PERKEMBANGAN HEWAN
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV :
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan tuntunan dan hikmat yang di anugerahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “IMPLANTASI DAN PLASENTASI” yang di
buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Hewan.
Dalam makalah ini kami membahas tentang bagaimana proses terjadinya implantasi,
apa ityu implantasi abnormal, serta proses plasentasi, fungsi-fungsi dari plasentasi dan jenis-
jenis plasenta. Makalah ini tentunya masih jauh dari kata kesempurnaan mulai dari pengantar,
isi ataupun pembahasan yang belum terlalu lengkap, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang tentunya sangat membantu dan berguna bagi kami kelompok dalam
rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Di harapkan makalah ini juga dapat membantu, dan bisa menjadi pedoman bahkan
dapat menambah wawasan tentang dunia hewan dari setiap pembaca. Mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam penulisan dan penafsiran dari setiap pembahasan, untuk itu kami
kelompok menyampaikan banyak terima kasih!
Salam Kasih
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ……………………………………………………………. 17
Saran ……………………………………………………………………. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambar Blastula
Sumber :
Aboubakr M. Elnashar, Gamal I. Aboul-Enein. 2004. Endometrial receptivity. Middle East Fertility
Society Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 10-24.
Boron, Walter; Emile Boulpaep, 2004. Medical Physiology: A Cellular And Molecular
Setelah terjadi fertilisasi, zigot mamalia yang terbentuk segera mengalami proses
pembelahan di dalam oviduk. Selanjutnya blastula yang terdiri dari inner cell mass dan
trophoblast akan mengalir ke dalam uterus. Pada manusia, perjalanan zigot yang berkembang
di dalam oviduk adalah sekitar 5 hari. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis
terapung-apung di dalam lumen uterus. Selanjutnya, 6-7 hari setelah fertilisasi embrio
mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.
ii
disebut ari ari. Fungsi organ plasenta adalah untuk menghubungkan tubuh induk ke janin,
memungkinkan antarmuka relatif aman antara dua benda.
Salah satu fungsi yang paling penting dari organ plasenta sementara ini melewatkan
nutrisi dan oksigen ke janin. Hal ini juga bertanggung jawab untuk menyingkirkan limbah
yang dihasilkan oleh janin. Plasenta menghubungkan ke janin melalui tali pusat, dan induk
melalui dinding rahim, di mana ia kukuh berakar. Nutrisi, limbah, dan gas dipertukarkan
melalui organ, tapi darah tidak pernah ditransfer melalui itu.
Sayangnya, organ penting plasenta ini juga merupakan sumber dari beberapa masalah
dalam kehamilan. Beberapa gangguan disebabkan oleh penempatan plasenta, dan dapat
menyebabkan perdarahan. Lainnya adalah hasil dari pelepasan prematur pada organ, yang
juga dapat menyebabkan perdarahan. Masalah juga dapat disebabkan oleh infeksi plasenta.
Masalah-masalah ini semua sangat serius, dan rasa sakit, pendarahan, atau gejala lain yang
tidak biasa harus segera diselidiki untuk mencegah kerusakan pada janin atau induk.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Boron, Walter, and Emile (2004) implantasi dimulai ketika blastokista
datang dan melakukan kontak dengan dinding rahim. Untuk dapat melakukan implantasi,
blastokista pertama perlu untuk menyingkirkan zona pelusidanya. Proses ini bisa disebut
"menetas". Faktor litik dalam rongga rahim, serta faktor-faktor dari blastokista itu sendiri
sangat penting untuk proses ini. Mekanisme di kedua ditunjukkan dengan bahwa zona
pelusida tetap utuh jika telur tidak dibuahi ditempatkan di dalam rahim dalam kondisi yang
sama. Sebuah substansi mungkin terlibat adalah plasmin. Plasminogen, prekursor plasmin,
ditemukan dalam rongga rahim, dan faktor blastokista berkontribusi terhadap konversi
menjadi plasmin aktif. Hipotesis ini didukung oleh efek litik in vitro oleh plasmin. Selain itu,
inhibitor plasmin juga menghambat seluruh zona menetas dalam percobaan tikus.
ii
Tipe-tipe Nidasi/Implantasi
Berdasarkan proses perlekatan antara trophoblast dan sel epitel endometrium induk,
tipe-tipe nidasi/implantasi adalah sebagai berikut :
1. Implantasi Invasif
Pada hewan dengan implantasi invasive, dinding rahim di daerah tempat terjadinya
implantasi akan mengalami peningkatan vaskularisasi dan perubahan komposisi matriks
interseluler, perubahan morfologi sel-sel stromanya serta peningkatan pertumbuhan kapiler-
kapiler pembuluh darah. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi desidualisasi primer.Dalam 2-3
hari proses desidualisasi semakin meluas (reaksi desidualisasi sekunder) untuk
mempersiapkan endometrium sebagai bagian dari plasenta. Beberapa jam setelah terjadi
periekatan, permukaan epitel endometrium pada daerah periekatan mengalami erosi.
Penjuluran trofoblas menyelinap diantara sel-sel epitel dan kemudian mencernanya. Beberapa
scl-sel trofoblas menyatu membentuk hubungan (syncytiotrophoblast), sedangkan yang lain
tetap mempertahankan keutuhan selnya (sytotrophoblast). Sel-sel sitotrofoblas bertindak
sebagai sebagai sumber proliferasi sel-sel trofoblas, sebaliknya sel-sel sinsisiotrofoblas tidak
dapat berproliferasi telapi ia hanya dihasilkan dari sel-sel sitotrofoblas yang menyatu.
Jaringan kelenjar uterus dan jaringan desidua disekitar trofoblas embrio yang sedang implan
mengalami kerusakan. Kerusakan ini menyebabkan dikeluarkannya bahan-bahan metabolit
(Iemak, karbohidrat, asam nukleat dan protein) yang bertindak sebagai sumber nutrisi bagi
embrio yang sedang implan tersebut.
Contoh : Pada manusia, anjing, kucing, mamalia,rodentia
ii
Implantasi invasive (Jaringan uterus dan jaringan sekitar trophoblast embrio mengalami
kerusakan dan mengeluarkan zat metabolit sebagai sumber nutrisi.
2. Implantasi Non-Invasif
Pada hewan dengan implantasi non invasive, nutrisi selama proses implantasi disediakan
oleh sekresi kelenjar uterus (susu uterus). Dengan perlekatan yang terjadi lebih lambat dan
pertambahan ukuran blastosis (dalam hal ini trofoblasnya) yang relatif besar memungkinkan
peningkatan luas permukaan untuk pertukaran metabolit dengan susu uterus terjadi. Luasnya
permukaan trofoblas ini juga memungkinkan perlekatan yang lebih ekstensif dengan
permukaan uterus selama proses implantasi.
Contoh : pada Babi, Kuda, Ruminansia
ii
Implantasi non-invasive (Perlekatan lebih ekstensif dengan permukaan uterus selama proses
implantasi.
Berdasarkan kedalaman proses implantasi bisa kita bedakan atas tiga yaitu :
1. Implantasi interstitial/profundal
Implantasi profundal terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara
invasive. Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi
embrio merusak jaringan stroma uterus sedemikian dalam kemudian embrio masuk kedalam
stroma dan permukaan uterus akan menutup daerah bekas masuknya embrio.
Implantasi Interstitial/Profundal
2. Implantasi eksentrik
ii
Implantasi eksentrik terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara
invasive. Pada implantasi eksentrik seperti pada monyet resus, anjing, kucing dan tikus,
kerusakan stroma terjadi hanya sebagian dan embrio yang berkembang masih berhubungan
dengan lumen uterus.
Implantasi Ekstrinsik
3. Implantasi superfisialisentral
Implantasi superfisial terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara non
invasive. Pada implantasi superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing,
perlekatan hanya terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi.
Implantasi Superficial
B. Implantasi Abnormal
Menurut Hill (2013), ada beberapa nidasi yang tidak normal diantaranya :
ii
1. Kehamilan Tuba
Abnormal situs implantasi atau ektopik Kehamilan terjadi jika implantasi dalam
tabung rahim atau di luar rahim. Situs - permukaan luar uterus, ovarium, usus, saluran
pencernaan, mesentry, dinding peritoneal. Jika tidak maka spontan, embrio harus diangkat
melalui pembedahan. Hal ini terjadi jika jika epitelium uterin rusak (jaringan parut,
penyakit radang panggul), jika zona pelusida hilang terlalu dini, memungkinkan
implantasi tuba dini. Embrio dapat berkembang melalui tahap-tahap awal, dapat mengikis
melalui tanduk uterus dan pasang kembali dalam rongga peritoneal.
https://www.google.com/search?
q=kehamilan+tuba&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiIrejczYnlAhUJPY8KHS
77BhsQ_AUIEigB&biw=1366&bih=657#imgrc=MPTPtyHDh6pYKM:
2. Hidatidosa Mole
ii
Tipe lain dari kelainan adalah ketika hanya lapisan konsepsi trofoblas berproliferasi
dan tidak embryoblast, tidak ada embrio berkembang, ini disebut " mola hidatidosa ", yang
disebabkan oleh kehadiran terus-menerus dari lapisan trofoblas, konsepsi yang abnormal ini
dapat juga menanamkan dalam uterus. Sel-sel trofoblas akan mengeluarkan human chorionic
gonadotropin (hCG), seperti pada kehamilan normal, dan dapat muncul maternal dan dengan
tes kehamilan untuk menjadi " normal". Diagnosis prenatal dengan analisis USG
menunjukkan tidak adanya embrio sebuah.
https://www.google.com/search?
q=Hidatidosa+Mole&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwie48-
0zonlAhUEjuYKHfLECjAQ_AUIEigB&biw=1366&bih=657#imgrc=qQzS4e50p5czDM:
Ada beberapa bentuk mola hidatidosa : mola parsial, mola sempurna dan gigih tumor
trofoblas gestasional. Banyak tumor ini muncul dari sperma haploid pemupukan telur tanpa
pronukleus betina ( bentuk alternatif, embrio tanpa kontribusi sperma , disebut
partenogenesis). Tumor memiliki penampilan plasenta " anggur - seperti" tanpa pembentukan
embrio tertutup . Setelah kehamilan molar pertama, ada sekitar risiko 1 % dari kehamilan
molar kedua.
ii
3. Abnormal plasentasi
Kelainan dapat berkisar dari anatomi terkait dengan gelar atau situs inplantation, struktur
(seperti kembar), fungsi plasenta, placento-ibu efek (pre-eklampsia, eritroblastosis janin) dan
akhirnya kelainan mekanik terkait dengan tali plasenta (ari-ari).
https://www.google.com/search?
q=abnormal+plasentasi&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwib-
ruh0YnlAhUQdCsKHSnADdYQ_AUIEigB&biw=1366&bih=608#imgrc=J7ek4ZGbu6-oYM:
ii
C. Proses plasentasi
D. Fungsi plasenta
termasuk manusia. Plasenta biasanya lahir setelah anak, dan dengan demikian kadang-
ii
kadang disebut ari ari. Fungsi organ plasenta adalah untuk menghubungkan tubuh ibu ke
Pada plasenta, biasanya berbentuk cakram, mencapai sekitar 9 inci (22 cm)
panjangnya dan sedikit kurang dari satu inci di ketebalan, dan berat sekitar 1 pon (453
gram). Pada hewan lain, ukuran dan bentuk plasenta yang tepat dari organ mungkin
Salah satu fungsi yang paling penting dari organ plasenta sementara ini melewatkan
nutrisi dan oksigen ke janin. Hal ini juga bertanggung jawab untuk menyingkirkan limbah
yang dihasilkan oleh janin. Plasenta menghubungkan ke janin melalui tali pusat, dan ibu
melalui dinding rahim, di mana ia kukuh berakar. Nutrisi, limbah, dan gas dipertukarkan
Organ plasenta ini sangat penting dalam beberapa kasus karena mencegah gangguan
yang mempengaruhi ibu dari mempengaruhi janin. Darah tidak pernah dipertukarkan
melalui plasenta, sehingga janin telah menambahkan perlindungan dari beberapa masalah
yang ditransfer oleh pertukaran cairan. Beberapa virus, serta racun dari rokok atau
alkohol, bisa melintasi penghalang plasenta, dan sehingga masih penting bagi ibu untuk
menahan diri dari kegiatan berbahaya dan mencari bantuan ketika sakit.
Selain menghubungkan ibu dan janin, plasenta melayani beberapa fungsi lainnya. Ini
gonadotropin. Bahan kimia yang disekresi oleh organ juga dapat membantu untuk
mencegah tubuh ibu menyerang janin dan plasenta seolah-olah seorang penyerang.
Sayangnya, organ penting plasenta ini juga merupakan sumber dari beberapa masalah
dalam kehamilan. Beberapa gangguan disebabkan oleh penempatan plasenta, dan dapat
ii
menyebabkan perdarahan. Lainnya adalah hasil dari pelepasan prematur pada organ, yang
juga dapat menyebabkan perdarahan. Masalah juga dapat disebabkan oleh infeksi
plasenta. Masalah-masalah ini semua sangat serius, dan rasa sakit, pendarahan, atau
gejala lain yang tidak biasa harus segera diselidiki untuk mencegah kerusakan pada janin
atau ibu.
Plasenta merupakan sumber dari banyak ritual dan tradisi dalam budaya manusia.
Beberapa masyarakat mengubur plasenta, dan lain-lain memakannya, tapi ada banyak
cara lain untuk ritual membuang organ. Banyak hewan yang mengetahui akan memakan
plasenta, yang diduga mengandung nutrisi yang berharga kepada ibu. Kedokteran Barat
orang memilih untuk berinteraksi dengan plasenta daripada buang itu, sering memilih
E. Jenis-Jenis Plasenta
ii
Plasenta Diffusa
Plasenta cotyledonaria
Didalam uterus ruminansia caruncula tersebut tersusun dalam 4 baris,yaitu dua baris
di ventral dan dua baris lagi disebelah dorsal dari panjang tanduk uterus.
ii
Bagian endometrium yang terletak diantara placentom-placentom disebut
endometrium caruncularis dan cotyledonnya disebut “smoothchorion”.
Bagian-bagian tersebut tidak mengandung villi dan tidak berfungsi sebagai plasenta.
Chorion yang bervilli disebut chorionfrondosum.
Apabila plasenta fetus tidak dapat keluar dengan semestinya, keadaan ini disebut
retention sekundinarium padasapi.
Plasenta zonaria
Anjing dan kucing termasuk multipara, dari sebab itu uterus buntingnya terbagi
menjadi beberapa loculi dan tiap-tiap loculus biasanya berisi satu fetus.
Plasenta Discoidalis
Plasentanya berbentuk cakram atau oval, jumlah satu atau dua buah.
Hubungan antara plasenta induk dan plasenta fetus erat sekali, hal ini membawa
pengaruh diwaktu melahirkan anak.
Menurut erat tidaknya hubungan antara plasenta induk dan plasenta fetus, dibagi
menjadi 3 macam:
ii
3. Plasenta deciduata
Suatu plasenta yang hubungan kedua plasenta yang membentuk longgar, sehingga
pada waktu fetusnya dilahirkan plasenta fetus tidak susah dilepas dari plasenta
induknya.
Yang termasuk plasenta non deciduata adalah plasenta diffusa
Hubungan kedua plasenta tidak rapat, karena susunan villinya tidak begitu sederhana.
Disamping villi primer dikenal adanya villi sekunder. Contoh plasenta ini adalah
plasenta cotyledonaria.
Plasenta deciduata
Pada plasenta ini hubungan antara kedua plasenta yang membentuk erat sekali dan
tidak gampang dilepas tanpa mengakibatkan kerusakan pembuluh-pembuluh darah.
Yang termasuk plasenta ini adalah plasenta zonaria dan plasenta discoidalis.
ii
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Adapun saran penulis sehubungan dengan masalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa
agar lebih meningkatkan, mengenali dan mengakaji lebih dalam tentang implantasi dan
plasentasi.
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii