Anda di halaman 1dari 10

MATERI GENETIK

Resume
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika 1 yang dibimbing oleh
Ibu Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd. dan Bapak Andik Wijayanto, S.Si, M.Si.

Disusun oleh :
Claresia Tsany Kusmayadi (170341615042)
Farira Mujtahidah (170341615011)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Januari 2019
MATERI GENETIK
(properti dan replikasi)

Gen pertama kali terdeteksi oleh Mendel. Yang selanjutnya banyak


ilmuwan mengembangkan pola yang telah dibuat oleh Mendel. Studi berikutnya
menetapkan korelasi yang tepat antara pola-pola penularan gen dari generasi ke
generasi dan perilaku kromosom selama proses reproduksi seksual, hal ini
memberikan bukti bahwa gen biasanya terletak pada kromosom. Para ilmuwan
mulai dengan menyelidiki komposisi biokimia kromosom. Apapun komposisi
kimanya, materi genetik harus memenuhi dua persyaratan utama :
1. fungsi genotipe atau replikasi.
2. fungsi fenotip atau ekspresi gen.

Kromosom terdiri dari dua tipe molekul organik besar (makromolekul)


disebut protein dan asam nukleat. Asam nukleat terdiri dari dua tipe DNA dan
RNA. Dari beberapa komponen tersebut masih dipertimbangkan mana yang
membawa materi genetik. Kemudian dilakukan percobaan yang menunjukkan
bahwa informasi genetik berada pada asam nukleat bukan pada protein. Lebih
spesifiknya, eksperimen ini menunjukkan informasi genetik berada di DNA

DNA, Materi Genetik

beberapa bukti tidak langsung menyatakan bahwa DNA mengandung


informasi genetik organisme hidup. yang paling penting, hasil yang diperoleh
dengan menggunakan beberapa prosedur eksperimental yang berbeda
menunjukkan bahwa sebagian besar DNA terletak di kromosom, sedangkan RNA
dan protein juga berlimpah di sitoplasma. Selain itu, ada korelasi yang tepat antara
jumlah DNA per sel dan jumlah set kromosom per sel. sedangkan komposisi RNA
dan protein bervariasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dari satu jenis sel
ke yang lain.

Transformasi Dalam Pneumokokus

Bukti langsung memperlihatkan materi genetik adalah DNA daripada


protein atau RNA dipublikasi oleh O.T. Avery, C.M Macleod, dan M. McCarty
tahun 1944. Mereka menunjukkan bahwa komponen sel yang bertanggung jawab
terhadap transformasi pada bakteri Diplococcus pneumoniae adalah DNA.
Transformasi adalah cara rekombinasi atau pertukaran informasi genetik antar
organisme satu ke organisme lain yang terjadi pada beberapa spesies bakteri.

Tranformasi telah ditemukan oleh Frederick Griffith tahun 1928.


Pneumokokus, seperti semua organisme hidup lainnya, juga menunjukkan
variabilitas genetik yang dapat dikenali oleh fenotipe yang berbeda. dua
karakteristik fenotipik yang penting (1) ada atau tidaknya kapsul polisakarida
disekitarnya, dan (2) jenis kapsul yang berupa komposisi molekul spesifik
polisakarida yang terdapat dalam kapsul. Bakteri penyebab penyakit pneumonia
ini dapat menyintesis kapsul polisakarida yang akan melindunginya dari
mekanisme pertahanan tubuh hewan yang terinfeksi sehingga bersifat virulen
(menimbulkan penyakit). Sementara itu, ada pula pneumokokus yang kehilangan
kemampuan untuk menyintesis kapsul polisakarida sehingga menjadi tidak tahan
terhadap sistem kekebalan tubuh hewan, dan akibatnya tidak bersifat virulen.
Strain mutan ini akan membentuk koloni dengan kenampakan kasar apabila
ditumbuhkan pada medium agar darah. Pneumokokus yang virulen sering
dilambangkan dengan S, sedangkan strain mutannya yang tidak virulen
dilambangkan dengan R.

Jenis kapsul yang berbeda dapat diidentifikasi secara imunologis. Jika sel
tipe II disuntikkan ke dalam aliran darah kelinci, sistem kekebalan kelinci akan
menghasilkan antibodi yang bereaksi secara spesifik dengan sel Tipe II. Antibodi
Tipe II tersebut akan menggumpalkan pneumokokus Tipe II tetapi bukan
pneumokokus Tipe III, begitu pula sebaliknya.

Penemuan tak terduga Griffith adalah jika ia menyuntikkan pneumokokus


tipe IIIS yang telah mati akibat dipanaskan (virulen ketika hidup) ditambah
pneumokokus tipe IIR yang masih hidup (avirulen) ke tikus, banyak dari tikus
meninggal akibat pneumonia, dan pneumokokus tipe IIIS sel ditemukan dari
bangkai. Ketika tikus disuntik dengan pneumokokus tipe IIIS yang terbunuh
secara panas saja, tidak ada tikus yang mati. Hasil ini menunjukkan karena tipe sel
R yang tidak berkapsul dapat bermutasi kembali ke sel tipe S yang berkapsul.
Namun, ketika mutasi tersebut terjadi pada sel tipe IIR, sel yang dihasilkan akan
menjadi tipe IIS, bukan tipe IIIS.

Bukti bahwa "Prinsip Transformasi" Adalah DNA

"Prinsip transformasi" ditunjukkan sebagai DNA pada tahun 1944


ketika Avery, MacLeod, dan McCarty mempublikasikan hasil dari serangkaian
eksperimen. DNA mengandung beberapa molekul protein dan protein yang
terkontaminasi ini bertanggung jawab untuk transformasi yang diamati.
Eksperimen paling membuktilkan yaitu Avery, Macleod, dan McCarty bahwa
DNA adalah prinsip transformasi melibatkan penggunaan enzim (protein yang
mengkatalisasi reaksi metabolisme spesifik) yang menurunkan DNA, RNA,
atau protein. pada percobaan Avery, MacLeod, dan McCarty itu ditambahkan
enzim RNase (pemecah RNA) atau enzim protease (pemecah protein),
transformasi tetap berjalan atau strain R berubah juga menjadi S. Akan tetapi,
jika enzim yang diberikan adalah DNase (pemecah DNA), maka transformasi
tidak terjadi. Artinya, strain R tidak berubah menjadi strain S. Hal ini jelas
membuktikan bahwa materi yang bertanggung jawab atas terjadinya
transformasi pada bakteri pneumonia, dan ternyata juga pada hampir semua
organisme, adalah DNA, bukan RNA atau protein.

Eksperimen “Hershey-Chase"

Percobaan yang dilakukan oleh Hershey dan Chase membuktikan bahwa


DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri E. Coli, sedangkan sebagian besar
protein virus tetap berada di luar. Masuknya materi genetic kedalam tubuh bakteri
akan menyebabkan terjadinya kerusakan program genetic bakteri karena diambil
aliholeh DNA virus. Hal ini menyebabkan virus dapat dengan mudah
memperbanyakdiri selama di dalam tubuhbakteri.Percobaan Hershey dan Chase
memberikanbukti kuat bahwa asam nukleat (bukan protein) merupakan materi
hereditas. Percobaan dilakukan dengan mengamati reproduksi bakteriofag (virus
yang menyerang bakteri) T2 di dalam sel bakteri inangnya, yaitu Escherichia coli.

Virus adalah organisme hidup terkecil. Virus sangat berguna dalam


mempelajari banyak proses genetik karena struktur dan komposisi kimianya yang
sederhana (banyak mengandung hanya protein dan asam nukleat) dan reproduksi
mereka yang sangat cepat. Bacteriophage T2, yang menginfeksi basil bersama
yang umum Escherichia colí, terdiri dari sekitar 50% DNA dan sekitar 50%
protein. inimnghubungkan bahwa informasi genetik yang diperlukan untuk
reproduksi virus ada dalam DNA.Dasar dari percobaan Hershey-Chase adalah
bahwa DNA mengandung phospborus tetapi tidak ada sulfur, sedangkan protein
mengandung sulfur tidak ada phospborus.hasil Hershey dan Chase menunjukkan
bahwa informasi genetik mengarahkan sintesis baik molekul DNA dan mantel
protein dari virus progeni harus ada dalam DNA induk.eksperimen ini, yang
disebut eksperimen transfeksi. membuktikan bahwa bahan genetik virus bakteri
tersebut adalah DNA.

RNA Sebagai Materi Genetik Beberapa Virus

Semakin banyak virus diidentifikasi dan dipelajari, menjadi jelas bahwa


banyak dari mereka mengandung RNA dan protein, tetapi tidak ada DNA. Dalam
semua kasus yang dipelajari hingga saat ini, jelas bahwa virus RNA ini
"menyimpan informasi genetik mereka dalam asam nukleat daripada dalam
protein seperti semua organisme lain, meskipun dalam virus ini asam nukleatnya
adalah RNA. Untuk memastikan di antara kedua makromolekul tersebut yang
berperan sebagai materi genetik, antara lain telah dilakukan percobaan
rekonstitusi yang dilaporkan oleh H. Fraenkel-Conrat dan B. Singer pada tahun
1957. Penelitian ini dilakukan pada virus mozaik tembakau atau tobacco mozaic
virus (TMV), yaitu virus yang menyebabkan timbulnya penyakit mozaik pada
daun tembakau. Virus ini mengandung molekul RNA yang terbungkus di dalam
selubung protein. Dengan perlakuan kimia tertentu molekul RNA dapat
dipisahkan dari selubung proteinnyauntuk kemudian digabungkan (direkonstitusi)
dengan selubung protein dari strain TMV yang lain.Penelitian ini membuktikan
bahwa informasi genetik TMV disimpan dalam RNA, bukan dalam protein.

Struktur DNA

Asam Nukleid pertama kali disebut Nuklein, asam nukleid adalah


makromolekul yang tersusun dari sub unit rantai nukleotida. Masing – masing
nukleotida tersusun dari gugus fosfat, 5 gula karbon (pentose) dan nitrogen siklik
yang mengandung senyawa disebut basa. Umunya terdapat 4 macam basa
nitrogen yang ditemukan pada DNA yaitu adenine, guanine, timin dan sitosin.
RNA juga biasanya mengandung adenine, guanine, dan sitosin, namun timin pada
RNA disebut urasil. Adenin dan guanine merupakan cincin ganda yang disebut
purin sedangkan sitosin, timin, dan urasil merupakan cincin tunggal yang disebut
dengan pirimidin.

Waston dan Crick Double Helix

Struktur DNA pertama kali disimpulkan oleh J.P Watson and F.H.C Crick
pada 1953. Model struktur double helix DNA berdasarkan pada 2 jenis bukti
utama yaitu :

1. Konsentrasi timin selalu sama dengan konsentrasu adenine dan


konsentrasi sitosin selalu sama dengan konsentrasi guanine
2. Dibuktikan dengan kritalografik. Ketika sinar x
melewatimakromolekul atau Kristal molekul yang dimurnikan, sinar x
akan dibelokkan oleh molekul atom pada pola tertentu, hal tersebut
disebut pola difraksi yang menyajikan informasi tentang
pengelompokan komponen molekul.

Berdasarkan data kimia Chargaff, Wilkins dan Franklin’s pada data


difraksi sinar x dan kesimpulan dari Waston dan Crik menyimpulkan bahwa
model DNA dua rantai helix polinukleotida yang melingkari satu sama lain dalam
bentuk spiral. Masing-masing rantai polinukleotida terdiri dari suatu urutan
nukleotida yang dihubungkan oleh ikatan fosfodiester. Pasangan basa ditumpuk
(ditempatkan) diantara 2 rantai yang tegak lurus terhadap sumbu molekul seperti
tangga spiral adenine yang selalu berpasangan dengan timin dan guanine yang
selalu berpasangan dengan sitosin. Sehingga semua basa nitrogen terdiri dari satu
purin dan satu pirimidin.
Sumber : Brigita dkk, 2017

Pada saat ikatan basa pada satu untai DNA diketahui, maka ikatan basa
diuntaian lain juga diketahui karena pasangan basa spesifik. Pergerakan secara
tidak langsung sepanjang helix ganda DNA, ikatan fosfodiester dalam satu ikatan
berubah dari 3 karbon satu nukleotida ke 5 karbon nukleotida yang berdekatan.
Sedangkan pada untai komplementer berubah dari 5 carbon ke 3 carbon. Polaritas
berlawanan dari untaian komplementer ini sangat penting dalam mekanisme
replikasi DNA. Bagian planar dari pasangan basa relatif nonpolar dan oleh sebab
itu cenderung tidak larut dalam air (hidrofobik). Inti hidrofobik dari pasangan
basa ini berkontribusi pada stabilitas molekul DNA yang ada dalam cairan
protoplasma sel hidup.

Fleksibilitas Konformasi Molekul DNA

Molekul DNA menunjukan sejumlah besar fleksibilitas konformasi.


Struktur DNA mengubah fungsi lingkunganya. Konformasi yang tepat dari
molekul DNA yang diberikan atau segmen molekul DNA tergantung pada sifat
molekul yang berinteraksi denganya. DNA memiliki struktur yang fleksibel
tergantung posisi ikatan fosfodiester yang menghubungkan gula dan fosfat.
Terdapat tiga struktur bentuk DNA yaitu Bentuk A yang memiliki 11 pasang basa,
bentuk B yang memiliki 10,5 pasang basa dan bentuk C yang memilki 12 pasang
basa.Oleh karena itu struktur menarik ini adalah konformasi DNA-RNA
heteroduplexes atau RNA-RNA duplexes in vivo. Dalam hal apa pun kita harus
ingat bahwa struktur DNA tidak berubah-ubah dan variasi struktural dalam
molekul DNA dapat memainkan peran biologis yang penting.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Claresia Tsany Kusmayadi (170341615042)

1. Bagaimanakah sebuah materi genetik berupa DNA bertanggung jawab


terhadap transformasi bakteri pneumonia ?
Jawaban : DNA mengandung beberapa protein yang terkontaminasi,
protein ini yang bertanggung jawab untuk prosess transformasi. Pada saat
enzim yang diberikan pada bakteri berupa DNase (pemecah DNA), maka
tidak terjadi proses transformasi. Artinya, strain R tidak berubah menjadi
strain S. sebaliknya jika diberi pemecah RNA dan pemecah proteinn strain
akan bekerja untuk proses transformasi. Hal ini jelas membuktikan
bahwa materi yang bertanggung jawab atas terjadinya transformasi pada
bakteri pneumonia, dan ternyata juga pada hampir semua organisme,
adalah DNA, bukan RNA ataupn protein.

2. DNA memiliki struktur yang fleksibel tergantung posisi ikatan


fosfodiester yang menghubungkan gula dan fosfat, bagaimanakah ikatan
fosfoidester berhubungan dengan DNA ?

Jawaban :Nukleotida yang satu diikatkan dengan nukleotida yang lain


membentuk rantai polinukleotida dengan ikatan kovalen fosfodiester.
Ikatan ini terbentuk antara gugus hidroksil (OH) pada C3′ dari satu
nukleotida dengan gugus fosfat pada C5′ dari nukleotida lainnya,
sehingga membentuk ikatan fosfodiester 3′- 5′.

Farira Mujtahida (170341615011)

3. Apa yang menyebabkan virus dengan mudah dapat memperbanyak diri


selama di dalam tubuh bakteri ?
Jawaban :Masuknya materi genetic kedalam tubuh bakteri akan
menyebabkan terjadinya kerusakan program genetic bakteri karena
diambil alih oleh DNA virus. Hal ini menyebabkan virus dapat dengan
mudah memperbanyak diri selama di dalam tubuh bakteri. Serta virus
mempunyai reproduksi yang sangat cepat karena merupakan organisme
yang sederhana.
4. Jelaskan bukti bahwa DNA memilki struktur yang fleksibel ?
Jawaban :DNA memiliki struktur yang fleksibel tergantung dari posisi
ikatan fosfodiester yang menghubungkan gula dan fosfat. Terdapat 3
struktur DNA yaitu bentuk A yang terusun oleh 11 pasang basa, bentuk B
tersusun 10,5 pasang basa, dan bentuk C tersusun 12 pasang basa.

Anda mungkin juga menyukai