Anda di halaman 1dari 11

PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN APUS VAGINA MENCIT

Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Ellen Evita
: B1A015119
:V
:4
: Elly Wulandari

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup ialah bereproduksi. Cara reproduksi dari
tiap organisme secara umum dibagi menjadi dua, yaitu aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual , salah satunya dilakukan oleh mammalia. Reproduksi seksual
nilainya tidak tetap, selalu berubah. Perubahan ini ditentukan oleh siklus estrus.
Siklus estrus adalah periode antara satu fase estrus dengan fase estrus berikutnya.
Siklus estrus ditandai dengan perbedaan tipe sel pada ovarium, uterus dan vagina.
Perbedaan tipe sel ini menjadi patokan untuk mengetahui satu fase estrus pada
individu tersebut. Setiap hewan memiliki siklus estrus yang berbeda-beda yaitu
golongan hewan monoestrus (estrus sekali dalam satu tahun), golongan poliestrus
(estrus beberapa kali dalam setahun) dan hewan poliestrus bermusim (estrus hanya
selama musim tertentu dalam satu tahun) (Storer, 1961).
Satu siklus estrus terdapat empat tahap estrus, yaitu proestrus, estrus, metestrus
atau postestrus, dan diestrus. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap
tersebut akan berpindah pada tahap selanjutnya (Yatim, 1994). Fase estrus ini
merupakan fase hewan betina dalam keadaan birahi yang ditandai dengan perilaku
yang aneh dan tidak menolak bila didekati oleh pejantan. Suatu siklus estrus pada
mamalia dapat diketahui melalui metode atau cara yang disebut sebagai metode
vaginal smear. Metode ini menggunakan sel epitel dan sel leukosit sebagai bahan
identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina, sehingga
apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel menjadi sel yang paling
awal akan terkonifikasi sebagai akibat dari perubahan tersebut (Machmudin, 2008
dan Adnan, 2006).
Praktikum kali ini menggunakan mencit (Mus muscullus) untuk mewakili kelas
mamalia pengerat karena mudah didapat dan siklus estrusnya pendek. Tubuhnya
memiliki organ yang lengkap seperti hewan kelas mamalia lainnya. Pada dasarnya,
metode vaginal smear dapat digunakan pada mamalia non primata, karena mamalia
non primata mengalami fase estrus. Contoh hewan lain yang dapat menggunakan
metode vaginal smear adalah marmut (Cavia porcellus), karena marmut merupakan
salah satu contoh dari mamalia pengerat (Helena, 2006). Syarat hewan mencitt betina
(Mus muscullus ) yang digunakan dalam metode ini harus memiliki sel kelamin yang

masak dan sedang tidak hamil. Pembuatan preparat apus vagina pada hewan uji ini
dapat dilakukan saat individu tersebut berumur delapan minggu (Frandson, 1993).
B. Tujuan
Tujuan praktikum pembuatan dan evaluasi sediaan apus vagina mencit
adalah melakukan prosedur pembuatan preparat apus vagina dari mencit (Mus
musculus), mengidentifikasi tipe-tipe sel dalam preparat apus vagina, dan
menentukan fase estrus pada hewan uji tersebut.

II. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan dan evaluasi sediaan
apus vagina mencit adalah object glass, cover glass, cotton bud, pipet tetes, tissue,
bak preparat, dan mikroskop cahaya.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum pembuatan dan evaluasi
sediaan apus vagina mencit adalah mencit (Mus musculus ) yang matang kelaminnya,
tidak sedang hamil, dan umurnya sekitar delapan minggu sebagai hewan uji, air
keran dengan debit rendah, larutan alkohol 70%, larutan NaCl fisiologis, dan
pewarna methylen blue 1%.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.

Mencit (Mus musculus) betina diambil dengan cara menarik ekornya dan
mengelus mencit (Mus musculus) agar lebih tenang, lalu yang akan diperiksa
dipegang dengan tangan kanan, dengan cara menelentangkannya diatas telapak
tangan sementara tengkuk dijepit oleh ibu jari dan telunjuk. Ekor dijepit dengan
telapak tangan dan jari kelingking.

2.

Ujung cootton bud dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis kemudian secara
perlahan dimasukkan ke dalam vagina mencit sedalam kurang lebih 5 mm dan
diputar searah searah jarum jam secara perlahan-lahan dua hingga tiga kali.

3.

Object glass dibersihkan dengan alkohol 70 % dan dikeringkan. Ujung cotton


bud yang sudah dimasukkan ke dalam vagina mencit dioleskan berlawanan arah
jarum jam dua sampai tiga baris dengan arah yang sama pada object glass dan
setiap olesan tidak boleh saling menumpuk, tunggu beberapa saat untuk
mengeringkan hasil olesannya.

4.

Olesan vagina tersebut ditetesi dengan larutan methylen blue 1 % hingga merata
pada permukaan ulasan dan ditunggu selama kurang lebih 5 menit.

5.

Pewarna yang berlebihan dibersihkan dengan membilas menggunakan air keran


dengan debit air rendah kemudian dikeringkan sambil digoyangkan dan
selanjutnya ditutup dengan cover glass.

6.

Preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian


perbesaran kuat. Diperhatikan tipe dan proporsi sel dalam preparat apusan.

7.

Tipe sel yang tampak dalam sediaan apus vagina digambar atau difoto.
Kemudian, gambaran sel pada sediaan apus vagina dibandingkan dengan
gambaran standar lalu ditentukan fase pada siklus estrusnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1
3
2
(A)

(B)

Keterangan:
Gambar (A) : Mikroskopis Siklus Estrus Fase Estrus Akhir Perbesaran 400x
Gambar (B) : Skematis Siklus Estrus Fase Estrus Akhir
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.

Epitel terkonifikasi terwarna


Epitel terkonifikasi tidak terwarna
Leukosit di sekitar epitel muda (berinti)

B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan preparat apus vagina yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa mencit tersebut sedang mengalami fase estrus akhir. Fase ini
ditandai dengan adanya sel epitel yang terkornifikasi. Pertumbuhan yang cepat dan
kornifikasi epitelium selama fase estrus disebabkan oleh hormon estrogen.
Penurunan konsentrasi hormone estrogen ini berkorelasi dengan menaiknya
cadangan lemak tubuh. Cadangan lemak, umur , makanan yang dikonsumsi dan
kalori yang dikonsumsi mempengaruhi membukanya vagina (Frisch, 1975).
Siklus estrus merupakan periode antara fase estrus ke fase estrus berikutnya
Fase estrus adalah periode penerimaan seksual pada hewan betina, yang terutama
ditentukan oleh tingkat sirkulasi estrogen. Selama atau segera setelah periode itu
terjadilah ovulasi, terjadi dengan penurunan tingkat FSH dalam darah dan
peningkatan tingkat LH. Sesaat sebelum ovulasi folikel membesar dan mengalami
turgit, serta ovum mengalami pemasakan. Estrus berakhir kira-kira pada saat
pecahnya folikel ovari atau terjadinya ovulasi. Ovum akan dilepaskan dari folikel
menuju ke bagian tuba uterine (Martini, 2000).
Cara untuk mengetahui fase apa yang sedang dialami oleh mencit, maka
digunakan cara vaginal smear. Vaginal smear adalah suatu metode atau cara yang
yang menggunakan sel-sel epitel dan sel lukosit sebagai parameter untuk melakukan
identifikasi pada vagina. Metode vaginal smear bertujuan untuk menentukan fase
estrus. Vaginal smear sangat penting dipelajari karena sangat diperlukan dalam
observasi perbandingan yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam khususnya
masalah pada organ reproduksi betina (Bagnara, 1988). Vaginal smear merupakan
metode yang paling sering digunakan untuk betina, karena kesederhanaan dan
kemudahannya (Traut, 1943). Evaluasi sel pada vagina sudah diterima sebagai cara
yang paling akurat untuk mengidentifikasi siklus estrus namun, proses yang harus
dilewati adalah sel pada vagina pada, ditransfer ke atas gelas benda, dikeringkan
dengan udara, diwarnakan, dan dilihat (Byers, 2012). Hewan uji (mencit) yang
dipakai untuk mengidentifikasi siklus estrusnya adalah hewan yang berumur 8
minggu (mencit), telah masak kelamin dan tidak dalam kondisi hamil (Nalbandov,
1990).

Panjang siklus estrus pada mencit betina antara 4-5 hari. Siklus estrus terbagi
atas 4 fase yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Setiap fase estrus dapat
diketahui dengan membuat preparat apusan vaginaBerikut ini penjelasan masingmasing fase estrus dalam siklus estrus menurut Hill (2006), yaitu :
1. Proestrus
Pada fase proestrus, produksi estrogen meningkat dibawah stimulasi FSH
(Folikel Stimulating Hormon), adenohipofisis pituitari dan LH (Luteinizing Hormon)
ovari yang menyebabkan meningkatnnya perkembangan uterus, vagina, oviduk, dan
folikel ovari. Fase ini merupakan fase pertama dari siklus estrus , yang dianggap
sebagai fase penumpukan. Fase ini folikel ovarium dengan ovumnya yang menempel
terutama karena meningkatnya cairan folikel yang berisi hormon-hormon estrogenik.
Estrogen yang diserap folikel ke dalam aliran darah merangsang penaikan
vesikularitas dan pertumbuhan sel genitalia tubular, dalam persiapan untuk birahi dan
kebuntingan yang akan terjadi. Fase proestrus berlangsung 12 jam.
2. Estrus
Fase estrus adalah periode penerimaan seksual pada hewan betina yang
terutama ditentukan oleh tingkat sirkulasi estrogen. Setelah itu terjadi ovulasi, ini
terjadi dengan penurunan tingkat FSH dalam darah dan peningkatan LH. Sebelum
ovulasi folikel membesar dan mengalami turgit, serta ovum yang berada di situ
mangalami pemasakan. Estrus kira-kira berakhir pada saat pecahnya folikel ovari
atau terjadinya ovulasi. Saat itu ovum dilepaskan dari folikel menuju tuba uterine.
Fase estrus berlangsung 18 jam.
3. Metestrus
Fase ini ditandai dengan terbentuknya copra lutea sehingga ovulasi terjadi
selama fase ini. Selain itu, pada fase ini juga terjadi peristiwa yang dikenal sebagai
metestrus bleeding. Metestrus adalah perpanjangan dari fase estrus. Fase ini ditandai
dengan jumlah sel leukosit yang paling banyak dibandingkan dengan jumlah sel yang
lain, disini juga ditemukan sel kornifikasi. Fase ini kira-kira berlangsung 6 jam.
4. Diestrus
Fase diestrus merupakan fase copra lutea bekerja secara optimal. Ciri-ciri lain
dari siklus estrus pada mencit adalah fase diestrus, vagina terbuka kecil dan jaringan
berwarna ungu kebiruan yang sangat lembut. Fase proestrus, jaringan vagina

berwarna pink kemerahan dan lembut. Fase estrus, vagina mirip pada metestrus
namun bibir vagina edematous.
Metode vaginal smear memerlukan beberapa alat dan bahan untuk
mendukung sempurnanya proses pembuatan preparat seperti object glass yang
berfungsi sebagai tempat untuk mengoleskan apusan dari hewan uji yang kemudian
akan diamati dibawah mikroskop cahaya dan ditutup dengan cover glass, tissue
sebagai alat untuk membersihkan object glass, cotton bud yang digunakan sebagai
alat untuk mengapus sel epitel dan leukosit pada vagina mencit, pipet tetes untuk
mengambil larutan mehilen blue 1 % akuosa, bak preparat sebagai wadah untuk
meletakkan alat dan bahan yang digunakan, mencit betina (Mus musculus ) yang
sudah berumur sekitar delapan minggu dan matang kelamin serta tidak sedang hamil
yang berfungsi sebagai hewan uji dalam metode vaginal smear, air kran dengan debit
rendah untuk membasuh kelebihan warna dari larutan methylen blue, larutan alkohol
70 % yang berfungsi sebagai desinfektan untuk membersihkan object glass agar pada
object glass tidak terdapat kontaminan, larutan NaCl 0,9 % sebagai larutan yang
mempermudah penempelan sel epitel dan leukosit pada cotton bud serta larutan
methylen blue 1 % akuosa yang berfungsi sebagai pewarna sel epitel dan leukosit
yang ada pada object glass agar mudah diamati dibawah mikroskop.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengidentifikasian fase dalam siklus estrus, menggunakan metode vaginal
smear.
2. Sel yang digunakan untuk mengidentifikasi fase dalam siklus estrus adalah
sel epitel dan sel leukosit. Sel epitel berbentuk oval atau poligonal sedangkan
leukosit bulat dan berinti.
3. Fase yang terjadi pada mencit dalam praktikum kali ini adalah fase estrus
akhir yang dapat diketahui dari preparat yang berisi epitel yang terkornifikasi
dan mulai adanya leukosit di sekitar epitel yang berinti (epitel muda).

B. Saran
1. Mengelus mencit hingga mencitnya tenang, agar mencit tidak menggigit, tidak
stress dan mengeluarkan feses, karena akan menyulitkan praktikan yang akan
memasukan cotton bud ke vagina
2. Pengapusan cotton bud pada mencit dan object glass harus hati-hati dan benar
agar didapatkan apusan yang sempurna pada object glass.
3. Pemberian warna metylen blue pada object glass harus tepat menutupi seluruh
permukaan apusannya.

DAFTAR REFERENSI
Adnan, 2006. Reproduksi dan Embriologi. Jurusan Biologi FMIPA UNM, Makassar.
Bagnara, T. 1988.
Endokrinologi Umum.
Universitas Airlangga : Surabaya

Diterjemahkan oleh Harjoso.

Byers, Shannon L et al. 2012. Mouse Estrous Cycle Identification Tool and
Images. The Jackson Laboratory : United States of America. Vol: 7
Frandson, R. D. 1993. Anatomy and Phisiology of Farm Animal. Lea Febigur,
Philadelphia
Frisch, R.E. 1975. Body weight and Food Intake at Early Estrus of Rats on a High
Fat Diet. Harvard Center for Population Studies. Vol. 72 no 10
Helena et al. 2006. Changes in -estradiol receptor and progesterone receptor
expression in the locus coeruleus and preoptic area through out the rat
estrous cycle. Journal of Endocrinology (2006) 188, 155-165
Hill, Mark. 2006. Estrous Cycle. The University of New South Wales. Sidney.
Machmudin, Dadang dan tim. 2008. Embriologi Hewan. Bandung : Biologi
FPMIPA UPI
Martini, F. H. and Karkenskit, G. 2000. Fundamental of Anatomy and Physiology.
Prencite Hall Inc, New Jersey
Nalbandov, A. V. 1990. Reproductive Physiology of Mammals and Birds. W. H.
Freeman and Company : San Fransisco
Storer, T.I. 1961. Element of Zoology. Mc Graw-Hill Book Company Inc.,New York
Traut, Herbert. 1943. Cancer of the uterus : The vaginal smear in its diagnosis.
Department of Obstetrics and Gynecology : California. Vol : 59, No : 2.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi untuk Mahasiswa Biologi dan
Kedokteran. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai