Anda di halaman 1dari 7

ACARA

RETENSI ENERGI

Disusun Oleh :
Nama : Satrio Haryu Wibowo
NIM : H1H014046
Kelompok :6
Asisten : Suhendra

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUATIK

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2016
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Retensi energi merupakan gambaran dari banyaknya energi yang tersimpan dalam
bentuk jaringan di tubuh ikan dibagi dengan banyaknya energi dalam pakan yang dikonsumsi.
Penggunaan energi pada ikan dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi. Energi
diperoleh dari perombakan ikan kimia melalui proses reaksi oksidasi terhadap komponen
pakan, yaitu protein, lemak dan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana (Yudiarto
et.al, 2012).
Menurut Yuwono dan Sukardi (2001) bahwa sebagian besar energi yang dikonversi
dari pakan yang dikonsumsi hilang dalam bentuk panas dan hanya sekitar seperlima total
energi dari pakan yang diperoleh dalam bentuk pertumbuhan. Retensi energi adalah besarnya
energi pakan yang dikonsumsi ikan yang dapat disimpan di dalam tubuh.
Pakan ikan pada umumnya mengandung komponen seperti protein, lemak, karbohidrat
dan lainnya. Protein, lemak dan karbohidrat adalah nutrisi yang berguna bagi ikan sebagai
sumber energi dan pertumbuhan. Pakan dengan protein, lemak dan karbohidrat yang
dikandungnya dapat dinilai dalam satuan energi yaitu kalori dan nilai kalori pakan sering
dipakai untuj mengukur tingkat ketersediaan energi pakan.
1.2. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk melihat seberapa besar energi pakan yang
dikonsumsi ikan dapat disimpan dalam tubuh (retensi energi) dan juga mempelajari apakah
perbedaan kualitas pakan juga menghasilkan perbedaan retensi energi. Kompetensi yang ingin
dicapai adalah setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui dan terampil dalam
mengukur energi ikan dengan menggunakan bom kalorimeter dan menghitung retensi energi
ikan dan dapat menginterpretasikan data yang diperoleh.
II. MATERI DAN METODE
2.1. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi akuarium berukuran 30 x 50 x
25 cm 1 buah, termometer, hiter, timbangan teknikal, oven dan bom kalori (merk Parr). Selain
itu terdapat beberapa bahan ikan yang digunakan. Ikan yang digunakan adalah Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) sebanyak 5 ekor dan juga pelet ikan.
2.2. Metode

Akuarium sebanyak 1 buah


disiapkan dan diisi air

Ikan ditimbang dan kemudian


dimasukkan 5 ekor

Pemberian pakan dilakukan


setelah ikan ditebar sebanyak
2,5 % dari bobot total ikan.

Pemberian pakan dilakukan


selama 14 hari pemeliharaan

Hasil dicatat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Retensi energi menunjukan besarnya kontribusi energi pakan yang di konsumsi
terhadap pertambahan energi tubuh ikan. Retensi energi ialah banyaknya energi pakan yang
dikomsumsi oleh makhluk hidup dapat disimpan dalam tubuh. Retensi energi dapat
dicerminkan dari rasio besarnya pertambahan energi tubuh terhadap jumlah energi pakan yang
dikonsumsi oleh ikan. Besarnya energi pakan yang kontribusi pada pertambahan energi tubuh
juga digambarkan dengan retensi energi. Energi yang dikonversi dari pakan yang dikonsumsi,
sebagian besar akan hilang dalam bentuk panas dan hanya sekitar 1/5 dari total energi yang
diperoleh dalam bentuk pertumbuhan (Yuwono, 2001). Retensi energi juga merupakan
gambaran dari banyaknya energi yang tersimpan dalam bentuk jaringan di tubuh ikan dibagi
dengan banyaknya energi dalam pakan yang dikonsumsi (Yudiarto et.al, 2012).
Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai Retensi Energi didapat hasil ANER
(Apparent Net Energy Retention) dari Ikan Nila adalah 57,82 %. Hasil ini diperoleh dari
energi ikan akhir dikurangi energi ikan awal kemudian dibagi dengan jumlah energi pakan
dan dikalikan dengan 100 %. Menurut Buttery dan Landsay (1980) menyatakan bahwa retensi
energi normal adalah 60-68%, sedangkan dari hasil praktikum, persentasenya sebesar yaitu
57,82 %. Hal ini terjadi dimungkinkan karena energi yang dihasilkan banyak dikeluarkan oleh
tubuh untuk metabolisme, aktifitas reproduksi, biosintesis dan hilang dalam bentuk panas.
Energi yang disimpan dimanfaatkan dalam sintesis komponen sel dan digunakan sebagai
bahan bakar dalam produksi energi sel (Villee dan Barnes, 1988)
Pakan merupakan prasyarat dasar untuk pertumbuhan, perkembangan, kelangsungan
hidup dan keberadaan dari semua organisme. Pakan juga memainkan peran penting dalam
migrasi, pertumbuhan dan pemijahan perilaku ikan (Kanwal dan Pathani, 2012). Pakan adalah
makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan), Istilah ini diadopsi dari
bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan
makhluk hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein (Khairuman, 2003). Pakan
merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang pertumbuhan
dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Pakan pada kegiatan budidaya umumnya adalah
pakan komersial yang menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi yang
dikeluarkan (Arief et.al, 2014). Pemberian pakan meningkatkan tingkat pertumbuhan ikan
dalam proses anabolisme dan penurunan di proses katabolisme. Bobot ikan meningkat pada
proses anabolisme, dan bobot ikan menurun karena katabolisme dari aktivitas ikan (Wijaya
et.al, 2015).
Faktor yang mempengaruhi retensi energi adalah ukuran tubuh. Proporsi energi yang
dialokasikan pada berbagai komponen anggaran energi berubah dengan meningkatnya ukuran
tubuh ikan (Kumar dan Tembhre, 1997). Retensi energi juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya menurunnya energi intake, meningkatnya proporsi energi yang hilang
melalui feses, urine, meningkatnya energi yang dipakai untuk produksi panas, meningkatnya
kandungan energi tubuh, relatif pada ikan yang berukuran lebih besar (Cui dan Zhu, 1996).
Selain itu juga retensi energi dipengaruhi temperatur. Apabila temperatur naik, maka proses
metabolisme juga akan naik dan semakin banyak pula energi yang tersimpan. Menurut Elliot
(1997) pada temperatur 30-40 0C akan terjadi peningkatan metabolisme yang sangat cepat
yang akan meningkatkan retensi energi. Namun pada temperatur yang sangat tinggi akan
terjadi denaturasi protein.
Bom kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalori (nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa,
bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang
tercelup dalam medium penyerap kalor (calorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api
listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Bom kalorimeter adalah alat untuk
menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein atau lemak (Effendi, 1979). Bom
kalorimeter, dimana bagian dari energi feses diukur dengan pembakaran, hal tersebut
merupakan metode standar untuk mengukur kerugian energi. Pengukuran bom kalorimeter
juga mungkin penting secara klinis untuk penentuan dini terhadap pasien yang malabsorpsi
(Wierdsma et.al, 2013).
Ikan yang digunakan pada praktikum Retensi Energi adalah Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) berikut adalah klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758)
Apparent Net Energy Retention (ANER) merupakan perhitungan yang dilakukan
untuk mengukur retensi energi, ANER bisa disebut juga sebagai prediksi retensi energi
sehingga menggunakan berat basah ikan. Apabila menggunakan rumus lain (khusus rumus
Retensi Energi menggunakan berat kering). Rumus ANER adalah (Bobot akhir x Energi
tubuh akhir) – (Bobot Awal x Energi tubuh awal) / Jumlah Energi Intake dikali 100. Bobot
yang digunakan adalah bobot basah (Shiau dan Liang, 1994).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Retensi Energi dari Ikan Nila yang telah didapatkan adalah 57,82 %. Retensi energi
ikan normal umumnya 60 - 68%. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
metabolisme, aktivitas reproduksi, biosintesis dan hilang dalam bentuk panas.
4.2. Saran
Pada praktikum selanjutnya, harusnya lebih diawasi lagi ikan-ikan yang dipelihara
sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kematian ikan dan ikan hilang.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M., Fitriani N. Dan Subekti S. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik berbeda pada
Pakan Komersial terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang
(Clarias sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 6 (1) : 49-53.
Buttery dan Landsay. 1980. Protein Deposition in Animals. Butterworth. London.
Cui, Y, Hung, S and Zhu, X. 1996. Effect of Ration and Body Size on the Energy Budget of
Juvenile White Sturgeon. Biol J. Fish. 9 (1) : 451-459.
Effendi, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Elliot, W.H and Elliot, D.C.1997. Biochemistry and Molecular Biology.Oxford University
Press. New York.
Kanwal B.P.S. dan Pathani S.S. 2012. Food and Feeding Habits of a Hill Stream Fish, Garra
lamta (Hamilton-Buchanan) in some Tributaries of Suyal River, Kumaun Himalaya,
Uttarakhand (India). International Journal of Food and Nutrition Science. 1 (2) :16-
22.
Khairuman, Amri K. 2003. Pembenihan & Pembesaran Gurami secara Intensif (ed. Revisi).
Agro Media. Jakarta.
Kumar, S and Tembhre. 1997. Anatomy and Physiology of Fishes. Vikas Publishing House
Private Limited. New Delhi.
Shiau, S. Y. dan H. S. Liang. 1994. Nutrient Digestibility and Growth of Hybrid Tilapia,
Oreocromis nilaticus X.O.aureus, as Influenced by Agar Suplementation at Two
Dietary Protein Level. Aquaculture. 127 : 41-48.
Wierdsma N.J., Peters J.H.C., van Bokhorst-de van der Schueren M.A.E., Mulder C.J.J.,
Metgod I. dan van Bodegraven A.A. 2013. Bomb calorimetry, the gold standard for
assessment of intestinal absorption capacity: normative values in healthy ambulant
adults. Journal of Human Nutrition and Dietetics. doi:10.1111/jhn.12113.
Villee,C dan R.D. Barnes.1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Wijaya B.T., Darti I. dan Widodo A. 2015. Fish Growth Model with Feed Quality Factor in
Wastewater Oxidation Pond. International Journal of Science and Technology. 4 (3) :
93-98.
Yudiarto, S., Arief M. dan Agustono. 2012. Pengaruh Penambahan Atraktan yang Berbeda
dalam Pakan Pasta terhadap Retensi Protein, Lemak dan Energi Benih Ikan Sidat
(Anguilla bicolor) Stadia Elver. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 4 (2) : 135-
140.
Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Unsoed. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai