Untuk pertama kalinya, gen di analisis oleh Mendel dan ilmuan-ilmuan lain. Gen terletak di
kromosom. Menurut Mendel, dimanapun materi genetik, mereka harus memiliki 2 kunci,
yaituy:
Kromosom sendiri terdiri atas protein dan asam nukleat. Asam nukleat terdiri atas 2 macam
yaitu DNA dan RNA.
Pada tahun 1928 untuk pertama kalinya, pembuktian letak materi genetik itu dilakukan oleh
Frederick Griffith, dalam eksperimennya, dia menunjukan terjadinya transformasi pada
Pneumococus. Eksperimen ini diteruskan dan dibuktikan oleh O.T Avery, C. M. Macleod,
and M. McCarty. Mereka mempubliskan dimana letak materi genetik, apa di DNA atau
protein atau RNA. Mereka mendemostrasikan mengenai fenomena transformasi di bakteri
Diplococcus pneumoniae yang terjadi di DNA. Transformasi merupakan salah satu cara dari
rekombinasi.
Fenomena transformasi sendiri telah ditemukan Fraderick Griffith pada tahun 1928. Griffith
mendemostrasikan transformasi di Pneumococcus. Menurut Griffith ada 2 karakteristik
fenotip yang penting dalam proses trasformasi saat diujikan dalam mendium agar darah yaitu:
Dari hasil tersebut Griffith menyatakan bahwa bakteri galur IIIS yang telah dimatikan
berperan di dalam konversi dari bakteri avirulen IIR menjadi virulen IIIS. Dia menyimpulkan
bahwa terdapat bahan yang utama untuk terjadinya proses transformasi (transforming
principle) yang berperan dalam konversi tersebut yang mungkin merupakan beberapa bagian
dari kapsul polisakarida atau beberapa senyawa yang dibutuhkan untuk sintesis kapsul
walaupun kapsul itu sendiri tidak dapat menyebabkan pneumonia.
Inti dari prinsip transformasi yaitu dengan menguji DNA, Protein dan RNA dengan enzim.
Berikut merupakan hasil dari uji tersebut.
2. Percobaan Harshey-Chase
Bukti tambahan yang mengindikasikan bahwa DNA adalah materi genetik yang
dipublikasikan pada tahun 1952 oleh A. D. Hersey (penerima hadiah nobel tahun 1969) dan
M. Chase. Eksperimen ini menunjukan bahwa informasi genetik dari bakteri virus tertentu
(bacteriophage T2) terdapat dalam DNA. Hasil eksperimen mereka meskipun kemungkinan
kurang dapat dipastikan dibandingkan dengan hasil percobaan Avery, Macleod, dan Mc
Carty menghasilkan dampak besar terhadap penerimaan para ilmuwan bahwa DNA sebagai
materi genetik (Gardner, 1991).
Hershey dan Chase menggunakan virus Fag T2 dalam percobaannya dengan bahan uji
lainnya adalah bakteri E. Coli. Digunakannya virus Fag T2 karena virus ini telah diketahui
sebelumnya mengenai strukturnya dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Virus T2
ini juga merupakan virus yang menginfeksi bakteri E. Coli. Selain itu, virus ini bentuknya
sederhana, yaitu terdiri atas cangkang protein yang berisi bahan genetik. Metodenya adalah
virus yang sama-sama dimasukkan kedalam suatu tabung reaksi dan membiarkan virus
menginfeksi bakteri E. Coli dan menjadikannya sebagai inang atau perantara bagi pembiakan
diri virus hingga tubuh virus dapat berlipat ganda dengan mengeksploitasi bakteri.
Percobaan yang dilakukan oleh Hershey dan Chase ini meliputi dua tahapan atau proses,
yaitu tahap pertama dengan unsur fosfor-32 radioaktif (isotop radioaktif) sebagai indikator
dan selanjutnya tahapan kedua yaitu dengan menggunakan belerang-35 radioaktif sebagai
indikator. Singkat kata, percobaan Hershey dan Chase ini juga ingin membuktikan mengenai
siapa yang bertanggungjawab atas pemrograman ulang tubuh inang untuk memproduksi virus
dalam jumlah besar.
Protein (bukan DNA) mengandung unsur belerang dan unsur-unsur radioaktif yang
digunakan dalam percobaan ini hanya masuk kedalam protein dari faga tersebut. Pada DNA
dapat ditemukan unsur fosfor, dan unsur ini tidak ditemukan pada asam amino yang
merupakan komponen dasar protein.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa virus Fag T2 menyuntikkan bahan genetik berupa DNA
kedalam tubuh inangnya dengan selubung proteinnya tetap berada diluar. Selanjutnya, DNA
yang merupakan bahan genetik dari virus akan merusak kerja dari DNA bakteri E. Coli,
sehingga DNA virus dapat mengendalikan kerja tubuh bakteri. Pengalihan perintah kerja oleh
bahan genetik ini digunakan untuk memperbanyak jumlah DNA virus.
Pada tahun 1957 Fraenkel Conrat & Singer melakukan suatu percobaan pada virus yang
materi genetiknya hanya berupa RNA. Percobaan dilakukan dengan menggunakan virus
TMV (Tobacco Mosaic Virus) yang merupakan virus penyebab penyakit pada daun
tembakau. Pada TMV (Tobacco Mosaic Virus) memiliki komponen materi genetik berupa
RNA dan protein, jadi Fraenkel Conrat & Singer ingin mengetahui materi genetik yang mana
yang akan berperan.
Percobaan dilakukan dengan cara memisahkan antara RNA dan protein pada TMVA dan
pada TMVB. Perbedaan strain TMV dapat diidentifikasi atas dasar perbedaan di komposisi
kimia pada mantel proteinnya. Kemudian mereka merekombinasi/menyilangkan kedua stain
TMV maka hasil percobaannya :
RNA TMVA + Protein TMVB = hasil yang muncul adalah gejala pada daun sama dengan
indukan TMVA
RNA TMVB + Protein TMVA = hasil yang muncul adalah gejala pada daun sama dengan
indukan TMVB