BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi
kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses
suksesi dimulai.
b. Pengendapan (denudasi)
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga
menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi
menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan
pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang
penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh
kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.
Proses Suksesi
Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu
diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini
karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada
suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan
jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau
ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis). Salah
satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah
letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai
kedalaman rata – rata 30 m.
Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari
tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari
peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angin
topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan
kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya
adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak
lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur
komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim
kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas
rumput, jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses
suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada
hutan hujan tropis.
Suksesi sekunder karena penebangan hutan
2.6 Sere
Suksesi tanaman merupakan perubahan keadaan tanaman. Suksesi yang
menempati habitat utama disebut Sere. Sedangkan variasi yang terjadi
diantaranya disebut Seral. Komunitas yang timbul pada susunan itu disebut
Komunitas Seral. Biasanya komunitas seral itu tidak tampak dengan jelas,
mereka kenal hanya karena beberapa spesies tanaman dominan tumbuh
diantaranya. Tumbuhan pertama yang tumbuh di habitat yang kosong disebut
tanaman Pioner.
Lazimnya suksesi tanaman tidak menunjukkan suatu seri tingkat-tingkat
atau tahap-tahap tetapi terus menerus dan merupakan pergantian yang lambat dan
kompleks. Penempatan individu vegetasi ini individu per individu, dan tidak
merupakan loncatan-loncatan dari suatu komunitas dominan ke komunitas
dominan yang lain. Spesies dominan dari suatu komunitas akan tetap stabil dalam
jangka waktu yang lama. Kemudian akan bercampur dengan vegetasi baru.
Vegetasi baru ini mungkin menggantikan vegetasi yang telah ada tetapi mungkin
juga tidak (bila komunitas yang baru itu tidak menghendaki kondisi yang
diciptakan menjadi dominan terutama dari segi kondisi pencahayaan).
Jika habitat menjadi ekstrem tidak memenuhi syarat untuk tumbuhnya
tanaman-tanaman maka timbul tanaman dari komunitas berikutnya yang sesuai
dengan lingkungan yang baru, kemudian tanaman ini menjadi dominan. Setelah
beberapa kali mengalami pergantian semacam itu, suatu saat habitat akan terisi
oleh spesies-spesies yang sesuai dan mampu bereproduksi dengan baik. Sehingga
proses ini mencapai Komunitas Klimaks yang matang, dominan, dapat
memelihara dirinya sendiri dan selanjutnya bila ada pergantian, maka pergantian
itu relatif sangat lambat.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas
klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks
sebagai berikut :
1. Hidrosere
Hidrosere yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar. Tipe suksesi yang
berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Tipe
suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkembangan
komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah cukup besar dan sangat
dalam atau jika air selalu bergerak kuat (beratus atau bergelombang) atau adanya
kekuatan fisik lain, suksesi menghasilkan suatu komunitas aquatik yang stabil dan
sukar mengalami pergantian. Jadi suksesi ini hanya terjadi jika kolonisasi
komunitas tumbuhan menempati kolam buatan yang kecil dan dangkal, serta
diikuti terjadinya erosi tanah di tepi danau, sehingga batas air akan semakin kecil
dan hilang setelah waktu yang lama. Sebagai pelopor adalah tumbuhan air yang
terendam, kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian
rumput rawa, rumput daratan, semak dan akhirnya pohon.
Pada kolam, eceng gondok berangsur-angsur akan menutup permukaan air,
kemudian akumulasi seresahnya baru menumpuk di dasar kolam dan lama
kemudian mengubah kolam menjadi rawa dengan jenis tumbuhan baru yang
mematikan jenis tumbuhan sebelumnya. Secara berangsur-angsur kemudian
habitat yang lebih kering dengan aerasi yang lebih baik yang akhirnya akan terjadi
tanah yang cukup matang dan tebal.
2. Halosere
Halosere yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau. Suksesi ini dimulai
pada tanah bergaram atau air asin. Biasanya pada daerah rawa yang habis terkikis
oleh air.
3. Xerosere
Xerosere yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun. Suksesi vegetasi yang
berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch. Ada tiga
macam xerosere, yaitu:
Psammosere, suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
Lithosere, suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
Serule, suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa
produsen/konsumen.
Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja.
Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan
kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya merupakan
pioner adalah lumut kerak (Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses
respirasi Lichenes akan mengeluarakan CO2 dan akan bereaksi dengan H2O
sehingga menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan
dari batuan induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan. Partikel batuan
yang lepas itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes yang mengalami
pembusukan, mengikat Nitrogen yang terbawa oleh air hujan. Kondisi seperti itu
tidak sesuai lagi bagi lumut kerak sehingga lumut kerak mati. Setelah itu akan
muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus (Thallophyta). Begitu seterusnya vegetasi
pertama akan memberikan pengaruh pada habitat yang tidak cocok untuk vegetasi
kedua.
Urutan-urutan terjadinya proses xerosere :
Lumut kerak lumut kerak berdaun lumut rumput-rumputan
(herbaceus) semak-semak (shrubs) pohon-pohonan.
Tidak semua proses suksesi xerik seperti di atas. Kalau habitat permukaannya
merupakan pasir maka akan dimulai oleh rumput tahan kering, baru kemudian
semak dan pohon-pohonan.
BAB III
KESIMPULAN
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Terdapat beberapa faktor penyebab suksesi, yaitu :
1. Iklim
2. Topografi
3. Biotik
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Kolonisasi
2. Modifikasi tempat
3. Variabilitas ruang
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan
tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan
secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan
lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa
kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari
tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan
terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan
manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon
besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang
disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah pada suatu
komunitas akhir yang stabil yaitu klimaks. Pada klimaks ini mempunyai sifat –
sifat tertentu, dan yang penting adalah :
a. Fase klimaks merupakan sistem yang stabil dalam keseimbangan antara
lingkungan biologi dengan non-biologi.
b. Komposisi jenis pada fase klimaks relatif tetap atau tidak berubah.
c. Pada fase klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dai materi organik,
sehingga tidak ada perubahan yang berarti.
d. Fase klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
Suksesi tanaman merupakan perubahan keadaan tanaman. Suksesi yang
menempati habitat utama disebut Sere. Sedangkan variasi yang terjadi diantaranya
disebut Seral. Terdapat tiga tipe sere berdasarkan habitat, yaitu :
1. Hidrosere, yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Halosere, yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
3. Xerosere, yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun (kering).