Anda di halaman 1dari 19

ESTIMASI POPULASI HEWAN MENGGUNAKAN METODE CMR

( Laporan Praktikum Ekologi )

Oleh

Yemima Simamora

1857021003

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Estimasi Populasi Hewan Menggunakan Metode CMR

Tanggal : 09 Maret 2020

Tempat percobaan : Laboratorium Ekologi

Nama : Yemima Simamora

Npm : 1857021003

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : III ( Tiga )

Bandarlampung, 09 Maret 2020

Mengetahui,

Asisten

Rikhe

Npm
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Populasi dalam bidang ekologi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk


yang sama jenis (atau kelompok yang individunya mampu bertukar informasi
genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus (Soetjipta, 1992).

Hewan merupakan salah satu makhluk hidup yang saat ini diperhatikan oleh
pemerintah karena kepunahannya. Oleh karena itu, setidaknya dibutuhkan
informasi mengenai jumlah populasi hewan yang hampir punah, agar kita selaku
manusia dapat mengantisipasi agar hewan tersebut tidak punah dan
melestarikannya.

Estimasi populasi adalah suatu metode  yang digunakan untuk melakukan


perhitungan kepadatan  suatu  populasi. Kepadatan populasi satu jenis atau
kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit,
atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan.
Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis
dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan
relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase

Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan
ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau
biomassa per satuan luas per satuan isi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan
dua cara, yaitu secara absolut dan secara relatif. Pada kerapatan relatif jumlah
individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandingkan dengan jenis
lain atau frekuensinya per satuan waktu. Cara mengukur kerapatan absolut ada
dua, yaitu mengitung seluruh individu dan metode sampling.

Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan
cara menghitung seluruh individu (sensus), namun karena berbagai keterbatasan
seperti situasi alam, lokasi penelitian dan waktu menyebabkan hal ini tidak
dilakukan. Statistika mengembangkan sebuah metode dalam mengestimasi
populasi hewan pada populasi tertutup, yaitu metode Capture Mark Release
Recapture (CMRR). Metode Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu metode
estimasi populasi yang dilakukan dengan cara menangkap, menandai, melepaskan, dan
menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi.

Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) terdiri dari 3 metode, yaitu
metode Licoln-Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher- Eschmeyer.
Metode yang paling sederhana dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR)
adalah metode Licoln-Petersen. Metode Licoln-Petersen merupakan metode yang
dilakukan dengan satu kali penandaan (marking) dan satu kali penangkapan ulang
(recapture). Karena estimasi yang diperoleh dari metode ini dinilai kurang akurat,
maka untuk mengatasi kekurangan tersebut muncullah sebuah metode baru yaitu
metode Schnabel.

Metode Schnabel merupakan salah satu metode yang digunakan dalam Capture
Mark Release Recapture (CMRR) untuk memperbaiki metode Licoln- Petersen.
Metode ini merupakan metode dengan penandaan dan penangkapan ulang hewan
lebih dari dua kali.

B. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies
atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis
yang bersangkutan, dan pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata
ruang tertentu. Populasi memiliki karakterisitik kelompok (statistical measure)
yang tidak dapat diterapkan pada individu. Karakteristik dasar populasi yang
banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat parameter populasi yang
mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian),
imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994).

Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat
juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula
ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami
suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme,
atau populasi setempat. Kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan
kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa
karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada
individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau
kerapatan (Junaidi,2010).

Kerapatan populasi dapat dihitung secara absolut dan relatif. Kerapatan


relatif jumlah individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan
dibandingkan dengan jenis lain atau frekuensinya per satuan waktu. Cara
mengukur kerapatan absolut ada dua, dengan mengitung seluruh individu dan
metode sampling (widyaleksono, dkk, 201:2). Dalam suatu ekosistem terdapat
fluktuasi kepadatan populasi, untuk mempermudah dalam menghitung kepadatan
suatu populasi, maka dibuat suatu simulasi cara Penghitungan kepadatan populasi
tersebut. metode yang dapat digunakan adalah metode CMRR

Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan
cara menghitung seluruh individu mahkluk hidup yang di maksud (sensus),
namun situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksaan
hal tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa.
Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa
individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selain itu pergerakan hewan
dari dan ke arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan
(Sukarsono,1992).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan
dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung
yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat
hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling
populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput,
untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal
count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus,
belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark
release recapture (Sukarsono,1992).

Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan


menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan
metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya
populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama
dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu
menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem
daftar. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk
yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang
khusus.  Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau
kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan
menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk
yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut
semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi
pada rumus Paterson. (Anonim,2011)

Metoda Linceln-Peterson

Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan
yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah
di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah
beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.

Metode Schnabel

Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif


kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang
sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa
ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang
berikutnya.
Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Untuk
periode setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan
dilepaskan kembali (Sugianto.A.1994).
III. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu di
Laboratorium ekologi pada hari Senin 9 Maret 2020

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah dua
buah toples dan kancing baju warna warni.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

S C M T R M² C.M² M.R R² R²/C


1 13 - - -
2 14 15 12 2 225 3.150 30 4 0,28
3 16 29 14 2 841 13.456 58 4 0,25
4 14 45 12 2 2.025 28.350 90 4 0,28
5 11 61 7 4 3.721 40.931 244 16 1,45
6 25 70 23 2 4.900 122.500 140 4 0,16
7 33 100 26 7 10.000 330.000 700 49 1,48
8 15 131 10 5 17.161 257.415 655 25 1,7
9 14 146 9 5 21.316 298.424 730 25 1,8
10 12 159 8 4 25.281 303.372 636 16 1,33
JUMLAH 1.397.59 3129 734 50,8
8
Adapun data pengamatan yang didapatkan setelah melakukan percobaan
adalah sebagai berikut.

B. Perhitungan
Adapun perhitugan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Rumus perkiraan populasi Schumacher-Eschmeyer

a=
∑ (C .¿ M 2 ) ¿ = 1.397.598 = 425,7
∑ ( M . R) 3.283

b. Rumus variance populasi Schumacher-Eschmeyer

R2 ∑ (M . R)
b=
1
(S−1) [∑ ( ) C

a ]
1 3.283
=
(10−1) [
8,73−
425,7 ]
1
= [ 8,73−7,71 ]
9
= 0,1 – 1,02
= 0, 098

c. Rumus standar Eror Schumacher-Eschmeyer

a3
Standar Eror =

∑ (M . R)
3
= 425,7

3.283
77,145
=
√ 3.283
=
C. Pembahasan

Prosedur kerja atau cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu
langkah pertama mengambil sampel hewan yang ada didalam suatu
populasi, lalu dihitung jumlahnya kemudian memasukkan sampel hewan
yang telah diambil tadi kepopulasinya (sampel hewan yang telah diambil
ditandai sebagai sampel yang sudah pernah terambil). Langkah kedua
yaitu mengambil secara acak hewan yang ada dipopulasi tadi. Apabila
terdapat sejumlah sampel yang telah ditandai atau yang telah terambil
sebelumnya maka dicatat sebagai huruf M atau dalam table ditulis pada
kolom R. Jumlah sampel hewan yang tidak tertandai yang terambil kedua
kalinya dicatat sebagai T. Kemudian langkah selanjutnya melakukan
sampling berikutnya sampai 10 kali. Dengan demikian maka estimasi
populasi untuk sampel hewan yang terambil satu kali dapat dihitung
dengan ketiga rumus petersan, Schnabel dan Eschmayer-schumacher.
Setelah selesai menghitung estimasi populasi kedua sampel tersebut,
populasi kedua sampel dihitung jumlahnya secara langsung. Lalu mengisi
angka-angka yang didapat kedalam table lembaran kerja yang telah
tersedia.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menghitung estimasi
populasi dengan menerapkan metode capture-mark-release-recapture
(CMRR) yang berfungsi untuk memperkirakan besarnya populasi simulan
dan membandingkan hasil estimasi dari tiga rumus yang berbeda yaitu
rumus Petersan, Schnabel dan Eschmayer-Schumayer.

Metode Schnabel merupakan metode Capture Mark Release Recapture


(CMRR) dengan penandaan dan penangkapan ulang lebih dari dua kali.
Asumsi-asumsi pada Metode Schnabel. Menurut (Southwood, 1971),
asumsi yang harus dipenuhi sebelum menggunakan metode Schnabel
dalam mengestimasi hewan adalah sebagai berikut: Pemberian tanda pada
hewan tidak mudah hilang, hewan yang sudah ditandai harus tercampur
secara homogen dalam populasi, populasi harus dalam sistem tertutup,
hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil
sampling selanjutnya, sampling dilakukan dengan interval waktu yang
tetap, ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan
periode yang berikutnya.

Pada metode Schnabel, apabila jumlah hewan yang tertangkap pada


penangkapan kembali recaptures lebih kecil dari 50, maka selang
kepercayaan untuk estimasi populasi pada metode Schnabel harus
berdasarkan distribusi poisson. Sedangkan untuk jumlah recaptures
yang lebih besar dari 50, metode Schnabel menggunakan pendekatan
distribusi normal. Untuk periode setiap sampling, semua hewan yang
belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Adapun kelebihan
dari metode Schnabel adalah data yang dihasilkan lebih berkaitan dan
sampel mampu mewakili keseluruhan populasi sedangkan kekurangannya
adalah pengulangannya lebih banyak dan pengerjaannya lebih lama.
Dengan cara ini populasi dapat diduga.

Schumacher dan Eschmeyer, yaitu metode tangkap-lepas (capture


andrecapture methode).Metode ini selain dapat mengestimasi populasi,
juga dapatmengetahui panjang suatu umur ( longevity), dan
sebarannya. Di samping itu angka kematian dan kelahiran dapat
diketahui, hasilnya dapat dipakai untukmemfasilitasi perbandingan
antar bentuk populasi di bawah kondisi lingkungan yang berbeda.
Adapun kelebihan dari metode Schumacher dan Eschmeyer
adalahpendekatannya paling akurat dan secara matematis paling
sempurna sedangkankekurangannya adalah secara perhitungan paling
rumit.

Salah satu tujuan utama dalam mengkaji estimasi .populasi adalah untuk
menjelaskan dan menjabarkan secara menyeluruh pola penyebaran dan
keberlimpahannya di alam. Kita akan mempelajari beberapa metode untuk
estimasi ukuran populasi dan untuk pembagian dari penyebaran organisme.
Hewan - hewan yang aktif lebih mudah didefinisikan sebagai individual,
namun lebih sulit untuk dihitung karena mereka cenderung senantiasa
bergerak disekitar,  bercampuran bersama-sama dan tersembunyi dari
pandangan para ahli ekologi. Metode kuadrat tidak dapat digunakan
sebagai pendekatan bagus terhadap keaktifan hewan - hewan karena
imigrasi dan emigrasi keluar masuknya dari sisi  pembelajaran yang
membuatnya lebih sulit untuk diketahui di area yang didalamnya terdapat
seluruh populasi yang mendiaminya, dengan memperkirakan  besarnya
populasi sehingga sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan di
hitung. Setelah selesai mendefinisikan individual dan membentuk batasan
dari  populasi yang anda harap, tugas anda berikutnya adalah menentukan
metode yang tepat dalam perhitungan.

Metode CMRR ini juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor –
faktor yang mempengaruhi metode mark recapture adalah :

1. Besar kecilnya pengambilan penangkapan : semakin besar


pengambilan, semakin banyak pula kancing yang terambil.
2. Proses randomisasi : semakin rata pengocokan, semakin rata pula
jumlah populasi yang terambil
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan pada praktikum

1.Hasil dari perhitungan perkiraan populasi eshmayer-schumacher adalah 109,76

2.Hasil dari perhitungan variasi populasi eshmayer-schumacher adalah 2,47

3.Hasil dari perhitungan standart eror adalah 32,30

4. Dapat kita simpulkan bahwa hewan langka perlu diperhatikan jumlah


populasinya, agar kita sebagai manusia menjaga dan melestarikan hewan-hewan
agar tidak terjadi kepunahan

5.Metode CMR lebih mudah bila digunakan pada estimasi populasi


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Simulasi estimasi populasi hewan. http://umaircumay.blogspot

.com/202013/simulasi-estimasi-populasi-hewan.html. Diakses pada 21

Maret 2020

Junaidi, Endri. 2010. Kelimpahan Populasidan pola distribusi remis (Corbicula sp)

di sungai boring kabupaten Banyuasin, sumatera selatan. Jurnal Penelitian

Sains Vol. 13.

Soegianto, Agus. 1994. Ekologi Kwantatif. Usaha Nasional. Surabaya.

Soetjipta (1992) dalam Hendra Marihot Pasaribu. 2010. Simulasi Estimasi

Populasi Hewan. Universitas Negeri Jambi. Jambi.

Sukarsono.1992. Pengantar Ekologi Hewan. Universitas Indonesia Pers. Jakarta.

Tarumingkeng, R.C. (1994) dalam Harmin Adijaya. 2011. Metode Sampling

Biotik untuk Menduga Populasi Hewan Bergerak. Universitas

Negeri Hasanudin. Makassar

Widyaleksono C.P, Trisnadi, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Ekologi Umum.

Airlanngga Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai