DISUSUN OLEH:
MAIKO B. POLANDOS
19502005
2020
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Glukoneogenesis...........................................................................................3
BAB III....................................................................................................................9
KESIMPULAN........................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Karbohidrat Sebagai Sumber Energi”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Biokimia. Pada pembuatan makalah ini pula kami
menggunakan banyak referensi dan arahan dari banyak pihak sehingga dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Maiko B. Polandos
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua sel hewan dan tumbuhan biasanya bersifat aerobik dan
mengoksidasi bahan bakar organiknya dengan sempurna, menghasilkan
karbon dioksida dan air. Pada keadaan ini, piruvat yang terbentuk didalam
pemevahan glukosa tidak direduksi menjadi laktat atau menjadi etanol dan
CO2, seperti pada kondisi aerobik. Sebaliknya, piruvat dioksidasi menjadi CO 2
dan H2O dalam fase aerobic, katabolisme yang disebut respirasi oleh ahli
biokimia. Kita biasanya menganggap istilah respirasi dalam arti fisiologi atau
makroskopiknya untuk menunjukkan pemasukan O2 dan pembebasan CO2
oleh paru-paru, tetapi biokimiawan dan biologiwan sel menggunakan istilah
ini dalam arti mikroskopik untuk menunjukkan proses molekuler yang terlibat
di dalam konsumsi O2 dan pembentukan CO2 oleh sel.
Respirasi sel terjadi dalam tigas tahap, pertama molekul bahan bakar
organic- karbohidrat, asam lemak, dan juga beberapa asam amino- dioksidasi
menghasilkan pecahan2-karbon, yaitu gugus asetil dari asetil-koenzim A.
Tahap kedua gugus asetil mask ke dalam siklus asam sitrat, yang akan
menguraikan molekul ini secara enzimatik, menghasilkan atom hydrogen
berenergi tinggi, dan membebaskan CO2, produk oksidasi akhir bahan bakar
organic tersebut. Tahap ketiga, atom hydrogen dipisahkan dipisahkan menjadi
proton (H+) dan elektorn berenergi tinggi yang dipindahkan melalui molekul
pembawa electron yakni rantai respirasi menuju molekul oksigen, dan
tereduksi menjadi H2O. Selama proses, transport elektron, banyak energi yang
dibebaskan dan disimpan dalam bentuk ATP, di dalam suatu yang disebut
fosforilasi oksidatif. Respirasi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
glikolisis dapat dikatakan respirasi terhadap glikolisis seperti turbin jet
modern terhadap mesin penukar bersilinder satu. Itulah sebabnya kita perlu
mengisi dua bab untuk mendiskusikan respirasi.
1
Didalam bab ini, kita akan mengamati siklus asam sitrat Krebs, yang
disebut siklus asam trikarboksilat, salah satunya yaitu jalur atau lintas pentosa
fosfat.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud gluconeogenesis
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud jalur pentosa fosfat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah istilah yang digunakan untuk memasukkan semua
jalur yang bertanggung jawab untuk mengubah perkursor non- karbohidrat
menjadi glukosa atau glikogen. Subsrat utama adalah asam amino glukogenik
dan laktat, gliserol dan propionate. Dengan kata lain senyawa antara siklus
asam sitrat yang terbentuk tersebut dapat diubah menjadi glukosa dan
glikogen melalui jalur gluconeogenesis.
Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama. Glukoneogenesis
memenuhi kebutuhan tubuh utnuk glukosa saat karbohidrat tidak tersedia
dalam jumlah yang cukup dari makanan atau glikogen cadangan. Suplai
glukosa diperlukan terutama untuk system saraf dan eritrosit. Kegagalan
gluconeogenesis berakibat fatal.
Glukoneogenesis juga berfungsi membersihkan laktat yang diproduksi otot
dan eritrosit serta gliserol yang diproduksi oleh adiposa. Pada hewan Rumania
propionate atau asam lemak glukogenik yang diproduksi dalam pencernaan
merupakan substrat utama untuk gluconeogenesis jenis ini.
1. Piruvat & fosphoenolpiruvat
Karboksilase piruvat mengkatalis karboksilasi piruvat menjadi
oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkann ATP dimana vitamin
biotin adalah koenzimnya. Biotin mengikat CO2 dari bikarbonat
sebagai karbosibiotin sebelum penambahan CO2 ke piruvat.
Oksaloasetat tidak melewati membrane dalam mitokondria diubah
menjadi malat yang diangkut ke sitosol dan diubah Kembali menjadi
oksaloasetat oleh sitosol malate dehydrogenase.
2. Fructose 1,6-bisphosphate & fructose 6-phosphate
Konversi fruktosa 1,6-bifosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk
mencapai pembalikan glikolisis dikatalis oleh fruktosa-1,6-bifofatase.
3. Glukosa 6-fosfat & glukosa
3
Konversi glukosa 6-fosfat menjadi glukosa adalah dikatalis oleh
glukosa-6- fosfatase. Itu ada di hati dan ginjal tetapi ada di otot dan
adiposa jaringan yang oleh karena itu tidak dapat mengekspor glukosa
kedalam aliran darah.
4
Terdapat empat substrat yang berfungsi sebagai precursor
gluconeogenesis. Pertama ialah laktat yang banyak dihasilkan oleh glikolisis
5
pada otot, sel darah merah dan sel-sel lain yang kekurangan mitokondria atau
yang memiliki konsentrasi oksigen yang rendah. Kedua, asam amino yang
dikatabolisis ke piruvat atau zat perantara pada siklus asam sitrat. Produk
akhir pada jalur katabolisis ini dapat berfungsi langsung sebagai precursor
pada sintesis glukosa 6- fosfat dalam sel yang mampu melakukan
gluconeogenesis. Ketiga, gliserol, gliserol dari metabolisme lemak dalam
jaringan adiposa diangkut ke hati dalam darah kemudian dirubah menjadi
gliserol -3- fosfat oleh gliserol kinase yang hanya ada dalam hati. Oksidasi
gliserol -3- fosfat untuk membentuk DHAP terjadi Ketika konsentrasi NAD+
sitoplasma relatif tinggi. Keempat, propionate dan laktat. Pada sapi, domba,
jerapah, rusa, dan unta propionate dan laktat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dalam rumen (lambung berbilik) yang diserap dan masuk ke
jalur gluconeogenesis. Propionate diubah menjadi propionil KoA lalu menjadi
suksimil CoA adalah perantara dari siklus asam sitrat yang dapat
dimetabolisme menjadi oksaloasetat. Laktat dari rumen dioksidasi menjadi
piruvat.
6
menganktifkan piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase
dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang
baru terbentuk menjadi piruvat.
7
Enzim dari jalur pentose fosfat pada glikolisis bersifat sitosol. Seperti
dalam glikolisis, oksidasi dicapai dengan dehidrogenasi tapi NADP+ dan
bukan NAD+ adalah akseptor hydrogen. Urutan reaksi dari jalur dapat
dibagi menjadi dua fase: fase oksidatif nonreversibel dan fase nonoksidatif
reversibel. Pada fase pertama, glukosa 6-fosfat mengalami dehidrogenasi
dan dekarboksilasi untuk menghasilkan sebuah pentosa, ribulosa 5-fosfat.
Pada fase kedua, ribulosa 5-fosfat diubah kembali menjadi glukosa 6-
fosfat melalui serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim:
transketolase dan transaldolase.
8
Lintas pentose fosfat atau yang disebut lintas fosfoglukonat menghasilkan
dua produk khusus di dalam jaringan hewan: NADPH dan ribose 5-fosfat.
9
NADPH adalah pembawa energi kimia dalam bentuk tenaga pereduksi. Fungsi
ini terutama terdapat pada jaringan yang aktif melakukan biosintesis asam
lemak, dan steroid dari pemula kecil, terutama pada kelenjar mamae, adiposa
dan jaringan lemak, korteks adrenal, dan hati. Biosintesis asam lemak
memerlukan tenaga pereduksi dalam bentuk NADPH untuk mereduksi ikatan
ganda senyawa antara proses ini. Pada beberapa sel, lintas pentose fosfat
berakhir pada tahap ini, dan persamaan keseluruhan dituliskan sebagai:
Glukosa 6-fosfat + 2NADP+ + H2O D-ribosa-fosfat + CO2 + 2NADPH
+2H+
Lintas pentose fosfat juga aktif pada sel darah merah. NADPH yang
diproduksi diperlukan untuk mencegah asam lemak tidak jenuh pada
membrane sel dari reaksi abnormal dengan oksigen dan untuk menjaga atom
besi pada hemoglobin dalam keadaan normalnya yaitu dalam bentuk fero
(Fe2+).
10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Glukoneogenesis adalah istilah yang digunakan untuk memasukkan semua
jalur yang bertanggung jawab untuk mengubah perkursor non- karbohidrat
menjadi glukosa atau glikogen.
2. Subsrat utama gluconeogenesis adalah asam amino glukogenik dan laktat,
gliserol dan propionate.
3. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh utnuk glukosa saat
karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dari makanan atau
glikogen cadangan.
4. Glukoneogenesis juga berfungsi membersihkan laktat yang diproduksi otot
dan eritrosit serta gliserol yang diproduksi oleh adiposa.
5. Jalur pentose fosfat merupakan jalur alternatif untuk metabolism glukosa.
6. Fungsi adanya jalur pentose fosfat ialah: (1) Pembentukan NADPH untuk
sintesis asam lemak dan steroid dan (2) sintesis ribose untuk nukleotida
dan nukleat pembentukan asam.
7. Lintas pentose fosfat berakhir pada tahap ini, dan persamaan keseluruhan
dituliskan sebagai:
Glukosa 6-fosfat + 2NADP+ + H2O D-ribosa-fosfat + CO2 + 2NADPH
+2H+
11
DAFTAR PUSTAKA
Murray, Robert K., Daryl K. Granner., Peter A. Mayes., Victor W. Rodwell. 2003.
Harper’s Illustrated Biochemistry. Hlm. 153-154. file:///D:/BIOKIMIA/Harper's
%20Illustrated%20Biochemistry(%2026th%20Ed,%202003).pdf
12