Anda di halaman 1dari 25

Laporan Penelitian Biologi

PENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMAN


DAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
TANAMAN KACANG MERAH

ABSTRAK
Nurul,dkk. 2010. Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap
Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah (Dibawah bimbingan Ikhwan). Karya Tulis Ilmiah
(KTI) tingkat SMA. SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kecepatan
pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah
yang direndam di air kelapa muda, (2) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju
pertumbuhan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang dengan tanaman kacang
merah yang diletakkan di tempat gelap. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perbandingan pertumbuhan kecambah antara biji kacang
merah yang direndam di air PAM dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda
adalah 3:4 karena air kelapa mengandung mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai
penyubur tanaman, (2) Tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat gelap lebih tinggi
daripada tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang. Adapun perbandingannya
sebesar 23,04:6,5 dengan panjang rata-rata maksimal di tempat gelap adalah 23,04 cm, dan
panjang
rata-rata
maksimal
di
tempat
terang
adalah
6,5
cm.

Kata kunci : media air, intensitas cahaya, laju pertumbuhan, tanaman kacang merah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah
kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah
lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang
tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah memiliki kandungan
protein yang tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein

yang dikandung kacang merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk
kesehatan jantung. Kacang merah ini dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika
Selatan.
Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16.
Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke negaranegara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia. Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus
vulgaris L. Kacang merah berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan
dari biji itu akan mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis
yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat
gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan
akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat. Pada
saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih
sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein
dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai
komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap
cerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses
berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Cahaya dan air sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan cahaya, tumbuhan
dapat hidup dengan baik. Selain itu, cahaya juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan,
perkecambahan, fotosintesis dan lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi
pada pertumbuhan dan perkecambahan tanaman kacang merah jika perendaman dilakukan
dengan jenis air yang berbeda dan peletakan tanaman di tempat yang terang dan gelap. Untuk itu,
peneliti memilih topik yang berjudul Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas
Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.

a.

Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di
air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda?

b.

Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah yang diletakkan di
tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di
tempat yang memiliki intensitas cahaya yang kurang?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a.

Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang
merah yang direndam di air murni dengan kacang merah yang direndam di air cucian beras.

b.

Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang
merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang
merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
a. Dapat menerapkan penanaman kacang merah yang lebih efektif dan efisien.
b. Bagi para petani, dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan kacang merah

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan
dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya
perkecambahan adalah sebagai berikut.
1.

Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak

2.

Spesialisasi

: Sel-sel yang sejenis berkelompok

3.

Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi

4.

Organogenesis sel

ogenesis sel
6.

: Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

: Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi
Perkecambahan

: Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru

Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam
biji. Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang
digunakan untuk membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil
pembongkaran tersebur berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan
pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu
perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.
1. Perkecambahan Hipogeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga
tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji
kacang tanah dan kacang kapri.
2. Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan
pada biji buncis dan biji jarak.
B.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.

1.

Faktor Internal

a)

Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja
untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.

b)

Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam
tubuh makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak

dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan
terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
c)

Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu
bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam
konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu
a.

Hormon

pemicu

pertumbuhan

(auksin,

giberelin

dan

sitokinin)

b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam
traumalin)
1)

Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh
cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem
apikal
Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam
amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem
apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada
daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar, merangsang pembentukkan buah tanpa biji
(partenokarpi), merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran
pada daun) dan berperan dalam dominansi apikal.

2)

Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman
pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama
giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa

Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang
perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.
3)

Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut
kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas
samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan dan pemanjangan
sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral,
merangsang pemanjangan titik tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang
pertumbuhan embrio, merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar
adventive, menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara
mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.

4)

Hormon Asam Absisat (ABA)


Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan
pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk
mengurangi penguapan air, membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan,
mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu
berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak
berkecambah.

5)

Hormon Gas Etile


Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : R. Gene (1934)


Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan
akar, batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal,
merangsang proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan dan
interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada
tumbuhan monoceus.
6)

Hormon Luka/Kambium luka/Asam Traumalin


Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu
mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam
ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai
kofaktor.

7)

Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya
adalah:

Fitokalin : memacu pertumbuhan daun

Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang

Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar

Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah


Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.

2.

Faktor Eksternal

a)

Unsur Hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.

1)

Unsur makro

2)

Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg

3)

Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni

4)

Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2

5)

Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O

6)

Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2

7)

Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.
Gejala kekurangan unsur hara disebut defisiensi.

b)

Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan
adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu
minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh
suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.

c)

Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan.

d)

Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.
Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun
tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit
mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang
banyak

dibandingkan

yang

sedikit

mendapat

cahaya

Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari.
Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan
respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
1)

Tumbuhan hari pendek (short day plant)


Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.

2)

Tumbuhan hari panjang (long day plant)


Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.

3)

Tumbuhan hari netral (neutral day plant)


Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.

e)

Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air
sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan

berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari
pada siang hari.
f)

pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH
normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH
asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.

C. Kacang Merah
Kingdom

: Plant Kingdom

Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio : Angiosspermae


Kelas

: Dicotyledonae

Sub kelas

: Calyciflorae

Ordo

: Rosales (Leguminales)

Famili

: Leguminosae (Papilionaceae)

Sub famili

: Papilionoideae

Genus

: Phaseolus

Spesies

: Phaseolus vulgaris L.

Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daun majemuk,
beranak daun tiga, daun berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan panjang hingga
15 cm, dengan banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih kekuningan atau ungu
sedangkan lunasnya berwarna putih atau kadang-kadang berwarna lain. Polong lonjong, pipih,
berkulit keras bila tua, pada umumnya melengkung kadang-kadang dengan bentuk mengait pada
bagian atasnya, berisi 4-5 biji. Bentuk, ukuran dan warna biji beragam, ada yang berbentuk
mengginjal, membelah ketupat atau membundar. Warna seragam atau loreng, putih, hijau,
kuning, coklat, merah, hitam atau ungu. sering terdapat garis melintang yang keluar dari hilum.
Pembudidayaan tanaman kacang merah di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Pada
umumnya, kacang merah ditanam pada musim kemarau, karena pada musim penghujan tanaman
akan londot. Hal ini di karenakan terlalu banyak air yang diserap. Pada musim kemarau pun
penyiraman tanaman juga harus diperhatikan, misalnya penyiraman 2 hari sekali.
Pada umumnya kacang merah sering dikonsumsi oleh masyrakat pedesaan, karena pada
musim kemarau para petani lebih memilih menamam kacang merah daripada tanamamn yang

lain karena lebih efisien. Selain itu penanamannya juga tidak terlalu sulit. Asal kita sabar dan
terampil dalam merawatnya kita akan dapat hasil yang memuaskan.
Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan
bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering
merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin,
kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko
kerusakan pada pembuluh darah.
Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur tanahnya
gembur. Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar mencari
sumber hara yang terkandung dalam tanah. Tanah yang paling sesuai untuk penanaman kacang
merah ini yaitu tanah gembur, subur, baik salirannya dan pH 5,5 6,8.
Kacang merah ada yang berupa tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat di parapara. Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 - 4,5 meter, tumbuhnya memerlukan
penyangga.
Pengembangbiakannya dapat dilakukan dengan bijinya dan juga diperlukan tanah yang baik.
Kacang merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin pada ketinggian 1400-2000
meter dari permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah penanaman.
Kacang merah dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu kacang merah yang tumbuhnya
kerdil dan kacang merah yang tumbuh memanjang. Warna bijinya merah dan bertotol-totol
merah tua. Buahnya berwarna kuning, jika masih muda berwarna hijau dan kadang-kadang
berwarna merah. Jika sudah tua berubah menguning, mengering, dan siap panen. Buahnya yang
berbentuk polong memanjang, hanya sedikit lebih panjang bila dibandingkan dengan buncis.
Dalam satu polong ada 2-3 biji kacang merah. Bentuk kacang merah yang masih utuh sama
dengan kacang buncis, baik daun, bunga maupun bentuk polongnya.
Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek
memerlukan panjang hari terendah antara 11-12,3 jam untuk inisiasi bunga. Temperatur optimum
antara 16 hingga 27 C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500 mm tetapi dapat toleran
dengan sedikitnya 500-600 mm dalam satu musim penanaman. Kacang ini tumbuh di dataran
rendah tropis dan area subtropis tetapi dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m. Kacang
merah menyukai lahan beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 6,0-6,8. Beberapa kultivar
tahan terhadap lahan asam dengan pH serendah-rendahnya 4,4.

Kacang merah berasal dari daerah neotropical dengan sedikitnya dua pusat domestikasi:
Amerika Tengah (Mexico, Guatemala) untuk yang berbiji kecil dan Amerika Selatan (sebagian
besar Negara Peru) untuk yang berbiji besar. Di waktu post-Columbian, kacang merah tersebar di
seluruh Amerika. Orang-orang Spanyol membawa benih ke seberang Pasifik menuju Filipina dan
dari sana ke Asia, terutama Jawa dan Myanmar, dan ke Mauritius.
D. Air Kelapa Muda
Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing. Kita
mungkin pernah menikmatinya di warung pinggir jalan, di resto mewah yang bertebaran di mallmall, atau bahkan di kebun peninggalan kakek kita.
Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya
terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya
mirip dengan cairan infus. Air kelapa muda, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak
mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain
yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun.
Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun,
pada air kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein.
Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin,
tirosin.
Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium,
besi, dan tembaga. Tidak ketinggalan vitamin. Ada vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu
nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data
penelitian, peneliti melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan
kecambah yang direndam dengan media air murni dan air beras, serta pertumbuhan tanaman
kacang merah di tempat yang memiliki intensitas cahaya tinggi dan rendah.

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat
(Tuckman dalam Cahyadi, 2006).
Peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen karena cocok untuk
memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang
benar dan tidak menyimpang dari teori.
B.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan sejak minggu keempat bulan Juli 2010 sampai minggu
keempat bulan Agustus 2010. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Juli-3
Agustus 2010 bertempat di SMAN Model Terpadu Madani Jl. Soekarno-Hatta Palu.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Dalam penelitian ini digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian dengan
mempertimbangkan faktor tenaga, biaya dan waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan
menggunakan referensi dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relefan, internet maupun
data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
a.

Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman kacang merah untuk
membandingkan pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.

b.

Intensitas cahaya adalah jumlah banyak sedikitnya cahaya.

c.

Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan ukuran atau berat serta
perubahan bentuk.

d.

Tanaman kacang merah adalah tanaman yang berasal dari hasil perkecambahan biji kacang
merah.

E.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan catatan
lapangan. Untuk itu, peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan. Alat

yang digunakan antara lain: baskom, stopwatch, kertas label dan sedotan sebagai penanda,
polybag, kamera, alat tulis dan mistar. Bahan yang digunakan yaitu: kacang merah, air kelapa
muda, air PAM dan tanah subur.
F. Prosedur Kerja
Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah:
1.

Menyiapkan segelas air kelapa muda dan segelas air PAM di dalam sebuah baskom yang
berbeda.

2.

Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk.

3.

Merendam 50 biji kacang merah selama 20 menit di dalam kedua baskom tersebut dengan
menggunakan stopwatch.

4.

Memilih kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar baskom di dalam air yang
menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.
Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:

1.

Menyiapkan 6 buah polybag yang telah berisi tanah.

2.

Memberi tanda pada masing-masing polybag untuk dimasukkan kacang merah yang direndam
dengan air kelapa muda dan air PAM. Sehingga polybag I, II, III merupakan perendaman dengan
air PAM dan polybag IV, V, VI merupakan perendaman dengan air kelapa muda.

3.

Memasukkan masing-masing 3 buah kacang merah pilihan pada keenam polybag yang
berbeda.

4.

Kemudian memberi tanda-tanda yang berupa angka dan huruf pada setiap kacang merah
tersebut, angka untuk kacang merah yang direndam dengan air kelapa muda dan huruf untuk
kacang merah yang direndam dengan air PAM.

5.

Menunggu beberapa hari hingga kecambahnya muncul.


Langkah kerja III untuk meneliti laju pertumbuhan kacang merah di dua tempat berbeda:

1.

Menempatkan polybag I, IV, VI di tempat yang gelap (intensitas cahaya yang kurang) dan
polybag II, III, V di tempat yang terang (intensitas cahaya yang cukup).

2.

Melakukan pengamatan selama 5 hari untuk melihat laju pertumbuhan tanaman dan mencatat
hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbandingan Laju Pertumbuhan Kecambah
Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan
data tentang:
a.

Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air PAM.

b.

Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa
muda.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air PAM
POT I
POT II
Hari
Tanggal
Ke- A B C D E F
27-07I
- - - - - 2010
28-07II
- - - - - 2010
29-07III X X X X
1010
Keterangan :

POT III
G H I
-

= kecambah belum tumbuh


= kecambah tidak tumbuh
= kecambah tumbuh

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah
belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak.
Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya
direndam dengan air PAM berlangsung selama 3 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah
yang tumbuh hanya ada 3, yaitu hanya terdapat 1 kecambah kacang merah pada masing-masing
pot.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air Kelapa Muda
POT V
POT VI
Hari POT IV
Tanggal
Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9
27-07I
- - - - - - - - 2010
28-07II
- - - - - - - - 2010

29-071010
Keterangan :

III

= kecambah belum tumbuh


= kecambah tidak tumbuh
= kecambah tumbuh

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah
sama sekali belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga
yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang
sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 3 hari.
Kecambah yang tumbuh ternyata ada 4, yaitu terdapat 2 kecambah kacang merah pada masingmasing pot, kecuali pada pot V yang kecambahnya tidak tumbuh sama sekali bahkan membusuk.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan
kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 9 buah
kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 3 buah kacang merah yang
berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 4 buah
kacang merah yang berkecambah dari 9 buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag.
Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 3 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara
kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 3:4.
Hal ini dikarenakan air kelapa muda memang memiliki nilai kandungan gizi yang sangat
tinggi. Air kelapa muda ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Air kelapa muda yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita
manfaatkan sebagai penyubur tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboraturium
sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa muda kaya akan potasium (kalium) hingga
17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein
0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg),
ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).
Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam
sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula
2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP
Los Baos mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat

suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon
dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 %
dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa
muda dapat merangsang perkembangan kacang merah.
B. Perbandingan Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan
tentang:
a.

Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang atau tempat yang memiliki
intensitas cahaya yang cukup.

b.

Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang gelap atau tempat yang memiliki
intensitas cahaya yang kurang.
Tabel 4.3 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
di Tempat yang Terang
POT I
POT IV
POT VI
Hari
Tanggal
Ke- D E F G H I 4 5 6
30-07IV 0,3 X X X X X X X X
2010
31-07V
1 X X X X X X X X
2010
01-08V
3 X X X X X X X X
2010
02-08VII
6 X X X X X X X X
2010
03-08VIII 6,5 X X X X X X X X
2010
Keterangan :

angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm


X
= kecambah tidak mengalami pertumbuhan

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa kecambah yang mengalami pertumbuhan
hanya 1 yaitu pada pot II. Pertumbuhannya pun sangat lambat, hanya mengalami kepesatan pada
hari keempat, yaitu tumbuh sekitar 3 cm dari hari sebelumnya. Namun, daunnya berwarna hijau
dan batangnya pun kokoh. Hal ini dikarenakan tanaman kacang merah tumbuh dengn sempurna
namun prosesnya lambat karena menyerap cahaya matahari yang sangat cukup. Cahaya matahari
tersebut digunakan untuk berfotosintesis sehingga daunnya pun berwarna hijau karena

mengandung banyak klorofil. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan
sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Sedangkan kecambah yang lain tidak mengalami
pertumbuhan, malah membusuk. Bijinya berwarna putih seperti banyak ditumbuhi jamur.
Tabel 4.4 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
di Tempat yang Gelap
POT I
POT IV
POT VI
Hari
Tanggal
Ke- A B
C
1
2
3
7
8
9
30-07IV X X 0,4 X 0,1
1
0,2 0,8 X
2010
31-07V
X X
4
X 0,3
6
0,7
5
X
2010
01-08V
X X 9,5 X 0,5 15
2
11 X
2010
02-08VII X X 16,5 X 0,7 29 3,9 20,5 X
2010
03-08VIII X X 32,5 X 2,2 40,5 11
29 X
2010
Keterangan :

angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm


X
= kecambah tidak mengalami pertumbuhan

Data yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar kecambah kacang
merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9 kecambah yang tidak
mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami kacang merah
yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai 40,5 cm
dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan
tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang.
Dalam keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga
tumbuhan tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan
kacang merah yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah
kacang merah yang diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang
mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang
mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag.
Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun lebih pesat jika dibandingkan
dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang
(tampat gelap) dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki
intensitas cahaya cukup (tmpat terang) adalah 23,04:6,5.
Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat
karena adanya kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang
tidak disinari matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin
yang tidak dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah
tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat
cepat. Selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.
Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan
untuk tanaman kecambah yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur
batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja
hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Anonim, 2008).
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di
antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya,
kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh
faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat
yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon
auksin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat
yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon
auksin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang
normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga, 2009).
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim,
yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat
yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar.
Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah
pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan
auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya
tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada
batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila
dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara
nodus. Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100
primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya akan mampu menghasilkan akar liar
dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Salisbury dan Ross, 1995).
Cahaya mempengaruhi perkecambahan melalui tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas)
cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada PAM lebih sedikit berkembang
menjadi kecambah dibandingkan dengan perendaman pada air kelapa muda dengan
perbandingan 3:4 karena air kelapa mengandung berbagai macam mineral yang baik untuk
pertumbuhan tanaman, khususnya mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur
tanaman.
Selain itu, pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat yang gelap lebih cepat dari pada
di tempat terang dengan perbandingan 23,04:6,5. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari
menonaktifkan kerja hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Namun
kecambah yang tumbuh di tempat gelap, daunnya berwarna kuning pucat karena kekurangan
klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Tanaman tidak melakukan fotosintesis di tempat
yang gelap, namun mengalami etiolasi, yaitu tumbuhan yang menjadi tumbuh dengan cepat
tetapi menjadi kurus dan tidak mengalami perkembangan daun, karena kekurangan cahaya
matahari. Sebaliknya dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga
tumbuhan tumbuh lebih pendek. Di tempat terang, tanaman tumbuh secara normal karena
melakukan proses fotosintesis.
B. Saran

Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul Pengaruh Jenis Media Air
Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah ini,
penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan para petani pada khususnya.
Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat
meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi yang terkandung di dalam kacang
merah ini, penulis berharap generasi muda dapat memamfaatkan gizi yang terkandung di
dalamnya, sehingga dapat meningkatkan potensi intelektulanya.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk., 2005. Biologi SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.

SITUS WEB
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090729065604AAIhSO3
http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/
http://koesbio10.blogspot.com/
http://maratussmadani.blogspot.com/2010/04/laju-pertumbuhan-kacang-merah.html
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009_07_01_archive.html
http://www.anggrek.org/air-kelapa-pemacu-pertumbuhan-dan-pembungaan-anggrek.html
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=7
http://www.racunmusic.co.tv/2009/12/contoh-proposal-penelitian.html
http://www.wartamedika.com/2008/07/kandungan-dan-manfaat-air-kelapa.html
Posted by Nurul Solikha Nofiani on 07.49.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Biologi, SMADANI
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Clock

Calendar
How This Blog?
Blog Archive

2011 (55)
o Januari (2)
o Maret (50)

Pidato Bahasa Indonesia

Laporan Penelitian Biologi

Sifat & Penggunaan Unsur Logam dan Nonlogam

KONSEP REDOKS (reaksi reduksi-oksidasi)

Corak / Aliran / Gaya Seni Rupa

Soal Pkn SMA Kelas XII IPA Bab Pancasila

Soal Pkn SMA Kelas XII IPA Bab Sistem Pemerintahan...

Corel Draw

Soal Pkn SMA Kelas XII IPA Bab Pers

Makanan Khas Sulawesi Tengah

Seni Budaya Sulawesi Tengah

Soal Pkn SMA Kelas XII IPA Bab Globalisasi

Tari-Tarian Tradisional di Sulawesi Tengah

Macam-Macam Majas (Gaya Bahasa)

Perkembangan Iptek di Bidang Persenjataan

Cell Structures & Functions

Soal Pkn SMA Kelas XI IPA Bab Hubungan Internasion...

Organisasi Internasional

Jaringan Parenkim

Akhir Masa Orde Baru & Lahirnya Masa Reformasi

Cinderella Story Script

Efek Fotolistrik

Komponen Kimiawi Sel

The Legend of Surabaya

Artikel Penelitian

Proposal Kegiatan

Proposal Penelitian

Karya Tulis

Resensi Buku

Gaya Gesek

Sejarah dan Perkembangan Internet

Perilaku Tercela

Eksposisi Definisi

Artikel

Cerita Rakyat "Orang yang Miskin"

Alga Cokelat (Phaeophyta)

Devaluasi, Deflasi, Depresiasi, Apresiasi, Revalua...

Sistem Ekonomi

Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Erosi Tanah dan Dampaknya

Teori Lempeng Tektonik dan Persebaran Gunung Api s...

The Importance of Mastering English And Ways to In...

Coret Ice

Kehidupan Pemulung Botol di Kota Palu

Teknik Pengumpulan Data

Menunjukan Sikap yang Sesuai dengan Ketentuan Huku...

Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Sifat & Macam-Macam Perilaku Menyimpang

Kegunaan Sosiologi dalam Masyarakat

Fungsi Seni

o April (3)

2012 (3)

Labels

Agama Islam (1)

Bahasa Indonesia (11)

Bahasa Inggris (5)

Biologi (5)

Cerpen (1)

Ekonomi (2)

Fisika (3)

Funny Stories (1)

Geografi (2)

Kimia (4)

KIR (3)

Other (2)

PKn (8)

Sejarah (2)

Seni Budaya (2)

SMADANI (52)

Sosiologi (2)

STIS (3)

Sulawesi Tengah (4)

TIK (3)

Popular Posts

Sifat & Penggunaan Unsur Logam dan Nonlogam

Kegunaan Sosiologi dalam Masyarakat

Devaluasi, Deflasi, Depresiasi, Apresiasi, Revaluasi

Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Laporan Penelitian Biologi

Menunjukan Sikap yang Sesuai dengan Ketentuan Hukum yang Berlaku

Cinderella Story Script

Sifat & Macam-Macam Perilaku Menyimpang

Cell Structures & Functions

Akhir Masa Orde Baru & Lahirnya Masa Reformasi

Copyright (c) 2011 Nurul Solikha Nofiani. Designed for Coupons - iphone development, how to
build a website, Blogger templates

Anda mungkin juga menyukai