PEMBAHASAN
lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis
Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan
lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di
bumi cocok untuk kehidupan"
EKOSISTEM DARAT
Ekosistem darat (terestrial) ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya
berupa daratan . berada dalam area yang sangat luas yang disebut
dengan bioma. Tipe bioma sangat dipengaruhi oleh iklim, sedangkan iklim
dipengaruhi dari letak geografis dalam garis lintang dan ketinggian tempat
suatu permukaan laut. Sebagian dari nama bioma disesuaikan dengan vegetasi
(tumbuhan) yang dominan.
EKOSISTEM PERTANIAN
Ekosistem pertanian adalah berbagai unit dasar aktivitas pertanian yang
terkait secara ruang dan fungsi, yang mencakup komponen biotik dan abiotik
dan interaksinya. Sebuah ekosistem pertanian dapat dipandang sebagai bagian
dari ekosistem kovensional. Ekosistem pertanian berada di tengah-tengah
aktivitas pertanian manusia. Namun ekosistem pertanian tidak terbatas pada
lokasi tempat aktivitas pertanian berada (lahan usaha tani), namun juga wilayah
yang terpengaruh oleh aktivitas pertanian karena siklus kimiawi maupun rantai
makanan. Biasanya ekosistem pertanian, khususnya yang dikelola secara
intensif, dicirikan dengan memiliki komposisi spesies yang tidak beragam,
rantai energi dan aliran nutrisi yang lebih sederhana dibandingkan yang terjaid
di ekosistem alami.sehingga ekosistem pertanian seringkali dikaitkan dengan
peningkatan penggunaan nutrisi yang mengakibatkan eutrofikasi pada
ekosistem terkait yang tidak terlibat langsung dalam aktivitas pertanian
JENIS-JENIS EKOSISTEM
Ada dua macam ekosistem yang terbentuk di bumi, yaitu :
1. Ekosistemdalamiah
Ekosistem Alamiah
Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sendirinya tanpa ada
campur tangan dari manusia, oleh karena itu lah kita sebut sebagai ekosistem
Alamiah. Contohnya adalah ekosistem laut dan sungai.
2. EkosistemgBuatan.
Lingkungan biotik:
Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi
dengan daerah kering (tumbuhan serofit), misalnya kaktus dan kurma.
Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya
kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada
siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
adalah kuda dan zebra. Sedangkan untuk hewan yang termasuk karnivora
adalah macan tutul, singa dan anjing hutan.
3. Bioma padang rumput
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke
daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan,
seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia. Bioma
Stepa berbeda dengan Bioma Sabana. Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan
Sabana adalah :
Pada bioma Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh
kumpulan pepohonan besar, sedangkan pada bioma Stepa merupakan padang
rumput yang tidak di selingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan, kalaupun ada
hanya sedikit saja pepohonan yang ada.
Bioma padang rumput memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah
hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan
drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas
dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain
yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang
dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacammacam seperti stepa di Rusia selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika
Utara dan pampa di Argentina.
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika,
domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing,
dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu
mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi
merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan
fotosentesis. Sedangkan hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa,
Beruang, Raccon, Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk. Banyak hewan mamalia
hutan gugur juga memasuki keadaan dorman musim dingin yang disebut
hibernasi, dan beberapa spesies burung melakukan migrasi ke wilayah dengan
iklim yang lebih hangat. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada
musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan
mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
6. Bioma Taiga
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah
kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Bioma Taiga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada
musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara
3 sampai 6 bulan.
Lingkungan biotik :
Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon
konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di
bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon
konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen.
Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin
dengan suhu sangat rendah.
Ekosistem Darat,Tanah dan Pertanian
Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, serigala dan
burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin
tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya
maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
7. Bioma Tundra
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya
adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya
didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan
dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.
Bioma Tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang
dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi
mengalami pertumbuhan.
Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan
Reindeer/Caribou (rusa kutub), beruang kutub, dan insekta terutama
nyamuk dan lalat hitam.
Bioma tundra arktik memiliki curah hujan sekitar 20 - 60 cm per tahun.
Suhu rata-rata di musim dingi di bawah -30oC, sedangkan di musim panas
hanya mencapai 10oC.
JENIS-JENIS TANAH
1. Tanah Vulkanis (Tanah Gunung Api)
Tanah Vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang
dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur karena
mengandung unsure hara atau mineral yang diperlukan tanaman. Jenis tanah
Ekosistem Darat,Tanah dan Pertanian
10
Tanah ini terbentuk dari batuan kuarsa, banyak ditemukan di Sumatera, Jawa
Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Jenis tanah ini berwarna
merah sampai kuning, bersifat asam sekali. Kandungan bahan organic sedikit,
dan kandungan unsure hara rendah. Pemanfaatan tanah podzoliq ini cocok
untuk tanaman karet, pinus dan akasia.
5. Tanah Kapur/Mediterania (Terarosa)
Tanah kapur yaitu jenis tanah hasil pelapukan dari batuan kapur (batuan
endapan). Tanah ini terdapat di daerah-daerah pegunungan kapur, seperti
pegunungan Kidul, dan Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah. Tanah ini
berwarna hitam dan miskin unsure hara, sehingga jenis tanah ini kurang
subur. Tanah kapur baik untuk tanaman Jati dan Palawija.
6. Tanah Litosol
Tanah Litosol adalah jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak
begiti tebal. Tanah ini berasal dari jenis batuan-batuan keras yang belum
mengalami proses pelapukan secara sempurna sehingga sukar ditanami dan
kandungan unsure haranya sangat rendah. Jenis tanah litosol banyak
ditemukan dilereng gunung dan pegunungan diseluruh Indonesia. Tanah
litosol secara umum tidak bias dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang bias
dimanfaatkan untuk tanaman pohon-pohon besar dihutan, palawija dan padang
rumput.
7. Tanah Latosol
Tanah latosol merupakan jenis tanah tua, tanah ini terbentuk dari batu api yang
kemudian mengalami proses pelapukan lebih lanjut. Jenis tanah ini banyak
terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah. Jenis tanah Latosol bersifat asam dan kandungan bahan organiknya
rendah hingga sedang. Tanah ini cocok untuk hutan tropis.
8. Tanah Fodzol (Tanah Pucat)
11
Tanah ini terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan yang
tinggi, berwarna merah hingga kuning. Tanah fodzol banyak terdapat di
Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Tanah fodzol mengandung unsure hara
yang sangat miskin, tidak subur dan sulit ditanami. Tanah ini baik untuk
tanaman kelapa dan jambu mete.
9. Tanah Mergel
Tanah mergek adalah campuran tanah liat, kapur dan pasir. Persebaran tanah
mergel terdapat di Kediri dan Madiun (Jawa Timur) serta Nusa Tenggara.
Tanah ini subur dan cocok dimanfaatkan untuk tanaman Jati.
10. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan
curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh
tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan alumunium sehingga
tanah ini tidak subur. Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Kalimantan Barat. Pemanfaatannya cocok untuk keplapa dan jambu mete.
11. Tanah Humus
Tanah humus terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah humus
sangat subur dan dapat ditemukan dibawah batuan dan tumbuh-tumbuhan
yang lebat. Tanah humus biasanya berwarna hitam.
JENIS-JENIS EKOSISTEM PERTANIAN
12
13
UPAYA PELESTARIAN
Pelestarian ekosistem
2. Pelestarian Habitat
Kelangsungan hidup tumbuhan dan hewan juga bergantung pada kedekatan
habitat alam. Untuk itu, pelestarian habitat sangat penting untuk perlindungan
hewan dan tumbuhan.
14
15
agar air dapat meresap ke dalam tanah. 5. Tanam kebun hujan Kebun hujan
merupakan penurunan dangkal di halaman rumah Anda yang akan mengumpulkan
hujan di atas permukaan tahan air. ini mencegah erosi tanah dan memberikan
Anda kesempatan untuk menumbuhkan tanaman lahan basah. 6. Gunakan tong
hujan Anda dapat menaruh tong hujan di bawah semburan air hujan untuk
mengumpulkan aliran air yang mengallir di atap. Atap anda merupakan
permukaan tahan air. Anda dapat menggunakan air yang kumpulkan untuk
halaman atau kebun. Dengan cara ini Anda melakukan konservasi air dan tanah. 7.
Tanam pohon penahan angin Penahan angin mencegah erosi tanah dengan
memperlambat angin membuka tanah. Anda dapat menanam tanah atau belukar.
untuk mencegah erosi, penanaman akan mencegah salju dari gesekan pada
kendaraan di jalan. Selain itu, tanaman ini dapat melindungi rumah dari kerusakan
angin. 8. Kembalikan lahan basah Lahan basah merupakan salah satu cara paling
efektif untuk mencegah erosi tanah. Lahan basah bertindak sebagai sponge alami,
menyerap air hujan, dan mencegahnya membawa tanah. Lahan basah juga
menyediakan habitat untuk burung dan mahluk hidup lainnya dan membantu
mencegah polusi air. 9. Tanam lajur penyangga sepanjang aliran Lajur penyangga
membantu menahan aliran utuh selama banjir. Lajur penyangga ini juga mencegah
aliran air dari aliran air. Lajur penyangga termasuk campuran rumput, belukar, dan
pohon. 10. Membangun kembali hutan. Membangun kembali hutan menyediakan
secara luas, jaringan akar pohon menawarkan tanah yang padat dalam waktu lama
tanah bererosi. Dapat juga berfungsi sebagai penahan angin dan menahan tanah.
Dengan menajaga kelestarian tanah dari erosi, makan efek negatif banjir dan tanah
longsor dapat dikurangi.
Pelestarian Pertanian
a.
b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras
(sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
16
17