Anda di halaman 1dari 25

PaENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMAN

DAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN

TANAMAN KACANG MERAH

ABSTRAK

Nurul,dkk. 2010. Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju
Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah (Dibawah bimbingan Ikhwan). Karya Tulis Ilmiah (KTI) tingkat
SMA. SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu.

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kecepatan
pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah yang
direndam di air kelapa muda, (2) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang dengan tanaman kacang merah yang
diletakkan di tempat gelap. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Perbandingan pertumbuhan kecambah antara biji kacang merah yang direndam di air PAM
dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda adalah 3:4 karena air kelapa mengandung
mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur tanaman, (2) Tanaman kacang merah yang
diletakkan di tempat gelap lebih tinggi daripada tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat
terang. Adapun perbandingannya sebesar 23,04:6,5 dengan panjang rata-rata maksimal di tempat gelap
adalah 23,04 cm, dan panjang rata-rata maksimal di tempat terang adalah 6,5 cm.

Kata kunci : media air, intensitas cahaya, laju pertumbuhan, tanaman kacang merah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-
kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan
oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.

Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah,
kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah memiliki kandungan protein yang
tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein yang dikandung kacang
merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung. Kacang merah
ini dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16. Daerah pusat
penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika,
sampai ke Indonesia. Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah
berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan
tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.

Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang
menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi
cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan akan
meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat. Pada saat
berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana,
sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin,
sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.

Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai komponen
dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi embrio atau
kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan
tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.

Cahaya dan air sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan cahaya, tumbuhan dapat
hidup dengan baik. Selain itu, cahaya juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan,
perkecambahan, fotosintesis dan lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaaperbedaan yang
terjadi pada pertumbuhan dan perkecambahan tanaman kacang merah jika perendaman dilakukan
dengan jenis air yang berbeda dan peletakan tanaman di tempat yang terang dan gelap. Untuk itu,
peneliti memilih topik yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas Cahaya
Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di air
PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda?

b. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah yang diletakkan di
tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat
yang memiliki intensitas cahaya yang kurang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang
merah yang direndam di air murni dengan kacang merah yang direndam di air cucian beras.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang
merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah
yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

Dapat menerapkan penanaman kacang merah yang lebih efektif dan efisien.

Bagi para petani, dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan kacang merah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perkecambahan

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa.
Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan
adalah sebagai berikut.

1. Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak


2. Spesialisasi : Sel-sel yang sejenis berkelompok

3. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi

4. Organogenesis sel : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

5. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan
fungsi

6. Perkecambahan : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru

Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji.
Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang digunakan untuk
membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebur berupa
sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio
tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu perkecambahan
hipogeal dan perkecambahan epigeal.

1. Perkecambahan Hipogeal

Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga tertarik ke atas
tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan
kacang kapri.

2. Perkecambahan Epigeal

Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji
buncis dan biji jarak.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.

1. Faktor Internal

a) Genetik (hereditas)

Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk
mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
b) Enzim

Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh
makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat
berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya
perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

c) Hormon (fitohormon)

Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian
tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah
menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu

a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)

b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)

1) Hormon Auksin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)

Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)

Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput

Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya
matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal

Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino
triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-
daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh,
merangsang pembentukkan akar, merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi),
merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan berperan
dalam dominansi apikal.

2) Hormon Giberelin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Ewiti. Kurosawa

Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat
dan luar bluar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi

Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin
(GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa

Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang
perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.

3) Hormon Sitokinin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Van Overbeek

Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda

Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin

Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin

Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping


(lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun

Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan dan pemanjangan sel,
menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang
pemanjangan titik tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio,
merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventive, menghambat
proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang
menyebabkan kematian sel-sel daun.

4) Hormon Asam Absisat (ABA)

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott

Objek penelitian : buah kapas

Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan

Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin

Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah

Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di
daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air,
membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi kecepatan pembelahan
dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk
menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.

5) Hormon Gas Etile


Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : R. Gene (1934)

Objek penelitian : buah yang masak

Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah

Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas

Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2

Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan akar,
batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal, merangsang
proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan dan interaksi antara
etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus.

6) Hormon Luka/Kambium luka/Asam Traumalin

Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu
mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat
(vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.

7) Hormon Kalin

Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya adalah:

· Fitokalin : memacu pertumbuhan daun

· Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang

· Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar

· Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah

Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.

2. Faktor Eksternal

a) Unsur Hara

Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.

1) Unsur makro

2) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg

3) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
4) Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2

5) Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O

6) Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2

7) Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.

Gejala kekurangan unsur hara disebut defisiensi.

b) Suhu

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah
suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan
maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah
vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.

c) Kelembaban

Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.

d) Cahaya

Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.
Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman
yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang
sedikit mendapat cahaya

Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.

Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari.
Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos
tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:

1) Tumbuhan hari pendek (short day plant)

Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.

2) Tumbuhan hari panjang (long day plant)

Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.

3) Tumbuhan hari netral (neutral day plant)

Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.
e) Air

Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai
pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif
pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.

f) pH

pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH
normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam
memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.

C. Kacang Merah

Kingdom : Plant Kingdom

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiosspermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Calyciflorae

Ordo : Rosales (Leguminales)

Famili : Leguminosae (Papilionaceae)

Sub famili : Papilionoideae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus vulgaris L.

Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daun majemuk, beranak daun
tiga, daun berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan panjang hingga 15 cm, dengan banyak
buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih kekuningan atau ungu sedangkan lunasnya berwarna
putih atau kadang-kadang berwaberwarna lain. Polong lonjong, pipih, berkulit keras bila tua, pada
umumnya melengkung kadang-kadang dengan bentuk mengait pada bagian atasnya, berisi 4-5 biji.
Bentuk, ukuran dan warna biji beragam, ada yang berbentuk mengginjal, membelah ketupat atau
membundar. Warna seragam atau loreng, putih, hijau, kuning, coklat, merah, hitam atau ungu. sering
terdapat garis melintang yang keluar dari hilum.

Pembudidayaan tanaman kacang merah di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Pada umumnya,
kacang merah ditanam pada musim kemarau, karena pada musim penghujan tanaman akan londot. Hal
ini di karenakan terlalu banyak air yang diserap. Pada musim kemarau pun penyiraman tanaman juga
harus diperhatikan, misalnya penyiraman 2 hari sekali.

Pada umumnya kacang merah sering dikonsumsi oleh masyrakat pedesaan, karena pada musim
kemarau para petani lebih memilih menamam kacang merah daripada tanamamn yang lain karena lebih
efisien. Selain itu penanamannya juga tidak terlalu sulit. Asal kita sabar dan terampil dalam merawatnya
kita akan dapat hasil yang memuaskan.

Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan
tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan sumber
protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi.
Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.

Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur tanahnya gembur.
Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar mencari sumber hara yang
terkandung dalam tanah. Tanah yang paling sesuai untuk penanaman kacang merah ini yaitu tanah
gembur, subur, baik salirannya dan pH 5,5 – 6,8.

Kacang merah ada yang berupa tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat di para-para.
Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 - 4,5 meter, tumbuhnya memerlukan penyangga.

Pengembangbiakannya dapat dilakukan dengan bijinya dan juga diperlukan tanah yang baik. Kacang
merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin pada ketinggian 1400-2000 meter dari
permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah penanaman.

Kacang merah dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu kacang merah yang tumbuhnya kerdil dan
kacang merah yang tumbuh memanjang. Warna bijinya merah dan bertotol-totol merah tua. Buahnya
berwarna kuning, jika masih muda berwarna hijau dan kadang-kadang berwarna merah. Jika sudah tua
berubah menguning, mengering, dan siap panen. Buahnya yang berbentuk polong memanjang, hanya
sedikit lebih panjang bila dibandingkan dengan buncis. Dalam satu polong ada 2-3 biji kacang merah.
Bentuk kacang merah yang masih utuh sama dengan kacang buncis, baik daun, bunga maupun bentuk
polongnya.

Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek memerlukan
panjang hari terendah antara 11-12,3 jam untuk inisiasi bunga. Temperatur optimum antara 16 hingga
27 ° C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500 mm tetapi dapat toleran dengan sedikitnya 500-
600 mm dalam satu musim penanaman. Kacang ini tumbuh di dataran rendah tropis dan area subtropis
tetapi dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m. Kacang merah menyukai lahan beraerasi dan
berdrainase baik dengan pH 6,0-6,8. Beberapa kultivar tahan terhadap lahan asam dengan pH serendah-
rendahnya 4,4.

Kacang merah berasal dari daerah neotropical dengan sedikitnya dua pusat domestikasi: Amerika
Tengah (Mexico, Guatemala) untuk yang berbiji kecil dan Amerika Selatan (sebagian besar Negara Peru)
untuk yang berbiji besar. Di waktu post-Columbian, kacang merah tersebar di seluruh Amerika. Orang-
orang Spanyol membawa benih ke seberang Pasifik menuju Filipina dan dari sana ke Asia, terutama Jawa
dan Myanmar, dan ke Mauritius.

D. Air Kelapa Muda

Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing. Kita mungkin pernah
menikmatinya di warung pinggir jalan, di resto mewah yang bertebaran di mall-mall, atau bahkan di
kebun peninggalan kakek kita.

Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya terkandung zat
gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya mirip dengan cairan infus.
Air kelapa muda, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti
racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu
mengurai sifat racun.

Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, pada air
kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya
adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin.

Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan
tembaga. Tidak ketinggalan vitamin. Ada vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu nikotinik, asam
pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data penelitian,
peneliti melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan kecambah yang
direndam dengan media air murni dan air beras, serta pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat
yang memiliki intensitas cahaya tinggi dan rendah.

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman
dalam Cahyadi, 2006).

Peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen karena cocok untuk
memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan
tidak menyimpang dari teori.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan sejak minggu keempat bulan Juli 2010 sampai minggu keempat
bulan Agustus 2010. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Juli-3 Agustus 2010
bertempat di SMAN Model Terpadu Madani Jl. Soekarno-Hatta Palu.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian dengan mempertimbangkan
faktor tenaga, biaya dan waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, study
pustaka, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi dari berbagai
sumber, baik dari buku-buku yang relefan, internet maupun data yang diperoleh dari hasil penelitian
tersebut.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman kacang merah untuk
membandingkan pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.

b. Intensitas cahaya adalah jumlah banyak sedikitnya cahaya.

c. Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan ukuran atau berat serta
perubahan bentuk.

d. Tanaman kacang merah adalah tanaman yang berasal dari hasil perkecambahan biji kacang merah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan catatan lapangan. Untuk
itu, peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara
lain: baskom, stopwatch, kertas label dan sedotan sebagai penanda, polybag, kamera, alat tulis dan
mistar. Bahan yang digunakan yaitu: kacang merah, air kelapa muda, air PAM dan tanah subur.

F. Prosedur Kerja

Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan segelas air kelapa muda dan segelas air PAM di dalam sebuah baskom yang berbeda.
2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk.

3. Merendam 50 biji kacang merah selama 20 menit di dalam kedua baskom tersebut dengan
menggunakan stopwatch.

4. Memilih kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar baskom di dalam air yang
menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.

Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan 6 buah polybag yang telah berisi tanah.

2. Memberi tanda pada masing-masing polybag untuk dimasukkan kacang merah yang direndam
dengan air kelapa muda dan air PAM. Sehingga polybag I, II, III merupakan perendaman dengan air PAM
dan polybag IV, V, VI merupakan perendaman dengan air kelapa muda.

3. Memasukkan masing-masing 3 buah kacang merah pilihan pada keenam polybag yang berbeda.

4. Kemudian memberi tanda-tanda yang berupa angka dan huruf pada setiap kacang merah tersebut,
angka untuk kacang merah yang direndam dengan air kelapa muda dan huruf untuk kacang merah yang
direndam dengan air PAM.

5. Menunggu beberapa hari hingga kecambahnya muncul.

Langkah kerja III untuk meneliti laju pertumbuhan kacang merah di dua tempat berbeda:

1. Menempatkan polybag I, IV, VI di tempat yang gelap (intensitas cahaya yang kurang) dan polybag
II, III, V di tempat yang terang (intensitas cahaya yang cukup).

2. Melakukan pengamatan selama ± 5 hari untuk melihat laju pertumbuhan tanaman dan mencatat
hasilnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Laju Pertumbuhan Kecambah

Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan data tentang:

a. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air PAM.

b. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air PAM

Tanggal

Hari

Ke-

POT I

POT II

POT III

27-07-2010

-
-

28-07-2010

II

29-07-1010

III


Keterangan : - = kecambah belum tumbuh

X = kecambah tidak tumbuh

√ = kecambah tumbuh

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah belum
tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini
menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air
PAM berlangsung selama 3 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 3, yaitu
hanya terdapat 1 kecambah kacang merah pada masing-masing pot.

Keterangan : - = kecambah belum tumbuh

ef kkN kjkm X = kecambah tidak tumbuh

√ = kecambah tumbuh

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah sama sekali
belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini
menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan
menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 3 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata ada 4, yaitu
terdapat 2 kecambah kacang merah pada masing-masing pot, kecuali pada pot V yang kecambahnya
tidak tumbuh sama sekali bahkan membusuk.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan kacang
merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 9 buah kacang merah
yang direndam dengan air PAM, hanya ada 3 buah kacang merah yang berkecambah. Sedangkan pada
perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 4 buah kacang merah yang berkecambah dari 9
buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 3 hari.
Jadi perbandingan pertumbuhan antara kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda
adalah 3:4.

Hal ini dikarenakan air kelapa muda memang memiliki nilai kandungan gizi yang sangat tinggi. Air kelapa
muda ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda yang
sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur
tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboraturium sebagai nutrisi tambahan di dalam
media kultur jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa muda kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain
kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %.
Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor
(P) dan sulfur (S).

Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam
nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami
yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.

Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños
mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk
suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini
mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %.
Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa muda dapat merangsang perkembangan
kacang merah.

B. Perbandingan Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah

Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan tentang:

a. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang atau tempat yang memiliki
intensitas cahaya yang cukup.

b. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang gelap atau tempat yang memiliki
intensitas cahaya yang kurang.

Tabel 4.3 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah

di Tempat yang TerangData yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar kecambah
kacang merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9 kecambah yang tidak
mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami kacang merah yang
sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai 40,5 cm dan
melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan tetapi
tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam keadaan
tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan tumbuh lebih
panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah
yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang
diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan
pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang
merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun
lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman
kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang)
adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari
matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak
dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain
itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah
yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari
(Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya
adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan
hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap
maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga,
2009).

Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang
membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang
menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun
muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar
sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan
membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akData yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian
besar kecambah kacang merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9
kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami
kacang merah yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai
40,5 cm dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan
tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam
keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan
tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah
yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang
diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan
pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang
merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun
lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman
kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang)
adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari
matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak
dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain
itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah
yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari
(Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya
adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan
hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap
maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga,
2009).
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang
membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang
menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun
muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar
sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan
membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akData yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian
besar kecambah kacang merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9
kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami
kacang merah yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai
40,5 cm dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan
tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam
keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan
tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah
yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang
diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan
pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang
merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun
lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman
kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang)
adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari
matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak
dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain
itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah
yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari
(Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya
adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan
hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap
maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga,
2009).

Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang
membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang
menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun
muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar
sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan
membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akData yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian
besar kecambah kacang merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9
kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami
kacang merah yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai
40,5 cm dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan
tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam
keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan
tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah
yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang
diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan
pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang
merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun
lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman
kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang)
adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari
matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak
dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain
itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah
yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari
(Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya
adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan
hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap
maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga,
2009).

Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang
membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang
menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun
muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar
sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan
membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akData yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian
besar kecambah kacang merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9
kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami
kacang merah yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai
40,5 cm dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan
tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam
keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan
tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah
yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang
diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan
pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang
merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun
lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.
Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman
kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang)
adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari
matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak
dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain
itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah
yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari
(Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya
adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan
hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap
maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga,
2009).

Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang
membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang
menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun
muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar
sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan
membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman
apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang tetap
tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin.
Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah tersebut,
pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan, batang tanpa
primordia sebelumnya akan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar
(Salisbury dan Ross, 1995).

Cahaya mempengaruhi perkecambahan melalui tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya,
kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa biji kacang merah yang direndam pada PAM lebih sedikit berkembang menjadi kecambah
dibandingkan dengan perendaman pada air kelapa muda dengan perbandingan 3:4 karena air kelapa
mengandung berbagai macam mineral yang baik untuk pertumbuhan tanaman, khususnya mengandung
kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur tanaman.

Selain itu, pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat yang gelap lebih cepat dari pada di tempat
terang dengan perbandingan 23,04:6,5. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari menonaktifkan kerja
hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Namun kecambah yang tumbuh di
tempat gelap, daunnya berwarna kuning pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak
berkembang. Tanaman tidak melakukan fotosintesis di tempat yang gelap, namun mengalami etiolasi,
yaitu tumbuhan yang menjadi tumbuh dengan cepat tetapi menjadi kurus dan tidak mengalami
perkembangan daun, karena kekurangan cahaya matahari. Sebaliknya dalam keadaan banyak cahaya,
auksin mengalami kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Di tempat terang, tanaman
tumbuh secara normal karena melakukan proses fotosintesis.

B. Saran

Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan
Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“ ini, penulis berharap agar
penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para petani
pada khususnya.

Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan
potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi yang terkandung di dalam kacang merah ini, penulis
berharap generasi muda dapat memamfaatkan gizi yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat
meningkatkan potensi intelektulanya.
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah dkk., 2005. Biologi SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.

SITUS WEB

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090729065604AAIhSO3

http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/

http://koesbio10.blogspot.com/

http://maratussmadani.blogspot.com/2010/04/laju-pertumbuhan-kacang-merah.html

http://prestasiherfen.blogspot.com/2009_07_01_archive.html

http://www.anggrek.org/air-kelapa-pemacu-pertumbuhan-dan-pembungaan-anggrek.html

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=7

http://www.racunmusic.co.tv/2009/12/contoh-proposal-penelitian.html

http://www.wartamedika.com/2008/07/kandungan-dan-manfaat-air-kelapa.html

Anda mungkin juga menyukai