Anda di halaman 1dari 13

SUKSESI & ATMOSFER

Definsi Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada
suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda
dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. (Arianto Sam, 2008)
Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke
arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan
tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang
klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
mempertahankan kestabilan internalnya.

Konsep Suksesi
 Sere : Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan/waktu tertentu
 Suksesi : Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu wilayah
ekosistem tertentu
 Klimaks : Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam
perjalanan suksesi ekologis yang optimum.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan baik struktur maupun
fungsinya dalam perjalanan waktu.Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi
local kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang penting.Perubahan lainnya mungkin
sangat besar atau kuat sehingga mempengaruhi system secara keseluruhan.
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sederhana,ini
meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi / nutrisi ,produktivitas,konsep
energy,kaitannya dengan masalah pertanian dan juga dengan masalah konservasi.
Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat di sebabkan berbagai penyebab utama yaitu:
a. Akibat perubahan iklim
Perubahan atau fluktuasi iklim dalam skala dunia yang meliputi ribuan tahun telah
memberikan reaksi penyusuaian dari ekosistem di dunia ini.Bentuk perubahan ini meliputi
perubahan dalamperioda waktu yang lama dari penyebaran tumbuhan dan juga hewan.yang
akhirnya sampai pada bentuk-bentuk ekosistem sekarang.
b. Suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)
Faktor luar seperti api,penginjakan,atau polusi dapat menginduksi perubahan ekosistem
baik untuk sementara maupun waktu yang relative lama.
c. Suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)
Ini merupakan suksesi ekologi,yang dapat di artikan sebagai perubahan dalam ekosistem
yang berkembang kearah pemasakan atau pematangan atau “ Steady state “. Seperti yang di
pahami bahwa ekosistem merupakan system yang terbuka,mempunyai kapasitas untuk
pengaturan diri oleh system umpan balik negative.artinya ekosistem mengarah pada
keseimbangannya,berupa ekosistem yang stabil.

Gambar 2.1 : Proses suksesi

Pengertian Dasar Dari Suksesi


Sudah di ketahui secara meluas bahwa apabila suatu kebun tidak di pelihara ,atau lapangan
rumput yang tidak pernah di potong secara teratur maka vegetasinya akan mengalami
perubahan yang tidak tetap terus menerus. Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh
dan mengubah sama sekali karakteristika dari vegetasi asalnya.Demikian juga suatu
lahan pertanian yang tidak di garap,maka herba,perdu dan pohon liar akan tumbuh menguasai
daerah atau lahan tersebut, dan apabila kondisi tanahnya memungkinkan vegetasi akan
berkembang membentuk komunitas hutan.
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan lahan yang terbentuk secara alami,seperti
delta,bukit pasir,daerah aliran lahar atau lava ,pada permulaannya tanah belum matang,Nutrisi
organic belum ada ,permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di
atasnya.Akan tetapi apabila di ber waktu yang cukup lama ,lahan lama kelamaan akan tertutup
koloni-koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini berkembang.
Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor ,banjir,letusan gunung berapi dan atau
pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang parah.hancurnya
komunitas tumbuhan ini akan menimbulkan situasi terbukanya permukaan tanah,yang tadinya
rimbun tertutup lapisan vegetasi / komunitas tumbuhan.keadaan ini merupakan habitat baru
yang bias di gunakan sebagai tempat hidup tumbuhan liar baik cepat maupun lambat.
Yang pertama kali masuk biasanya berupa tumbuhan pelopor atau pionir yaitu tumbuhan yang
berkemampuan tinggi untuk hidup pada keadaan lingkungan yang serba ke atas atau
mempunyai berbagai factor pembatas, seperti kesuburan tanah yang rendah sekali.Kekurangan
atau ketiadaan air dalam tanah intensitas cahaya yang terlalu berlebihan / tinggi dan
sebagainya.
Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang
memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya.Koloni tumbuhan pionir ini akan
menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah .memecah batuan dengan akarnya dan
membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.
Proses akan berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan akan menciptakan komunitas
tumbuhan yang semakin lama semakin padat dan kompleks,mengarah pada pematangan
bentuk komunitas tumbuhannya.
Seluruh proses pematangan bentuk komunitas atau ekosistem ini di sebut suksesi.
Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai berikut: suksesi adalah perubahan yang
perlahan lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu dareah tertentu di mana terjadi
pengalihan dari satu jenis tumbuhan olehjenis tumbuhan lainnya pada tingkat populasi.
Clements (1916) menuliskan pendapat-pendapatnya yang sangat persuasive,ia menyatakan
bahwa vegetasi dapat di sejalankan dengan “organism super” mampu memperbaiki atau
mengelola dirinya sendiri bila terjadi gangguan atau kerusakan,ia juga mengenalkan adanya
enam unsur yang akan terjadi sehubungan dengan proses suksesi yaitu:
 Penggundulan yang mengakibatkan terjadinya sibstrat baru
 Migrasi kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
 Eksesis perkecambahan,pertumbuhan,reproduksi,dan penyebaran
 Kompetisi ,persaingan sehingga pengusiran satu spesies oleh species lainnya
 Reaksi,perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
 Stabilisasi,Yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang.
Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang di kemukakan atas dasar menggambarkan
bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan yang hidup di atasnya, proses
perubahan ini di sebut suksesi progresesif.
Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis tumbuhan, penurunan
kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi biasanya akibat penurunan kadar
zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat. Perubahan komunitas tumbuhan
mengarah ke yang lebih sederhana ini di sebut suksessi retrogresif atau suksesi regresif.
Dalam hal suksesi retrogresif ini seluruh unsur perubahan yang di kemukakan oleh Clements
tetap berlaku,tetapi dengan arah yang berlawanan.
Perubahan vegetasi di alam sebenarnya bisa di bedakan dalam tiga bentuk umum yaitu:
1) Perubahan fenologis yang tidak saja terjadi karena adanya masa-masa berbunga,berubah
biji,berumbi,gugur daun dan sebagainya,tetapi juga terjadi pertumbuhan jenis-jenis
tumbuhan tertentu dalam perjalanan waktu atau musim yang memperkaya komunitas
tumbuhan itu.misalnya pada habitat padang pasir dengan hadirnya tumbuhan setahun dan
geofita setelah hujan turun,dan ini terjadi satu kali untuk beberapa tahun.
2) Perubahan suksesi sekunder yakni perubahan yang vegetasi yang non fenologis dan terjadi
dalam ekosistem yang telah matang.ini termasuk suksesi normal ,berirama dan katastrofik
seperti yang di klasifikasikan oleh gams.suatu suksesi sekunder berasal hanya dari suatu
kerusakan ekosistem secara tidak menyeluruh atau tidak total kerusakannya.Misalnya pada
daerah pertanian setelah terjadi panenan.juga pada daerah hutan akiubat terjadinya pohon
tumbang.Pada suksesi sekunder ini dapat bersifat satu arah atau siklik.
3) Perubahan suksesi primer, berlainan dengan suksesi sekunder,pembentukan komunitas
tumbuhan pada suksesi primer ini berasal dari suatu substrat yang sebelumnya tidak
pernah mendukung komunitas tumbuhan. Substrat baru yang terbentuk bisa berasal dari
system air sebagai hasil dari proses pendangkalan ,suksesi yang terjadi di sebut suksesi
hidroseres(clements)atau hidrark (cooper).bila substrat baru berasal dari system darat
,batuan,pasir,dan sebagainya maka suksesinya di sebut suksesi xeroseres atau xerark.

Tahapan – tahapan suksesi


Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1) Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi,selama tahap tersebut habitat yang kosong dipenuhi
oleh organisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama, bahwa organisme tersebut
sampai dilokasi dan kedua, organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme
untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu tersebut dan
isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2) Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan mengubah sifat –
sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestial biasanya adalah
mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya lichens (lumut kerak) yang
meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat –
sifat batuan yang didiami.Merupakan pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan
oleh koloni makhluk hidup.
3) Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas ruang (spasial) habitat.
Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk hutan yang terpentingpada
suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradient sifat tanah. Bahan organik tanah
brvriasi pada bagian tengah hutan dan pada bagian tepi hutan. Penutupan vegetasi ummnya
berpengaruh pada perbaikan temperature, cahaya dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan
akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme
yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih rendah dalam
tegakan suksesi suksesi yang lebih tua.
Pembagian Suksesi
Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan suksesi sekunder,
yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder terletak pada kondisi habitat
pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini penjelasan mengenai suksesi primer dan suksesi
sekunder :
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya
komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan
terbentuk substrat dan habitat baru.
a. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi,
endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.
b. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara,
dan minyak bumi.
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang
pernah meletus pada tahun 1883.Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul
pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran
matahari dan kekeringan.Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah
permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan
mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur
dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.Dengan
adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur.Kemudian
rumput yang tahan kekeringan tumbuh.Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh
menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.Kondisi demikian tidak menjadikan pioner
subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus mengadakan pelapukan
lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih
tebal. Kemudian semak tumbuh.Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka
terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak
tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai
kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi
sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.

Gambar - Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau


Perubahan yang terjadi selama proses suksesi primer :
1) Perkembangan sifat substrat/tanah
2) Pertambahan kepadatan komunitas
3) Peningkatan pemanfaatan SDL
4) Perubahan iklim mikro
5) Komunitas menjadi lebih kompleks

Gambar – Skema proses suksesi primer


2. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan
(karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang
ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan
gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang
alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Gambar - Suksesi sekunder karena penebangan hutan

Gambar - Suksesi sekunder karena kebakaran hutan


Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau yang dikenal juga
dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik yang
disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang terjadi
karena gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi
memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana
kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan
bahkan menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan
masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah Indonesia, bencana ini
dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan, kerusakan
habitat satwa dan sumber pakannnya juga mengakibatkan mereka harus bergerak ke habitat
lain.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi sekunder, yaitu:
1) Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2) Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3) Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4) Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta
curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5) Jenis substrat baru yang terbentuk.
6) Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan
benih serta curah hujan.
7) Sifat – sifat jenis tumbuhan
Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan
lebih dari 650 km. Namun secara harfiah, Atfosmer berasal dari kata Atmos yang artinya uap air
(butiran-butiran air) dan Sphaira yang artinya selimut. Jadi jika digabungkan atmosfer adalah
lapisan gas/uap air yang menyelimuti sebuah planet.
Definisi atmosfer menurut para ahli bumi atau geografi ialah lapisan udara atau selimut gas
yang menyelubungi planet termasuk planet bumi dimana lapisan udara tersebut mengandung 4
unsur gas diantaranya gas nitrogen, oksigen, karbondioksida dan argon.
Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan
sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama
karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi.
Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah
perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus
angin. Atmosfer memegang peranan penting dalam kelangsungan makhluk hidup yang ada
disekitarnya.
Fungsi atmosfer bagi bumi yaitu:
1. Melindungi bumi dari paparan ultraviolet
Lapisan ozon yang berada di stratosfer, memiliki manfaat untuk penyerapan sinar
ultraviolet. Sehingga mahluk di bumi dapat terlindung dari paparan sinar ultraviolet.
2. Untuk mempertahankan kehidupan di bumi
Kandungan gas yang terdapat pada lapisan atmosfer bermanfaat bagi manusia, tumbuhan
serta hewan. Seperti oksigen, karbondioksida, nitrogen.
3. Mempertahankan keseimbangan energi di dalam bumi
Keseimbangan energi di dalam bumi secara vertical maupun horizontal yang dihasilkan dari
ketidaksamaan panas di permukaan bumi sehingga terciptalah pergerakan udara di dalam
atmosfer dan air di lautan. Siklus perpindahan air yang menyebabkan hujan terjadi di dalam
lapisan atmosfer.
4. Melindungi bumi dari jatuhnya benda-benda angkasa
Benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi akibat gravitasi bumi, terbakar pada lapisan
atmosfer, sehingga mahluk hidup yang ada di bumi terlindungi dari bahaya tersebut.
5. Berperan pada perubahan cuaca dan iklim
Atmosfer memiliki peran yang penting bagi perubahan cuaca dan iklim karena berperan
untuk mengatur dan menjaga kondisi bumi, seperti hujan, badai, angin, salju, awan.
6. Berperan untuk biogeochemical di bumi
Lapisan atmosfer memiliki peran untuk biogeochemical, hal ini dikarenakan lapisan
atmosfer yang menyimpan karbondioksida, apabila dilepaskan secara alami dapat
digunakan dalam proses fotosintesis.
7. Sebagai pengendali cahaya yang masuk ke bumi
Tidak semua energi dari matahari diserap oleh lapisan atmosfer. Bumi dapat menerima
energi yang berasal dari radiasi elektromagnetik matahari. Energi-energi matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi, akan segera diserap, dipantulkan maupun
ditransmisikan oleh atmosfer.
8. Berpengaruh terhadap rambatan sinyal radio di seluruh penjuru muka bumi
Pada lapisan ionosfer, lapisan ini berperan penting bagi keelektrikan atmosfer, selain itu
terjadi proses ionisasi dari partikel-partikel yang memberikan refleksi gelombang radio.
Sehingga rambatan sinyal radio dapat menjangkau seluruh penjuru muka bumi.
Susunan atmosfer dapat ditinjau berdasarkan komposisi atmosfer dan berdasarkan struktur
vertikalnya. Komposisi atmosfer berkaitan dengan keberadaan gas dalam atmosfer.
Adapun struktur vertikal susunan atmosfer berkaitan dengan lapisan-lapisan atmosfer secara
vertikal serta distribusi suhu dan tekanannya.
Susunan atmosfer berdasarkan lapisannya secara vertikal terdiri dari lapisan troposfer,
stratosfer, mesosfer dan termosfer. Setiap lapisan atmosfer tersebut memiliki ketebalan dan
karakteristik tertentu.
Susunan atmosfer ini diidentifikasi berdasarkan distribusi suhu terhadap ketinggian dari
permukaan bumi, sebagaimana terlihat pada gambar di atas.
Berikut lapisan-lapisan atmosfer dari permukaan hingga bagian puncak dalam susunan
atmosfer bumi kita, yaitu :
1. Lapisan Troposfer
Troposfer merupakan lapisan atmosfer paling bawah yang tepat di atas permukaan bumi.
Troposfer berada pada ketinggian antara 0 – 16 km. Pada lapisan troposfer ini terjadi
aktivitas cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Lapisan troposfer merupakan satu-
satunya lapisan dalam susunan atmosfer bumi yang mengandung uap air. Sebagaimana
terlihat pada Gambar, temperatur troposfer menurun perlahan terhadap ketinggian.
Semakin tinggi dari permukaan bumi, suhunya makin rendah. Ketebalan dan ketinggian
lapisan troposfer tidak sama. Di atas khatulistiwa ketinggian troposfer mencapai 16 km
dengan suhu sekitar -30 °C. Adapun di daerah kutub ketinggiannya hanya berkisar 8 km
dengan suhu kurang lebih -46 °C. Batas antara troposfer dengan lapisan di atasnya disebut
tropopause. Pada lapisan ini proses konvektif dalam sistem cuaca sudah terhenti karena
ketiadaan uap air.
2. Lapisan Stratosfer
Stratosfer dalam susunan atmosfer terletak di atas troposfer pada ketinggian antara 16 – 50
km. Pada stratosfer terdapat lapisan ozon (O3) dengan ketinggian sekitar 35 km. Karenanya
starosfer disebut juga ozonosfer. Ozon merupakan lapisan pelindung bagi kehidupan
manusia karena menjadi filter atau penyaring pancaran sinar ultraviolet matahari yang
berlebihan. Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat pada lapisan statosfer, suhu udara mulai
naik terhadap ketinggian. Lapisan ini disebut lapisan inversi atau lapisan di mana suhu naik
terhadap ketinggian. Hal ini terjadi karena adanya ozon yang menyerap sinar ultraviolet
(UV) dari cahaya matahari. Sinar UV yang terperangkap ozon inilah yang memanaskan suhu
udara pada ketinggian ini. Batas lapisan stratosfer dengan lapisan di atasnya yaitu lapisan
stratopause. Pada lapisan ini ditandai dengan suhu yang umumnya konstan terhadap
ketinggian.
3. Lapisan Mesosfer
Lapisan atmosfer dalam susunan atmosfer terletak pada ketinggian 50 - 85 km. Kerapatan
udara pada lapisan ini sangat rendah dan suhu menurun terhadap ketinggian hingga
mencapai 90 °C. Pada lapisan puncak mesosfer merupakan tempat dengan suhu terendah.
Pada lapisan mesosfer, tanpa alat bantu maka manusia tidak dapat bernafas dengan normal.
Hal ini terjadi karena tipisnya oksigen karena rendahnya kerapatan atmosfer yang
mengandung oksigen. Batas antara mesosfer dengan lapisan di atasnya disebut mesopause.
Pada lapisan ini suhu udara cenderung tetap terhadap ketinggian, berkisar 90 °C.
4. Lapisan Termosfer
Lapisan termosfer merupakan lapisan yang hangat dalam susunan atmosfer. Terletak pada
ketinggian di atas 85 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini suhu kembali naik terhadap
ketinggian. Hal ini terjadi karena molekul-molekul udara yang menyerap panas kemudian
memanaskan lingkungannya. Pada lapisan termosfer kerapatan sangat rendah karena
jumlah atom dan molekul sangat sedikit. Keberadaan sedikit partikel ini justru berpengaruh
signifikan karena penyerapan sedikit saja energi matahari dapat menaikkan suhu udara
dengan tinggi. Pada lapisan termosfer, fenomena Aurora terjadi, yang terbentuk karena
interaksi partikel bermuatan dari matahari dengan lapisan udara tipis di termosfer.

Anda mungkin juga menyukai