Anda di halaman 1dari 20

Pengendalian Hama Terpadu

(Oleh Tutung Hadiastono)


Intergrated Pest Management
Tanaman Pertanian di Indonesia terdiri dari Pertanian Rakyat, Pertanian Besar, dan Pertanian Besar milik Swasta. Semua itu di dalam pengelolaannya telah menggunakan teknologi moderen. Agar tetap efisien semuanya memerlukan teknologi baru yang terus menerus diciptakan secara berkelanjutan, terutama karena areal Pertanian sifat pengelolaannya berlahan kering dan memanfaatkan curah hujan sebagai satu-satunya sumber air. Sifat demikian membuat rentan kekeringan dimusim panas dan rentan kebanjiran dimusim penghujan. Bagi daerah-daerah yang berbukit, hal ini masih perlu ditambah dengan rentan erosi. Pertanian rakyat dipelihara dengan lebih kurang intensif dibandingkan dengan Pertanian besar. Hal ini berasal dari kepemilikan modal yang masih lemah dipihak Pertanian rakyat. Peran Pertanian rakyat sangat dominan didalam penentuan ekonomi nasional. Berbagai komoditi Pertanian telah lama menjadi andalan beberapa negara didalam meraih devisa. Beberapa komoditi yang utama telah dimasukan didalam program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Nasional Pertanian yang saat ini proyeknya sedang berjalan. Peran Pertanian rakyat didalam meningkatkan kesejahteraan petani Pertanian itu masih sebagian belum tercapai, walau secara keseluruhan nasib petani Pertanian rakyat masih lebih bagus dibandingkan dengan petani tanaman pangan misalnya.

Hal 1 dari 20 halaman

Pengendalian Hama Terpadu telah menjadi kebijakan Nasional di Indonesia. Didalam PHT, rakyat diajak ikut serta didalam upaya berusaha tani sekaligus mempertahankan kelestarian ekosistem, yang dalam hal ini adalah ekosistem Pertanian itu sendiri. Ekosistem Pertanian memiliki ciri khas antara lain sebagai berikut: Rakyat, Teknologi yang diperlukan Pertanian rakyat haruslah sesuai dengan ciri khas dari usaha tani Pertanian yang antara lain dapat dinyatakan sebagai berikut: Keterpaduan didalam mengendalikan hama hanya mungkin dihasilkan apabila terjadi pengintegrasian yang saling menguntungkan antar komponen Pengendalian Hama didalam penerapan berbagai strategi pengendalian. Strategi Pengendalian bersifat dinamis, menyesuaikan situasi lapangan yang berlangsung pada saat melaksanakan pengendalian itu sendiri serta dipantau dan disesuaikan melalui monitoring populasi hama secara terus menerus. Komponen pengendalian adalah teknologi penunjang pada tingkat subsistem, dari sistem PHT, yang apabila dilakukan dengan benar akan sangat menunjang keberhasilan pelaksanaan PHT. Sebagai contoh: pemakaian varietas atau klon resisten adalah salah satu komponen pengendalian, sekaligus juga merupakan subsistem lain, akan menunjang keberhasilan menerapan PHT terhadap hama tersebut. Persyaratan lain yang diperlukan adalah: klon atau varietas itu bersifat resisten terhadap hama yang bersangkutan. Dalam contoh diatas, resisten varietas bersifat saling menunjang dengan peranan musuh alami, didalam apa? Didalam peran menurunkan populasi hama dilapangan . Hal ini terjadi secara alamiah oleh karena kedua jasad itu, yaitu hama dan musuh alaminya bersifat saling memerlukan namun sekaligus saling meniadakan. Semua terjadi tanpa memerlukan intervensi Hal 2 dari 20 halaman

manusia kecuali intervensi dalam bentuk lain yaitu dari alam sendiri, yang dikenal sebagai faktor pemicu (predisposing factor) sebaliknya dipihak petani sendiri telah lama dikenal berbagai teknologi tepat guna yang telah biasa mereka pakai. Ini adalah sebagaian dari sekian banyak taktik pemeliharaan tanaman, yang artinya: sejak tanaman mulai tumbuh dari biji atau stek, kemudian selama pertumbuhannya, kemudian pada waktu mulai munculnya bunga2 yang bermekaran, sampai waktu pembuahan yang dipungut hasilnya untuk dijual atau diolah kembali untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar, tanaman itu mengalami pemeliharaan yang beruntun dan bersifat saling menunjang. Peranan Komponen Pengendalian

Varietas Tahan

PHT

Musuh Alami

Monitoring Mekanis

Pestisida Bila perlu

Komponen Sistem PHT


Hal 3 dari 20 halaman

Untuk itu diperlukan pemupukan yang tepat waktu dan berporsi seimbang untuk mendorong pertumbuhan yang sempurna. Inipun dapat dikatakan sebagai upaya terintegrasi didalam menghasilkan tanaman yang sehat agar dapat diraih hasil panen buah yang maksimal baik didalam kwalitas maupun didalam kwalitas. Itulah yang disebut sebagai menumbuhkan tanaman sehat. Diapun adalah komponen pengendalian dari hama. Karena tanaman yang sehat akan lebih mampu bertahan terhadap serangan hama akar, batang, daun maupun buah. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa PHT (integrated control) adalah UPAYA MENGENDALIKAN POPULASI SUATU KOMPLEKS HAMA AGAR TERCAPAI KEADAAN KERUSAKAN YANG MINIMAL MELALUI PEMINIMALAN MASUKAN

"Minimizing input for maximizing profit"


PEMINIMALAN KERUSAKAN DAN peminimalan masukan adalah upaya ekonomis yang dilakukan petani , melalui penerapan komponen pengendalian secara kombinasi yang saling menguntungkan seperti yang telah dikemukakan didalam permulaan tulisan ini.

Input Komponen PHT

Proses

output Max. Profit

Hal 4 dari 20 halaman

KESIMPULAN
Dari catatan yang diuraikan di atas maka jelaslah bagi kita bahwa PHT memeliki orientasi ekonomis. Sifat ini membawa konsekuensi bahwa keputusan yang diambil petani di dalam menerapkan PHT adalah keputusan ekonomis Ciri lain PHT adalah pengambilan keputusan yang bersifat dinamik, karena alasan berikut: Tanaman harus hidup di dalam lingkungan eko sistem yang dinamis. Disitu tanaman meng hadapi dan sekaligus ber gantung kepada Lingkung an, dikatakan sebagai habitat yang dapat mem bunuh atau membuatnya tumbuh dengan sehat Di dalam mempertimbang kan untung dan ruginya menerapkan PHT petani menjadi terbiasa untuk memperhatikan kedua hal itu dengan tujuan utama: Memaksimalkan keuntungan yang dihasil kan tanaman baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Tentang Sistem Lingkungan


Ekosistem
Ekosistem adalah semua yang terdapat disekitar kita, yang secara alamiah diciptakan Tuhan YME. Semua ciptaannya itu mengalami perkembangan dan perubahan yang dinamis. Komponen dari ekosistem adalah siklus-siklus rangkaian sebab akibat. Mereka itu merupakan bagian yang esensial pembentuk sistem yang disebut ekosistem. KomponenHal 5 dari 20 halaman

komponen itu dibentuk oleh suatu peristiwa yang berpangkal dan berujung dalam suatu lingkaran peristiwa alam, ada yang bersifat musiman, tahunan, dan bahwakan puluhan tahun. Cuaca misalnya, adalah peristiwa alam yang menimbulkan kondisi disuatu tempat atau wilayah yang pada suatu saat berubah. Hal ini akan mempengaruhi kondisi tempat atau wilayah sekaligus mahluk yang ada disekitar sistem tersebut. Suatu perubahan-perubahan yang dinamis dapat berpengaruh terhadap kehidupan wilayah per wilayah. Dinamika ekosistem dapat bersifat global, dan sebaliknya dinamika ekosistem secara lokal ditemukan dalam upaya penerapan PHT. Kita baru merasakan dampak EL-NINO pada 1997 dan berlanjut pada 1998. Produksi beras di Indonesia mengalami penurunan yang drastis akibat kelambatan musim tanam padi. Daerah persawahan kita kekurangan air, akibatnya terjadi pergeseran tanam, penanaman padi tidak serempak dari daerah-kedaerah. Sehingga dampaknya adalah perkembangan hama terjadi secara cepat melalui siklus hidup yang tidak terputus. Pemberian pupuk dalam proses pertumbuhan tanaman yang berbeda akan berpengaruh baik secara teknik maupun ekonomis, sehingga akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga.

Apakah pendekatan sistem itu ? Setiap hari lingkungan disekitar kita berubah secara dinamis sebagai perwujudan interaksi antar subsistem yang membangun serta mendukung keberadaannya. Dalam kondisi perubahan yang dinamis itu ada keseimbangan faktor tertentu yang menjaga kesinambungannya. Dan faktor itu adalah faktor keseimbangan, dikenal sebagai "steady state" faktor itu Hal 6 dari 20 halaman

Pendekatan sistem

mempunyai batas toleransi tertentu agar tidak pecah atau sistem berantakan. Demikian pula halnya dengan PHT. Lingkungan dekat ditanaman adalah iklim mikroklimat, hama, musuh alami, intervensi manusia (panen, pemupukan, penyemprotan, penyiraman dll). Lingkungan yang lebih jauh dari padanya adalah keluarga petani yang memiliki tanaman itu (meyiangi, menjual, memetik hasil dll). Lebih penting lagi adalah lingkungan makro seperti curah hujan, sinar matahari, banjir dll. Agar semuanya sejalan dan serasi, maka sistem lingkunagn memliki daya " tune in "antar komponen subsistemnya, dimana kita katakan bahwa untuk sementara atau untuk jangka waktu yang lama, kita tidak memiliki sistem yang sama. Contoh dari sistem yang tengah kita bicarakan adalah: sistem mobil. Kalau mobil yang ada dijalan, kita dapat mengetahui beberapa bentuk, fungsi komponen penyusun mobil tersebut. ( gambar sistem komponen disini) Menganalisis sistem melalui teknik analisis l-O (input-output atau masukan- keluaran) Budidaya tanaman sehat merupakan model bekerjanya suatu sistem. Untuk itu pertama kita mengidentifikasi : Tujuan sistem itu, untuk kemudian kita mengidentifikasi apa input ke sitem dan apa output dari sistem itu Produksi Hasil : merupakan tujuan sistem adalah menjadi wahana usaha yang cepat dan efisien dari segi daya sarana usaha. Untuk itu diperlukan input : sarana produksi, tenaga kerja manusia (pengendalian) dan keluaran dari sistem adalah hasil yang diharapkan. Disinlah pentingnya kita menyadari bahwa keluaran yang berupa hasil budidaya itu yang barangkali menghasilkan produk kurang baik yang sekarang telah mencapai ambang kurang menguntungkan.

Hal 7 dari 20 halaman

Ambang Ekonomi dalam Pengendalian Hama Terpadu


Pengendalian hama dan penyakit (OPT) yang dilakukan secara kimia dan hayati merupakan dua cara pengendalian yang tidak dapat diterpadukan, atau dalam pengertian lain adalah keterpaduan cara pengendalian harus kompatibel, tidak bersifat antagonis atau menjadikan netral. Dalam keadaan tertentu keterpaduan cara pengendalian akan saling melengkapi. Pada kenyataannya sampai saat ini yang dapat kita lihat bahwa penggabungan cara kimia dan hayati tidaklah mungkin untuk dilakukan karena keduanya saling bertentangan, yang disebabkan oleh ketidak ber hasilan kita untuk mengakui bahwa pengendalian populasi atau intensitas serangan OPT merupakan suatu masalah ekologi yang sangat rumit. Penggunaan pestisida dilakukan untuk tujuan membunuh atau memberantas hama yang sedang merugikan pertanaman pada saat itu, tanpa mempedulikan atau memperhitungkan pengaruhnya terhadap seranggaserangga lain yang berguna maupun yang merupakan hama tidak penting. Dipihak lain, pendekatan yang dianggap kurang tepat juga berlaku bagi mereka yang berusaha untuk menghilangkan sama sekali pestisida, dengan dalih untuk melestarikan pengendalian alami dan membiarkan tanaman pertanian secara ekonomi selalu dirugikan oleh serangga hama. Dalam hal ini kita akui bahwa kemajuan pertanian modern tidak terlepas dari hasil penemuan dan penggunaan pestisida secara meluas. Bagaimanapun kita masih memerlukan pestisida untuk tujuan agar produksi pertanian dapat mencukupi kebutuhan konsumsi manusia. Sekarang, bagaimana caranya agar kedua metoda pengendalian tersebut dan juga metoda- metoda yang lain dapat digunakan secara terpadu sehingga program produksi tetap tercapai, tetapi kegoncangan dalam ekosistem dapat dikurangi sebanyak mungkin. Agar supaya program pengendalian hama terpad dapat dikembangkan, langkah penting yang pertama kali harus dilakukan adalah menyadari bahwa setiap tindakan dalam usaha pengendalian hama selalu merubah lingkungan disekitar kita. Kita tidak dapat memasukan sesuatu faktor baru dalam Hal 8 dari 20 halaman

lingkungan sambil mengharapkan bahwa keseimbangan hayati selalu akan tetap sama dengan keadaan sebelum kita melakukan tindakan tertentu. Harus dimanfaatkan setiap mekanisme yang ada dalam agro ekosistem, dan kita berusaha mengatur atau merubah mekanisme tersebut sedemikan rupa sehingga sesuai dengan kepentingan manusia. Ada beberapa hal yang diutarakan oleh stern dkk. (1959) mengenai apa yang harus dikembangkan dalam pelaksanaan program pengendalian terpadu, yaitu :

1. Pengendalian ekosistem Populasi tanaman dan binatang (termasuk manusia) bersama dengan komponen lingkungannya yang tak hidup secara bersama membentuk suatu satuan terpadu yang disebut ekosistem. Apabila ada usaha untuk mengurangi jenjang populasi suatu jenis binatang ( misal jenis hama tertentu ) dengan mempergunaka perlakuan kimiawi, atau cara- cara lainnya; maka komponen-komponen ekosistem yang lain akan dipengaruhi. Oleh karena itu setiap tindakan harus dipikirkan secara keseluruhan akibatnya terhadap semua aspek produksi tanaman seperti keadaan intensitas hama, penyakit dan gulma, fisiologi tanaman,resistensi tanaman, dan lain- lainnya termasuk juga analisa ekonominya 2. sampling populasi dan peramalan Metode sampling yang saat ini sering digunakan pada petak-petak percobaan, secara praktis tidak mempunyai arti yang penting untuk pengembangan tingkat luka ekonomi dan ambang ekonomi. Disamping itu Steren dkk. (1959) percaya bahwa dibutuhkan adanya suatu index sederhana tetapi komprehensif, yang dapat dipergunakan oleh petani- petani biasa dalam memberikan penilaian suatu hama. Tetapi tentu saja untuk mendapatkan nilai index tersebut dibytuhkan bantuan dan penelitian oleh ahli- ahli entomologi yang berpengalaman. Hal 9 dari 20 halaman

Kecuali itu merekam berpendapat bahwa guna mengurangi besarnya akibat sampingan dari suatu usaha pengendalian, atau untuk mengurangi pemborosan waktu, tenaga dan biaya ; maka peramalan tentang perkembangan populasi hama pada suatu tempat sangat dibutuhkan. Sebelum hal ini tercapai tentu saja dianjurkan agar perlakuan pestisida dilapangan harus ditentukan oleh keadaan populasi hama dilapangan. Supaya dihindari adanya perlakuan pestisida yang tidak perlu, karena populasi hama tidak membahayakan. 3. Meperkuat Musuh Alami Introduksi musuh alami tambahan kedalam suatu ekosistem hama biasanya merupakan cara yang sangat sederhana dan paling baik dalam memperkuat peranan komplex musuh alami. Bila cara ini tidak mungkin dekerjakan atau tidak diinginkan, ada metoda lainnya yang dapat dikerjakan untuk meningkatkan efisiensi kompkex musuh alami. Ada beberapa saran, untuk hal ini temasuk : 1) Kolonisasi secara periodis predator atau parasit, 2) Inokulasi buatan pada inang selama kepadatan populasi rendah, 3) Perubahan lingkungan setempat yang dapat memberi keadaan terbaik guna kehidupan dan perkembangan musuh alami, dan 4) Pemuliaan parasit atau predator yang terpilih yang ditujukan untuk menaikan toleransi mereka terhadap keadaan fisik yang lebih lebar kisarannya. 4. Pestisida Terpilih Penggunaan pestisida terpilih dapat dilakukan dengan mempergunakan paling sedikit empat jalan. Pertama, pestisida mungkin telah cukup terpilih sehingga daya racunnya dapat mengurangi populasi hama, tetapi tidak membahayakan populasi musuh alami sehingga musuh alami tetap bebas bergerak di alam. Kedua, perlakuan pestisida hanya dilakukan pada tempat- tempat yang perbandingan antara hama dan parasit tidak menguntungkan bagi perkembangan parasit. Ketiga, bila pola perilaku Hal 10 dari 20 halaman

hama dan parasit telah diketahui secara terperinci, suatu perlakuan pestisida dapat dikenakan pada waktu yang tepat sehingga hasil ahkir yang diinginkan dapat tercapai. Keempat, bila musuh alami dapat tetap hidup pada tingkatan yang tahan terhadap gangguan luar ( misal dalam setadum pupa didalam tanah ) atau mereka dapat berpindah ke daerah yang tidak diperlakukan dengan pestisida maka penggunaan pestisida yang mempunyai pengaruh residum pendek yang paling menguntungkan. Akhirnya mengenai pelaksanaan pengendalian Stern dkk. menyatakan sebagai berikut: " Perlu ditekankan juga bahwa pengembangan pengendalian terpadu tidak merupakan panacea ( obat untuk segala penyakit ) yang dapat diterapkan secara buta pada semua keadaan, sebab hal ini tidak akan bekerja bila agen mortalitas biotis tidak mencukupi, atau bila ukuran ambang ekonominya rendah sehingga mencegah pemanfaatan pengendalian hayati. Namun, hal ini dapat bekerja sangat baik pada keadaan yang layak, sehingga keuntungan yang besar dan harapan untuk masa yang mendatang tidak diragukan ".

KONSEP PENGENDALIAN HAMA TERPADU


Pertamakali munculnya konsep pengendalian hama terpadu (Integrated Control) adalah munculnya berbagai dampak negatif akibat usaha pengendalian yang dilakukan dengan cara konvensional (cara tunggal). Dampak negatif tersebut muncul terhadap beberapa aspek yang ada disekitar ekosistem tertentu, misalnya aspek sosial, ekonomis dan lingkungan. Beberapa faktor yang memungkinkan timbulnya dampak negatif adalah:

Hal 11 dari 20 halaman

Keseimbangan Umum baru

Keseimbangan Umum Sebelum Pemasukan Tanaman Baru

1932

1978

1995

Gambar 2. Perubahan Keseimbangan Umum Hama Baru


1. 2. 3. 4. Penggunaan Pestisida yang kurang selektif Penggunaan Varietas Tahan Budidaya Monokultur Perubahan iklim/cuaca

Organisme dapat berubah status hidupnya, yang semula tidak mengganggu tanaman pada akhirnya berubah menjadi pengganggu tanaman (OPT). Sebagai OPT bila manusia sudah berupaya untuk mengendalikan karena akibat gangguan atau serangan nya secara ekonomis maupun produksi Hal 12 dari 20 halaman

mempengaruhi pendapatan yang diterima. Perubahan status organisme biasa menjadi OPT diantaranya akibat 5 faktor tersebut diatas. Pengendalian Hama Terpadu yang sampai sekarang ini dilakukan pada prinsipnya adalah mempertahankan kelestarian alam, dimana pola keseimbangan umum suatu populasi organisme ("OPT") selalu dibawah batas-batas yang merugikan. Salah satu usaha diantaranya pelestarian musuh-musuh alami, mempertahankan biodiversitas komponen ekologi dalam suatu ekosistem dalam jangka waktu yang lama. Bentuk pola keseimbangan hama dalam suatu ekosistem pada suatu ambang ekonomi bergantung pada beberapa hal. Penentuan batas populasi pada suatu ambang ekonomi ditentukan oleh tingkat kehidupan sosial dan ekonomi petani. Mungkin Petani satu berbeda dengan petani yang lain, tingkatan ini bergantung pada perubahan skala nilai sosial dan ekonomi masyarakat petani. Dengan demikian beberapa hal yang membedakan tingkat ambang ekonomi adalah: 1. Katagori petani 2. Nilai Komoditi 3. Jenis OPT Beberapa Pengertian, untuk memperlancar pengertian yang berkaitan dengan ambang ekonomi adalah: 1. Pengendalian Hayati ("Biological Control") Pengendalian OPT dengan menggunakan musuh alami (Parasit, patogen dan Predator) yang dikenakan pada populasi inang atau mangsa, sehingga mencapai kesimbangan umum yang lebih rendah daripada yang ditujukkan apabila agen-agen tersebut tidak ada atau tidak mempunyai fungsi yang optimal. 2. Kerusakan Ekonomi ("Economic damage") Populasi suatu OPT yang berada pada batas tingkatan kerusakan yang membenarkan adanya pengeluaran biaya untuk mengendalikan OPT tersebut. Hal 13 dari 20 halaman

3. Ambang Economic ("Economic Treshold") Kepadatan populasi OPT yang membutuhkan suatu tindakan pengendalian, untuk mencegah peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai tingkatan Luka ekonomi. Ambang ekonomi lebih rendah dari tingkatan luka ekonomi, untuk memberikan waktu yang cukup guna memulai perlakuan pengendalian, agar supaya usaha dapat berhasil sebelum populasi OPT mencapai pada tingkat luka ekonomi. 4. Tingkatan Luka-Ekonomi ("Economic-injury level") Suatu kepadatan populasi yang terendah yang dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi. Tingkatan ini dapat beragam dari satu daerah dan daerah lain, dan dari satu musim ke musim yang lain. Juga tingkatan ini bergantung pada perubahan skala nilai sosial dan ekonomi masyarakat petani. 5. Keseimbangan Umum ("General Equilibrium"} Suatu kepadatan populasi OPT rata-rata dalam kurun waktu tertentu, tanpa disertai perubahan cuaca yang tetap 6. Keseimbangan Sementara ("Temporary Equilibrium Position") Suatu kepadatan populasi rata-rata yang meliputi suatu daerah yang luas dan bersifat sementara, yang diakibatkan oleh beberapa tindakan manusia, terutama penggunaan pestisida secara terus menerus 7. Mekanisme Pengatur ("Governing Mechanism") Gerakan dari beberapa faktor lingkungan, baik secara tunggal atau berinteraksi satu sama lain. Aktivitasnya semakin meningkat bila kepadatan populasi meningkat atau sebaliknya semakin berkurang bila kepadatan populasi menurun. Hal ini menghasilkan suatu keadaan Hal 14 dari 20 halaman

dimana populasi tidak akan melampaui suatu batas tertentu, dan sebaliknya populasi dapat menurun tetapi tidak menuju ke kepunahan. 8. Pengendalian Terpadu ("Integrated Control") Usaha penerapan pengendalian OPT dengan mengintegrasikan usaha pengendalian cara tunggal (misalnya cara mekanis dan hayati). Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (pestisida) dapat pula dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kerusakan paling sedikit pada pengendalian hayati. Pengendalian hayati dapat digunakan dengan memanfaatkan apa yang terjadi di alam, atau dengan memanipulasi atau dengan pemasukan agen-agen biotis. 9. Pengendalian Alami ("Natural Control") Suatu proses yang terjadi di alam yang mampu mempertahankan kepadatan populasi bergerak melalui kurun waktu yang sedikit banyak berada di antara suatu batas atas dan bawah. Proses tersebut dipengaruhi oleh kombinasi dari beberapa unsur biotis dan abiotis dalam lingkungan suatu hama. Pengendalian alami mengikut sertakan semua aspek lingkungan, termasuk faktor-faktor yang secara langsung dapat menyebabkan adanya mortalitas sebelum waktunya, penghambatan pertumbuhan, pengurangan fekunditas. Kecuali itu juga mengikut sertakan beberapa faktor yang tidak secara langsung pada kehidupan suatu OPT. Segitiga Penyakit (Tri-Angel Diseases) adalah suatu bentuk interaksi pola keseimbangan beberapa faktor yang menentukan terbentuknya penyakit, peningkatan atau penurunan suatu populasi OPT (Gambar 3). Di alam apabila faktor-faktor tersebut dikendalikan dalam keadaan keseimbangan, maka pengendalian secara alami akan terciptakan dalam kurun waktu relatif lama.

Hal 15 dari 20 halaman

Li ng ku ng a n

P a t o g en

Ta na ma n

Gambar 3. Bentuk Interaksi tiga komponen alam yang menentukan Pengendalian Alam
Lingkungan termasuk diantara nya adalah komponen biotik dan a-biotik disekitar ekosistem suatu OPT, penggunaan sistem pola tanam dan jenis tanaman yang dibudidayakan perlu diketahui untuk menentukan tercapainya keseimbangan umum di bawah ambang ekonomi. Beberapa bentuk perubahan yang terjadi di alam akibat adanya perubahan ekosistem akan berpengaruh yang merugikan, seperti; 1. Munculnya kembali serangan OPT utama 2. Timbulnya OPT baru yang sebelumnya tidak ada 3. Hilangnya organisme lain yang berfungsi sebagai musuh alami OPT 4. Polusi lingkungan akibat residu bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan OPT tertentu

Ambang Ekonomi dan Strategi Regional


Analisis Ambang Ekonomi yang dilakukan pada tingkat regional (tingkatan petani) sebagai suatu unit usaha akan berbeda dari satu petani Hal 16 dari 20 halaman

dengan petani yang lain. Perbedaan ini dikaitkan dengan pemilikan modal (yang berupa uang dan tanah)

Padat Populasi/Intensitas Serangan Usaha Pengendalian dengan Menggunakan musuh alami Penggunaan Pestisida

Tingkat kerusakan ekonomi ---------------------------------------------------------------------------------Ambang ekonomi ----------------------------------------------------------------------------------Keseimbangan Umum -----------------------------------------------------------------------------------1982 1992 1995

Gambar 4. Gejolak Kepadatan Populasi/Intensitas Serangan OPT


Akan menentukan ambang ekonomi yang berbeda pula. Sebagai contoh petani A dan petani B. Dalam contoh dapat dikatakan bahwa petani A Hal 17 dari 20 halaman

adalah pemilik lahan yang besar, sedang petani B adalah petani kecil. Ambang ekonomi petani A (Oa) lebih kecil dibandingkan dengan ambang ekonomi petani B (Ob) yang lebih besar. Petani kecil dengan modal yang lebih sedikit cenderung lebih mempertimbangkan bahkan tidak akan mampu menerima ketidak pastian hasil program pengendalian OPT. Hal ini menyebabkan biaya marginal pengendalian (MCb) tinggi, sedangkan penerimaan marginal (MRb) rendah, sehingga ambang ekonomi petani kecil tinggi. Sebaliknya bagi petani besar (Gambar 5). Pendekatan ini dilakukan dengan anggapan bahwa dalam pengambilan keputusan, petani besar tidak dipengaruhi oleh petani kecil, dan juga oleh petani lainnya. Masalah praktis akan timbul disini, bila kepadatan populasi OPT berada diantara Oa dan Ob. Petani besar akan mengendalikan tanamannya dengan pestisida, sebaliknya bagi petani kecil tidak, karena masih di bawah ambang ekonomi. Masalah ini menimbulkan suatu pertimbangan yang cukup berarti bagi petani besar, karena pada saat yang sama petani kecil yang tidak melakukan pengendalian dianggap sebagai lahannya (petani kecil) sebagai sumber inokulum/infeksi. Dengan demikian dikatakan bahwa secara regional satu petani tidak akan bebas dari pengaruh keputusan petani lain. Perhitungan keuntungan secara umum adalah sebagai berikut: Fi = RY - O Fi adalah keuntungan ; R adalah Harga produksi ; Y adalah Produksi O adalah biaya pengendalian yang dikeluarkan Dari persamaan tersebut di atas dapat diperluas dengan persamaan sebagai berikut, Fi = RY (x) - O (x)

Hal 18 dari 20 halaman

Keterangan : Fi adalah Keuntungan R adalah Harga produksi x adalah vektor input pengendalian hama O(x) adalah biaya (harga) input pengendalian yang dinyatakan sebagai fungsi x Y (x) adalah produksi yang dinyatakan sebagai fungsi x Secara matematis , fungsi keuntungan untuk kedua petani tersebut di atas dapat dinyatakan oleh persamaan 1 dan persamaan 2 Fix = RYx (Xx, Xb) - O ( Xx ) .. 1 Fi b = R Yb (Xx,Xb) - O ( Xb ) . 2 (Davidson dan Noorgard, 1973) Keterangan: Fi a = Keuntungan petani A Fi b = Keuntungan petani B X a = input pengendalian OPT petani A X b = input pengendalian OPT petani B Dari persamaan (1 dan 2) terlihat bahwa laba petani A merupakan fungsi dari OPT yang ada pada lahan petani B dan input pengendalian OPT oleh petani B, demikian pula sebaliknya. Analisa di atas menunjukkan bahwa dalam menghadapi masalah OPT, petani tidak dapat berdiri sendiri. Kalau individu petani hanya memperhatikan pertimbangan biaya dan manfaat (cost and benefit) dari usahanya, maka keuntungan yang diperolehnya tidak dapat secara optimal. Bila masing-masing memperhatikan juga biaya manfaat bagi petani-petani yang lain, maka keuntungan total mereka baik secara individu maupun bersama-sama akan bertambah besar. Hal ini hanya dapat dicapai dengan adanya gerakan secara bersama-sama dan terpadu, sehingga petani kecil mampu untuk menekan biaya yang harus dikeluarkan dan mempertinggi Hal 19 dari 20 halaman

pendapatannya, sehingga perbedaan ambang ekonomi antar petani dapat diperkecil. Arah pengembangan konsep ambang ekonomi menuju ke penerapannya secara regional merupakan sesuatu yang menanti pengisian para ahli Ekonomi dan Hama Penyakit.
Penerimaan dan Biaya Marginal

MCb MCa

Mca = Biaya marginal petani A MCb = Biaya marginal petani B MRa = Penerimaan marginal petani A MRb = Penerimaan marginal petani B MRa

MRb Oa Ob

populasi OPT

Gambar 5. Ambang Ekonomi Petani A dan B


Hal 20 dari 20 halaman

Anda mungkin juga menyukai