PENDAHULUAN
Dalam setiap pembuatan preparat pada umumnya selalu dilakukan fiksasi terlebih
dahulu. Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode) yang
bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur di dalam sel
itu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang dibuat akan menjadi
penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau proses
(metode) yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya
ketika pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna
sediaan ada yang sementara, semi permanen, dan permanen. Sumber sediaan
adalah semua organisme atau yang pernah hidup baik itu tumbuhan, hewan,
gelas objek, dan pemberian nama. Beberapa metode dalam pembuatan sediaan
antara lain: sediaan utuh (Whole Mount), sediaan apus (Smear), sediaan remas
(Squash), sediaan gosok, Maserasi, dan sediaan sayatan tanpa embedding maupun
alat pemotongnya. Kelebihn metode ini adalah irisannya jauh lebih tipis dan
prosedurnya juga lebih cepat jika dibandingkan dengan metode seliondin maupun
suatu ulir yang berfungsi untuk mendorong maju blok preparat atau pisau
(Pujawati, 2002).
sama baik pada jaringan hewan maupun tumbuhan. Pertama–tama organ yang
xilol murni juga selama 30 menit, diinfiltrasi agar parafin yang masuk berfungsi
(proses penanaman) yaitu merendam jaringan ke dalam parafin cair, dan parafin
bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan hewan) sedangkan jaringan
lalu dimounting, diberi perekat entellan, dan diberi label nama (Santoso, 2002).
1.2 Tujuan
bahan dan alat untuk praktikum teknik pembuatan sediaan irisan jaringan hewan
TINJAUAN PUSTAKA
Metode parafin adalah suatu cara pembutan sediaan baik itu tumbuhan
irisan jauh lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin.
Dengan metoda beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mkron, tapi dengan metode
parafin tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang bersifat
Kelemahan dari metode ini ialah jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah
metode ini. Sebagian besar enzim-enzim yang terdapat pada jaringan akan larut
jaringan dapat dipotong dengan baik dengan menggunakan metode ini. Metode
sama baik pada jaringan hewan maupun tumbuhan. Pertama–tama organ yang
xilol murni juga selama 30 menit, diinfiltrasi agar parafin yang masuk berfungsi
sebagai penyangga jaringan saat diiris dengan mikrotom, lalu diembedding
(proses penanaman) yaitu merendam jaringan ke dalam parafin cair, dan parafin
bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan hewan) sedangkan jaringan
lalu dimounting, diberi perekat entellan, dan diberi label nama (Andria, 2008).
Alat khusus yang dirancang untuk menyayat material atau jaringan dalam
1. Mikrotom geser (sliding mikrotome). Pada alat ini, jaringan tetap berada pada
akan dipotong dengan mikrotom geser adalah jaringan yang tanpa penanaman
(embedding) terlebih dulu. Disini tidak akan terjadi pita irisan. Jaringan yang
berisi CO2 dingin, melalui suatu pipa karet. Mikrotom ini, keadaannya sama
dengan mikrotom geser yaitu jaringan tetap berada pada tempatnya sedang
dipotong dengan mikrotom ini, tanpa fiksasi terlebih dahulu atau dengan
yaitu bahwa pada mikrotom ini, pisau tetap pada tempatnya sedang
jaringannya yang bergerak ke atas dan ke bawah. Jenis mikrotom ini yang
(Rina, 2010).
laboratorium, maka dengan sendirinya mikrotom jenis ini lebih banyak digunakan
pembuatan sediaan dengan cara ini masih dapat dipakai misalnya melihat
susunan daun segar. Dengan mempelajari sediaan seperti ini dapat diperoleh
yang patologis.
2. Metode irisan dengan mikrotom.
dari alat ini adalah bahwa tebal irisan dapat diatur menurut tajam dan
bergerak ke atas dan ke bawah. Jenis mikrotom ini biasanya digunakan untuk
pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin. Karena metode ini sekarang
Hal ini disebabkan karena irisan yang diperoleh lebih tipis dibandingkan dengan
Dengan diperolehnya irisan yang lebih tipis ini, maka pengamatan secara
seksama dan teliti terhadap sel atau jaringan akan diperoleh. Selain itu, hampir
semua jaringan dapat diiris dengan mikrotom ini. Berbeda dengan 2 jenis
mikrotom yang telah diuraikan di atas, di mana irisan yang diperoleh saling
terpisah satu sama lain, maka pada irisan yang diperoleh dengan mikrotom jenis
ini ialah jaringan yang terjadi satu sama lain saling bergandengan, sehingga
mikroskop apabila sudah terlihat warna yang kontrase baik maka diberi canada
balsam lalu ditutup dengan kaca penutup, dan terakhir diberi label preparat
dari pekerjaan hanya sampai pada balok parafin keras. Hasil kerja hanya sampai
pada terbentuknya balok parafin. Untuk mendapatkan hal tersebut maka harus
menjalani beberapa prosedur dengan alat dan bahan tertentu (Hasan, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12-21 Mei 2010
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas objek, gelas
jantung, hati, dan ginjal), larutan BNF, bahan untuk dehidrasi : alcohol 70 %,
80%, 95%, 100% 1 dan 2, dan xylol. Bahan untuk infiltrasi : xylol dan paraffin,
entellan, label, kotak paraffin, pinset, scalpel, kapas, seperangkat wadah untuk
(oven/paraffin bath), mikrotom, hot plate, waterbath, kuas kecil, gelas objek dan
penutup.
2. Organ yang akan diproses difiksasi dengan larutan BNF selama 24 jam.
3. Larutan fiksasif dibuang dan dicuci dengan alcohol : 70%, 80%, 90%, 100%
(1), 100% (2), xilol 1, xilol 2; masing-masing 1 jam dan xilol : paraffin (1:1);
masing-masing 30 menit.
4. Diinfiltrasi dalam paraffin 1, paraffin 2, dan paraffin 3 didalam oven masing-
6. Untuk proses pewarnaan, gelas objek berisi jaringan direndam dalam xylol 1,
7. Dicelupkan dalam alcohol 100%, 95%, 80%, 70%, 50% dan 30% beberapa
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
2. Hati
Perbesaran 100x
3. Paru-paru
Perbesaran 100x
4. Jantung
Perbesaran 100x
4.2 Pembahasan
parafin dapat diketahui bahwa dalam pembuatan preparat hewan lebih mudah
untuk dibuat dan tidak memakan waktu yang panjang. Organ yang digunakan
adalah organ hati, paru-paru, jantung dan ginjal. Hewan yang diambil organnya
adalah mencit. Tetapi ada sebagian organ yang gagal menjadi suatu preparat, hal
ini mungkin disebabkan kurangnya ketelitian dan keterampilan pada saat mengiris
block parafin saat menggunakan mikrotom, sehingga lembaran pita jaringan yang
didapatkan terlalu tebal dan sulit diamati di bawah mikroskop. Selain itu, sebagian
preparat tidak dapat dikenali dengan jelas bagian mana yang digunakan dari
bahan percobaan karena pada saat proses pewarnaan, pencucian dan pencelupan
sediaan ke larutan alkohol ada beberapa kertas label yang terlepas dari kaca objek.
Sehingga hanya preparat yang kertas labelnya masih utuh yang dapat dikenali
dengan benar.
digunakan hal ini bertujuan agar organ yang dijadikan sediaan siap untuk
garam fisiologis agar organ tersebut tidak mengalami pembekuan. Setelah itu
organ difiksasi digunakan larutan BNF selama ± 24 jam agar sel-sel dari organ
langkah kedepannya.
mungkin terjadi hanya sekecil mungkin. Selain itu fiksasi berguna untuk
meningkatkan indeks bias jaringan sehingga jaringan dapat terwarnai dengan baik.
Larutan fiksatif dibuang dan dicuci dengan alkohol 70 % selama 1 jam. Kemudian
didehidrasi dengan alkohol bertingkat mulai 80 %, 95 %, sampai alkohol tersebut
Hal ini dilakukan untuk proses fiksasi dengan membunuh sel tanpa
mengubah posisi organel yang ada di dalamnya, dan juga untuk menghilangkan
air yang ada dalam sel dan memperoleh hasil yang sempurna pada proses infiltrasi
dan juga agar alkohol tersebut dapat menyerap air sedikit demi sedikit supaya
dapat menjaga agar tidak terjadi perubahan yang tiba-tiba terhadap jaringan
sehingga perubahan yang terjadi hanya sekecil mungkin. Selain itu fiksasi berguna
dengan baik. Didealkoholasi, alkohol yang tadi dibuang dan diganti larutan secara
alkohol dalam jaringan yang telah mengalami proses dehidrasi dengan suatu
penyayatan. Fungsi dari dehidrasi itu sendiri ialah untuk mengeluarkan air dari
yang bertujuan untuk mengurangi kandungan air dari organ tersebut sehingga saat
sudah menjai sediaan tidak akan cepat rusak. Selain itu untuk memudahkan
xilol dan alkohol dengan perbandingan tertentu yaitu 3:1, 1:1, 1:3 dan xilol murni
dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa alkohol dari organ dan membantu
tahapan ini biasanya dilakukan didalam oven agar saat organ dimasukkan dalam
parafin, parafin tersebut tidak mudah membeku. Tahapan perendaman dalam
parafin diulangi sebanyak 3 kali dengan tujuan agar parafin meresap sempurna
dan pada saat pemotongan akan didapat hasil yang diinginkan. Selain itu tahapan
Organ yang sudah berada dalam block parafin akan dipotong dengan
ini tidak bisa di predeksi kapan bahan yang ada dalam block parafin terpotong
sempurna dan sesuai dengan ketebalan yang diinginkan. Pemotongan juga harus
karena bisa saja di dalam gumpalan tersebut terdapat potongan yang diinginkan.
Organ yang telah dipotong kemudian akan mengalami tahapan pewarnaan dengan
dilakukan, warna yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diinginkan sehingga
organ-organ tubuh.
alkohol bertingkat diselingi dengan eosin dan dilanjutkan lagi dengan alkohol
untuk menghilangkan kandungan air yang mungkin saja masih tersisa setelah
dengan menggunakan metode parafin ini, salah satunya kesulitan atau kurangnya
sebagai alat pemotong sediaan antara lain hand microtom, rocking microtom,
digunakan pada praktikum kali ini adalah hand microtom. Hal inilah yang
ketebalan dari sediaan yang akan dipotong. Sehingga ada yang terlalu tebal dan
ada yang terlalu tipis, hal ini menyebabkan irisan sediaan mudah hancur pada saat
Beberapa kesukaran pada saat pemotongan sediaan parafin antara lain; pita
tidak terbentuk, hal ini kemungkinan karena pisau yang tumpul; pita melengkung
atau bengkok, hal ini kemungkinan karena tepi pisaunya yang tidak rata; sayatan
tertekan, mengerut, atau berdempet, hal ini kemungkinan karena sudut pisau yang
terlalu kecil dan mata pisau yang terlapis dengan sisa parafin; sayatan remuk dan
cenderung lepas dari parafin, hal ini kemungkinan karena proses dehidrasi dan
clering yang tidak sempurna; pita belah; sayatan terangkat dari pisau saat blok
jaringan hewan dengan metode parafin ini ada beberapa perbedaan yang nyata
antara ginjal, hati, dan paru. Preparat ginjal memmiliki warna yang paling cerah,
pada umumnya memberikan bayangan yang redup dan berwarna coklat tua
sehingga tidak bagian sel hati tidak dapat terlihat dengan jelas, terdapat
sempurna. Preparat organ paru-paru berwarna coklat tua dan bayangan yang
redup, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh perendaman yang terlalu lama
Keunggulan dari metode parafin, antara lain : irisan dapat jauh lebih tipis
dari pada menggunakan metode beku maupun seloidin, dengan metode parafin
tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron, irisan-irisan yang bersifat seri
dapat dikerjakan dengan mudah, dan prosesnya lebih cepat dari metode lain.
Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah jaringan menjadi keras, mengerut
dan mudah patah, jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila
menggunakan metode ini, dan sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan
metode ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan preparat hewan lebih mudah untuk dibuat dan tidak
2. Hasil pengamatan yang didapatkan dari preparat atau sediaan irisan jaringan
hewan dengan metode parafin ini sulit untuk dibedakan antara hati, paru-paru,
jantung dan ginjal. Selain itu, juga sulit di amati jaringan apa yang digunakan
3. Kelebihan-kelebihan dari metode parafin, yaitu: irisan dapat jauh lebih tipis,
tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron, irisan-irisan yang bersifat seri
dapat dikerjakan dengan mudah, dan prosesnya lebih cepat dari metode lain.
4. Kelemahan dari metode ini adalah jaringan menjadi keras, mengerut dan
5.2 Saran