Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lailatul Amanatus Solikhah

NIM : 18312241012
Kelas : IPA A 2018

SEJARAH PENEMUAN DNA SEBAGAI MATERI GENETIK

GenetikAlam memperlihatkan mekanisme hayati untuk mempertahankan ciri


khas mahlukhidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme ini terjadi
ada semua tingkatmahluk hidup. Dari yang paling rendah sampai paling komplek
sekalipun. Ciri atau sifat khasmahluk hidup tampak dari ciri morfologis, ciri anatomi
maupun ciri tingkah laku yang dapatdiamati dan diukur.
Gregory Mendel (1822-1884) adalah orang pertama mengamati pewarisan
sifat ini.Dari hasil percobaan tahun (1866). Mendel menarik kesimpulan bahwa sifat-
sifat karakteristikdari kedua induk dapat diwariskan ke generasi berikutnya melalui
segregasi.Selanjutnya, August Weisman pada tahun 1892, mengemukakan bahwa
sifat yang diwariskantersebut dilakukan oleh senyawa yang berasal dalam inti sel.
Senyawa tersebut dalampenelitian lanjutan disebut kromosom. Tahun 1869 seorang
ahli ilmu kimiaberkebangsaan Jerman bernama Friedrich Miescher menyelidiki
susunan kimia dari nucleussel. Ia mengetahui bahwa nukleus sel tidak terdiri dari
karbohidrat, protein maupun lemak,melainkan terdiri dari zat yang mempunyai
pengandungan fosfor sangat tinggi. Olehkarena zat itu terdapat di dalam nukleus sel,
maka zat itu disebutnya nuklein. Nama inikemudian dirubah menjadi asam nukleat,
karena asam ikut menyusunnya. Walter Sutton,tahun 1903, mengemukakan bahwa
kromosom merupakan benda-benda sel yang mengandungunit-unit pewarisan. Unit
tersebut oleh Wilhem Johannsen disebut gen (1909). Dan padatahun 1926,Herman
Muller membuktikan bahwa sinar-X memicu perubahan genetik lalatbuah.
Penemuan DNA (Deoxyribonucleic acid) sebagai materi genetik pada awalnya
menimbulkan pro dan kontra. Pengetahuan tentang kromosom yang tersusun dari
protein danasam nukleat, mulanya lebih condong menganggap bahwa protein sebagai
materi genetik. Halini berkaitan dengan peranan protein yang sangat dinamis dalam
kehidupan sel. Anggapan protein sebagai materi genetik terus dianut hingga tahun
1950-an. Sementara asam nukleatkarena dianggap terlalu kecil dan strukturnya terlalu
sederhana, hanya sedikit sekali mendapatperhatian sebagai materi genetik.
Percobaan Griffith dalam tahun 1928. la menemukan bahwa bakteri
Diplococcuspneumoniae (biasa disebut Pneumococcus), bila dipelihara di
laboratorium,maka berdasarkan bentuk koloninya dapat dibedakan dua bentuk, yaitu
bentuk kasar (K)dan bentuk halus (H). Kedua bentuk bakteri ini biasanya tumbuh
murni, artinya tidakbercampur. Griffith dapat menunjukkan bahwa apabila koloni
bentuk H dibunuh karenadirebus dan sisanya dicampur dengan bakteri bentuk K yang
hidup, maka beberapa dari bakteribentuk K ini ditransformasi (dirubah) ke bakteri
bentuk H. Bakteri bentuk H ini kemudiantumbuh murni seperti halnya dengan sisa
bakteri K yang tidak mengalami transformasi.Jadi secara singkat:
H mati + K hidup → H hidup + K hidup
Ini berarti bahwa suatu substansi yang terdapat di dalam bakteri H yang mati
telahdipindahkan ke bakteri K dan merupakan sifat genetik dari bakteri K.
Pada pertengahan tahun 1940-an arah penelitian tentang bahan genetis mulai
beralihdari protein ke DNA, salah satu jenis asam nukleat mahluk hidup. Tahun 1944,
OswaltAvery, Colin Mac Leod dan Maclyn McCarty dengan menggunakan ekstrak
DNA berhasilmenunjukkan bahwa DNA merupakan senyawa yang bertanggung
jawab dalam prosestransformasi bakteri strain R (rough) yang kurang virulen dan
kasar menjadi strain S (smooth)yang sangat virulen dan halus.
Penelitian yang menunjukkan bahwa DNA merupakan bahan informasi
genetik danbukan protein, dilakukan oleh Alfred Hershey dan Martha Chase ada
tahun 1952. Percobaanpembuktian DNA sebagai bahan informasi genetik dilakukan
melalui pelabelan DNAdengan 32P dan protein dengan 35S asal virus bakteriofag T2.
Hasil analisis bakteri yangterinfeksi dalam sel bakteri kemudian mengendalikan
metabolisme sel bakteri gunakepentingan bakteriofag, biosintesis DNA, dan protein
bakteriofag. Sebaliknya sedikit sekaliyang mengandung 35S (protein bakteriofag
induk).
Pada tahun 1953, James D. Watson, ahli Biokimia Amerika Serikat dan
FrancisCrick, ahli biofisika Inggris, mampu mengidentifikasi rantai asam
deoksiribonukleat di dalamkromosom inti sel, tempat rantai DNA bernaung. Struktur
yang ditemukan adalah rantai ganda antiparalel, yang terbukti membawa ribuan gen
yang menentukan sifat-sifat mahluk hidup.Sekarang tidak terbantahkan lagi bahwa
DNA merupakan materi genetikSecara ringkas, penemuan DNA sebagai materi
genetic, dapat dijeskan sebagai berikut :
1. Ditemukannya DNA sebagai senyawa khas kromosom
Hal ini ditemukan melalui studi pewarnaan mikroskopik oleh Robert
Fuelgen.Fuelgen menunjukkan bahwa DNA yang dipanaskan dengan asam
fuksin akan timbulwarna merah tua yan g mengkilat. Sepuluh tahun kemudian,
saat penemuan Fuelgenditerapkan pada sel hidup, ternyata tidak merusak sel
atau jaringan. Kromosom munculdengan warna yang jelas, sedangkan bagian
sel yang lain tidak berwarna. Dari hasil inikemudian disimpulkan bahwa
kromosom mengandung DNA, dan DNA merupakanmaterial khas kromosom
yang tidak terdapat pada bagian lain. Saat ini, telah diketahuiternyata DNA
juga terdapat pada sitoplasma, seperti pada mitokondria dan plastid.
2. Ditemukannya peran DNA dalam transformasi bakteri
Oswald T. Avery dan peneliti lain dari Rockefeller Institut pada 1944
berhasilmembuktikan bahwa bahan genetik yang terlibat dalam proses
transformasi adalah DNA.Proses transformasi sebelumnya dikemukakan oleh
F. Griffith (1928) dalam percobaanyamenggunakan bakteri Streptococcus
pneumonia galur R (tidak berkapsul) dan galur S(berkapsul). Griffith
menunjukkan adanya proses transformasi melalui percampuran galurbakteri R
yang hidup dengan galur S yang dimatikan, yaitu bahwa galur R hidup
yangberubah sifat m enjadi berkapsul akibat adanya bahan-bahan dari galur S
yang telahdimatikan masuk kedalam selnya. Percobaan tersebut diteruskan
Avery denganmengisolasi molekul kimia pecahan galur S, kemudian
dipisahkan. Bahan yang berhasildipisahkan adalah ternyata adalah DNA, RNA,
protein, polisakarida, dan lipid. Molekul-molekul tersebut diuji dengan
mencampurkan nya dengan bakteri R, ditambah denganenzim pengurai DNase,
Rnase, Protease. Ternyata bakteri yang tidak dicampur DNAterjadi mengalami
transformasi, sedang yang diberi DNase tidak. Hal ini berarti bahwaDNA
berperan dalam proses transformasi dan merubah sifat bakteri.
3. Ditemukannya DNA pada virus yang di wariskan pada generasi berikutnya
secara fisik
Hershey dan Chase (1952) menemukan bahwa DNA merupakan
bahan genetik yangdiwariskan, bukan mantelnya. Proses penelitian sebagai
berikut: E. coli ditumbuhkan padamedia yang diberi radioisotope S35sebagai
penanda protein (mantel virus) dan P32sebagaipenanda DNA bakteriofage T2
diinfeksikan pada E. coli , sehingga m enggunakan unsur-unsur pada sel inang
untuk m enyusun kromosom dan m antel, termas uk juga radioisotopyang telah
diabsorbsi bakteri Terdapat 2 macam fage, yaitu yang mengandung
S35padamantel dan yang mengandung P32pada kromosom fage menginfeksi
bakteri ya ngditumbuhkan pada media biasa tanpa radioisotope. Dari bakteri
yang diserang fage bertanda S35tidak diperoleh virus ber-radioisotop, sedang
yang diserang fage bertanda P32diperoleh virus ber-radioisotop Hal ini
menandakan bahwa DNA-lah yang diwariskan padagenerasi berikutnya

Sumber :
 Suryo, 2013. Genetika. Gadjah Mada Univ. press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai