. Akibatnya, batang tanaman akan
lebih panjang dari keadaan normal dan kondisi fisik tanaman menjadi kurang sehat,
inilah yang akhirnya memngakibatkan batang menjadi kurang kokoh dibandingkan
dengan tanaman di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
Cahaya yang kurang juga menyebabkan batang dan daun berwarna pucat
karena kekurangan klorofil sehingga daun berwarna pucat kuning. Biji kacang
hijau dapat menjadi kecambah karena memakai nutrisi dari kotiledon, yang
membedakan untuk pertumbuhan selanjutnya adalah reaksi yang berdasarkan
intensitas penyinaran dan faktor – faktor lainnya. Kacang hijau di tempat gelap
tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga nutrisi hanya berasal dari kotiledon,
sedangkan kacang hijau di tempat terang bisa melakukan fotosintesis, dengan
demikian klorofilnya secara langsung terkena cahaya dan tidak berubah menjadi
etioplas. Karena kadar etioplas yang terlalu banyak inilah yang menyebabkan
tumbuhan menguning.
Peristiwa yang terjadi pada tanaman kacang hijau di tempat gelap atau tidak
terkena cahaya matahari langsung merupakan peristiwa etiolasi.
Etiolasi merupakan pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap
namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan
tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Etiolasi ini
memiliki kecenderungan untuk menjangkau sumber cahaya.
Etiolasi dikendalikan oleh hormon pertumbuhan auksin yang diproduksi di
ujung titik pertumbuhan. Auksin berdifusi ke sel-sel tumbuhan dan
ditransportasikan melalui jaringan pembuluh dari ujung atas tumbuhan ke bawah. .
Auksin tidak aktif ketika ada cahaya matahari. Ketika auksin aktif, mereka
merangsang pompa proton di dinding sel yang meningkatkan keasaman dinding sel
dan mengaktifkan enzim ekspansin, enzim yang memecah ikatan kimia di dinding
sel, sehingga dinding sel melemah dan sel mampu berkembang menjadi lebih
besar.
VII. Kesimpulan
1. Tanaman yang terkena cahaya matahari secara langsung pertumbuhannya
lebih lambat, daunnya    lebih lebar tebal, berwarna hijau, batang tegak,
dan kokoh.
2. Tanaman yang tidak terkena cahaya matahari pertumbuhannya lebih cepat
dan mempunyai   batang yang lebih tinggi, daunnya kecil, tipis, berwarna
pucat, batang melengkung, dan tidak terlalu kokoh.
3. Cahaya merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
4. Hormon menjadi faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
5. Tipe perkecambahan kacang hijau yaitu epigeal.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece., dan L.G. Mitchell. 2000, Biologi Jilid II, Penerbit
Erlangga, Jakarta, Indonesia.

Hasnunidah, Neni. 2011, Fisiologi Tumbuhan, Universitas Lampung, Bandar


Lampung, Indonesia.

Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant Tissues In Water Deficit
and Plant Gwowth, Vol III, Academic Press, New York, Amerika Serikat.

Salisburry and C.W. Ross. 1995, Fisiologi Tumbuhan, Penerbit ITB, Bandung,
Indonesia.

Sitompul, S.M., dan Guritno, B. 1995, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Penerbit


Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai