Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ORGANOGENESIS

(Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Hewan)

Disusun Oleh:

CITRA L. PANDIANGAN 17 507 083

RENI 17 507 079

Dosen Pengampuh :

Prof. DR. Revolson A. Mege, M.S.

Dr. Nonny, M. Si.

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BOLOGI

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta berkat-Nya, sehingga penyusunan makalah “Organogenesisi”
Hewan ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Maksud dan tujuan penyusunan
makalah ini ini adalah untuk melengkapi persyaratan mengikuti mata kuliah Embriologi
Hewan. Adapun penyusunan Makalah organogenesis Hewan ini berdasarkan sumber -
sumber media yang ada dan beberapa refrensi buku – buku perkuliahan.

Penulis menyadari ada banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, dikarenakan
keadaan penulis yang sedang menuntut ilmu, maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tondano, november 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Organogenesis .................................................................................. 2


B. Tahap-Tahap Organogenesis .............................................................................. 3
C. Diferensiai Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Diferensiai ...................... 11
D. Pengertian Tulang .............................................................................................. .17
E. Struktur Tulang ................................................................................................... 21
F. Pngertian Otot ..................................................................................................... 22
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... ..27


B. Saran .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 28

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan
germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing
lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang
akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan
yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu
penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu (Anonim, 2011).
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-
masing pada saat dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor
(jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm
akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan
ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti
pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam
pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan
lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan
Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio
dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm
dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata
(Anonim, 2011).

B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini meliputi :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan organogenesis
2. Mengetahui tahapan organogenesis
3. Mengetahui turunan derivat dari mesoderm
4. Mengetahui turunan derivat dari endoderm
5. Mengetahui diferensiasi dan faktor yang mempengaruhi proses diferensiasi
6. Mengetahui bagaimana cara pembentukan jaringan ikat dan otot, rangka

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organogenesis
Dalam perkembangan hewan, organogenesis (organo-genesis berasal dari kata Yunani
όργανον yaitu dengan mana yang bekerja", dan γένεσις "asal, penciptaan, generasi") adalah
proses dimana ektoderm, endoderm, dan mesoderm berkembang menjadi organ-organ
internal organisme. Organ-organ internal memulai pembangunan pada manusia dalam 3
sampai minggu ke-8 di dalam rahim. Lapisan dalam organogenesis dibedakan menjadi tiga
proses: lipatan, perpecahan, dan kondensasi. Mengembangkan selama tahap awal pada hewan
chordata adalah tabung saraf dan notochord. Semua hewan vertebrata memiliki proses
pembentukan gastrula dengan cara yang sama. Vertebrata mengembangkan pial neural yang
membedakan ke dalam banyak struktur, termasuk beberapa tulang, otot, dan komponen dari
sistem saraf perifer (Anonim, 2011).
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini
diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian
berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam
satu species. Organogenesis mencangkup proses transformasi atau perubahan bentuk serta
proses diferensiasi prosesyang terjadi secara terus menerus pada sel, jaringan untuk
membentuk struktur yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang
diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi. (Anonim, 2011)
Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8.
Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah
terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Anonim, 2011).
Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan
akhir. Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi
bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada
periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode
pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu
individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin,
watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu (Anonim,
2011).

5
Gambar 1 : Proses Organogenesis pd tikus

B. Tahap-tahap Organogenesis
Dalam berlangsungnya proses organogenesis memiliki dua periode atau tahapan yaitu
(Anonim, 2012) :
a. Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio
sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak
adanya tingkat berudu.
b. Periode Pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu
bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman / wajah yang khas bagi suatu
individu). Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan akhir
tidak jelas.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup
(hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding
tubuh embrio pada fase gastrula yaitu (Anonim, 2012):
 Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
 Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
 Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya :
Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.

6
Turunan Mesoderm
Mesoderm adalah lapisan nutfah ktiga yang terbentuk, tetapi merupakan sumber
bagian terbesar zat hidup dalam organisme. Seluruh otot, jaringan- jaringan ikat padat
(tulang, Kartilago dan serat), darah dari pembuluh-pembuluhnya, serta mesenterium tipis
yang menghubungkan hampir semua organ dalam ke dinding tubuh, (Nurhayati, 2004).
Dalam organogenesis ada 2 hal yang perlu dicatat (Nurhayati, 2004):
1. Setiap embrio mengalami embriogenesis dengan menempuh tahap-tahap embriogenesis yang
dimiliki leluhur secara evolusi.
2. Berhubung dengan rekapitulasi pertumbuhan di atas ada beberapa bagian tubuh embrio yang
pada suatu ketika berkembang lalu susut dan hilang, atau berubah letak dan peranan dan
dibandingkan dengan asal-usul susut dan tak berperanan tapi jadi berkembang.
Alat tubuh berasal dari bumbung ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Pada awal
organogenesis terjadi diferensiasi pada bumbung mesoderm (Nurhayati, 2004):
a. Epimere
Bagian sklerotome memisahkan diri dari somit yang berupa sekelompok sel
mesenkim. Kelompok sel mesenkim ini membentuk tulang belakang yang menyelaputi
notochord dan bumbung neural. Somit kemudian kembali menyusun diri menjadi bumbung
yang terdiri dari dua bgaian, yaitu :
1. dermatome, sebelah luar
2. myotome, sebelah dalam
Rongga yang terbentuk disebut myocoel sekunder. Dermatome menghasilkan
mesenkim yang akan berpindah ke bawah epidermis membentuk lapisan dermis.
b. Mesomere
Mesomere dibedakan menjadi dua area yaitu :
1. Genital ridge, yang mengandung sel-sel untuk membentuk gonad. Sel-sel induk benih
(primordium germ cell) datang ke dalam dari kantong yolk untuk jadi gamet.
2. Nephrotome, yang tumbuh menjadi ginjal dan saluran-salurannya.
c. Hypomere
Berupa somatic mesoderm dan splanchnic mesoderm yang akan menumbuhkan
kantung insang di daerah pharynx forgut dan menumbuhkan selaput rongga tubuh yang
mengikat pericardium, pleura, peritoneum dan mesentorium dari mesoderm.
Adapun turunan mesoderm meliputi (Nurhayati, 2004) :
 Mesoderm korda : mesoderm aksial

7
Turunan mesoderm ini pada organisme dewasa disubtitusi oleh kolumna vertebrata. Dimana
kolumna vertebralis dibangun oleh sklerotom dari somit. Fungsinya secara khusus yaitu
membentuk notochord atau sumbu tubuh yang berfungsi sebagai penyokong tubuh itu sendiri.
Mesoderm paraksial : somit =epimel = segmental
Turunan mesoderm ini akan membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang
rawan, dan dermis. Diferensiasi mesoderm Dorsal ( Paraksial ) ada yang bersifat segmental
maupun yang tidak, tergantung pada hewannya. Beberapa contoh Diferensiasi dari mesoderm
dorsal (paraksial) adalah sebagai berikut:
1. Pada Ayam dan burung
Disebut juga mesoderm segmental . Sel-sel mesoderm (yang tidak membentuk
notochord) menyebar ke arah lateral membentuk lempengan yang tebal disebut dengan
mesoderm paraksial (terlentang sepanjang kedua sisi notochord dan bumbung neural).
Sementara daerah unsure primitive memendek dan bumbung neural terbentuk. Dari
mesoderm paraksial terpisah balok-balok berbentuk segitiga yang disebut somit. Somit
pertama dibentuk pada bagian interior dari embrio, dan somit-somit baru dibentuk dibelakang
secara teratur. Sel-sel yang menyusun somit sangat mampat dan tersusun atas suatu epitel.
Perkembangan selanjutnya sel-sel pada bagian ventral dari somit bermitosis (kehilangan sifat
epithelnya) dan menjadi mesenkim (kendur), daerah ini disebut sklerotum. Sel-sel mesenkim
akan bermigrasi ke arah bumbung neural dan notochord menjadi kondrosit akan membangun
rangka tubuh. Selanjutnya sel-sel sklerotum memisahkan diri dari somit. Sisa-sisa sel-sel
somit membentuk suatu tabung padat berlapis-lapis. Lapisan dorsal disebut Dermaton
(membentuk jarikat kulit/ dermis). Lapisan dalam disebut miotom ( sel-selnya membentuk
otot membentuk otot serat lintang dari punggung dan anggota tubuh)
2. Pada Manusia
Tidak bersegmen, merupakan tempat terjadinya proses pembentukan Otot. Dimana
pembentukan otot melaui proses yang disebut Myogenesis yang secrara ringkasnya yaitu
dibentuk dari sel mesenkim membentuk mioblast (sel otot). Terdiri dari 4 tingkatan yaitu sel
(somit) sebagai precursors, sel ini mengalami proliferasi membentuk populasi sel otot,
diferensiasi membentuk protein spesifik, dan menjadi sel otot yang matang. Adapun untuk
pembentukan otot rangka miotom yang berjejer sepasang-sepasang terbentang di kedua sisi
vertebrae dimana setiap miotom membentuk 2 daerah otot pada trncus dimana daerah dorsal
(epaxial) serta daerah ventral yang dinamakan hypaxial. Untuk otot anggota terbagi atas dua
yaitu yang berasal dari sel-sel mesenkim (dari miotom) dan miotom berasal dari bagian luar

8
Pre-cartilage rangka dalam kuncup anggota. Kemudian otot pada kepala berasal dari miofom
dan berasal dari Pre-chorda. Lalu otot lidah itu tumbuh dari daerah pharynx.
Untuk beberapa jenis otot lain seperti otot jantung tumbuh dari lapisan
splanknopleura serta otot polos yang berasal dari dermaton dan kemudian membina otot
polos cutis dan subcutis
 Mesoderm intermedier
Turunan mesoderm ini akan membentuk system urogenital dimana diferensiasinya
meliputi pembentukan pembentukan ginjal yang sebelumnya dimulai dengan pembentukan
nefros dimana pada ikan primitif dinamakan Pronefros sedangkan pada ikan kelas tinggi
serta amphibia dinamakan mesonefros kemudian pada bangsa Aves dan mamalia, bukan lagi
didalam bentuk nefron tetapi nefron-nefron tersebut sudah membentuk organ berupa ginjal
atau ren. Adapun pembentukan dari jenis-jenis ginjal mahkluk hidup yaitu sebagai berikut:
1. Pronefros
 Dibentuk dari segmen-segmen nefrotomi
 Sel-sel nefrotom berpisah dan membentuk rongga yaitu nefrocoel
 Tubulus pronefros dibentuk dari nefrotom yang mengandung nefrocoel serta bermuara dan
berhubungan dengan coelom melalui nefrostom
 Pada ujung saluran pronefros yang lainnya bersatu membentuk ductus pronefros
 Ductus pronefros memanjang ke arah posterior dan bersatu dengan kloaka
 Glomerulus merupakan suatu gulungan pembuluh darah sebagai cabang dari aorta dorsal
berhubungan dengan corong dekat nefrostom
 Kemudian masuk melalui nefrostom ke dalam pronefros untuk kemudian dialirkan ke
kloaka.
2. Mesonefros
 Tubulus mesonefros dibentuk dari nefrotom bagian posterior dari daerah pronefros
 Tubulus mesonefros berhubungan dengan ductus pronefros
 Ductus pronefros sekarang disebut ductus mesonefros atau ductus wolff
 Pembentukan tubulus mesonefros diinduksi oleh ductus pronefros, sewaktu ductus pronefros
tumbuh memanjang ke arah posterior tubuh
 Aorta dorsalis membuat cabang pembuluh darah yang menggelung membentuk glomerulus
yang berhubungan dengan ductus mesonefros
 Bagian tubulus yang berhubungan dengan gomerulus akan berinvaginasi membentuk
kapsula bowman

9
 Pada daerah dekat dengan daerah dimana ductus mesonefros bersatu dengan kloaka, tumbuh
suatu tonjolan yaitu tonjolan ureter
 Tunas ureter tumbuh melebar dan bercabang masuk ke dalam posterior dari mesonefros yang
merupakan bakal metanefros
 Tunas ureter menginduksi jaringan nefrogenik metanefros yang membentuk tubulus
metanefros
 Mesoderm lateral ventral : hipomer
Turunan mesoderm ini akan membentuk system sirkulasi, permukaan rongga tubuh,
dan komponen anggota tubuh serta pertumbuhan anggota gerak, adapun pertumbuhan dari
derivate mesoderm lateral tersebut adalah sebagai berikut:
• Pembentukan
Sel-sel mesoderm somatic di bawah ectoderm mengalami proliferasi yakni :
 Kerucut (urodela)
 Dayung (mamalia, ayam, ikan)
 Pada : ikan , Anura, Reptilia, Burung dan Mamalia permukaan yang membentuk tonjolan
ditutup oleh suatu penebalan ectoderm pematang ectoderm.
 Terdapat suatu ketergantungan AER dan mesoderm tunas anggota tubuh
 Kalau mesoderm tunas tidak ada maka AER tidak akan terbentuk
 Sebaliknya bila AER tidak ada maka mesoderm tidak akan tumbuh
Mesoderm mempunyai dua sumber untuk membentuk anggota tubuh yaitu :
a. Mesoderm somatic
b. Sel-sel soma
 Mesoderm somatic dan sel-sel somit bermigrasi ke daerah bakal anggota tubuh dan
berkembang menjadi otot anggota tubuh
 Seiring memanjangnya tunas , sel-sel bakal tulang rawan menempati bagian tengah
 Tunas anggota tubuh kemudian berubah dari bentuk dayung (kerucut) menjadi berbentuk
anggota tubuh sebenarnya
 Bentuk anggota tubuh dicapai karena terjadi tumbuh secara diferensial dan di Bantu dengan
kematian sel.
 Sebagian lagi membina tulang hyoid
 Mesoderm kepala : somitomer
Turunan mesoderm ini akan membentuk otot pada wajah atau muka.

10
Gambar 7 : Proses Pembentukkan Jantung

Turunan Endoderm
Pada gastrula bundar, archenterons langsung akan menjadi lumen bumbung
endoderm, yang akan membina metenteron (saluran pencernaan primitif). Metenteron dibagi
atas tiga daerah yaitu foregut (metenteron depan), midgut (tengah) dan nindgut (belakang)
(Anonim, 2011).
Pada lapisan endoderm, turunnya akan membentuk :
 Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
 Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang
mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.
 Lapisan epitel paru atau insang.
 • Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan
kelamin (ductus genitalis).
 • Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.

1. Pembentukan saluran pencernaan


Saluran pencernaan primitif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus depan (fore gut),
usus tengah (mid gut), dan usus belakang (hind gut).
 Usus depan: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian anterior, yang
akan diikuti oleh mesoderm splanknik. Usus depan akan menjadi rongga mulut, faring,
esofagus, lambung dan duodenum.
 Usus tengah: daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang.
Usus tengah akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon .

11
 Usus belakang: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian posterior,
yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus
Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut dan anus – dari
ektoderm.
Jaringan-jaringan/ struktur-struktur lain penyususn saluran pencernaan dibentuk oleh
mesoderm splanknik.
2. Pembentukan mulut
Mulut terbentuk pada bagian anterior usus depan. Invaginasi ektoderm (= lekuk
stomodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus depan menyebabkan terbentuknya
keping oral. Keping oral makin lama makin menipis, akhirnya pecah → menjadi lubang
mulut.
3. Pembentukan anus
Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Invaginasi ektoderm (= lekuk
proktodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan
terbentuknya keping anal. Keping anal makin lama makin menipis, akhirnya pecah →
menjadi lubang anus.
4. Pembentukan hati
Tunas (divertikulum) hati timbul sebagai evaginasi ke arah ventaral dari endoderm di
antara bakal lambung dan duodenum. Tonjolan endoderm tersebut dilapisi oleh mesenkim
dan mesoderm splanknik. Tunas hati kemudian bercabang-cabang membentuk hati,
percabangan bagian distal membentuk sel-sel parenkim sekretori, bagian proksimal
membentuk sel-sel duktus hepatikus.
 Sel-sel hati (perenkim hati) dan sel-sel duktus hepatikus terbentuk dari endoderm
 Jaringan-jaringan lain dari hati dibentuk oleh mesenkim dan mesoderm splanknik.
 Dari bagian akar tunas hati timbul tonjolan yang lain, yaitu tunas kantung empedu. 5.
5. Pembentukan pankreas
Pankreas tunggal berasal dari dua buah tonjolan endoderm di dekat tunas hati (1
diventral dan 1 di dorsal). Kedua tonjolan tersebut kemudian bercabang-cabang dan berfusi
membentuk pankreas tunggal.
 Sel-sel pankreas sekretori (asini pankreas) dan sel-sel duktus pankreatik dibentuk dari sel-
sell endodermal

12
 Pulau-pulau Langerhans dibentuk dari sel-sell endodermal. Pada awal perkembangannya,
kelompok sel-sel endodermal ini menjadi terpisah dan terperangkap dalam mesoderm
di antara asini pankreas.
 Kelompok-kelompok tersebut termodifikasi menjadi sel-sel pulau Langerhans. Di dalam
pankreas manusia dewasa terdapat 200.000 sampai 1.800.000 pulau Langerhans.
6. Pembentukan trakea dan paru-paru
Pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan saluran pencernaan.
Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke arah ventral
membentuk lekuk laringotrakea.
 Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan
tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus.
Endoderm yang berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan
tulang rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim disekitarnya.
 Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung → menjadi tunas paru-paru.
 Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk
percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan
terbentuklah alveolus.
 Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula dengan
kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari
mesenkim. Pleura yang membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.
Faktor yang mempengaruhi organogenesis
Seperti halnya tumbuhan dan hewan, perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor meliputi (Anonim, 2012) :
1. Gen
Gen adalah materi genetik yang mengatufat suatu individu. Sifat anak didapat dari kedua
orang tuanya. Sifat orang tua yang diturunkan kepada anaknya, sebagian berasal dari ayah
dan sebagian berasal dari ibu. Sifat-sifat ini bisa bersifat morfologi dan fisiologis. Bahkan,
ada penyakit yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
2. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Contohnya cahaya matahari dan air. Matahari berguna untuk pertumbuhan tulang dan air
sebagai pelarut dalam tubuh kita. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
3. Nutrisi

13
Nutrisi amat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi yang
dibutuhkan berasal dari makanan sehari-hari. Nutrisi yang kita butuhkan terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
4. Hormon
Hormon adalah salah satu faktor internal selain gen yang mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan adalah
hormon somatotropin. Orang yang kelebihan hormon ini akan menderita gigantisme dan
orang yang kekurangan hormon ini akan menderita kretinisme.

C. Diferensiasi Dan Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Difernsiasi

Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang membelah
dan berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh
manusia. Dalam sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang
membentuk tubuh dikenal sebagai sel pluripotent. Sel-sel ini dikenal sebagai sel embrionik
pada hewan dan mamalia, sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis
tipe sel, termasuk sel-sel plasenta dikenal sebagai sel totipoten

Diferensiasi Sel
Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam dalam struktur,
fungsi dan prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio, berkat diferensiasi suatu indifidu
bentuk definitif jadi terdiri atas berbagi macam jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel
yang memiliki bentuk, struktur, fungsi dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi membantuk
sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh suatu organisme.
Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi terjadilah pembagian
aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah ini, kita akan membahas tentang sifat
dasar diferensiasi sel, tempat diferensiasi, faktor diferensiasi, dan apa saja yang
mempengaruhi proses diferensiasi sel.
Sifat Dasar Diferensiasi
Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus yang
tidak dimiliki oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung sewaktu embrio, berkat diferensiasi
suatu individu bentuk definitive jadi terdiri atas berbagai macam jaringan. Jaringan adalah
kumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi, dan prilaku sama.Jaringan berasosiasi
membentuk alat, dan alat berasosiasi pula membentuk sistem.Seluruh sistem berhimpun
membina tubuh suatu organisme.Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat
yang baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan struktur
yang baru. Jadi diferensiasi menekankan pada perubahan kualitatif.Dengan adanya
diferensiasi perbedaan struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ.
Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada morfologi sel (misalnya
pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau perubahan fungsi yang khusus dari sel.

14
Sel-sel yang mempunyai berbagai variasi diferensiasi dapat mempunyai karakteristik
pertumbuhan yang berbeda.Variasi diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel
untuk berpindah dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan embriologis yang
normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses diferensiasi, tumbuhan, dan
perpindahan sel yang secarakeseluruhan membentuk morfogenesis (proses
pembentukan/perkembangan struktur, ukuran, dan bentuk organ.
Diferensiasi mutlak perlu bagi mahluk multiseluler komplek dengan diferensiasi itu akan
terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Sebenarnya
diferensiasi ada pada seluruh mahluk, bahkan pada mahluk uniseluler seperti pada amoeba,
dalam selnya sudah ada pembagian tugas dan sudah memiliki organel.Contoh organel pada
amoeba ialah seperti vakuola makanan untuk tugas mencerna makanan, vakuola berdenyut
untuk tugas membuang ampas metabolisme atau osmoregulator, pseudopodia untuk
pergerakan pindah, dan inti untuk control aktifitas sel.
Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk aktin dan miosin pada
sel otot atau terjadinya perubahan pada susunan kimianya.Misalnya, dengan adanya
enzim.Pada diferensiasi juga ada struktur atau sifat yang menghilang, misalnya pada
diferensiasi sel darah mamalia.Mula-mula bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi
setelah mengalami diferensiasi terbentuk sel darah merah yang tidak mengandungnukleus.
Hasil proses diferensiasi secara internal, yaitu pertumbuhan anda terbentuknya macam-
macam jaringan dan organ yang dipengaruhi faktor lingkungan. Membentuk suatu struktur
tubuh yang baru disebut morfogenesis. Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA
(gen) pada nucleolus. Sel induk bersifat totipotent atau pluripotent.Artinya memiliki sel-sel
anak potensi yang lengkap dan banyak bermitosis terus dan berdiferensiasi ke segala arah
untuk aktfitas kehidupan.Dengan diferensiasi potensi sel anak menciut dan khas untuk suatu
aktifitas khusus, disebut unipoten. Artinya potensi sel itu hanya tunggal: untuk bernafas, atau
untuk mencerna, sekresi zat A, pergerakan dan sebagainya.
Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel anak.Spesialisasi itu
terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi intra ialah:
1. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan tersusun
berjajar rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang perlu untuk sumber energi
bagi proses berkerut-kerut.
2. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar yang banyak
dan alat golgi yang besar.
3. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat memeroduksi
serat keratin.
4. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan mampu
mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung serabut dihasilkan cairan
kimia. Pada ujung serabut dihasilkan cairan kimia yang disebut neurotransmitter.
Sepesialisasi ekstra ialah seperti pembentukan serat ekstraseluler oleh sel-sel fibroblast pada
jaringan pengikat dan menunjang, lalu pembentukan bahan matriks (kandung), yang bagi
sejenis jaringan dan populasi sel adalah khas.
Tahap Diferensiasi
Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat pertumbuhan
embrio.Seperti zigot, blastula, grastula, tubulasi, organogenesis.

15
1. Zigot
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas ovum
Amphioxus, disebut kutub animal terdapat daerah ooplas (sitoplasma ovum) yang
nantinya akan menjadi bakal ektoderm. Bagian bawah kutub ovum disebut kutub
vegetal ooplas yang akan menjadi bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara
kedua kutub akan menjadi bakal endoderm. Eksoderm bakal tumbuh menjadi
epidermis dan saraf.Endoderm bakal menjadi lapisan lendir saluran pencernaan
bersama kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat, penunjang,
otot, alat dalam.
2. Blastula
Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel yang akan
menjadi jaringan utama tubuh. Setelah berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi
epidermis, saraf, notokord (sumbu penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai
terjadi pada kelompok sel. Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm,
sebelah atas bakal jadi ektoderm, dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.
3. Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang terdiri dari sel-sel
yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm.Pada tingkat grastula, baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat
gastrula sudah membentuk lapisan yang sangat jelas.Diferensiasi berlanjut dengan
terbentuknya 3 lapis benih yaitu ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan
mesoderm di tengah.
4. Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung sehingga merupakan
bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf
bagian depan, bakal jadi otak dan yang belakang bakal bakal jadi batang saraf
punggung. Bumbung endoderm menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan
bumbung mesoderm akan membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi
makin rinci pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm membentuk bumbung
epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm membentuk bumbung saluran
pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk berbagi bumbung dan saluran pada
berbagi alat dalam.
5. Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah terbentuk
seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat kelahiran
anak sudah dalam bentuk yang tetap.Pada beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan
dan amfibi masih ada tingkat berudu, sebagai bentuk tetap. Bumbung mengalalami
diferensiasi lagi berbentuk berbagai alat.Bumbung saraf membentuk bagian-bagian
otak dengan kuncup indera.Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk saluran
pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas. Bumbung
mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal, gonad, jaringan pengikat,
serta darah bersama pembuluh dan jantung.
Tempat terjadinya diferensiasi

16
Diferensiasi terjadi pada tiga tempat, yaitu intra dan ekstrasel, populasi sel serta jaringan dan
alat.
1. Diferensiasi intrasel dan ekstrasel
Diferensiasi intrasel terjadi pada organel.Untuk menjadi sel otot terjadi spesialisasi
pada mikrotubul dan mikrofilamen, juga makin banyak terbentuknya mitokondria
dibandingkan dengan sel alin. Pada sel kelenjar penggetah enzim dan lendir terjadi
spesialisasi pada retikulum endoplasma, ribosom dan badan golgi, akan sangat aktif
dan banyak mengisi sel.
2. Diferensiasi populasi sel, diferensiasi jaringan dan alat.
Diferensiasi populasi sel terjadi pada bahan interseluler dan pertautan sel atau
komunikasi sesama sel sepopulasi.Semua sel sepopulasi mengandung junction yang
khas dan lewatnya dapat dilakukan komunikasi dan distribusi bahan secara
merata.Antara sel tetangga dibentuk semen(cement) untuk merekatkan sel di
sebelahnya.Sel sepopulasi atau sejaringan, biasanya memiliki
pertautan/sambungan/junction.Agar kerukunan dan keharmonisan dapat
dipelihara.Pada keadaan biasa, populasi sel dicegah agar tidak terjadi pergerakan
pindah meninggalkan populasinya, yaitu dengan adanya sifat contact inhibition antara
selnya.Sementara itu sel sepopulasi dicegah untuk membelah terus yaitu dengan
adanya zat khalon.
Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi.Sel embrio artinya masih pluripoten, sel
dewasa unipoten.Sel induk selalu bersifat muda dan umurnya yang terbatas diperbaharui pada
sel anak.Sel embrio yang terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, sel induk terkandung
dalam berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio sampai dewasa.Pada tumbuhan, sel
induk terdapat pada jaringan meristem, yaitu pada pucuk akar, pucuk batang, cambium.Pada
hewan terdapat dalam gonad, disebut epitel germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar,
sumsum tulang kelenjar, lapisan lender saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin dan
saluran kemih; juga tersebar pada jaringan pengikat di berbagai daerah tubuh.
Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun akan menua. Hal ini
disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur terbatas, fana, tidak kekal. Pada suatu
ketika sel menua pun akan mati.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi
Faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi sel ada dua yaitu ekstrinsik dan
intrinsik.
1. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar sel. Faktor ekstrinsik terdiri dari
supali bahan metabolis dan elektrolit, gas pernapasan, gravitasi, suhu, sinar matahari,
pH, letak sel dan kadar zat induktor dan mesoderm. Protoplasma, merupakan bahan
sel anak, sebagian besar terdiri dari protein dan lemak.Lemak membina membran
bersama protein, sedangkan protein sendiri membina sebagian besar organel dan
bahan produksi.Oleh sebab itu dalam pertumbuhan dan diferensiasi, sintesa protein
memegang peran utama.Arah diferensiasi ditentukan pada arah atau bentuk sintesa
protein.Factor intrinsic dan ekstrinsik diferensiasi di atas berpengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap sintesa protein.

17
Contoh diferensiasi sel embrio jadi sel pigmen melanosit.Sel pigmen mengandung
pigmen melamin.Melanin dibentuk dari bahan mentah asam amino fenilalanin, maka
diperlukan enzim tironase. Enzim ini disintesa dalam reticulum endoplasma, lalu
disekresi berupa granula berisi pigmen melanin oleh badan golgi. Enzim tersebut
disintesa melalui proses transkripsi (pencetakan ARN) dan tranlasi (menerjemahkan
informasi genetis yang dibawa ARN-m menjadi untaian asam amino dalam ribosom).
Transkripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam inti.Kadar fenilalanin dalam
sitoplasma juga ikut menentukan diferensiasi sel induk menjadi melanosit.
Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak factor dan melalui
proses yang panjang serta menempuh sintesa protein. Mikrofilamen aktin dan myosin
adalah protein.Untuk terbentuknya mikrofilamen diperlukan enzim dan enzim
terbentuk melaluisintesa protein.Pada sel otot banyak mengandung mitokondria yang
terdiri dari lemak dan protein.Diferensiasi sel embrio menjadi sel epidermis melalui
tahapan sintesa protein karena serat keratin yang membina sel tersebut adalah protein.
Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender, enzim, hormone
dan antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-bahan sel yang telah
berdifernsiasi mengandung gabungan protein, lemak atau karbohidrat, diproses dalam
mitokondria dan badan golgi. Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam
amino, maka proteinnya pun akan berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein
yang dibina atas beratus-ratus asam amino, walaupun jenis asam amino hanya sekitar
20 macam, diperlukan banyak enzim.Setiap tingkat reaksi sssskimia dalam sel,
memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan protoplasma yang terbentuk
dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis, maka jenis enzim yang diperlukan untuk
pembentukannya pun berlipat ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan ribu jenis.
Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan protoplasma
disintesa dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima jenis enzim maka untuk
satu jenis protein itu perlu ada lima jenis gen.
Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel melalui membrane
dapat menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini belum dapat ditelusuri bentuk kadar
dan komposisi bahan yang tepat untuk mengarahkan pertumbuhan suatu sel. Misalnya
pada sel otot dapat menerima dan mengalirkan rangsang berupa arus listrik serta zat
cairan, terutama karena membrane selnya peka akan perubahan konsentrasinya ion
Na+ dan K+ semua itu hanya faktor genetislah yang memprogram.
2. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor intrinsik berada
dalam inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam sitoplasma
sangat kompleks, terutama berupa enzim, kadar metabolit dan elektrolit, serta
komposisi suatu organel. Hormon menjadi faktor diferensiasi ketika embrio sudah
menempuh tahap organogenesis.Hormon mungkin dihasilkan oleh tubuh embrio
sendiri, atau dihasilkan oleh tubuh induk, yang mengalirkannya ke tubuh embrio
melalui plasenta (pada mamalia). Hormon steroid dapat merembes masuk sel, terus ke
dalam inti dan merangsang ADN untuk melakukan transkripsi atau replikasi untuk
persiapan bermitosis. Hormon non-steroid merangsang zat reseptor pada
plasmalemma, dan secara estafet menyampaikan rangsangan kepada ADN inti untuk
aktif bertranskripsi atau replikasi.
Faktor intrinsik beroperasi dalam tingkat transkripsi dan translasi.Dalam tingkat
transkripsi diferensiasi terjadi oleh pembedaan pada jenis daerah kromatin yang

18
sedang melakukan transkripsi.Saat interfase kromatin inti berada dalam 2 fase
heterokromatin dan eukromatin.Jika dalam fase hetero, pilinan ADN rapat dan padat ,
dan non-aktif. Jika dalam fase eu-pilinan ADN longgar lepas, maka aktif melakukan
transkripsi. Menurut pengamatan hanya sekitar 5% And kromatin dalam suatu sel
yang eu pada suatu pertumbuhan. 95% lagi dalam status hetero. Walau semua sel
dalam tubuh embrio mengandung bahan genetis dan susunan gen yang sama, namun
dapat terjadi diferensiasi pada daerah kromatin atau ADN mana yang yang sedang
bertranskripsi.
Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam enzim proteinsae yang
melepaskan protein histon dan non-histon dari belitan ADN. Supaya pilinan ADN longgar
dan kedua molekul yang sepasang merenggang, maka perlu kiranya terlebih dahulu histon
dan non-histon yang dililit serta tempatnya membenam terurai. Wilayah mana kromatin dan
pada kromatin mana yang menjadi onggar dapat nerdiferensiasi menurut perbedaan pada
penguraian histon non-histon tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti
terutama enzim-enzim, maka akan berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi akan
berbeda pula asam amino yang diuntaikan untuk jadi peptide. Pada suatu protain, beda satu
asam amino saja akan beda pula perilaku dan sifatnya.
Contoh dalam sintesa hemoglobin yang mengandung protein globulin.Hb normal yang umum
pada orang disebut Hb A. dalam Hb terjadi variasi orang yang memiliki Hb C, Hb S, Hb
0.Masing-masing Hb hanya mempunyai perbedaan satu asam amino dari Hb A., lihat tabel
5.1 Hb abnormal. Artinya hanya berbeda pada satu kodogen pada ADN eukromatin, dari
ratusan kodogen lain yang melakukan transkripsi pada bagian eukromatin tersebut. Perbedaan
pada kodogen umumnya terjadi karena mutasi. Mutasi adalah perubahan pada susunan
nukleotida AND terjadi karena gangguan pada suasana lingkungan sel, intra maupun
interseluler.
Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism. Artinya ganda dalam
komponen nukleotida maupun dalam transkripsi dan translasi. Jadi gen A yang akan
mensintesa protein A, banyak terdapat dalam suatu inti sel. Hal ini perlu jika suatu ketika sel
harus memproduksi protein yang banyak dalam waktu singkat. Seperti pada sel plasma, harus
menghasilkan anti bodi (imunoglobulin) yang banyak, diperlukan untuk menyerang benda
asing yang masuk tubuh. Gen ganda ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu
ketika gen A rusak atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat buruk
sehingga dapat mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya maka transkripsi akan
berlangsung normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diferensiasi
Diferensiasi embrionik sel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kontrol gen,
hormon sistemik, letaknya, pertumbuhan pertumbuhan lokal, dan matriks protein. Pengaturan
tahap diferensiasi tergantung pada faktor-faktor tersebut. Selain itu, growth factors juga
mempengaruhi proses diferensiasi sel.
1. Kontrol gen
Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang terdapat diantara
sel-sel lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau pembuangan gen. Perbedaan sel
tersebut disebabkan sel mengekspresikan gen yang berbeda. Gen diaktifkan dan
dimatikan untuk mengatur sintesis produk gen. Fakta mengatakan bahwa banyak
tahap “keputusan” penting diferensiasi dalam embriogenesis di bawah kontrol
transkripsional (pengontrolan pembentukan mRNA).

19
2. Asam retinoat
Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah asam retinoat yang
berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk mendorong pertumbuhan dan
diferensiasi normal jaringan epitel.
3. Growth factor
Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah BMP-4 (Bone
Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting dalam pembentukan
tulang.Pada amfibi, BMP-4 aktif pada sel yang berada pada ventral gastrula. Pada saat
pertumbuhan embrio, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tersebut, antara lain:
Faktor genetic
Faktor nutrisi
Faktor lingkungan
D. Pengertian Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas
hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama kalsium
kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33 %. Tulang adalah kerangka penyangga tubuh,
pelindung organ tubuh dari benturan, dan tempat terkaitnya otot sehingga memungkinkan
otot melakukan pergerakan antara sambungan tulang yang satu dengan yang lain. Dengan
kata lain, tulang merupakan penunjang utama aktivitas fisik.
Komponen Pembentuk Tulang
Perkembangan tulang berasal dari jenis perkembangan membranosa dan
perkembangan kartilago. Proses peletakan jaringan tulang (histogenesis) di sebut ossifikasi
(penulangan). Jika hal ini terjadi dalam suatu model selaput dinamakan penulangan
intramembranosa dan tulang yang dibentuk dinamakan tulang membran atau tulang dermal
karena tulang ini berasal dari suatu membran.
Tulang-tulang endokondral (tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang
dari penulangan suatu model tulang rawan. Penulangan ini dinamakan penulangan
intrakartilaginosa (penulangan tidak langsung). Jenis-jenis penulangan intramembranosa
merupakan suatu proses yang mendesak, sedangkan jenis penulangan intrakartilaginosa
merupakan proses yang berjalan perlahan-lahan dan berencana.
Tulang normal terdiri dari lapisan tulang padat yang mengelilingi lempengan dan
serabut tulang (tulang berongga) yang diselingi sumsum tulang. Ketebalan lapisan luar yang
padat ini berbeda-beda pada setiap bagian rangka, sebagai contoh tulang tengkorak dan

20
tulang anggota tubuh jauh lebih besar dibandingkan tulang belakang. Kekuatan rangka
terutama dihasilkan oleh tulang padat ini, namun tulang berongga juga ikut berperan penting.
Penyusun utama tulang sesungguhnya adalah mineral tulang yang mengandung
kalsium (Ca) & fosfor (P), dan protein yang disebut kolagen. Struktur tulang mirip beton
untuk bangunan atau jembatan. Komponen kalsium dan fosfor membuat tulang keras dan
kaku mirip semen, sedang serat-serat kolagen membuat tulang mirip kawat baja pada tembok.
Tulang adalah jaringan hidup yang harus terus diperbaharui untuk menjaga
kekuatannya. Tulang yang tua selalu dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat.
Bila proses ini, yang terjadi di permukaan tulang (peremajaan tulang) tidak terjadi, rangka
kita akan rusak karena keletihan ketika kita masih muda. Ada 2 jenis sel utama dalam tulang,
yakni mosteoklast (yang merusak tulang) dan osteoblast (yang membentuk tulang baru).
Kedua sel ini dibentuk dalam sumsung tulang.
Proses pertumbuhan dan pembentukan tulang terdapat dua macam proses yaitu:
1 Sel tulang
a. Osifikasi endokondral, pertumbuhan tulang ini ditandai dengan pertumbuhan tulang rawan
dan degenerasi dalam epifise.
b. Osifikasi membran, proses pertama terjadi resorpsi matriksnya dan proses kedua berlangsung
pelarutan hidroksiapatik yang diikuti terbebasnya garam kalsium fosfat. Faktor yang paling
berperan adalah osteoklast yang dikenal sebagai pembuang tulang (sel perusak tulang) dan
mempunyai kemampuan fagosit. Osteoklast menghasilkan zat yang dapat menyebabkan
terjadinya depolimerisasi atau dibebaskanya garam-garam dan asam fosforik pada tulang
yang berakibat larutnya atau di bebaskannya kalsium dalam tulang.
Zat lain yang mempunyai kaitan dengan metabolisme tulang adalah asam sitrat. Kadar asam
sitrat didapati lebih tinggi dikawasan korteks diafise dari tulang panjang.
2 Matriks tulang (protein, kolagen, fibrosa)
Matrik tulang terdiri dari tulang keras dan tulang rawan :
a. Tulang keras
Merupakan kumpulan sel –sel yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa
kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulan menjadi keras. Osteoblast pada
lacuna menjadi tidak aktif dan disebut esteosit ( sel tulang ).Osteosit satu dengan lainnya
dihubungkan oleh kanalikula yang mengandung sitoplasma dan pembuluh darah yang
bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.
Tulang keras berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak
dan tulang spons (tulang berongga). Pada tulang keras atau tulang kompak, matrik tulang

21
padat dan rapat, misalnya pada tulang pipa. Pada tulang spons, matrik berongga. Rongga-
rongga pada tulang spons berisi jaringan sumsum tulang.apabila berwarna merah, berarti
mengandung sel-sel darah merah, misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwarna
kuning, berarti mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.
Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan
tulang panjang.
1. Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam yaitu sumsum kering dan
sumsum merah.
2. Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epifise.
Tulang Panjang
b. Tulang rawan
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali
lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan
tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya
terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat
dibandingkan dengan jaringan ikat biasa. Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga –
rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrosit.
Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:
1. Tulang rawan hialin; tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-
serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea,
bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka
janin.

2. Tulang rawan elastis; tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis
dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.
3. Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen
sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada
discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.
Perbedaan Tulang Rawan dan Tulang Keras
Tulang Rawan :
a. Lunak, Lentur, dan tidak mudah patah
b. Sel penyusun : Chondrocyte
c. Jaringanya : Banyak mengandung zat perekat dan sedikit mengandung zat kalsium
Tulang Keras :

22
a. Keras, mudah patah dan kaku
b. Sel Penyusun : osteocyte
c. Jaringannya : Banyak mengandung zat kalsium dan sedikit mengandung zat perekat
Matrik tulang di susun oleh :
a. Protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan
menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini
dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya
kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan
sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan
berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah
membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat
disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi
di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
b. Kolagen
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Keberadaannya adalah
kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Dia adalah struktur
organic pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat kolagen memiliki daya tahan
yang kuat terhadap tekanan. Kata kolagen sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya
(bersifat lekat atau menghasilkan pelekat).
c. Fibrosa
Disusun oleh matriks berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen padat dan kasar
yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang
adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan
kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit
mineralisas, deformitas dan patah tulang.
b. Hormon parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostatis kalsium. Hormon parathyroid mengatur
konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahan kalsium
dari tulang. Sebagian respon kadar kalsium darah yang rendah, peningkatan hormon

23
parathyroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan
kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunya pasokan darah /
hyperemia (kongesti) akan terjadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami
osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan
aliran darah.
Pada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang
konstan, kecual i pada masa pertumbuhan kanak-kanak dimana lebih banyak
terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespon
terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. Perubahan
tersebut membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matric organic
yang sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relatife menjadi lemah dan rapuh.
Pembentukan tulang baru memerlukan matrik organik baru, sehingga memberi tambahan
kekuatan tulang. (Price,S.A,1995 : 1179)
E. Struktur Tulang
Susunan tulang terdiri dari sel-sel, matrik organik, dan mineral. Mineral ini terdiri
dari kolagen dan bahan dasar yang mengandung monopolisakarida. Pada komponen matrik
inilah mengendapnya kristaloid yang terdiri dari kalsium dan fosfat. Sel-sel tulang terdiri dari
ostiosit, osteoblas dan osteoklast. Kristal tulang terdiri dari beberapa komponen atau bagian
yaitu:
a. Kristal bagian dalam (kristal interrior) terdiri dari ion-ion
b. Permukaan kristal (kristal permukaan) mengandung kation dan anion yang spesifik
c. Lapisan yang mengandung air (hidration shell) mengandung lapisan anion yang tidak
spesifik selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis dengan medium sekitarnya
Komponen lain dari tulang adalah glikogen. Glikogen mempunyai kaitan dengan
deposisi garam-garam anorganik dalam tulang rawan tempat sel-sel tulang rawan mengalami
hipertrofi sehingga di dapati kadar glikogen yang tinggi di daerah tersebut.
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrus padat disebut periosteum.
Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah dan
limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast. Dibagian dalamnya terdapat
endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan

24
rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna
howship (cekungan pada permukaan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang
panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vertebra
dan rusuk pada orang dewasa, bertanggung jawab dalam produksi sel darah merah dan putih.
Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang
mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus menerima asupan darah melalui
pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum dan memasuki rongga meduler melalui
foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke sumsum tulang, system
vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekreasikan matrik tulang.
Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan / asam
polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam
minral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertimdak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak pada oston (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang
dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan di sekeliling kapiler terdapat matrik tulang
yang disebut lamella. Didalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat
proseus yang berlanjut kedalam kanakuli yang halus(kanal yang menghubungkan dengan
pembuluh darah yang terletak kurang lebih0,1 mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar brinti banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblags dan osteosit
osteoklas mengiki tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi dan
pembentukan tulang). Kalium dalm tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun
F. Pengertian Otot
Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi.
Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalamtubuh.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot

25
dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat
memanjang dan memendek.
Karakteristiki Otot
Tiap serabut otot, banyak dari padanya di kelompokkan merupakan otot, memiliki empat
sifat:
1. Iritabilitas. Otot memiliki kemampuan menerima dan menanggapi bermacam rangsang.
2. Kontraktilitas. Bila menerima rangsang. Otot memiliki kemampuan untuk memendek.
3. Ekstensibilitas. Otot memiliki sifat dapat memanjang, baik dalam keadaan aktif maupun
pasif.
4. Elastisita. Bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, otot memiliki kemampuan
untuk kembali kepada panjangnya waktu istirahat atau bentuk normal.
Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu
rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat
rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . Dengan demikian
terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus – menerus disebut
tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan suplai
darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa seperti hemoglobin
yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga mengoksidasi asam
lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan
mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk
menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepatlelah.
Bagian-bagian Otot
1.Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindungotot
2.Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril
danfiofilamenberada
3.Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4.Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi
atas 2 macam, yakni :

26
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot
lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin),
tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang
sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang
bekerja.
Jenis-jenis Otot
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara
kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan
usus.
Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah

4. Saluran kencing dan kelamin


Ciri-ciri Otot Polos
 Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik

 Bentuk dari otot polos seperti perahu


 Terletak pada organ dalam
 Memiliki satu inti sel yang berada ditengah
 Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah lelah
 Dipengaruhi oleh saraf otonom
 Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot di saluran
kemih,
 Tidak diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak.
2. Otot lurik
(Otot Rangka) Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan
terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai
banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali -

27
kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan
otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon) tersusun dari
jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.

Ciri-Ciri Otot Lurik :

 Bentuk selindris dengan garis gelap terang


 Melekat pada rangka
 Bekerja secara sadar dengan perintah otak
 Cepat dan mudah lelah
 Bentuk yang panjang dan m
 emiliki banyak inti sel (multi sel)
 Mempunya pigmen mioglobin

3. Otot Jantung

Otot jantung atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus menerus tampa istirahat atau berhenti.
Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik dan otot polos karna adanya persamaan yang ada pada
otot jantung misalnya, memiliki sisi gelap terang dan inti sel yang berada ditengah. Otot jantung berfungsi
dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Otot Jantung bekerja dibawah kesadaran manusia saraf yang
memengaruhi otot jantung adalah saraf simpatik dan parasimpatik

Ciri-Ciri Otot Jantung :


- Otot jantung yang berbentuk silindris
- Memiliki percabangan disebut sinsitium
- Otot Jantung terletak pada jantung
- Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
- Bekerja tampa kesadaran manusia
- Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat

Sifat Kerja Otot Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama
berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang

28
kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot
yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak
di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot
trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi. Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu
dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah
dan gerak telapak tangan menelungkup.
 Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan
menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja
bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika
kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja
otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang
dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya. Otot yang
sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian
tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik
atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke
satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke
posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke
posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua
macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan
menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan
germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing
lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang
akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan
yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu
penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu (Anonim, 2011).
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing
pada saat dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung),
otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium),
alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi
menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfat bagi pembaca

30
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar S. Biologi. 2011. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan
Nasional.
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ganong, 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XX. Penerbit BukuKedokteran EGC.
Guyton AC, Hall JE, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX. PenerbitBuku
Kedokteran EGC.

31

Anda mungkin juga menyukai