Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMAN

DAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN


TANAMAN KACANG MERAH

Kata kunci : media air, intensitas cahaya, laju pertumbuhan, tanaman kacang merah

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah

kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah

lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.

Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang

tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah memiliki kandungan

protein yang tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein

yang dikandung kacang merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk

kesehatan jantung. Kacang merah ini dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika

Selatan.

Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16.

Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke negara-

negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia. Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus

vulgaris L. Kacang merah berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan

dari biji itu akan mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.

Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis

yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat

gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan

akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat. Pada

saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih

sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein
dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai

komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap

cerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses

berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh

adalah air, gas, suhu, dan cahaya.

Cahaya dan air sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan cahaya, tumbuhan

dapat hidup dengan baik. Selain itu, cahaya juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan,

perkecambahan, fotosintesis dan lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi
pada pertumbuhan dan perkecambahan tanaman kacang merah jika perendaman dilakukan

dengan jenis air yang berbeda dan peletakan tanaman di tempat yang terang dan gelap. Untuk itu,

peneliti memilih topik yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas

Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di

air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda?

b. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah yang diletakkan di

tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di

tempat yang memiliki intensitas cahaya yang kurang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang

merah yang direndam di air murni dengan kacang merah yang direndam di air cucian beras.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang

merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang

merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Dapat menerapkan penanaman kacang merah yang lebih efektif dan efisien.

b. Bagi para petani, dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan kacang merah
KAJIAN PUSTAKA
A. Perkecambahan

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan

dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya

perkecambahan adalah sebagai berikut.

1. Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak

2. Spesialisasi : Sel-sel yang sejenis berkelompok

3. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi


4. Organogenesis sel : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

5. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk

dan fungsi

6. Perkecambahan : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru

Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam

biji. Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang

digunakan untuk membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil

pembongkaran tersebur berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan

pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu

perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.

1. Perkecambahan Hipogeal

Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga

tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji

kacang tanah dan kacang kapri.

2. Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga

mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan

pada biji buncis dan biji jarak.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal
a) Genetik (hereditas)

Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja

untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.

b) Enzim

Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam

tubuh makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak

dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan

terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

c) Hormon (fitohormon)

Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu

bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam

konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu

a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)

b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam

traumalin)

1) Hormon Auksin

Asal kata : Bahasa Latin


Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)

Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)


Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput

Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh

cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem

apikal

Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam

amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem

apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada

daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar, merangsang pembentukkan buah tanpa biji
(partenokarpi), merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran

pada daun) dan berperan dalam dominansi apikal.

2) Hormon Giberelin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Ewiti. Kurosawa

Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman

pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi

Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama

giberelin (GA/Giberelic acid)

Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa

Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang

perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.

3) Hormon Sitokinin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Van Overbeek

Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda

Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut
kinetin

Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin


Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas

samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun

Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan dan pemanjangan

sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral,

merangsang pemanjangan titik tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang

pertumbuhan embrio, merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar

adventive, menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara

mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.


4) Hormon Asam Absisat (ABA)

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott

Objek penelitian : buah kapas

Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan

Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin

Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah

Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan

pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk

mengurangi penguapan air, membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan,

mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu

berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak

berkecambah.

5) Hormon Gas Etile

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : R. Gene (1934)

Objek penelitian : buah yang masak


Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah

Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas


Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2

Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan

akar, batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal,

merangsang proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan dan

interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada

tumbuhan monoceus.

6) Hormon Luka/Kambium luka/Asam Traumalin

Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu
mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam

ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai

kofaktor.

7) Hormon Kalin

Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya

adalah:

 Fitokalin : memacu pertumbuhan daun

 Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang

 Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar

 Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah

Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.

2. Faktor Eksternal

a) Unsur Hara

Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.

1) Unsur makro

2) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg


3) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni

4) Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2


5) Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O

6) Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2

7) Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.

Gejala kekurangan unsur hara disebut defisiensi.

b) Suhu

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan

adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu

minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan


oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.

c) Kelembaban

Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan.

d) Cahaya

Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.

Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun

tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit

mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang

banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya

Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.

Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari.

Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan

respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:

1) Tumbuhan hari pendek (short day plant)

Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.


2) Tumbuhan hari panjang (long day plant)

Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.
3) Tumbuhan hari netral (neutral day plant)

Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.

e) Air

Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air

sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan

berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari

pada siang hari.

f) pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH

normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH

asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.

C. Kacang Merah

Kingdom : Plant Kingdom

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiosspermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Calyciflorae

Ordo : Rosales (Leguminales)

Famili : Leguminosae (Papilionaceae)

Sub famili : Papilionoideae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus vulgaris L.

Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daun majemuk,

beranak daun tiga, daun berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan panjang hingga
15 cm, dengan banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih kekuningan atau ungu

sedangkan lunasnya berwarna putih atau kadang-kadang berwarna lain. Polong lonjong, pipih,
berkulit keras bila tua, pada umumnya melengkung kadang-kadang dengan bentuk mengait pada

bagian atasnya, berisi 4-5 biji. Bentuk, ukuran dan warna biji beragam, ada yang berbentuk

mengginjal, membelah ketupat atau membundar. Warna seragam atau loreng, putih, hijau,

kuning, coklat, merah, hitam atau ungu. sering terdapat garis melintang yang keluar dari hilum.

Pembudidayaan tanaman kacang merah di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Pada

umumnya, kacang merah ditanam pada musim kemarau, karena pada musim penghujan tanaman

akan londot. Hal ini di karenakan terlalu banyak air yang diserap. Pada musim kemarau pun

penyiraman tanaman juga harus diperhatikan, misalnya penyiraman 2 hari sekali.


Pada umumnya kacang merah sering dikonsumsi oleh masyrakat pedesaan, karena pada

musim kemarau para petani lebih memilih menamam kacang merah daripada tanamamn yang

lain karena lebih efisien. Selain itu penanamannya juga tidak terlalu sulit. Asal kita sabar dan

terampil dalam merawatnya kita akan dapat hasil yang memuaskan.

Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan

bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering

merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin,

kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko

kerusakan pada pembuluh darah.

Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur tanahnya

gembur. Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar mencari

sumber hara yang terkandung dalam tanah. Tanah yang paling sesuai untuk penanaman kacang

merah ini yaitu tanah gembur, subur, baik salirannya dan pH 5,5 – 6,8.

Kacang merah ada yang berupa tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat di para-

para. Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 - 4,5 meter, tumbuhnya memerlukan

penyangga.

Pengembangbiakannya dapat dilakukan dengan bijinya dan juga diperlukan tanah yang baik.
Kacang merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin pada ketinggian 1400-2000

meter dari permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah penanaman.


Kacang merah dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu kacang merah yang tumbuhnya

kerdil dan kacang merah yang tumbuh memanjang. Warna bijinya merah dan bertotol-totol

merah tua. Buahnya berwarna kuning, jika masih muda berwarna hijau dan kadang-kadang

berwarna merah. Jika sudah tua berubah menguning, mengering, dan siap panen. Buahnya yang

berbentuk polong memanjang, hanya sedikit lebih panjang bila dibandingkan dengan buncis.

Dalam satu polong ada 2-3 biji kacang merah. Bentuk kacang merah yang masih utuh sama

dengan kacang buncis, baik daun, bunga maupun bentuk polongnya.

Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek
memerlukan panjang hari terendah antara 11-12,3 jam untuk inisiasi bunga. Temperatur

optimum antara 16 hingga 27 ° C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500 mm tetapi dapat

toleran dengan sedikitnya 500-600 mm dalam satu musim penanaman. Kacang ini tumbuh di

dataran rendah tropis dan area subtropis tetapi dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m.

Kacang merah menyukai lahan beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 6,0-6,8. Beberapa

kultivar tahan terhadap lahan asam dengan pH serendah-rendahnya 4,4.

Kacang merah berasal dari daerah neotropical dengan sedikitnya dua pusat domestikasi:

Amerika Tengah (Mexico, Guatemala) untuk yang berbiji kecil dan Amerika Selatan (sebagian

besar Negara Peru) untuk yang berbiji besar. Di waktu post-Columbian, kacang merah tersebar

di seluruh Amerika. Orang-orang Spanyol membawa benih ke seberang Pasifik menuju Filipina

dan dari sana ke Asia, terutama Jawa dan Myanmar, dan ke Mauritius.

D. Air Kelapa Muda

Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing. Kita

mungkin pernah menikmatinya di warung pinggir jalan, di resto mewah yang bertebaran di mall-

mall, atau bahkan di kebun peninggalan kakek kita.

Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya
terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya

mirip dengan cairan infus. Air kelapa muda, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak
mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain

yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun.

Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun,

pada air kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein.

Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin,

tirosin.

Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium,

besi, dan tembaga. Tidak ketinggalan vitamin. Ada vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu
nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6).
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data

penelitian, peneliti melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan

kecambah yang direndam dengan media air murni dan air beras, serta pertumbuhan tanaman

kacang merah di tempat yang memiliki intensitas cahaya tinggi dan rendah.

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari

pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat
(Tuckman dalam Cahyadi, 2006).

Peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen karena cocok untuk

memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang

benar dan tidak menyimpang dari teori.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak minggu keempat bulan Juli 2010 sampai minggu

keempat bulan Agustus 2010. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Juli-3

Agustus 2010 bertempat di SMAN Model Terpadu Madani Jl. Soekarno-Hatta Palu.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian dengan

mempertimbangkan faktor tenaga, biaya dan waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan

menggunakan referensi dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relefan, internet maupun

data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.


D. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman kacang merah untuk

membandingkan pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.

b. Intensitas cahaya adalah jumlah banyak sedikitnya cahaya.

c. Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan ukuran atau berat serta

perubahan bentuk.

d. Tanaman kacang merah adalah tanaman yang berasal dari hasil perkecambahan biji kacang
merah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan catatan

lapangan. Untuk itu, peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan. Alat

yang digunakan antara lain: baskom, stopwatch, kertas label dan sedotan sebagai penanda,

polybag, kamera, alat tulis dan mistar. Bahan yang digunakan yaitu: kacang merah, air kelapa

muda, air PAM dan tanah subur.

F. Prosedur Kerja

Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan segelas air kelapa muda dan segelas air PAM di dalam sebuah baskom yang

berbeda.

2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk.

3. Merendam 50 biji kacang merah selama 20 menit di dalam kedua baskom tersebut dengan

menggunakan stopwatch.

4. Memilih kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar baskom di dalam air yang
menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.
Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan 6 buah polybag yang telah berisi tanah.

2. Memberi tanda pada masing-masing polybag untuk dimasukkan kacang merah yang direndam

dengan air kelapa muda dan air PAM. Sehingga polybag I, II, III merupakan perendaman dengan

air PAM dan polybag IV, V, VI merupakan perendaman dengan air kelapa muda.

3. Memasukkan masing-masing 3 buah kacang merah pilihan pada keenam polybag yang

berbeda.

4. Kemudian memberi tanda-tanda yang berupa angka dan huruf pada setiap kacang merah
tersebut, angka untuk kacang merah yang direndam dengan air kelapa muda dan huruf untuk

kacang merah yang direndam dengan air PAM.

5. Menunggu beberapa hari hingga kecambahnya muncul.

Langkah kerja III untuk meneliti laju pertumbuhan kacang merah di dua tempat berbeda:

1. Menempatkan polybag I, IV, VI di tempat yang gelap (intensitas cahaya yang kurang) dan

polybag II, III, V di tempat yang terang (intensitas cahaya yang cukup).

2. Melakukan pengamatan selama ± 5 hari untuk melihat laju pertumbuhan tanaman dan mencatat

hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbandingan Laju Pertumbuhan Kecambah

Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan

data tentang:

a. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air PAM.

b. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa

muda.

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air PAM


Hari POT I POT II POT III
Tanggal
Ke- A B C D E F G H I
27-08-2013 I - - - - - - - - -
28-08-2013 II - - - - - - - - -
29-08-1013 III X X √ √ X X X X √

Keterangan : - = kecambah belum tumbuh


X = kecambah tidak tumbuh
√ = kecambah tumbuh

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah

belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak.

Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya

direndam dengan air PAM berlangsung selama 3 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah

yang tumbuh hanya ada 3, yaitu hanya terdapat 1 kecambah kacang merah pada masing-masing

pot.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air Kelapa Muda


Hari POT IV POT V POT VI
Tanggal
Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9
27-08-2013 I - - - - - - - - -
28-08-2013 II - - - - - - - - -
29-08-2013 III X √ √ X X X √ √ X
Keterangan : - = kecambah belum tumbuh
X = kecambah tidak tumbuh
√ = kecambah tumbuh

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah

sama sekali belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga

yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang

sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 3 hari.

Kecambah yang tumbuh ternyata ada 4, yaitu terdapat 2 kecambah kacang merah pada masing-

masing pot, kecuali pada pot V yang kecambahnya tidak tumbuh sama sekali bahkan membusuk.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan

kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 9 buah

kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 3 buah kacang merah yang

berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 4 buah

kacang merah yang berkecambah dari 9 buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag.

Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 3 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara

kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 3:4.

Hal ini dikarenakan air kelapa muda memang memiliki nilai kandungan gizi yang sangat

tinggi. Air kelapa muda ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Air kelapa muda yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita

manfaatkan sebagai penyubur tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboraturium

sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa muda kaya akan potasium (kalium) hingga

17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein

0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg),

ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).


Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam

sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula

2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.

Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP

Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat

suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon

dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 %

dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa
muda dapat merangsang perkembangan kacang merah.

B. Perbandingan Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah

Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan

tentang:

a. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang atau tempat yang memiliki

intensitas cahaya yang cukup.

b. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang gelap atau tempat yang memiliki

intensitas cahaya yang kurang.

Tabel 4.3 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah


di Tempat yang Terang
Hari POT I POT IV POT VI
Tanggal
Ke- D E F G H I 4 5 6
27-08-2013 IV 0,3 X X X X X X X X
28-08-2013 V 1 X X X X X X X X
28-08-2013 V 3 X X X X X X X X
29-08-2013 VII 6 X X X X X X X X
29-08-2013 VIII 6,5 X X X X X X X X

Keterangan : angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm


X = kecambah tidak mengalami pertumbuhan
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa kecambah yang mengalami pertumbuhan

hanya 1 yaitu pada pot II. Pertumbuhannya pun sangat lambat, hanya mengalami kepesatan pada

hari keempat, yaitu tumbuh sekitar 3 cm dari hari sebelumnya. Namun, daunnya berwarna hijau

dan batangnya pun kokoh. Hal ini dikarenakan tanaman kacang merah tumbuh dengn sempurna

namun prosesnya lambat karena menyerap cahaya matahari yang sangat cukup. Cahaya matahari

tersebut digunakan untuk berfotosintesis sehingga daunnya pun berwarna hijau karena

mengandung banyak klorofil. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan

sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Sedangkan kecambah yang lain tidak mengalami
pertumbuhan, malah membusuk. Bijinya berwarna putih seperti banyak ditumbuhi jamur.
Tabel 4.4 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
di Tempat yang Gelap
Hari POT I POT IV POT VI
Tanggal
Ke- A B C 1 2 3 7 8 9
27-08-2013 IV X X 0,4 X 0,1 1 0,2 0,8 X
28-08-2013 V X X 4 X 0,3 6 0,7 5 X
28-08-2013 V X X 9,5 X 0,5 15 2 11 X
29-08-2013 VII X X 16,5 X 0,7 29 3,9 20,5 X
29-08-2013 VIII X X 32,5 X 2,2 40,5 11 29 X

Keterangan : angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm


X = kecambah tidak mengalami pertumbuhan

Data yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar kecambah kacang
merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9 kecambah yang tidak

mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami kacang merah

yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai 40,5 cm

dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan

tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang.

Dalam keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga

tumbuhan tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan

kacang merah yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah

kacang merah yang diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang

mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang

mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag.

Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun lebih pesat jika dibandingkan

dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara
tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang

(tampat gelap) dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki

intensitas cahaya cukup (tmpat terang) adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat

karena adanya kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang

tidak disinari matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin

yang tidak dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah

tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat

cepat. Selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.

Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan

untuk tanaman kecambah yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit

lebih lambat dibandingkan dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur

batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja

hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di

antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya,
kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh

faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat

yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon

auksin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat

yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon

auksin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang

normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga, 2009).

Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim,

yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat
yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar.

Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah

pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan

auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya

tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada

batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila

dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara

nodus. Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100

primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya akan mampu menghasilkan akar

liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Salisbury dan Ross, 1995).
Cahaya mempengaruhi perkecambahan melalui tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas)
cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada PAM lebih sedikit berkembang

menjadi kecambah dibandingkan dengan perendaman pada air kelapa muda dengan

perbandingan 3:4 karena air kelapa mengandung berbagai macam mineral yang baik untuk

pertumbuhan tanaman, khususnya mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur

tanaman.
Selain itu, pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat yang gelap lebih cepat dari pada

di tempat terang dengan perbandingan 23,04:6,5. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari

menonaktifkan kerja hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Namun

kecambah yang tumbuh di tempat gelap, daunnya berwarna kuning pucat karena kekurangan

klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Tanaman tidak melakukan fotosintesis di tempat

yang gelap, namun mengalami etiolasi, yaitu tumbuhan yang menjadi tumbuh dengan cepat

tetapi menjadi kurus dan tidak mengalami perkembangan daun, karena kekurangan cahaya

matahari. Sebaliknya dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga

tumbuhan tumbuh lebih pendek. Di tempat terang, tanaman tumbuh secara normal karena

melakukan proses fotosintesis.

B. Saran

Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air

Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“ ini,

penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan para petani pada khususnya.

Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat

meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi yang terkandung di dalam kacang
merah ini, penulis berharap generasi muda dapat memamfaatkan gizi yang terkandung di

dalamnya, sehingga dapat meningkatkan potensi intelektulanya.


DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk., 2005. Biologi SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.

Anda mungkin juga menyukai