KOMPLEKS LINGKUNGAN
LINGKUNGAN SEBAGAI SEBUAH KOMPLEKS FACTOR HETEROGENITAS LINGKUNGAN INTERAKSI ANTAR FAKTOR LINGKUNGAN
Kompensasi faktor-faktor Keserbaragaman faktor-faktor Faktor predisposisi Heterogenitas spatial Perubahan dinamis Faktor-faktor lingkungan Kompleksitas interaksi
PENGELOLAAN KOMPLEKSITAS
ENVIRONMENTAL COMPLEX
Faktor individual: cahaya, suhu, presipitasi, angin, tanah, kelembaban tanah, api, biotik masing-masing berpengaruh pada tanaman budidaya Jarang masing-masing faktor beroperasi secara tunggal dan konsisten
ENVIRONMENTAL COMPLEX
Semua faktor juga saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain Sehingga lingkungan harus dipahami sebagai sesuatu yang dinamik, yang selalu berubah dan saling berinteraksi -- ENVIRONMENTAL COMPLEX
Solar radiation Tempera ture Humans Assosiated animals Assosiated plants Relativ e humidit y Atmospheri c compotition
Crop organism
Soil nutrients
Fire
ENVIRONMENTAL COMPLEX
ENVIRONMENTAL COMPLEX
Semua faktor harus dipertimbangkan secara integral yang meliputi: - kompleksitas - heterogenisitas - perubahan dinamis
Dalam agroekosistem, lingkungan dapat menjadi faktor pembatas; sehingga perlu diketahui level masing-masing faktor lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang optimal Desain manajemen agroekosistem banyak didasarkan pada informasi tersebut.
Karena lingkungan adalah kompleks dari semua faktor, sangat penting untuk dipahami bagaimana masing-masing faktor berpengaruh atau dipengaruhi satu dengan yang lain, secara tunggal maupun kombinasi kompleks yang bervariasi dalam tempat maupun waktu
Faktorisasi Lingkungan
Masing masing faktor terjadi simplifikasi dan overlap Nilai penting masing-masing faktor tidak sama dalam perjalanan waktu Kompleks faktor-faktor tersebut akan berubah setiap waktu
RIWAYAT LAHAN
HUJAN & IRIGASI FAKTOR BIOTIK ANGIN AIR TANAH API TANAH
PENUTUP TANAH
Contoh: suhu rendah, temperatur rendah, kelembaban tinggi, aktivitas biologis, secara simultan berpengaruh pada tanaman yang ternaungi komponen allelopat berinteraksi dengan naungan, kelembaban, herbivori, kerentanan thd penyakit,dapat meningkatkan atau mengurangi efektifitas komponen fitotoksik dalam membatasi pertumbuhan gulma
KELEMAHAN PERTANIAN KONVENSIONAL ADALAH MENGABAIKAN INTERAKSI FAKTOR-FAKTOR DAN KOMPLEKSITAS LINGKUNGAN
MANAJEMEN SECARA AGROEKOLOGIS MELIHAT SISTEM PERTANIAN SECARA MENYELURUH DAN MENDESAIN INTERVENSI BERDASAR BAGAIMANA MASING-MASING FAKTOR BERPENGARUH PADA KESELURUHAN SISTEM DAN BUKAN HANYA PADA PRODUKSI TANAMAN
INTERVENSI DAPAT DITUJUKAN UNTUK MEMODIFIKASI SATU FAKTOR TERTAPI POTENSI PENGARUHNYA PADA FAKTOR YANG LAIN JUGA DIPERTIMBANGKAN
KOMPLEKSITAS INTERAKSI
Konsep SAFE SITE pada perkecambahan biji SAFE SITE Skala lokalitas dari lingkungan biji yang menyediakan kondisi optimal bagi perkecambahan biji SAFE SITE menyediakan kebutuhan biji dalam proses pemecahan dormansi dan perkecambahan biji SAFE SITE juga harus bebas dari bahaya seperti penyakit, herbivor maupun senyawa toksik SAFE SITE juga harus memelihara kondisi sampai kecambah berkembang sendiri tidak tergantung pada cadangan makanan pada biji