Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

(SUKSESI)

Oleh :
Kelompok 5

Muh. Ishak AR ( 1784205012)

Irfan Ahmad ( 1784205009 )

Astuti Saleng ( 1784205024 )

Rizka mustamin ( 1784205022 )

Dosen pengampuh :

Rizki Amalia Nur, S. Pd., M.Pd.

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “suksesi”.
Salawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai suri tauladan bagi seluruh umat di dunia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan,
nasehat dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya tak ada gading yang tak retak, atas segala kesalahan yang
dilakukan oleh penulis dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf. Kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan penulisan makalah
di masa yang akan datang.

Maros, 31  Mei  2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.    Latar Belakang.......................................................................................................1
B.     Rumusan masalah..................................................................................................2
C.    Tujuan penulisan....................................................................................................3
D.    Manfaat penulisan..................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Perubahan Kominitas Suksesi................................................................................4
B. Tipe-Tipe Suksesi Dan Contoh-Contohnya............................................................5
C. Interaksi Biotik.....................................................................................................10
D. Suksesi Sebagai Proses Markov...........................................................................11
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A.    Kesimpulan..........................................................................................................12
B.     Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata suksesi.


Namun istilah suksesi sudah dikenal sejak lama dalam komunitas baik
hewan maupun tumbuhan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
komunitas dapat dengan mudah diamati dan seringkali perubahan itu berupa
pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Dapat kita lihat misalnya
pada sebidang kebun jagung yang setelah panen ditinggal dan tidak
ditanami lagi. Disitu akan bermunculan berbagai jenis tumbuhan gulma
yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, dalam
komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi pergantian
komposisi jenis.
Bila kita amati dalam urun waktu tertentu akan terlihat bahwa
komunitas yang terbentuk pada akhir kurun waktu tersebut akan berbeda,
baik komposisi jenis maupun strukturnya, dengan komunitas yang terbentuk
pada awal pengamatan. Pada masa awal dapat saja komunitas yang
terbentuk tersusun oleh tumbuhan terna (seperti badotan, rumput pahit,
rumput teki, dan sebagainya). Tetapi beberapa tahun kemudian di tempat
yang sama, yang terlihat adalah komunitas yang sebagian besar tersusun
oleh tumbuhan perdu dan pohon (seperti kirinyu, senduduk, laban, dan
sebagainya), atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang. Bila tidak terjadi
gangguan apapun selama proses tersebut berjalan akan terlihat bahwa
perubahan itu berlangsung ke satu arah.
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi
berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks.
Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai

1
homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap
(response) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap
kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi
normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks,
perubahan yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahan-perubahan
internal yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran komunitas
berlangsung secara sinambung.
    Konsep yang menyatakan bahwa suksesi berlangsung secara
teratur, pasti, terarah, dapat diramalkan, dan berakhir dengan komunitas
klimaks merupakan konsep lama yang umumnya masih diikuti dan diterima.
Menurut konsep mutakhir suksesi ini tidak lebih dari pergantian jenis yang
oportunis (jenis-jenis pionir) oleh jenis-jenis yang lebih mantap dan dapat
menyesuaikan secara lebih baik dengan lingkungannya. Meskipun demikian
uraian tentang suksesi dalam tulisan ini masih berpaling pada konsep lama.
    Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan
antara dua macam suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal proses
suksesi terjadi.
Banyak jurnal dan hasil penelitian biologi, ekologi hutan, dan
kehutanan telah membahas tentang masalah suksesi tumbuhan yang terjadi
secara bertahap dalam komunitas tumbuh-tumbuhan. Arah suksesi ini,
akhirnya mencapai "titik maksimal" dalam proses perubahan-perubahan
tersebut. Namun titik maksimal ini dapat saja berubah "menurun" bila di
kemudian hari terjadigangguan-gangguan dalam komunitas hewan itu.

B.     Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah


yang diungkapkan adalah:
1.      Apakah itu perubahan komunitas (suksesi) dan konsep dari perubahan
komunitas (suksesi) itu sendiri ?
2.      Bagaimana dengan tipe-tipe suksesi dan contoh-contohnya ?

2
3.      Bagaimana interaksi dalam biotik ?
4.      Apa yang dimaksud suksesi menurut proses markov ?

C.    Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui  apa itu yang dimaksud dengan perubahan
komunitas (suksesi) dan konsep suksesi.
2. Untuk mengetaghui tipe-tipe suksesi.
3. Untuk mengetahui interaksi dalam biotik.
4. Untuk mengetahui suksesi menurut proses markov 

D.    Manfaat penulisan

Manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut :


1.      Memberikan pengetahuan bagaimana suksesi dan tahap-tahap suksesi
serta tipe dan contoh suksesi tersebut.
2.      Mengetahui bagaimana suksesi tersebut mencapai fase klimaks
3.      Mengetahui suksesi sebagai proses markov
4.      Mengetahui berbagai interaksi biotik

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perubahan Kominitas Suksesi

Suksesi vegetasi adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman


di dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah
kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan
sampai mencapai klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan
terjadinya koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang
lebih kompleks.  Adanya  pergantian komunitas cenderung mengubah
lingkungan fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai
keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.
Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-
tumbuhan oleh yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasi lambat
ketika tempat tumbuh mula-mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan
dapat tumbuh diatasnya, atau suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika
suatu komunitas dirusak oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi
serangga dan diganti oleh yang lain. perkembangan ekositem atau apa yang
lebih sering disebut sebagai suksesi ekologi dapat ditakrifkan dari 3
parameter berikut ini:
1. Suatu proses perkembangan komunitas yang teratur yang meliputi
perubahan-perubahan dalam struktur jenis dan proses-proses komunitas
dengan waktu hal ini agak terarah dan karenanya dapat diramalkan
2. Diakibatkan oleh perubahan lingkungan fisik oleh komunitas yakni suksesi
itu dikendalikan komunitas walaupun lingkungan fisik menentukan
polanya, laju perubahan dan sering menetapkan batas-batas seperti
misalnya berapa jauh perkembangan itu dapat berlangsung.
3. Masalah itu memuncak dalam ekosistem yang dimantapkan dalam mana
biomas maksimum (atau kandungan informasi yang tinggi) dan fungsi
secara simbiotik antara makhluk dipelihara persatuan arus yang tersedia

4
Suksesi vegetasi adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman
di dalam satu kesatuan habitat(Odum : 1971).
Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:
1. Nudasi         : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2. Migrasi        : tersebarnya biji
3. Eksesi          : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4. Kompetisi    : adanya pergantian spesies
5. Reaksi          : perubahan habitat karena aktivitas spesies
6. Klimaks       : komunitas stabil
Beberapa ahli berpendapat bahwa proses suksesi selalu progresif
(selalu meng-alami kemajuan), sehingga membawa pengertian ke dua hal:
1.    Pergantian progresif pada kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian
itu dari habitat yang ekstrim ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi.
2.    Pergantian progresif dalam bentuk pertumbuhan (life form).
Namun demikian perubahan-perubahan vegetasi tersebut bisa mencakup
hi-langnya jenis-jenis tertentu dan dapat pula suatu penurunan kompleksitas
struktural sebagai akibat dari degradasi setempat. Keadaan seperti itu mungkin
saja terjadi mi-salnya hilangnya mineral dalam tanah. Perubahan vegetasi
seperti itu dapat dikatakan sebagai suksesi retrogresif atau regresi (suksesi
yang mengalami kemunduran).
Konsep lama tentang suksesi menyatakan bahwa suksesi berlangsung
secara teratur, pasti, terarah, dapat diramalkan, dan berakhir dengan komunitas
klimaks, kon-sep ini masih diterima. Sedangkan menurut konsep mutakhir,
suksesi ini tidak lebih dari pergantian jenis-jenis pionir oleh jenis-jenis yang
lebih mantap dan dapat menyesuai-kan secara lebih baik dengan
lingkungannya.

B. Tipe-Tipe Suksesi Dan Contoh-Contohnya

Di alam terdapat dua macam suksesi yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder:

5
1. Suksesi primer
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir,
biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan
menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh
pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien
padatanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih
yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan
tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula
hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi
karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi
komunitas hewan.
Secara langsung atautidak langsung. Hal ini karena sumber makanan
hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah
komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis
tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau
ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat
homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya
gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup
oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30
m(Prawihartono,1966)
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu
komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga
masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi
sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal
dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami
misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang
tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang
disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal
hutan.

6
3. Penyebab Suksesi:
a) Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar
dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang
membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya.
Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi
lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim.
Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan
yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
b) Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
1) Erosi:
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi
tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin
(migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.
2) Pengendapan (denudasi):
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah
diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya.
Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat
tersebut.
b) Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di
lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan
vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen
menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak
berat berganti vegetasi.
4. Ada beberapa macam tipe suksesi yaitu:
a. Hidrosere:
Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang
biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam
hidrarch disebut hidrosere. Suksesi ini dapat terjadi di telaga , rawa ,

7
kolam air , dengan urutan stratifikasi tumbuhan dari tengah perairan
sebagai berikut : Hydrilla , Teratai , Tifa , Marsilea , rumput , semak ,
pohon besar.
b. Halosere:Suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin.
c. Xerosere:Suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau
kering, biasanya disebut xerarch.Ada dua macam yaitu:
1) Psammosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
2) Lithosere      : suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya
saja. Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus
tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin.
Tumbuhan yang biasanya merupakan pioner adalah lumut kerak
(Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses respirasi Lichenes
akan mengeluarakan CO2 dan akan bereaksi dengan H2O sehingga
menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan
dari batuan induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan. Partikel
batuan yang lepas itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes yang
mengalami pembusukan, mengikat N yang terbawa oleh air hujan. Kondisi
seperti itu tidak sesuai lagi bagi lumut kerak sehingga lumut kerak mati.
Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus (Thallophyta).
Begitu seterusnya vegetasi pertama akan memberikan pengaruh pada
habitat yang tidak cocok untuk vegetasi kedua. Urut-urutan terjadinya
proses ini:
Lumut kerak——-lumut kerak berdaun——–lumut ——— rumput-
rumputan (herbaceus) ——— semak-semak (shrubs) ——- pohon-
pohonan.
Tidak semua proses suksesi xerik seperti di atas. Kalau habitat
permukaannya merupakan pasir maka akan dimulai oleh rumput tahan
kering, baru kemudian semak dan pohon-pohonan
a. Teori monoklimaks:

8
Dalam teorinya pada tahun 1916 Clements menyatakan bahwa
komunitas klimaks untuk suatu kawasan semata-mata merupakan
fungsi dari iklim. Dia memperkirakan bahwa pada waktu yang cukup
dan bebas dari berbagai pengaruh gangguan luar, suatu bentuk umum
vegetasi klimaks yang akan terbentuk untuk setiap daerah iklim yang
sama. Dengan demikian sangat menentukan batas dari formasi
klimaks. Pemikiran ini difahami sebagai teori monoklimaks. Teori ini
dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks
berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks
klimatik di suatu wilayah iklim utama. Clements dan para
pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan
bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah
berada dalam suatu bentuk klimaks di suatu daerah iklim tertentu.
Variasi-variasi ini oleh Clements dianggap fasa seral meskipun berada
dalam keadaan yang stabil. Clements menganut teori klimaks ini
didasarkan pada keyakinan akan waktu yang panjang, dimana
perbedaan-perbedaan lokal dari suatu vegetasi akibat kondisi tanahnya
akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regionalnya apabila diberi
waktu yang cukup lama.
b. Teori poliklimaks:
Klimaks merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri
sehingga pada suatu habitat dapat terjadi sejumlah klimaks karena
kondisi selain iklim yang berbeda. Beberapa pakar ekologi
berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu kaku. Tidak
memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam
suatu komunitas tumbuhan. Dalam tahun 1939, Tansley, seorang
pakar botani dari Inggris mengusulkan suatu teori alternatif yaitu teori
poliklimaks, dengan teori ini memungkinkan untuk mendapat mosaik
dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim. Dia menyadari bahwa
komunitas klimaks erat hubungannya dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya, yaitu meliputi tanah, drainage, dan berbagai faktor

9
lainnya. Teori poliklimaks mengenal kepentingan dari iklim, tetapi
faktor lain hendaknya jangan dipandang sebagai fenomena yang
bersifat temporal. Teori poliklimaks mempunyai keuntungan yang
besar, dalam memandang semua komunitas tumbuhan yang sifatnya
stabil bisa dianggap bentuk klimaks.
d. Psammosere    : Suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
e. Lithosere         : Suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
f. Serule : Suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam
sisa-sisa produsen/konsumen. (Shukla : 1980)
 Perubahan komunitas hewan di dalam suksesi sulit diamati , karena
hewan bersifat mobil artinya terus bergerak masuk dan keluar kedalam
lingkungan yang sedang mengalami suksesi. Proses suksesi komunitas
hewan yang mungkin dapat diamati adalah komunitas yang hidup di
batang pohon yang mati. (Susanto : 2000)

C. Interaksi Biotik

       Hubungan antar individu itu bermacam macam:


1.      Simbiosis
Hubungan antar individu dari dua jenis organisme yang keduanya selalu
bersama sama.
2.      Kompetisi
 Hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macam
sumber daya sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah satu
pihak.
3.      Predatorisme
Hubungan yang terjadi jika hewan hewan sesama anggota jenis
organisme memakan yang lain.Contohnya:Harimau memangsa rusa.
(Susanto: 2000)

10
D. Suksesi Sebagai Proses Markov

Proses Markov merupakan suatu proses stokastik yang menyatakan


bahwa peluang keadaan dari proses pada waktu mendatang tidak dipengaruhi
oleh keadaan pada waktu-waktu yang lampau, tetapi hanya kejadian yang
langsung mendahuluinya saja. Atau dengan kata lain, proses Markov
merupakan proses dimana masa depan tidak tergantung pada sejarah masa
lalu tetapi hanya tergantung pada keadaan sekarang.

11
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Suksesi adalah rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman


perintis hingga mencapai ekosistem klimaks. Proses suksesi berakhir dengan
sebuah ekosistem klimaks atau telah tercapai  keadaan seimbang
(homeostasis).

B.     Saran

 Penulis menyadari bahawa masih banyak kekurangn terhadap


makalah ini, maka penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi Rival. 2014. Suksesi Ekologi Hewan. Dikutip Pada Tanggal 31 Mei 2020
Di http://rivalmulyadi.blogspot.com/2014/04/suksesi-ekologi-hewan.html
Odum , Howard T. 1971. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Yogyakarta :
Universitas Gadjah        Mada Press
Prawirohartono, S. 1996. Sains Biologi. Jakarta : Bumi Aksara
Shukla , R.S and Chandel , P.S. 1980. Plant Ekology and Soil Science. Ram Ragar
: S Chanand Company Ltd.
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Dirjen Dikti    

13

Anda mungkin juga menyukai