PENDAHULUAN
Perubahan komposisi dan struktur dalam komunitas dapat dengan mudah di-amati
atau terlihat dan seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh
komunitas lain setelah beberapa gangguan, seperti kebakaran besar atau ledakan gunung
berapi.
Daerah yang terganggu itu bisa dikolonisasi oleh berbagai varietas spe-sies, yang secara
perlahan-lahan digantikan oleh suatu komunitas spesies lain.
Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala se-suatu
yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses
perubahan yang tidak pernah ada akhirnya.
Keadaan keseimbangan yang tam-paknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena
keadaan itu segera akan ber-ubah jika salah satu dari komponennya mengalami
perubahan.
Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang dina-mik,
sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak tenang, dan bila
dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya setelah mencapai
keseimbangan. Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di alam menghasilkan
konsep suksesi.
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksi-nya yang
berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa.
1. Mendefinisikan suksesi
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula.
Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan
ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi
sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk
komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan
stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya
homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu
mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai
perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Istilah suksesi digunakan pertama
kali oleh Hult pada tahun 1885 dalam studi tentang perubahan pada
komunitas. Dasar studi suksesi sendiri dicetuskan oleh Cowles pada tahun
1899, sedangkan prinsip-prinsip dan teori suksesi dikemukakan
secara mendalam dan seksama oleh Clement pada masa setelah Clowes, yaitu
tahun 1907. (Gopal dan Bharwaj, 1979). Beberapa pengertian tentang istilah
suksesi dikemukakan sebagai berikut :
4. Suksesi yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam komunitas atau
ekosistem yang timbulnya menyebabkan timbulnya penggantian dari satu
komunitas atau ekosistem oleh komunitas atau ekosistem yang
lain(Kendeigh,1980). Suksesi ekologis adalah komunitas yang terdiri dari
berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya, dan dalam
ekosistemnya mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan
ekosistem tersebut menuju kedewasaan dan keseimbangan. Suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk
komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan
stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau
keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan
kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam
sistem secara keseluruhan.
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar
dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa
akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya
suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya
adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air
dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada
vegetasi.
2. Topografi
3. Biotik
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang
kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan :
a. Organisme tersebut sampai dilokasi
b. Organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme untuk
sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu
tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam di daerah itu akan
mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada
daerah terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah
seperti misalnya lichenes (lumut kerak) yang memperbanyak koloni
permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat –
sifat batuan yang didiami.
3. Variabilitas Ruang
Proses Suksesi
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi Primer
Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanyaselalu diikuti
dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini
karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada
suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan
jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau
ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat
homeostatis). Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya
gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh
batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m.
Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur
komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah
beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap
komunitas rumput, jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka
proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika
berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama
akan terhenti pada hutan hujan tropis.
Suksesi sekunder karena penebangan hutan
Di dalam kondisi klimaks ini makhluk hidup dapat mengatur dirinya sendiri
dan dapat mengolah habitat sedemikian rupa sehingga cenderung untuk
melawan inovasi baru. Di dalam konsep klimaks ini Clements berpendapat :
1. Suksesi dimulai dari kondisi lingkungan yang berbeda, tetapi akhirnya
punya klimaks yang sama.
2. Klimaks hanya dapat dicapai dengan kondisi iklim tertentu, sehingga
klimaks dengan iklim itu saling berhubungan.
3. Setiap kelompok vegetasi masing-masing mempunyai klimaks.
1. Teori Monoklimaks
Teori ini dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks
berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks klimatik
di suatu wilayah iklim utama.
2. Teori Poliklimaks
3. Teori informasi
Teori ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan tengah
antara teori monoklimaks dan teori poliklimaks.
2.2.6 Sere
1. Hidrosere
Hidrosere yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar. Tipe suksesi
yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya
disebut Hidrarch. Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk
menuju ke perkembangan komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam
jumlah cukup besar dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat
(beratus atau bergelombang) atau adanya kekuatan fisik lain, suksesi
menghasilkan suatu komunitas aquatik yang stabil dan sukar mengalami
pergantian. Jadi suksesi ini hanya terjadi jika kolonisasi komunitas tumbuhan
menempati kolam buatan yang kecil dan dangkal, serta diikuti terjadinya erosi
tanah di tepi danau, sehingga batas air akan semakin kecil dan hilang setelah
waktu yang lama. Sebagai pelopor adalah tumbuhan air yang terendam,
kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian
rumput rawa, rumput daratan, semak dan akhirnya pohon.
2. Halosere
Halosere yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau. Suksesi ini
dimulai pada tanah bergaram atau air asin. Biasanya pada daerah rawa yang
habis terkikis oleh air.
3. Xerosere
Xerosere yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun. Suksesi vegetasi yang
berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya
disebut xerarch. Ada tiga macam xerosere, yaitu:
Psammosere, suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
Lithosere, suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
Serule, suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa
produsen/konsumen.
Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja.
Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang
tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya
merupakan pioner adalah lumut kerak (Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak.
Dalam proses respirasiLichenes akan mengeluarakan CO2 dan akan bereaksi
dengan H2O sehingga menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi
dengan bahan-bahan dari batuan induk sehingga melepaskan ikatan partikel
batuan. Partikel batuan yang lepas itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes
yang mengalami pembusukan, mengikat Nitrogenyang terbawa oleh air hujan.
Kondisi seperti itu tidak sesuai lagi bagi lumut kerak sehingga lumut kerak
mati. Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus (Thallophyta).
Begitu seterusnya vegetasi pertama akan memberikan pengaruh pada habitat
yang tidak cocok untuk vegetasi kedua.