Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

"PENYERAPAN GARAM MINERAL"

Disusun oleh:
Rosenta Sipayung (19 502 001)
Maiko B Polandos (19 502 005 )

Dosen Mata kuliah:


Dr. S. P. Gedoan, S.P, M.P
Dr. J. Ngangi, M. S

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang setia, karena atas perkenaan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat
waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas di mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat agar dapat lebih
memberi pengetahuan tentang “penyerapan garam mineral"

penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang setia berkenan memberikan
damai dan berkat-Nya.

Medan,25 Maret 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

2.1 PENYERAPAN GARAM MINERAL.....................................................................2

2.2 Teori Mekanisme Penyerapan Air............................................................................5

2.3 Penyerapan Air dan Mineral Oleh Akar..................................................................7

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ada dua proses yang menyebabkan air dapat terkirim sampai ke daun, yaitu
tekanan akar dan tarikan transpirasi. Saat partikel mineral banyak yang terkumpul
di bagian stele, potensial air akan turun sehingga banyak air yang masuk
(terosmosis) ke stele. Banyaknya air yang mengalir dari korteks ke stele ini
menghasilkan suatu dorongan besar yang “memaksa” cairan masuk dan naik di
dalam xilem. Peristiwa ini yang dimaksud sebagai tekanan akar.
Saat siang hari, udara di luar daun lebih kering. Artinya, kandungan air lebih
rendah dibanding kandungan air dalam daun. Akibatnya, air dalam daun akan
terdifusi keluar melalui stomata. Proses ini disebut sebagai transpirasi. Proses
transpirasi menyebabkan tumbuhan kehilangan air. Adanya gaya adhesi dan
kohesi yang terjadi antara air dengan sel-sel jaringan meso fil daun maka jaringan
ini ‘menarik’ air dari jaringan di bawahnya untuk memenuhi kebutuhan air dalam
daun yang hilang karena transpirasi. Gaya tarik itu menyebabkan air yang
terangkut akar (pada proses tekanan akar) akan mengisi xilem batang dan terus
naik ke daun. Proses aliran air dari potensial tinggi ke potensial rendah karena
tarikan transpirasi terjadi terus menerus sehingga air dapat sampai ke daun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana terjadinya penyerapan air dan garam mineral pada Tumbuhan?
2. Bagaimana mekanisme penyerapan air dan garam mineral pada Tumbuhan?
3. Bagaimana proses penyerapan garam mineral pada Tumbuhan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui proses terjadinya penyerapan garam mineral pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui mekanisme penyerapan air dan garam mineral pada

1
tumbuhan
3. Untuk mengetahui proses penyerapan air dan garam mineral pada tumbuhan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENYERAPAN GARAM MINERAL


Adsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari
suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yang
merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak
mungkin terjadi proses bolak-balik (Tinsley, 1979).
Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat adalah
substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya,
sedangkan adsorban merupakan suatu media penyerap (Weber, 1972)
Proses adsorpsi dapat digambarkan sebagai proses dimana molekul meninggalkan
larutan dan menempel pada permukaan zat adsorben akibat kimia dan fisika
(Reynolds, 1982).
Proses adsorpsi tergantung pada sifat zat padat yang mengadsorpsi, sifat
atom/molekul yang diserap, konsentrasi, temperatur dan lain-lain. Pada proses
adsorpsi terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
1. Transfer molekul-molekul zat terlarut yang teradsorpsi menuju lapisan film
yang mengelilingi adsorben.
2. Difusi zat terlarut yang teradsorpsi melalui lapisan film (film diffusion
process).
3. Difusi zat terlarut yang teradsopsi melalui kapiler/pori dalam adsorben (pore
diffusion process ).
4. Adsorpsi zat terlarut yang teradsorpsi pada dinding pori atau permukaan
adsorben.(proses adsorpsi sebenarnya), (Reynolds, 1982).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu adsorben
diantaranya adalah senagai berikut:
1. Luas permukaan adsorben

2
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap,
sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semaki kecil ukuran diameter
partikel maka semakin luas permukaan adsorben.
2. Ukuran partikel
Makin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatan
adsorpsinya. Ukuran diameter dalam bentuk butir adalah lebih dari 0.1 mm,
sedangkan ukuran diameter dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh.
3. Waktu kontak
Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan
molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organic akan turun
apabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.
4. Distribusi ukuran pori
Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang
masuk kedalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengasorpsi atau adsorben
merupakan bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada
dinding-dinding pori atau letak-letak tertentu didalam partikel tersebut.
b. Akar tanaman
Akar terdiri atas akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang adalah akar
primer atau akar embrio yang terus tumbuh membesar dan memanjang. Akar
ini menjadi akar utama yang menopang tegaknya tubuh tumbuhan. Pada
tumbuhan tertentu akar primer atau akar embrio tersebut tidak tumbuh terus
tetapi mati. Sebagai gantinya akan tumbuh banyak akar di daerah batang. Akar
tersebut ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan akar primer namun
bercabang-cabang. Akar tersebut disebut akar serabut karena strukturnya seperti
serabut. Akar serabut menyebar ke tanah sekitar tumbuhan. Dengan demikian,
akar-akar serabut ini mengumpulkan air dari yang area cukup luas dibandingkan
area jangkauan akar tunggang. Akar adalah organ tanaman yang aktif menyerap
air.
Jaringan penyusun akar
• Lapisan terluar adalah epidermis yang berfungsi sebagai pelindung bagian
akar. Sel epidermis akan berdinding tipis dan biasanya tanpa lapisan
kutikula. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel. Sel-sel epidermis dapat

3
tumbuh menonjol di tempat-tempat tertentu menghasilkan rambut akar yang
berfungsi untuk menyerap air dan mineral.
• Bagian dalam epidermis adalah lapisan sel-selyang disebut korteks. Pada
batang tertentu sel-sel korteks berfungsi untuk menyimpan makanan.
Biasanya korteks terdiri dari sel parenkim, bahkan ada yang tersusun atas sel
sklerenkim. Diantara sel-sel parenkim terdapat ruang antar sel sehingga berfungsi
sebagai ruang penyimpanan udara.
• Lapisan endodermis. Lapisan ini tersusun melingkar seperti cincin
melingkari berkas pembuluh. Sel-sel endodermis membantu mengatur penyerapan
air oleh xilem.
• Di bagian dalam endodermis terdapat berkas xilem. Xilem tersusun dari
sejumlah berkas yang terpisah dan letaknya bergantian dengan berkas
pembuluh floem. Sel xilem pada akar berfungsi mengangkut air dan mineral
menuju daun. Sel-sel floem mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
Selain itu akar juga mempunyai fungsi penyerapan dan penyimpanan. Tumbuhan
memperoleh bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan melalui akarnya.
Akar menyerap air dari lingkungan sekitarnya secara osmosis. Akar juga
menyerap menyerap mineral dari lingkungan sekitarnya bersama dengan
penyerapan air.
Air masuk kedalam akar melalui rambut-rambut akar. Rambut akar akan
meningkatkan luas permukaan akar dan dapat meningkatkan jumlah air yang di
serap atau di ambil oleh tumbuhan.

4
2.2 Teori Mekanisme Penyerapan Air
Penyerapan air pada tumbuhan dilakukan dengan dua cara yaitu penyerapan air
secara aktif dan penyerapan air secara pasif. Kedua cara tersebut bekerja sendiri-
sendiri. (Kramer ,1945).
a. Akar tanaman yang hidup pada daerah yang aerasi tanahnya tidak baik misalnya
pada tanah yang kurang gembur dan pada tanah yang terendam air bentuk akarnya
menggulung.
b. Apabila respirasi dihalangi dengan zat penghalang misalnya KCN, maka
absoprsi air akan berkurang.
c. Absorpsi air hanya dilakukan oleh sel yang hidup.
Penyerapan air secara pasif terjadi sebagai akibat dari proses transpirasi pada
daun. Semakin lancar transpirasi pada daun, semakin lancar pula absorpsi air oleh
akar.(widayati,2010)

Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral pada akar


Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai
sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel.
Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang
dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding
sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.

5
Penyerapan air secara aktif dilakukan oleh sel hidup. Pada penyerapan tersebut sel
memerlukan energi. Kemampuan penyerapan air dipengaruhi oleh kandungan O2.
Apabila akar tanaman mendapat 02 yang cukup proses penyerapan air oleh akar
akan berlangsung sangat lancar. Sebaliknya apabilla 02 sangat kurang, penyerapan
air oleh akar akan sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali.
Teori yang dikemukakan oleh Kramer didukung dengan beberapa bukti sebagai
berikut :
Proses pengangkutan ini merupakan pengangkutan ekstravasikuler karena
pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut
pengangkutan ekstravaskuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam
mineral. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas
di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar
berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas:
1). Pengangkutan Apoplas
Transportasi apoplas ini adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau
transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding
sel dan ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara
apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xylem karena terhalang oleh lapisan
endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang dikenal sebagai pita
kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding sel kecuali endodermis. Khusus
endodermis dilakukan secara osmosis.
2). Pengangkutan Simplas
Simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari
sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola, dari sel ke sel. Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral
yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu
sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air
pada pengangkutan simplas adalah sel – sel bulu akar menuju sel – sel korteks,
endodermis, perisikel, dan xylem. Dari sini , air dan garam mineral siap diangkut
ke atas menuju batang dan daun.

6
2.3 Penyerapan Air dan Mineral Oleh Akar
a. Rambut Akar, Mikorhiza, dan Luas Permukaan Sel-Sel Kortikal yang Sangat
Besar Meningkatkan Penyerapan Air dan Mineral
Adaptasi yang meningkatkan luas permukaan dikaitkan dengan fungsi sistem akar
dalam penyerapan air dan mineral dari tanah kebanyakan proses penyerapan ini
terjadi didekat ujung akar, yaitu dimana epidermisnya permiabel terhdap air dan
dimana terdapat rambut akar. Rambut akar yaitu penjuluran dan pemanjangan sel-
sel epidermal merupakan struktur yang menyusun sebagian besar luas permukaan
dari akar. Partikel-partikel tanah yang umumnya dilapisi dengan air dan mineral
yang terlarut, melekat erat pada rambut akar tersebut. Larutan tanah mengalir ke
dalam dinding hidrofilik sel epidermal dan dapat lewat dengan bebas di sepanjang
apoplas ke dalam korteks akar. Ini akan mengakibatkan tereksposnya sel-sel
parenkima korteks ke dalam larutan tanah. Menyediakan suatu luas permukaan
yang jauh lebih besar daripada luas permukaan epidermis.
Saat larutan tanah bergerak di sepanjang dinding sel, juga terjadi pengambilan air
dan zat terlarut oleh sel-sel epidermis dan korteks, mengakibatkan terjadinya
perubahan jalur dari apoplas ke simplas. Penyebaran membran plasma inilah yang
membuat penyerapan mineral menjadi selektif.larutan tanah umunya sangat encer
dan akar dapat mengakumulasi mineral esensial hingga konsetrasi yang rautsan
kali lebih tinggi daripada konsentrasi mineral yang di dalam tanah.
Dalam urusan penyerapan air dan mineral dari tanah yang sangat penting ini
sebagian besar tumbuhan tidak melakukannya sendiri, akan tetapi memiliki
partner dalam bentuk fungi simbiotik. Akar yang “terinfeksi ini akan mebentuk
mikorhiza, suatu istilah untuk struktur simbiotik yang terdiri atas akar tumbuhan
yang saling melilit dengan hifa (filamen) dari fungi tersebut. Hifa akan menyerap
air dan mineral tertentu.

7
Gambar. proses penyerapan air dan mineral serta pengangkutannya

b. Endodermis berfungsi sebagai penjaga gerbang yang selektif antara korteks


akar dan jaringan pembuluh
Air dan mineral dari tanah yang masuk kedalam korteks akar tidak dapat diangkut
ke bagian lain pada tumbuhan sampai air dan mineral tersebut memasuki xilem
dari silinder pembuluh (stile). Endodermis yaitu lapisan sel-sel yang paling dalam
pada korteks akar, mengelilingi stele dan berfungsi sebagai titik peringkasan
(cbeckpoint) terakhir untuk saluran aliran selektif mineral dari korteks ke dalam
jaringan tumbuhan. Mineral-mineral yang sudah berada di dalam simplas ketika
mencapai endodermis terus bergerak melalui plasmodesmata sel-sel endodermal
masuk ke dalam stele. Mineral ini telah disaring oleh membran selektif yang harus
di lewatinya agar bisa memasuki simplas dalam korteks. Mineral-mineral yang
mencapai endodermis melalui apoplas akan menghadapi suatu ujung yang buntu
yang menghalangi alirannya untuk masuk ke dalam stele. Di dalam dinding dari
masing-masing sel endodermal terdapat pita kasparian (casparianstrip), yaitu suatu
pita yang terbuat dari suberin, yaitu suatu bahan berlilin yang kedap terhadap air
dan minerla terlarut. Dengan demikian, air dan mineral tidak dapat menembus
endodermis dan memasuki jaringan pembuluh melalui apoplas. Satu-satunya jalan
untuk melewati halangan tersebut adalah air dan mineral harus melewati membran
palsma suatu sel endodermal dan memasuki stele melalui simplas. Endodermis

8
dengan pita kasparian memberikan jaminan bahwa tidak ada mineral yang dapat
mencapai jaringan pembuluh akar tanpa melewati membran tersebut..
Jika mineral tidak memasuki sel-sel korteks, mineral harus memasuki sel-sel
endodermal atau sama sekali tidak dapat memasuki jaringan pembuluh. Struktrur
dan endodermis dan letaknya yang strategis pada akar membantu fungsinya
sebagai penjaga pintu masuk diperbatasan korteks stele, suatu fungsi yang
menyebabkan akar mempunyai kemampuan untuk mengangkut secara selektif
mineral-mineral tertentu dari tanah ke xylem.
Segmen terakhir dalam jalur tanah => xylem adalh proses mengalirnya air dan
mineral ke dalam trakeit dan elemen-elemen pembuluh dari xylem. Sel-sel
pengangkutan ini tidak memiliki protoplas. Sehingga lumensel dan juga
dindingnya adalah bagian dan apoplas. Masuknya air dan mineral ke dalam xylem
memerlukan proses pemindahan keduanya dari simplas ke apoplas. Sel-sel
endodermal dan sel-sel parenkima di dalam stele melepaskan mineral ke dalam
dinding sel-sel tersebut. Baik difusi maupun transpor aktif kemungkinan terlibat
dalam proses pemindahan dalam zat terlarut ini dari simplas ke apoplas sehigga
air dan mineral sekarang bebas memasuki trakeid dan pembuluh-pembuluh xylem.
Air dan nutrien mineral di angkut dari tanah ke xylem akar sekarang dapat di
angkut ke atas sebagai getah xylem menuju sistem tunas.
Translokasi atau transportasi air melalui xilem
Lapisan dalam batang berkayu adalah xilem. Sel-sel xilem memiliki dinding
sel tebal yang membantu mendukung tubuh tumbuhan. Sel-sel xilem mengangkut
air dari akar ke daun melalui batang. Air dan mineral diperlukan oleh bagian
–bagian tumbuhan untuk tumbuh. Daun membuat makanan untuk tumbuhan
melalui fotosintesis. Air sampai ke daun melalui batang. Air di serap oleh
tumbuhan. Air yang di serap oleh akar diangkut melalui batang. Mineral
dari tanah terlarut dalm air sehingga juga diangkut melalui batang. Air dan
mineral diangkut oleh sel-sel xilem. Para ahli mengembangkan bagaimana air
dapat diangkut ke daun. Salah satunya menjelaskan bahwa gerakan naiknya
air pada tumbuhan identik dengan gerakan air pada kertas isap atau tisu. Jika
kita meletakan kertas isap atau tisu kering ke dalam air, air akan diserap oleh
ujung kertas isap atau tisu, dan diteruskan sampai ke seluruh bagian kertas.

9
Bagian lain dari teori tersebut menjelaskan bagaimana air keluar dari tumbuhan.
Air bergerak melalui sel-sel xilem pada tumbuhan dan akan keluar dari daun
melalui stomata.
Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid.
Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tebal dan membentuk suatu
pembuluh.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu)
yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan.
Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat
(penyokong)(Sanjaya,2010)
Teorinya
1. Teori tekanan akar
Pada awalnya ,diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman karena adanya
tekanan dari akar. Hal ini di dasarkan fakta jika batang tanaman di potong lalu
dihubungkan dengan selang monometer air raksa. Maka air di dalam selang akan
terdorong oleh tekanaan yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil pengukuran yang
intensif pada berbagai jenis tanaman ,maka besarnya tekanan itu tidak lebih dari
0,1 mega paskal .
Jadi dapat disimpulkan bahwa tekanan akar adala relatif rendah dan tidak
terjadi pada semua jenis tanaman dan hanya terjadi pada kondisi lingkungan yang
menghambat laju transpirasi. Dengan demikian tekanan akar bukanlah merupakan
mekanisme yang andal untuk menjelaskan pergerakan vertikal air dalam
pembuluh xilem
2. Teori kapilaritas
Kapilaritas merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan
benda padat dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk
perukaan cairan yang semula datar. Di dalam pipa yang kecil, hal ini
menyebabkan naiknya permukaan cairan. Hal ini disebabkan karena cairan ditarik
oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi.
3. Teori sel pemompa
Pada abad ke -19 diyakini bahwa gerakan vertikal air dari akar ke daun adalah
karena danya peranan sel sel khusus untuk memompakan air ke atas. Sel sel

10
diperkirakan berada pada setiap interval jarak tertentu dan posisi yang berurutan
secara suksesif. Setiap sel pemompa bertugas memompakan air sampai pada
posisi sel pemompa yang berada diatasnya. Hal ini berlangsung secar kontinu dari
akar sampai ke daun. Tetapi hasil kajian anatomis gagal menemukan sel pemompa
itu
4. Teori kohesi
Ada 3 elemen dari teori kohesi untuk menjelaskan pergerakan vertikal air dalam
tubuh tumbuhan yakni tenaga pendorong(driving force)hidrasi pada lintasan yang
dilalui, dan gaya kohesi antara molekul air(lakitan,2004)

Pengangkutan Intravaskuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini berlangsung
melalui berkas pengangkut, yaitu xylem, sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler. (anonim, 2011)
Setelah melewati sel – sel akar, Air dan garam mineral dari dalam tanah
memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke
stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai pucuk tumbuhan
(batang sampai ke mesofil daun).
Pembuluh xylem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel – sel
trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur
jaringan xylem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel – sel penyusun jaringan
tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu
ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam
sel trakea xylem.
Air yang diserap bulu akar dan sel epidermis yang berdekatan dengan bulu akar
itu akan diteruskan ke sel-sel korteks akar, endodermis, perisikel sampai ke xylem
akar. Jalur ini dinamakan transport extravaskuler karena tidak melalui jaringan
pengangkut. Air dapat melewati plasma sel satu dan diteruskan ke plasma sel
berikutnya dinamakan arus simplas atau melalui dinding sel dan ruang antar sel,
dinamakan arus apoplas. Arus apoplas ini hanya sampai endodermis karena
dinding sel endodermis mempunyai penebalan lignin yang tidak tembus air (pita

11
caspari atau penebalan lebih lanjut), dan harus melewati plasma. Karena xylem
akar berkesinambungan dengan xylem batang maka air diteruskan keatas lewat
jaringan pengangkut (ini disebut dengan transport intra vascular). Dalam
perjalanannya ke atas mungkina air juga meninggalkan xylem untuk bergerak
menurut arah radial batang, lewat parenkim xylem atau jari-jari empulur menuju
korteks batang (Harso, 2010).
Pembuluh xilem berasal dari sel-sel silindris yang biasanya mengarah keujung-
ujung. Pada saat matang dinding sel-sel itu melarut dan kandungan
sitoplasmiknya mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem, saluran bersambung yang
tidak mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem bersambung dengan transpor air dan
mineral keatas (Kimball, 1992).
Kunci utama teori kohesi-tensi pada transport air adalah pada sel-sel xylem yang
mengkonduksi air, ada tekanan negative kontinyu merentang dari daun keakar.
Transpirasi (evaporasi air dari daun dan bagian tanaman lain yang terpapar udara)
akan menyebabkan tensi. Bila molekul air meninggalkan daun, maka
penggantinya akan tertarik karena adanya tensi ini. Daya kolektif ikatan hydrogen
antar molekul air akan menyebabkan kohesi sehingga air dapat tertarik keatas
sebagai suatu kolum atau buluh cairan yang kontinyu

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mekanisme Penyerapan Garam Mineral
Terdapat banyak teori tentang mekanisme penyerapan garam mineral. Namun
demikian, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu absorpsi
(penyerapan) secara pasif dam absorpsi (penyerapan) secara aktif.
1).Absorpsi Secara Pasif
a).Teori Difusi
Briggs dan Robertson (1957) melihat gejala bahwa apabila sel tumbuh atau
jaringan tumbuhan dipindahkan dari medium yang memiliki konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi , menunjukkan adanya gerak ion mengalir turun. Gejala ini
menunjukkan bahwa sebagian jaringan tumbuh terbuka untuk difusi ion secara
bebas menuju kedua arah.
b).Pertukaran Ion
Menurut teori pertukaran Ion, apabila jaringan tumbuh dicelupkan kedalam
larutan, ion dari larutan di luar jaringan akan bertukar dengan ion yang melekat
pada permukaan dinding sel atau yang melekat pada membran jaringan.
c).Teori Aliran Massa
Teori aliran massa menerangkan bahwa gerakan ion melalui akar (masuk kedalam
air) bersama-sama aliran massa air, dipengaruhi oleh transpirasi. Apabila
transpirasi meningkat, akan meningkatkan pula proses absorbsi zat.

2).Absorpsi Secara Aktif


Laties (1957) dan Sutcliffle ((1957) mengemukakan teori ATP. Menurut teori
ATP, pengangkutan ion masuk kedalam sel menggunakan energi ATP (adenosin
trifosfat). Energi yang diperoleh dari hidrolisis molekul ATP digunakan untuk
mengaktifkan “pompa ion” melalui aksi dari enzim Peranan ATP dalam
mengangkut kation ke bagian atas terjadi melalui dua cara, yaitu dengan
melepaskan gugusan fosfat dan dengan menambah gugusan fosfat.
Absorpsi secara aktif atau dikenal dengan transpor aktif melibatkan pertukaran ion
Na+ dan K+, serta protein pembawa yang dikenal dengan protein kotranspor.

13
Protein kontranspor akan mengangkut io Na+ bersama zat-zat lain yang terlarut di
dalam sitoplasma, seperti gula dan asam amino dari luar sel ke dalam sel melalui
membran.
Absorpsi garam mineral dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1).Suhu, apabila suhu meningkat, absorpsi juga meningkat. Sebaliknya apabila
suhu menurun, absorpsi menjadi lambat.
2).pH, apabila tersedia ion dalam jumlah cukup, pengaruh pH tidak menonjol.
Akan tetapi, apabila harga pH di luar kemampuan fisiologis sel tumbuhan akan
mengakibatkan kerusakan jaringan dan menghambat absorpsi garam mineral.
3).Cahaya, Cahaya berpengaruh tidak langsung pada absorpsi garam mineral.
Cahaya berpengaruh pada transpirasi dan fotointesis yang membentuk energi dan
oksigen. Oksigen dipergunakan pada absorpsi garam mineral.
4).Pasokan Oksigen, Apabila oksigen kurang,akan menghambat absorpsi garam
mineral.
5).Pertumbuhan, tipe pertumbuhan yang berbeda berpengaruh pada absorpsi
garam mineral. Pertumbuhan Vegetatif dan meningkatnya aktivitas metabolisme
akan meningkatkan transpor air yang disertakan absorpsi garam mineral.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.proses pengangkutan pada tumbuhan.
http://biosejati.wordpress.com/2011/11/10/proses-pengangkutan-pada-
tumbuhan/
Harso, Wahyu . 2010 . Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan . Laboratorium
Biologi Fakultas MIPA Universitas Tadulako : Palu.
Kimball, J. W. 1983. Biologi. Erlangga : Jakarta.
Lakitan B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sanjaya, yasin. 2010.pengangkutan zat melalui xilem.
http://www.sarjanaku.com/2010/11/pengangkutan-zat-melalui-
xylem.html
Tinsley I J. 1979. Chemical Concepts in Pollutans Behavior. New York: John
Wiley & sons
Weber, w.j. 1972. Phisilochemistry processer for water quality control. A division
john willey and sons, new york
Widayati,hartini etik. 2010 .Buku Biologi untuk SMU.jakarta;Intan Pariwara

15

Anda mungkin juga menyukai