Anda di halaman 1dari 13

1

Judul : “Pengaruh jumlah air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans)”
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal dari tumbuhan. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh tanaman itu sendiri berupa
gen dan hormone. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berasal dari
lingkungan tanaman (Campbell, dkk, 2008). Penelitian ini dilakukan bertujuan
untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal yaitu jumlah air terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Air merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sel.
Adapun peran air terhadap pertumbuhan tanaman sebagai pelarut, medium transport
senyawa, medium reaksi biokimia, memberikan turgor bagi sel, bahan baku
fotosintesis dan menjaga suhu tanaman supaya konstan.
Fungsi air sebagai pelarut adalah memudahkan unsur hara dan mineral yang
masuk ke dalam tumbuhan. Kemudian fungsi air sebagai medium transport
senyawa ialah menghantarkan garam-garam mineral dan unsur hara yang diserap
oleh tanaman ke seluruh bagian tanaman. Dengan fungsi air sebagai medium
transport senyawa menjadikan air sebagai medium reaksi biokimia.
Sedangkan fungsi air sebagai medium reaksi biokimia ialah menjadikan air
sebagai bahan dalam proses fotosintesis dan proses hidrolisis. Kemudian fungsi air
sebagai pemberi turgor bagi sel adalah membantu sel dalam menjaga bentuk daun
dan membuka serta menutupnya stomata pada tanaman. Proses turgor ini juga
membantu sel dalam melakukan pembelahan sel dan pembesaran sel. Selanjutnya
fungsi air menjaga suhu tanaman supaya konstan ialah banyaknya air yang ada di
seluruh bagian tanaman. Selain itu, air juga berfungsi dalam proses perkecambahan.
Yaitu pada proses imbibisi. Proses Imbibisi adalah proses masuknya air ke dalam
2

biji. Pada dasarnya proses imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi
dua proses yang berjalan bersama-sama yaitu proses difusi dan osmosis. Dikatakan
proses difusi karena air bergerak dari larutan yang lebih rendah konsentrasinya di
luar biji, masuk ke dalam zat di dalam biji yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi
sedangkan proses osmosis tidak lain terjadi karena kulit biji bersifat permeabel
terhadap molekul-molekul, sehingga air dapat masuk ke dalam biji melalui pori-
pori yang ada di dalam kulit biji. Pada Imbibisi tidak ada keterlibatan membran,
seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur-struktur
mikroskopik dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein dan bahan
lainnya menarik dan memegang molekul-molekul air dengan gaya tarik antar
molekul. Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh potential matrik (Tjitrosomo, 1985)
Pada proses imbibisi juga dipengaruhi oleh jumlah atau konsentrasi larutan sama
seperti pada proses difusi dan osmosis.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa air memiliki peran
yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai
dari biji sampai tanaman dewasa terkait dengan fungsi metabolismenya. Jumlah air
dalam penelitian ini dibedakan dalam tiga macam kondisi yaitu diberikan air kurang
dari kapasitas lapang, yaitu 10 ml kondisi kedua diberikan air dengan volume
sedang yaitu 30 ml, dan kondisi ketida diberikan air dengan volume air berlebih
yaitu 60 ml. Tiga macam kondisi tersebut diharapkan dapat menunjukkan pengaruh
jumlah air terhadap pertumbuhan tanaman.
Dalam penelitian ini digunakan tanaman kangkung darat(Ipomoea reptans).
Alasan penggunaan tanaman ini karena tanmanan kangkung darat (Ipomoea
reptans) merupakan salah satu tanmana yang memiliki pertumbuhan cepat selain
kacang hijau dan bayam. Kangkung memiliki masa tanam sampai panen hanya 29
hari. Selain itu tanaman kangkung (Ipomoea reptans) memiliki bentuk morfologi
yang mudah untuk diamati sehingga dapat mempermudah proses pengamatan saat
penelitian ini dilakukan (Rukmana, 1994).
Kangkung merupakan tanaman yang memiliki akar tunggang dan bercabang-
cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 – 100 cm, dan menyebar luas
secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung pada air.
3

Batang pada tanaman kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, dan


banyak mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman
yang serabut dan juga berwarna putih dan ada juga berwrana kecoklatan tua.

Kangkung juga memiliki tangkai dauan melekat pada buku-buku batang dan
di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk dauan
memiliki ujung runcing dan juga tumpul, permukaan dauan berwarna hijau tua , dan
juga berwarna hijau muda.

Bunga pada tanaman kangkung memiliki bentuk terompet dan memiliki


dauan mahkota yang berwara putih atau kemerahan. Dan jika menghasilkan buah
berbentuk bulat atau oval yang di dalamnya memiliki tiga butit biji. Warna biji
tanaman kangkung berwran hitam jika sudah tua dan hijau ketika mudah.

Kelompok kami lebih memilih kangkung sebagai tanaman percobaan karena


kami rasa kangkung meiliki sifat yang fleksibel. Maksudnya tanman kangkung
dapat hidup di lahan yang kering maupun lahan yang basah.

Beberapa paparan diatas merupakan alasan rasional pemilihan kangkung


darat (Ipomoea reptans) sebagai tanaman uji dalam penelitian terkait pertumbuhan
dan perkembangan. Fokus penelitian ini lebih pada pertumbuhan tanaman karena
pertumbuhan bersifat kuantitatif yang dapat diamati. Sedangkan perkembangan
bersifat kualitatif yang tidak dapat diamati secara langsung. Hal ini sesuai dengan
hal hal yang dinilai dalam data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif bisa
dilambangkan dengan satuan angka, tetapi tidak dengan data kualitatif yang bisa
dinilai sesuai dengan keadan tumbuhan itu.
Berdasarkan paparan diatas peneliti mencoba untuk mengetahui pengaruh
jumlah air dengan tiga kondisi berbeda terhadap pertumbuhan tanaman kangkung
darat (Ipomoea reptans).Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh jumlah air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans)”
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1.2.1. Bagaimana pengaruh jumlah air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat
(Ipomoea reptans)?
1.2.2. Bagaimana tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)
dengan jumlah air rendah (10ml)?
1.2.3. Bagaimana tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)
dengan jumlah air sedang (30ml)?
1.2.4. Bagaimana tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)
dengan jumlah air tinggi (60ml)?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui pengaruh jumlah air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung
darat (Ipomoea reptans)
1.3.2. Mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans) dengan jumlah air rendah (10ml)
1.3.3. Mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans) dengan jumlah air sedang (30ml)
1.3.4. Mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans) dengan jumlah air tinggi (60ml)

1.4 Kegunaan Penelitian


Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Bagi siswa Biologi
1.4.1.1.Memperluas wawasan mengenai pengaruh faktor eksternal yaitu jumlah air
terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)
1.4.1.2.Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh faktor eksternal
yaitu jumlah air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans)
5

1.4.2. Bagi Peneliti


1.4.2.1.Memberikan infomasi mengenai pengaruh faktor eksternal yaitu jumlah air
terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)
1.4.2.2.Meningkatkan ketelitian, kesabaran, kejujuran, keiklasan, dan rasa tidak mudah
putus asa dalam menjalankan berbagai kegiatan penelitian ini.
1.4.2.3.Mampu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan, bahwa ada faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terkait dengan proses metabolisme
tanaman.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Secara harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan
yang dapat diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau
kuantitasnya. Pertumbuhan meliputi bertambahnya ukuran, volume, berat, atau
jumlah sel. Contohnya, seorang anak yang menjadi tinggi. Pada tingkat sel,
pertumbuhan terjadi karena pembelahan sel dan penambahan ukuran sel.
Sel-sel tubuh (somatik) memiliki potensi untuk tumbuh kembali membentuk
jaringan yang sama, sedangkan sel embrionik tidak. Dengan aktivitas
perbanyakan sel tersebut, akan dihasilkan kembali sel-sel meristematis yang
akan menjadi batang, akar, daun, dan bagian reproduktif. Adapun sel embrionik
akan mati karena tidak ada sokongan sel lainnya. Selama proses tumbuhnya
akar, batang, ataupun daun pertumbuhan dapat dikuantifikasi dalam bentuk
panjang akar, jumlah daun, tinggi tumbuhan, atau bahkan berat total tumbuhan.
Berdasarkan gambaran tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif dari ukuran sel, organ, atau
keseluruhan organisme.
Sedangkan Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif
(bentuk dan sifat) organisme atau bagiannya yang melibatkan perubahan struktur
serta fungsi yang lebih kompleks. Seperti yang telah Anda ketahui, organ kulit
pada manusia tumbuh bersamaan dengan bertambahnya ukuran tubuh. Akan
tetapi, ketika mencapai kedewasaan, hanya pada bagian tertentu dari tubuh kita
mulai bermunculan rambut tambahan. Organ tumbuhan seperti akar, batang, dan
daun, semuanya tersusun atas berbagai jaringan. Susunan jaringan ini, mirip
pada berbagai kelompok tumbuhan. Perlu diketahui, bahwa semua jaringan pada
tumbuhan berasal dari satu jaringan, yaitu jaringan meristem. Pada
perkembangan tumbuhan, terdapat mekanisme yang menyebabkan sel-sel muda
berkembang menjadi bermacam-macam sel atau jaringan dewasa, mekanisme ini
7

disebut diferensiasi. Dengan kata lain, diferensiasi adalah proses beratur yang
menyebabkan sel dengan struktur dan fungsi sama, menjadi berbeda. Hal
tersebut terjadi selama hidup tumbuhan dan selalu diikuti oleh perubahan
fisiologis yang kompleks.

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


2.1.2.1 Faktor Eksternal
a. Cahaya merupakan factor utama sebagai sumber energy dalam
fatosintesis untuk memproduksi tepung atau karbohidrat, namun cahaya
juga sebagai penghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat
mengurangi auksin.
b. Suhu atau Temperatur, mempengaruhi pertumbuhan pada rproduksi
tumbuhan . Perub ahan temperature dari dingin atau panas
mempengaruhi kemampuan fotosintesis ,translokasi, respirasi, dan
transpirasi.
c. Kelembaban , kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap
tumbuhan dan lebih sedikit yang di uapkan. Kondisi tersebut mendukung
pemanjangan sel-sel.
d. Air merupakan senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan . Air
berfungsi untuk fotosintesis , mengatifkan reaksi enzimatik, menjaga
kelembaban dan membantu perkecambahan biji. Tanpa air reaksi kimia
dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan kematian
tumbuhan.
e. Nutrisi (makanan) merupakan bahan baku utama untuk organism dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Seperti
karbon,oksigen,hydrogen,nitrogen,sulfur,fosfor,kalsium,kalium,dan
magnesium. Jika tumbuhan kekurangan sebagian nutrisi itu maka akan
mengalami defisien.
f. Oksigen, berfungsi dalam reaksi metabolism tumbuhan karena oksigen
penting dalam respirasi yang menghasilkan energy.
8

g. Grafitasi, Bila cahaya mempengaruhi arah tumbuhan tunas maka


pengaruhi bumi akan mempengaruhi pertumbuhan akar menuju ke pusat
bumi. Arah gerak akar yang membumi disebut Geotropisme.
2.1.2.2 Faktor Internal
a. Gen , adalah sifat turunan yang dapat diturunkan pada
krturunannya,Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar
penyusun tumbuh-tumbuhan dikendalikan secara langsung oleh gen.
b. Hormon, adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang
dibuat pada satu bagian tumbuhan,sedangkan respons pertumbuhan
terhadap hormone terjadi di bagian tumbuhan lainnya. Misalnya:
Akar,batang dan daun. Sedangkan hormon tumbuhan
(fitohormon) antara lain auksin,sitokinin,dan giberelin.
2.1.3. Air
Air merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sel.
Adapun peran air terhadap pertumbuhan tanaman sebagai pelarut, medium transport
senyawa, medium reaksi biokimia, memberikan turgor bagi sel, bahan baku
fotosintesis dan menjaga suhu tanaman supaya konstan.
Fungsi air sebagai pelarut adalah memudahkan unsur hara dan mineral yang
masuk ke dalam tumbuhan. Kemudian fungsi air sebagai medium transport
senyawa ialah menghantarkan garam-garam mineral dan unsur hara yang diserap
oleh tanaman ke seluruh bagian tanaman. Dengan fungsi air sebagai medium
transport senyawa menjadikan air sebagai medium reaksi biokimia.
Sedangkan fungsi air sebagai medium reaksi biokimia ialah menjadikan air
sebagai bahan dalam proses fotosintesis dan proses hidrolisis. Kemudian fungsi air
sebagai pemberi turgor bagi sel adalah membantu sel dalam menjaga bentuk daun
dan membuka serta menutupnya stomata pada tanaman. Proses turgor ini juga
membantu sel dalam melakukan pembelahan sel dan pembesaran sel. Selanjutnya
fungsi air menjaga suhu tanaman supaya konstan ialah banyaknya air yang ada di
seluruh bagian tanaman. Selain itu, air juga berfungsi dalam proses perkecambahan.
Yaitu pada proses imbibisi. Proses Imbibisi adalah proses masuknya air ke dalam
biji. Pada dasarnya proses imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi
9

dua proses yang berjalan bersama-sama yaitu proses difusi dan osmosis. Dikatakan
proses difusi karena air bergerak dari larutan yang lebih rendah konsentrasinya di
luar biji, masuk ke dalam zat di dalam biji yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi
sedangkan proses osmosis tidak lain terjadi karena kulit biji bersifat permeabel
terhadap molekul-molekul, sehingga air dapat masuk ke dalam biji melalui pori-
pori yang ada di dalam kulit biji. Pada Imbibisi tidak ada keterlibatan membran,
seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur-struktur
mikroskopik dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein dan bahan
lainnya menarik dan memegang molekul-molekul air dengan gaya tarik antar
molekul. Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh potential matrik (Tjitrosomo, 1985)
Pada proses imbibisi juga dipengaruhi oleh jumlah atau konsentrasi larutan sama
seperti pada proses difusi dan osmosis.
2.1.4. Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung-
kangkungan, dan secara botani kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika
tumbuh tumbuhan diklasifikasikan ke dalam
Divisio : Spermatophyta;
Sub-divisio : Angiospermae;
Kelas : Dicotyledonae;
Famili : Convolvulaceae;
Genus : Ipomoea dan
Species : Ipomoea reptans.
Kangkung termasuk jenis tanaman dengan kemampuan tumbuh cepat
dan dapat memberikan hasil dalam waktu kurang lebih 4-6 minggu sejak dari benih.

2.2. Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.2.1. Air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans)
2.2.2. Tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)dengan jumlah
air rendah(10ml) berada pada tingkat paling rendah.
10

2.2.3. Tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)dengan jumlah


air sedang (30ml) berada pada tingkat kedua atau sedang
2.2.4. Tingkat pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)dengan jumlah
air tinggi (60ml) berada pada tingkat tinggi
11

BAB III
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Penelitian yang kami lakukan ini merupakan jenis penelitian deskriptif
observatif, karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung
pada objek yakni pada tumbuhan kangkung di bagian tinggi batangtanaman
kangkung darat (Ipomoea reptans).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian


4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal …..
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di halaman rumah (disamping rumah)

4.3 Populasi dan Sampel


4.3.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh species Ipomoea reptans di Jawa
Timur
4.3.2 Sampel pada penelitian ini adalah biji dari spesies Ipomoea reptans yang dibeli
di splendid Malang, Jawa Timur

4.4 Variabel Penelitian


Variabel yang ada pada penelitian ini yaitu:
4.4.1. Variabel bebas : jumlah air (volume 10 ml, 30 ml, dan 40 ml)
4.4.2. Variabel terikat : tinggi tanaman dan jumlah daun
4.4.3. Variabel kontrol : volume tanah, intensitas cahaya, ukuran polybag, waktu
penyiraman, lama perendaman biji (48 jam), dan jumlah tamanan pada masing
masing polybag.
12

4.5 Alat dan Bahan


4.4.1 Alat :
a. Gelas ukur
b. Penggaris
c. Gayung
d. Catatan
e. Bulpoin
4.4.2 Bahan:
a. Polybag
b. Bibit kangkung
c. Tanah
d. Air

4.5 Prosedur Kerja


Prosedur penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
4.5.1. Tahap penyemaian :
a. Siapkan tanah , bibit , serta polybag
b. Masukan tanah kedalam polybag
c. Masukan bibit kangkung ke dalam polybag yang sudah diberi tanah
d. Beri air 30 ml kedalam polybag dan perlakukan semua tanaman dengan
sama, sampai tumbuh dua daun.
4.5.2. Tahap perlakuan
a. Tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) polybag “a” dengan jumlah air
rendah(10ml) berada pada tingkat paling rendah.
b. Tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) polybag “b” dengan jumlah air
sedang (30ml) berada pada tingkat kedua atau sedang
c. Tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) polybag “c” dengan jumlah air
tinggi (60ml) berada pada tingkat tinggi
d. Melakukan perlakuan yang sama terhadap ketiga polybag yaitu “a”,”b” dan
“c”. Yakni dengan memberi tanah dengan volum, intensitas cahaya, ukuran
13

polybag, waktu penyiraman, dan jumlah tanaman pada masing-masing


polybag yang sama.
4.5.3. Tahap pengukuran
a. Siapkan penggaris serta catatan
b. Setelah itu, ukur panjang batang menggunakan penggaris . mulai dari atas
tanah sampai ujung batang
c. Catat hasil pengamatan sampai pengamatan selanjutnya
d. Setelah selesai penelitian kita dapat mengidentifikasi manakah tanaman
yang paling efektif untuk tumbuh dengan jumlah air yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai