download file
Unit fungsional materi genetik adalah gen, berasal dari kata genos, artinya asal-usul. Sedangkan unit struktural atau unit kimiawi gen adalah DNA
(deoxyribo nucleic acid). Gen atau DNA itu berderet secara linier pada kromatin atau kromosom. Satu benang kromatin terdiri atas nukleoprotein,
yaitu gabungan asam nukleat (DNA) dan protein. DNA membentuk super lilitan sepanjang kromatin, sedangkan protein bertindak sebagai tempat
melilit. Protein tempat melilit DNA disebut histon. Protein lain dalam kromatin ada yang berfungsi sebagai penyekat, penyalut, unsur regulator,
atau sebagai enzim bagi aktivitas DNA, mereka disebut protein nonhiston. (Mustahib, 2009)
Gen merupakan unit pewaris sifat yang keberadaannya dapat diketahui terhadap sifat fenotipenya. Gen adalah substansi hereditas yang terletak
di dalam kromosom. Gen disusun oleh suatu substansi yang disebut dengan deoxyribo nucleat acid (DNA) (Mustahib, 2009).
1. Percobaan Frederick Griffith
Usaha untuk mengidentifikasi bahan genetik dimulai sejak tahun 1928 yang dilakukan oleh Frederick Griffith. Dia menggunakan D. pneumoniae
untuk percobaannya. Ada dua galur (strain) yang digunakannya, yaitu galur virulen yang menyebabkan penyakit pneumonia pada beberapa
vertebrata seperti manusia dan tikus, dan galur avirulen yang tidak dapat menyebabkan penyakit. Virulensi dari bakteri tersebut disebabkan oleh
adanya kapsul polisakarida yang menyelimuti bakteri. Bakteri virulen mempunyai kapsul, sedangkan yang avirulen tidak mempunyai kapsul.
Bakteri yang tidak mempunyai kapsul mudah dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh sel inangnya, sedangkan yang mempunyai kapsul tidak
mudah dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh. Bakteri yang diselaputi oleh kapsul membentuk permukaan yang halus sehingga disebut galur
S (S = smooth) dan yang tidak diselaputi oleh kapsul mempunyai permukaan kasar sehingga disebut galur R (R = rough). Dengan adanya tanda
ini, maka virulensi dari bakteri ini mudah untuk diamati. Fenomena percobaan dari Frederick Griffith disebut dengan transformasi. Dia
menyimpulkan bahwa terdapat bahan yang utama untuk terjadinya proses transformasi (transforming principle) yang berperan dalam konversi
tersebut yang mungkin merupakan beberapa bagian dari kapsul polisakarida atau beberapa senyawa yang dibutuhkan untuk sintesis kapsul
meskipun kapsul itu sendiri tidak dapat menyebabkan pnemonia (Mustahib, 2009).
Kedua bentuk bakteri S dan bakteri R memiliki sifat yang berbeda. Dimana bakteri R tidak berbahaya, sedangkan bakteri S bersifat mematikan
ketika disuntikkan ke dalam tubuh tikus. Hal ini dapat diketahui melalui percobaan dengan menyuntikkan kedua bakteri tersebut ke dalam tubuh
tikus. Bakteri S yang mati bila dicampur dengan bakteri R yang hidup kemudian disuntikkan ke dalam tubuh tikus, menunjukkan bakteri R
tersebut telah berubah menjadi bakteri S. Fenomena ini diperkirakan akibat adanya proses transformasi materi genetik dari bakteri S yang mati
ke dalam bakteri R yang hidup. Namun, proses transformasi tersebut masih disanksikan kebenarannya karena belum ada alasan yang bisa
menjelaskan mengapa proses transformasi tersebut dapat terjadi (Rubin, 2009).
Griffith juga melakukan eksperimen dengan menyuntikkan bakteri S ke tubuh tikus, maka tikus akan mati dan tikus tetap hidup bila disuntikkan
dengan bakteri R. Jika bakteri S dipanaskan dan disuntikkan pada tikus, maka akan tetap hidup dan jika bakteri S yang dipanaskan dicampur
dengan bakteri R, maka tikus akan mati. Griffith membuktikan bahwa segala sesuatu dapat berpindah dari bakteri S yang mati ke dalam Bakteri
R dan merubah penampilan bakteri R. Griffith menyebut material yang dapat berpindah tersebut sebagai prinsip perpindahan (transformation
principle) (Eisenman, 1998).
tersebut dipercepat dengan menggunakan kloroform dan menghidrolisis kapsul polisakarida dengan bantuan enzim. Imunologi disebabkan oleh
bentuk antibodi spesifik yang digunakan untuk mempercepat peluruhan kapsul polisakarida. Analisis kimia menunjukkan bahwa proporsi karbon,
hidrogen, nitrogen, dan fosfor dalam bagian aktif ini adalah konsisten dengan komposisi kimia DNA (Spcoll, 2009).
Untuk menunjukkan bahwa DNA itu bukan jumlah kecil RNA, protein, atau beberapa komponen sel lain yang bertanggung jawab untuk
transformasi, Avery dan rekan-rekannya menggunakan sejumlah tes biokimia. Mereka menemukan bahwa tripsin, kimotripsin dan ribonuklease
(enzim-enzim yang memecah protein atau RNA) tidak mempengaruhi transformasi, tapi persiapan enzim deoxyribonucleodepolymerase
(persiapan yang kasar, yang dapat diperoleh dari sejumlah sumber hewan, yang dapat memecah DNA) dapat menghancurkan kekuatan
transformasi dari ekstrak (Spcoll, 2009).
Mendel
Mendel yang menjadi seorang biarawan dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1843, belajar di Universitas
Wina dari mana ia belajar matematika, dan kemudian kemudian melaksanakan banyak eksperimen ilmiah.
Eksperimen terlibat menanam tanaman kacang selama 8 tahun. Dia terpaksa menyerah eksperimen ketika ia
menjadi pemimpin di biara. Ia meninggal pada tahun 1884, tapi percobaan masih membentuk dasar genetika
dan memberikan ide yang adil dari warisan.
Frederick Griffith
Frederick Griffith, seorang ilmuwan, bekerja pada sebuah proyek pada tahun 1928 yang membentuk dasar
bahwa DNA adalah molekul warisan. Griffith ' s percobaan terlibat tikus dan dua jenis radang paru-paru-satu
adalah virulen dan lain bebas-virulen. Ia disuntikkan virulen radang paru-paru ke mouse dan mouse
meninggal. Selanjutnya ia disuntikkan bebas-virulen radang paru-paru ke tikus dan tikus yang selamat.
Setelah ini, dia memanas penyakit virulen untuk membunuh itu dan kemudian disuntikkan ke mouse. Waktu
ini binatang bertahan sebagai diprediksi. Terakhir ia disuntikkan bebas-virulen radang paru-paru dan virulen
radang paru-paru yang telah dipanaskan dan dibunuh, ke mouse. Kali ini mouse meninggal.
Griffith berspekulasi bahwa membunuh bakteri virulen berlalu pada karakteristik yang bebas-virulen untuk
membuatnya virulen. Ia percaya karakteristik ini dalam molekul warisan. Ini lewat pada molekul warisan
adalah apa yang disebut transformasi.
Oswald Avery
Oswald Avery dilanjutkan dengan percobaan Griffith di sekitar satu dekade kemudian untuk melihat apa
molekul warisan. Dalam percobaan ini, ia menghancurkan lipid, asam ribonukleat, karbohidrat, dan protein
virulen radang paru-paru. Transformasi masih terjadi setelah ini. Selanjutnya ia menghancurkan Asam
deoksiribonukleat. Transformasi tidak terjadi. Dia telah menemukan dasar warisan.
Phoebus Levene
Pada tahun 1929 Phoebus Levene di Rockefeller Institute diidentifikasi komponen yang membentuk molekul
DNA. Komponen-komponen adalah:
1.
Empat basa
1.
Adenina (A)
2.
Sitosina (C)
3.
Guanina (G)
4.
2.
Gula
3.
Fosfat
Timina (T)
Dia menunjukkan bahwa komponen DNA terkait dalam urutan fosfat-gula-basis. Dia mengatakan bahwa
masing-masing unit adalah sebuah nukleotida dan menyatakan molekul DNA terdiri dari serangkaian unit
nukleotida yang dihubungkan bersama-sama melalui gugus fosfat. Ia menyarankan bahwa ini membentuk '
tulang punggung ' molekul.
Namun, Levene berpikir rantai pendek dan dasar diulang dalam urutan tetap sama. Itu Torbjorn Caspersson
dan Einar Hammersten yang menunjukkan bahwa DNA adalah polimer.
Alec Jeffreys
Pemrofilan DNA dikembangkan beberapa tahun kemudian pada tahun 1984 oleh genetikawan Inggris Alec
Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk mendakwa Colin Pitchfork pada 1988
dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire, Inggris. Jadi mulai perjalanan penelitian DNA