Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KEHIDUPAN BIOSFER
2.1. Biosfer
Biosfer secara arti kata terbentuk dari dua kata yaitu bio yang berarti hidup dan sphere
yang memiliki arti lapisan. Jadi, bila digabungkan biosfer adalah lapisan dimana tempat
makhluk hidup itu tumbu atau menjadi habitat bagi makhluk hidup baik manusia, flora dan
fauna serta mikroorganisme lainnya. Lapisan biosfer sejajar dengan tiga lapisan atmosfer
lainnya yaitu litosfer, hidrosfer dan antroposfer. Ke-empat lapisan tersebut saling berkaitan
satu sama lainnya. Biosfer sendiri lebih fokus pada kajian mengenai flora (dunia tumbuhan) dan
fauna (dunia binatang) baik yang ada di daratan, air laut dan air tawar.
Selain pengertian baku biosfer, terdapat pula definisi yang disampaikan oleh para ahli mengenai
biosfer, antara lain:
 Menurut Vladimir Wanouich Veinadsku, biosfer adalah sebuah sistem terbuka dan
berkembang sejak dimulainya sejjarah kehidupan makhluk di bumi.
 Menurut John Wiley, yaitu sebuah zona dari planet bumi dimana terdapat kehidupan yang
terbentuk secara alami pada lapisan bumi dengan lapisan atmosfer yang lebih rendah.
 Menurut M. Allaby, biosfer merupakan salah satu bagian habitat organisme yang
membentuk sistem kelompok stabil dan efektif untuk keseluruhan ekosistem planet bumi.
Biosfer merupakan lapisan yang sangat tipis dari keseluruhan lapisan bumi, hanya
berkisar 9000 meter saja dan merupakan sistem kehidupan dan organisasi terkompleks di
dunia bahkan hanya ada satu-satunya yang seperti biosfer di sistem tata surya. Entah di planet
lain ada atau tidak namun sepanjang sejarah belum ditemukan yang seperti lapisan biosfer.
Di dalam lapisan biosfer terdapat urutan tingkatan organisasi dari tingkat yang paling
sederhana (protoplasma) dan yang paling kompleks (biosfer).
Penjelasannya dapat dilihat berikut ini:

1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang kompleks,
seperti lemak, protein, dan karbohidrat.
2. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti yang
terkandung dalam membran. Membran merupakan komponen yang menjadi pemisah dari
satuan dasar lainnya.
3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama, misalnya jaringan
otot.
4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi
tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan daun atau akar pada tumbuhan.
5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yang harmonis, seperti kerja
sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan, dan antara hidung dengan tangan.
6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan beranak pada suatu
daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di Ujung Kulon,
populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa Barat.
8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang menempati suatu
daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan lainnya.
Misalnya populasi rusa berinteraksi dengan populasi harimau di Pulau Sumatra atau
populasi ikan mas berinteraksi dengan populasi ikan mujair.
9. Ekosistem – Merupakan tatanan kehidupan yang kompleks dari berbagai komunitas baik itu
komunitas hewan darat, komunitas hewan laut, komunitas tumbuhan serta makhluk hidup
lainnya, bahkan bukan hanya terdapat makhluk hidup saja namun juga benda mati seperti
tanah, air dan udara yang secara bersama-sama membentuk sinergi harmonis pada tatana
ekologi, misalnya ekosistem air tawar di danau toba, ekosistem tumbuhan di gunung salak
dan lainnya. Bahkan saat ini ada ekosistem yang murni dan buatan yang sengaja dibuat oleh
manusia dengan berbagai tujuan.
10. Biosfer – Ekosistem tersebut kemudian akan menjadi lapisan dimana makhluk hidup itu
berada atau sebagai habitat yang disebut dengan lapisan kehidupan (biosfer).
Macam-Macam Biosfer
Dilihat dari jenis lapisannya, biosfer dibagi menjadi tiga jenis lapisan sebagai berikut:
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan bumi yang paling atas. Atmosfer berfungsi untuk melindungi bumi
dari benda-benda luar angkasa yang berukuran besar. Lapisan atmosfer atau juga dikenal
dengan lapisan ozon, yakni lapisan yang berperan penting dalam melindungi kehidupan
makhluk bumi.
2. Litosfer
Litosfer adalah lapisan bumi sebelum atmosfer. Litosfer tersusun atas bebatuan yang ada di
dalam biosfer dengan ciri-ciri yang berbeda sesuai dengan tingkat kedalamannya. Contoh
listosfer adalah susunan letusan gunung berapi atau magma yang terbentuk akibat letusan
gunung merapi.
3. Hidrosfer
Hidrosfer adalah susunan biosfer yang terdiri dari sejumlah air atau perairan. Contohnya
adalah sungai, samudera, dan laut. Hidrosfer berperan penting bagi kehidupan makhluk
hidup. Hampir 70% mayoritas makhluk hidup di bumi hidup di lingkungan hidrosfer.
Ketiga lapisan diatas dikenal dengan istilah Biosiklus.
Biosiklus diartikan bahwa lingkungan di bumi terdiri dari sejumlah daratan dan perairan.
Selanjutnya, biosiklus dibagi lagi menjadi unsur yang lebih kecil yang disebut dengan istilah
Bioma.
Karakteristik Biosfer
Lapisan biosfer merupakan habitat atau tempat tinggal makhluk hidup seperti flora dan fauna.
Oleh karena itu, biosfer memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Fauna
 Padang Rumput
Pada wilayah padang rumput, diketahui memiliki ketersediaan air yang cukup banyak.
Padang rumput merupakan habitat bagi banyak fauna, seperti binatang herbivora. Pada
area padang rumput, makhluk hidup lebih mudah mendapatkan makanannya berupa
rumput-rumputan. Selain binatang herbivora,pada area padang rumput juga terdapat
populasi hewan karnivora, seperti singa, harimau dan lain-lain yang akan memangsa
hewan herbivora tersebut sebagai suatu rantai makanan.
 Gurun
Wilayah gurun digambarkan berupa suatu wilayah dengan suhu yang sangat panas
dengan kandungan air yang sedikit. Pada daerah gurun perubahan suhu akan sangat
terasa. Misalnya, pada siang hari suhu udaranya bisa mencapai 50 derajat celcius.
Sedangkan pada malam hari, suhu di gurun dapat mencapai 0 derajat celcius. Ekstrimnya
suhu di gurun membuat tempat ini hanya ditempati oleh beberapa jenis fauna tertentu,
seperti ular gurun dan unta.
 Tundra
Tundra merupakan tempat yang berbanding terbalik dengan gurun. Tundra adalah
wilayah yang diselimuti oleh daratan salju. Umumnya wilayahnya terletak dekat dengan
kutub utara yang dilapisi es abadi. Fauna yang tinggal di kawasan tundra biasanya
memiliki bulu yang tebal dan berdarah hangat.
 Hutan Tropis
Bagi seluruh makhluk hidup, daerah tropis adalah tempat yang sangat cocok dan
bersahabat. Pada daerah tropis, curah hujan yang dimiliki sangat tinggi dan sinar
matahari juga bersinar sepanjang tahun.
 Taiga
Taiga merupakan habitat yang cocok untuk berbagai jenis burung yang melakukan
migrasi. Proses migrasi dilakukan apabila di daerah asalnya mengalami perubahan
musim, seperti musim gugur.
 Kutub
 Daerah kutub hampir sama dengan tundra, yaitu seluruh tempatnya diselimuti oleh salju.
Kawasan kutub adalah tempat yang sangat ekstrim untuk ditempati oleh fauna. Di daerah
ini hanya terdapat beberapa fauna yang memiliki sistem pertahanan khusus, seperti bulu
yang tebal dan darah yang hangat.
 Perairan
Fauna yang hidup di perairan dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti bentos yang
memiliki ukuran mikroskopis dan sangat kecil, bahkan tidak bisa dilihat mata telanjang.
Organisme ini hidup di dasar perairan. Kemudian pula plankton yang sama-sama
berukuran kecil. Plankton hidup mengapung di perairan air laut mengikuti pergerakan
arus air laut. Selanjutnya, terdapat juga nekton yang bisa bergerak sendiri dengan
kemampuannya. Nekton merupakan fauna seperti ikan, serangga air dan amphibi.
Kemudian neustin yang merupakan fauna yang bertempat tinggal di permukaan air.
2. Hutan
 Hutan Hujan
Seperti namanya, hutan ini terdapat di daerah tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa.
Hutan hujan memiliki curah hujan yang tinggi dengan sinar matahari yang bersinar
sepanjang tahun. Pohon yang tumbuh di hutan ini memiliki daun yang lebat dan tumbuh
mencapai 20 hingga 40 meter.
 Hutan Musim
Hutan musim umumnya memiliki ciri ketika musim kemarau datang, maka pohon-pohon
yang tumbuh akan menggugurkan daunnya.
 Hutan Iklim Sedang
Jenis hutan yang tersebar di daerah pantai pasifik Amerika Utara hingga ke Washington
DC. Hutan ini ditumbuhi oleh pohon-pohon yang dapat tumbuh tinggi, seperti pohon
pinus.
 Hutan Gugur
Hutan gugur banyak menjadi habitat pohon yang tinggi, kokoh dan memiliki daun yang
lebar. Hutan ini berada di daerah yang sedikit lebih kering, namun tetap memiliki
kandungan air yang cukup banyak, meskipun tidak sebanyak hutan hujan tropis.
 Hutan Taiga
Hutan yang berada di daerah dingin dan dekat dengan kutub. Wilayahnya meliputi
Kanada, Finlandia, Rusia dan Siberia Utara. Hutan taiga memiliki jenis pohon dengan
ukuran menjulang tinggi dan daun yang menyerupai jarum, sehingga pohon ini tidak
mengalami penguapan yang besar.
 Sabana
Sabana merupakan padang rumput yang memiliki beberapa pohon kerdil yang letaknya
berkelompok. Pohon di wilayah sabana tumbuh tersebar pada lokasi yang memiliki
cadangan air yang banyak.
 Stepa
Stepa merupakan nama lain dari padang rumput. Stepa merupakan hamparan yang
ditumbuhi padang rumput dan tidak ada pohon lainnya. Sebab, daerah ini memiliki udara
yang sangat kering dan cadangan air yang sedikit, sehingga hanya rumput yang dapat
tumbuh dan mampu bertahan hidup.
3. Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan salah satu makhluk hidup yang hidup dalam laut. Terumbu
karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari kumpulan binatang karang yang
kemudian membentuk batu kapur atau struktur karbonat. Indonesia memiliki perairan laut
dengan terumbu karang terbesar dan terlengkap di dunia.
Fungsi Biosfer
Biosfer memiliki beberapa manfaat bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan,
antara lain:
1. Sumber Makanan
Biosfer merupakan penyedia sumber makanan, seperti berbagai flora dan fauna yang bisa
dikonsumsi oleh manusia. Tanpa adanya flora dan fauna, maka manusia tidak bisa
melangsungkan hidupnya.
2. Penelitian dan Pendidikan
Selain itu, fungsi lain dari lapisan biosfer adalah sebagai objek penelitian dan pendidikan.
Fungsi ini bisa dijadikan pembelajaran kepada anak cucu kita agar bisa mencintai alam dan
belajar untuk melestarikan flora dan fauna sejak dini.
3. Sarana Rekreasi
Selain sebagai sumber makanan, penelitian dan pendidikan. Biosfer juga bermanfaat sebagai
sarana rekreasi. Contohnya adalah suaka margasatwa yang melindungi dan melestarikan
berbagai jenis binatang tertentu yang dikhawatirkan akan mengalami kepunahan, seperti
badak bercula satu dan komodo.
Selain sebagai sarana rekreasi, orang-orang yang berkunjung juga bisa mendapatkan wisata
edukasi melalui pengenalan terhadap jenis flora dan fauna dan bagaimana cara
melestarikannya.
Cagar Biosfer
Cagar biosfer merupakan suatu
kawasan ekosistem yang
keberadaannya sudah diakui oleh
dunia internasional sebagai bagian
dari program Man and Biosphere –
Badan Pendidikan dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-bangsa. Adanya
cagar biosfer bertujuan untuk
mencapai keseimbangan dan
melestarikan keanekaragaman hayati,
pembangunan ekonomi dan kebudayaan.
Man and Biosphere merupakan sebuah program yang pertama kalinya dicetuskan pada
tahun 1971. Pada tahun 1976, barulah terbentuk jaringan cagar biosfer yang diikuti oleh banyak
negara setelah diadakannya KTT Bumi dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Melalui program ini, cagar biosfer didorong untuk mendukung proses implementasi konvensi
keanekaragaman hayati.
Penetapan cagar biosfer sendiri diusulkan oleh pemerintah nasional dari masing-masing
negara. Kemudian usulan tersebut diberikan kepada Sekretariat Program Man and Biosphere
UNESCO untuk kemudian ditetapkan oleh Dewan Koordinasi Internasional.
Secara fisik, cagar biosfer terbagi menjadi tiga zona, yakni:
1. Zona Inti – Zona inti merupakan sebuah kawasan yang dilindungi untuk konversi
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Zona ini hanya diperbolehkan untuk kegiatan
penelitian yang tidak merusak, contohnya seperti kegiatan pendidikan
2. Zona Penyangga – Zona penyangga merupakan zona yang mengelilingi zona inti. Zona ini
dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam, seperti
rekreasi, pendidikan dan penelitian.
3. Zona Transisi – Zona transisi merupakan zona yang mengelilingi zona penyangga. Pada zona
ini diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain
demi kepentingan masyarakat, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat dan kepentingan
lainnya.
Cagar biosfer membentuk suatu jaringan yang tersebar di seluruh dunia. Seluruh jaringan
ini berkontribusi untuk mewujudkan tujuan yang sama. Seluruh jaringan ini juga berperan
sebagai media kerjasama antar pengelola cagar biosfer. Sampai saat ini, telah tercatat adanya
651 cagar biosfer di 120 negara yang terdistribusi dalam lima kawasan, yakni Afrika, Eropa,
Amerika Utara, Asia Pasifik, Kawasan Kepulauan Karibia, Amerika Latin, dan Kawasan Arab.
Di Indonesia sendiri, terdapat cagar biosfer yang telah diresmikan sejak tahun 1977 oleh
UNESCO. Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki beberapa cagar biosfer, antara lain Cibodas,
Pulau Komodo, Tanjung Puting dan Lore Lindu, Pulau Siberut, Gunung Leuser, Bukit Batu,
Taman Laut Wakotobi, Bromo Tengger, Kepulauan Selayar, dan Blombangan.

2.2. Kaidah-kaidah Ekosistem


Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal
sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik
(non makhluk hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran
energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian.
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan
unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta
kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat
digunakan sebagai ciri keseutuhan ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan,
produsen, konsumen, dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan
produktivitas (hasil keseluruhan sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat
hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam
ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan juga oleh keseluruhan jenis dan
faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem tersebut.
Berbagai konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh beberapa pakar
ekologi. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis. Kemudian
pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah mikrokosmos. Di Rusia pada
mulanya lebih banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis. Istilah ekosistem
mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari Inggris, A.G.Tansley, pada tahun
1935. Pada akhirnya istilah ekosistem lebih banyak digunakan dan dapat diterima secara luas
sampai sekarang.
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan, akan dijumpai
adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik ekosistem. Kedua
macam komponen biotik tersebut adalah :
1. autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi) makanan dari bahan-
bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis. Organisme ini tergolong
mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
2. heterotrofik, terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau memecah bahan
organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Organisme ini
termasuk golongan konsumen, baik makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan lain-lain. Bahan-bahan ini akan
mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain.
Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun
(berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik,
karena mampu menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain
tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi
kimia melalui reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika
dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti kambing,
ular, serangga, dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain, dan
hidup dengan memakan materi organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama
bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa sampah dan
bangkai, menguraikannya sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik).
Kelompok ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/ nonbiotik, atau komponen
yang tidak hidup, sedangkan komponen-komponen 4, 5, 6, merupakan komponen yang hidup
atau komponen biotik.
Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang berlangsung di
dalamnya, yaitu:
1. Lintasan atau aliran energi.
2. Rantai makanan.
3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.
4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
5. Perkembangan dan evolusi.
6. Pengendalian atau sibernetika.
Dalam sebuah ekosistem terdapat suatu kaidah-kaidah yang menjadi prinsip dasar terjalinnya
kehidupan yang kompleks disana. Berikut ini kaidah-kaidah suatu ekosistem:
1. Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan alamiah.
2. Suatu ekosistem punya daya kemampuan yang optimal dalam keadaan seimbang. Di atas
kemampuan itu ekosistem tidak lagi terkendali dengan akibat menimbulkan perubahan-
perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang tidak lagi berada dalam keadaan lestari
bagi kehidupan organisme.
3. Terdapat interaksi antara seluruh komponen lingkungan yang saling berinteraksi dan
memengaruhi satu sama lain.
4. Interaksi ekosistem terjadi antara komponen biotik dengna baiotik, sesama komponen
biotik dan sesama komponen abiotik.
5. Interaksi ekosistem senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil untuk
mencapai kondisi optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan
terhadapnya dalam ukuran batas kesanggupan ekosistem.
6. Setiap ekosistem punya sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan secara bersama-
sama dengan ekosistem lainnya memiliki peranan terhadap ekosistem bumi (biosfer).
7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor tempat, waktu dan masing-
masing membentuk basis-basis perbedaan diantara ekosistem itu sendiri sebagai
pencerminan sifat-sifat yang khas.
8. Antara satu sama lain, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memilih
interaksinya pula secara tertentu.

2.3. Istilah-istilah dalam Jaring-jaring Kehidupan


Saling ketergantungan antarspesies yang berbeda jenis juga terjadi dalam peristiwa
makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan
energi. Hal ini akan membentuk jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan,
jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.
1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara skematis
dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang.

2. Jaring-Jaring Makanan
Di alam, beberapa proses makan dan dimakan (rantai makanan) saling berkaitan
membentuk sebuah jaring-jaring makanan.

3. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi
jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu
ekosistem. Piramida makanan dengan dua puncak berarti pada puncak piramida ditempati
oleh dua jenis karnivora yang keduanya tidak saling memakan.
4. Lingkungan, adalah sejumlah unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan di luar organisme yang
mempengaruhi organisme
5. Populasi, adalah sekumpulan individu dan jenis yang sama dan terjadi bersama-sama
pada suatu tempat dan waktu.
6. Komunitas, adalah kumpulan populasi yang menempati suatu daerah tertentu. Komunitas
dalam ekologi merupakan komunitas biotik dimana anggota-anggotanya mempunyai
tempat tumbuh (habitat) sama, misalnya komunitas pohon, komunitas serangga,
komunitas burung dan lain-lain.
7. Ekosistem, dimana komunits bersama-sama dengan lingkungan abiotis membentuk suatu
sistem ekologi.
8. Bioma, adalah suatu ekosistem skala besar yang terjadi karena interaksi iklim dan biota
setempat, jadi merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi dari ekosistem.
9. Biosfer atau eksosfer, adalah tingkat organisasi biologi terbesar mencangkup semua
makhluk hidup di bumi dan berinteraksi dengan lingkungan fisik secara keseluruhan.
Produsen, seperti tikus memakan padi dan tanaman-tanaman seperti ubi jalar. Jagung dan
lain-lain. Di sini tikus hidupnya tergantung daripada tumbuhan. Tetapi tumbuhan hijau
seperti padi, dapat membentuk bahan organik dengan menggunakan energi matahari. Hidup
tumbuhan itu sendiri dan hidup organisme lainnya bergantung kepada produksi bahan
organik ini. Dalam hal ini tumbuhan disebut produsen.
Konsumen, tikus disebut konsumen jenis “pemakai”. Karena tikus langsung makan
tumbuhan hijau maka disebut konsumen tingkat pertama. Kucing, elang, ular, makan tikus,
ini disebut konsumen tingkat kedua. Jika kucing ada kutunya, maka kutu itu disebut
konsumen tingkat ketiga. Kemudian ada lagi konsumen tingkat selanjutnya. Setiap tingkat
lebih tinggi, hubungan konsumen selangkah lebih jauh dari produsen bahan organik.
Produsen merupakan dasar jaring-jaring konsumen yang rumit.
Keseimbangan, jika diamati disekeliling kita, akan terlihat bahwa dunia kehidupan itu selalu
berubah-ubah. Seperti adanya perubahan musim. Jika tikus dapat berkembang biak terus
tanpa ada pengendalian, maka akan mengakibatkan tikus-tikus itu akan kehabisan makanan
dan akan mati kelaparan. Namun karena adanya kucing atau hewan lain pemakan tikus akan
mengurangi jumlah tikus sehingga tumbuhan tidak akan habis, tikus tidak akan kehabisan
makanan dalam hal ini telah terjadi suatu keseimbangan.
Jelaslah bahwa perubahan jumlah tikus yang tak terkendalikan akan membahayakan
kehidupan tikus itu sendiri. Demikian pula untuk hewan lain atau organisme lainnya,
termasuk manusia jika perkembangbiakan tak terkendalikan akan membahayakan
kahidupannya. Itu adalah aspek dari keseimbangan.
Setiap makhluk hidup yang sehat selalu berada dalam keseimbangan, walaupun setiap
saat mengalami perubahan. Dengan cara yang sama seluruh dunia kehidupan pada setiap saat
menuju keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai