Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi. Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi 2, yaitu
ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik). Selain 2 ekosistem diatas,
terdapat ekosistem buatan.
I. Ekosistem Darat (terestrial)
Terdiri atas beberapa macam bioma antara lain bioma gurun, padang rumput, hutan hujan
tropis, hutan gugur, taiga, dan tundra.
1. Bioma Gurun
Gurun merupakan daerah kering yang curah hujannya hanya 20 cm per tahun. Vegetasi
dominan pembentuk bioma gurun adalah kaktus. Adapun hewan yang hidup di bioma ini
umumnya aktif pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut merupakan adaptasi terhadap
suhu lingkungan yang sangat panas dan untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh.
2. Padang Rumput
Bioma ini memiliki karakteristik beriklim sedang, dengan curah hujan berkisar antara 2575
per tahun dan vegetasi dominannya adalah rumput. Adapun hewan yang hidup di bioma ini
adalah kelinci, serigala, dan kuda.
3. Hutan Hujan Tropis
Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia
tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan
tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25C per tahun dan curah hujan yang tinggi
sekitar 200 cm per tahun.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma ini paling beragam (memiliki keanekaragaman
paling tinggi) dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma-bioma
lainnya. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan
merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini
adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.
4. Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa
Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim

dingin dan sangat panas pada musim panas (-30C hingga 30C). Curah hujan tinggi dan
merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya pada saat musim panas (pada
hutan gugur daerah tropis) dan pada saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang).
Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing dan burung. Beberapa
hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin
dengan terlebih dahulu mengkonsumsi banyak makanan.
5. Taiga
Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer, merupakan bioma terluas di bumi. Bioma ini
memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena
penguapan yang rendah. Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma taiga terdapat di daerah
yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per tahun. Terdapat di Amerika
bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat, dan Asia bagian timur. Tumbuhan yang hidup di
bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini di antaranya adalah
rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai.
6. Tundra
Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara yang memiliki curah hujan
yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak dapat berkembang di daerah ini. Pada musim
dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh besar.
Produsen utama di bioma ini adalah lichenes dan lumut. Binatang yang dapat ditemui di
bioma ini, antara lain beruang kutub, reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang
bermigrasi ketika musim-musim tertentu
7. Savana
Savana merupakan padang rumput yang didominasi oleh rumput dengan semak serta pohon
yang terpencar. Savana memiliki curah hujan sekitar 90150 cm per tahun. Hewan yang
hidup di dalamnya, antara lain gajah, kuda, dan zarafah.

Ekosistem Terestrial (Darat)


II.

Ekosistem Perairan (Akuatik)


Ekosistem laut (Akuatik) atau disebut juga ekosistem marine merupakan ekosistem

yang terdapat di perairan laur, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem laut merupakan salah satu ekosistem
alamiah akuatik yang paling besar di planet bumi. Khusus untuk Indonesia yang merupakan
salah satu negara Kepulauan , luas territorial didominasi oleh lautan. Dengan demikian , bisa
diasumsikan bahwa ekosistem laut memiliki peranan penting bari rakyat Indonesia dan juga
bagi masyarakat dunia dalam skala yang lebih besar.
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Memiliki luas 2/3 wilayah bumi atau sekitar 70 sampai 80%.
2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%. Akan tetapi masingmasing titik memiliki kadar garam yang bervariasi tergantung wilayah lautnya.
Misalnya di laut tropika kadar garam tinggi teteapi di laut dengan iklim yang dingin
kadar garam justru lebih rendah.
3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
a. Jenis-jenis Ekosistem Laut
Ekosistem laut dibagi lagi ke dalam beberapa jenis ekosistem , yakni :
1. Ekosistem pantai, yang letaknya berhadapan langsung dengan daratan juga wilayah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptari struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivor dan karnivor,
kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikanikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam
saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta
rumput l aut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat
dibedakan sebagai berikut.
a) Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin;

tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius
(rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canavalia martina. Lebih ke arah darat
lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaevola
fruescens (babakoan).
b) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas
merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain
berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan
dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain
Nypa, Acatlws, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah,
pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, AcXicras, dan Cylocarpus

2. Ekosistem Estuari atau Muara adalah titik dimana ekosistem laut dan ekosistem sungai
bertemu. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah
estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,
kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga
merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

3. Ekosistem Terumbu Karang adalah jenis ekosistem yang didominasi bebatuan karang
dan dihuni banyak organisme atau biota laut. Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat
suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya.
Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus
cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh
karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat.
Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat
tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan
ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan,
menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.

b. Zona Laut Berdasarkan Kedalaman

Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman


Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan
bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat
besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi
dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah
fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah
remangremang cahaya yang disebut daerah disfotik. Berdasarkan jarak dari pantai dan
kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara
vertikal kedalaman dibedakan menjadi epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal
pelagik, dan hadal pelagik.
1) Zona litoral/ekosistem perairan dalam
Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti.
Hal ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai
perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada pada
perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas yang ada
hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya
Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap dan
vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewanhewan yang hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang indah yang
peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan air dalam pantai ke

tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena
cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke atas.
2) Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal
Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air
pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau
terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya umumnya
didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau rerumputan.
3) Zona Batial atau titik remang-remang
Dengan kedalaman antara 200 sampai 2000 meter di bawah laut , hewan yang hidup di
titik ini adalah nekton. Tak ada lagi produsen.
4) Zona oseanik
Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat
ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap.
Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada
perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak
ikannya.
c. Ekosistem Laut Berdasarkan Intensitas Cahaya
Masih ada pembagian ekosistem laut lainnya yang didasarkan pada intensitas cahaya, yakni :
1.Wilayah fotik , yakni bagian laut yang bisa ditembus cahaya. Kedalamannya sampai 200
meter.
2.Wilayah Twiligt adalah titik remang-remang yang minim cahaya sehingga produsen kurang
karena tidak bisa melakukan aktifitas fotosintesis. Kedalamannya antara 200 sampai 200
meter.
3.Wilayah afotok adalah titik dimana tak ada sama sekali cahaya matahari yang mampu
menembusi lautan.
d. Biota Laut
Dalam ekologi, biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah
geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah geografi atau cakupan
waktu dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan planet atau rentang waktu yang
panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnya "biota laut di lepas pantai Teluk Jakarta setelah
pembuatan rumpon buatan". Biota planet bumi tinggal di dalam biosfer.
Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai
macam biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup di
pesisir hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di

perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan
biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah
konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara
langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan
zat organik dalam bentuk butiran, tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah
molekul organik menjadi lebih sederhana.
Penggolongan biota laut menurut sifat hidupnya dibedakan menjadi plankton
merupakan semua biota yang hidup melayang di dalam air yang pergerakkannya ditentukan
oleh lingkungannya. Kemudian nekton adalah semua biota yang dapat berenang bebas dan
mengatur sendiri arah perherakkannya dan bentos merupakan semua biota yang hidup didasar
perairan baik membenamkan diri, menempel maupun merayap.
Perubahan kondisi laut yang terjadi dimasa lalu hingga saat ini ditambah dengan
interaksi biota laut dalam pemangsaan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap daya
adaptasi pada biota laut. Kemampuan adaptasi biota laut yang berlanjut dalam jangka waktu
lama yang akhirnya menjadi sebuah evolusi menjadikan keanekaragaman biota laut menjadi
tinggi. Selain itu, laut dengan berbagai kondisi fisik, kimia dan topografi menjadikan biota
laut yang hidup didalamnya semakin beragam.Keragaman biota laut yang terdapat di wilayah
perairan laut Indonesia begitu tinggi. Mulai dari ikan, moluska, krustasea, alga sampai
dengan karang kesemuanya ditemukan di perairan laut Indonesia dengan jenis yang sangat
beragam. Salah satu bukti tingginya keanekaragaman biota laut di Indonesia adalah dengan
terbentuknya Coral Triangle Initiative (CTI) dan Indonesia termasuk didalamnya bersama
beberapa negara lain seperti Filipina, Australia, Timor Leste, dan Papua New Guinea. Lebih
dari 500 jenis karang hidup di perairan Indonesia, khususnya di perairan laut wilayah timur
Indonesia. Kondisi demikian memungkinkan biota laut lain yang hidup berasosiasi dengan
terumbu karang maupun yang hidup dan mencari makan pada ekosistem terumbu karang
semakin beragam dan belum banyak diketahui. Hal ini mendorong para peneliti dari dalam
negeri maupun luar Indonesia berlomba untuk menggali, mengetahui dan menemukan jenisjenis biota laut baru. Sehingga kita sebagai peneliti di bidang kelautan dituntut tidak hanya
mengetahui namun diharapkan mampu mengenali dengan baik biota yang akan di teliti.
Pengetahuan tentang cara mengenali biota laut kurang diminati, karena untuk
mengetahui jenis atau nama spesies biota laut secara detil tidaklah mudah dan memerlukan
waktu yang cukup panjang. Namun, hal ini sangat penting untuk dipelajari mengingat
Indonesia adalah negara dengan megabiodiversity.

III.

Ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi

kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
a. Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai
keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.

b. Hutan tanaman industri


Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang umum
ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala, dammar, dan jati seperti gambar disamping

c. Agroekosistem
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah
hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit,
dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.

Anda mungkin juga menyukai