Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KEANEKARAGAMAN HEWAN

“ANNELIDA DAN COELENTERATA”

KELOMPOK 1
BIOLOGI C
SRI WAHYUNI
ASRIANI
IIN DARMIYANTI
DWI WAHYUNI ULPA
NUR AMELIAH SALEH
NUR INDAH PUSPITASARI
YOVITA HASKAR

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

[Date] 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata'ala, berkat


izin dan karunia-Nyalah sehingga penulis memiliki kesempatan menyelesaikkan
Makalah tentang ” ANNELIDA dan COELENTERATA” sesuai dengan waktu
yang telah diberikan meski banyak kekurangannya. Dalam penyusunan makalah
ini penulis banyak mendapat pengetahuan tambahan. Karena itu kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat ibu dosen dan
Pembimbing Mata kuliah Keankeragaman hewan
Makalah ini di susun untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi kami,Penulis
menyadari bahwa dalam pnyusunan makalah ini banyak hal-hal yang perlu
disempurnakan dan diperbaiki, oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, agar dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Penulis

[Date] 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PROTISTA
A. LATAR BELAKANG ................................................................................
3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................
3
C. TUJUAN .....................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN
A. CIRI DAN MORFOLOGI ANNELIDA .....................................................
4
B. STRUKTUR TUBUH ANNELIDA............................................................
5
C. KLASIFIKASI ANNELIDA ....................................................................
10
D. PERANAN ANNELIDA ..........................................................................
15

BAB III PORIFERA


A. LATAR BELAKANG ..............................................................................
17
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................
18
C. TUJUAN ...................................................................................................
18

BAB IV PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI COELENTERATA .................................................................
19
B. CARA MENDAPATKAN MAKANAN ..................................................
21
C. KLASIFIKASI COELENTERATA ......................................................... 22

[Date] 3
D. PERANAN COELENTERATA ...............................................................
26

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .........................................................................................
27
B. SARAN .....................................................................................................
27

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


29

[Date] 4
BAB I

ANNELIDA

A. LATAR BELAKANG
Zoolgi merupakan salah satu dari cabang ilmu biologi yang
menempati urutan ke-19 setelah cabang ilmu sitologi dan virologi. Adapun
cabang ilmu biologi sendiri dikhususkan untuk mempelajari tentang hewan
dan perkembangannya, yang mana hewan yang secara detail dibahas
dalam makah ini yaitu tentang ANNELIDA.

Annelida adalah sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-


gelang atau disebut juga cacing gelang. Perkembangan buku-buku
memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas
badan yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk
mengkomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12.000
jenis di laut , air tawar, dan didaratan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Annelida?
2. Bagaimana struktur tubuh dari Annelida?
3. Bagaimana klasifikasi Annelida?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang Annelida
2. Untuk mengetahui seluk beluk struktur tubuh Annelida
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Annelida

[Date] 5
BAB II

PEMBAHASAN

Annelida berasal dan bahasa latin, Anellus = cincin (segmen), yaitu


termasuk kelompok hewan cacing yang bersegmen, lunak (tidak mempunyai
kerangka), simetris bilateral. Filum Annelida jumlahnya lebih dan 12.000 sepesies
yang terbagi ke dalam 3 kelas yaitu kelas Oligochaeta (cacing yang hidup di tanah
dan air tawar), kelas Polychaeta (cacing yang hidup di laut) dan kelas Hirudinea
(Iintah). Annelida ditemukan di seluruh dunia dari laut yang paling dalam sampai
gunung es yang tinggi. Annelida hidup di tempat yang tersembunyi seperti
lumpur, pasir, di bebatuan dan diantara hewan invertebrata seperti Sponge dan
banyak juga yang hidup dalam suatu lubang berupa tabung yang dibuat melalui
bahan sekretnya sendiri.

Karakteristik dasar dari filum ini adalah tubuh terbagi dalam seri memanjang
dengan segmen-segmen silindris atau metamere yang masing-masing
terbagi/dibatasi oleh dinding tubuh dan pada rongga tubuhnya mengandung
organ-organ internal. Pembagian secara eksternal seperti yang terlihat cacing
tanah pada umumnya sangat berkaitan dengan pembagian internal. Tubuh
Annelida terdiri dari bagian kepala, bagian badan yang bersegmen-segmen dan
bagian ujung yang tidak bersegmen yang disebut pygidium.

A. CIRI DAN MORFOLOGI

 Tubuh tersusun atas segmen-segmen menyerupai gelang/ cincin


 Segmen terdapat di bagian luar dan dalam tubuhnya. Diantara satu
segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.
Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu
segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa

[Date] 6
 Panjang tubuh bervariasi dari sekitar 1 mm hingga 3 m
 Bentuk tubuhnya simetris bilateral, tubuh dilapisi kutikula

B. STRUKTUR TUBUH ANNELIDA

 Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara


satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut
septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu
segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
 Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam
pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
 Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang
(longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring,
esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.
 Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem
peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin,
sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
 Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak
terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ
ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia (
tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari
saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor
merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat
sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

[Date] 7
a. CARA HIDUP DAN HABITAT
 Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada
sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata,
termasuk manusia
 Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan
perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah
atau tempat-tempat lembap
 Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang
sendiri.

b. SISTEM PEREDARAN DARAH


 Sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem
peredaran darah tertutup
 Pembuluh darah memanjang sepanjang tubuhnya serta bercabang-
cabang di setiap segmen
 Darah mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah

[Date] 8
 Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa
darah ke seluruh tubuh
 Terdapat tiga pembuluh utama, satu terletak di dorsal (= punggung)
dan dua di ventral (= bagian perut)
 Pembuluh dorsal berperan sebagai jantung utama yang memompa
darah melalui gerak peristaltik
 Pada bagian anterior (=depan) tubuh cacing terdapat lima pasang
pembuluh melengkung yang mengitari saluran pencernaan
sehingga menghubungkan pembuluh dorsal dengan pembuluh
ventral
 Kelima pasang pembuluh ini berperan sebagai jantung tambahan
yang membantu memompa darah menuju ke ventral tubuh cacing.
Disebut juga jantung aorta.

c. SISTEM PERNAPASAN
 Belum memiliki organ pernafasan khusus
 Pada cacing tanah, seluruh permukaan kulit luarnya dipergunakan
sebagai organ respirasi
 Kulit cacing tanah selalu lembab yang memudahkan terjadinya
pengikatan oksigen dan difusi oksigen masuk ke dalam tubuh
 Di bawah kulitnya terdapat anyaman kapiler yang sangat padat.
Kapiler inilah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh cacing dan
mengangkut sisa hasil metabolisme menuju ke permukaan kulit
untuk berdifusi keluar.

[Date] 9
d. SISTEM EKSKRESI

 Menggunakan nefridia
 Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya
 Cairan tubuh memasuki nefridium melalui membran nefrostome
yang berbentuk seperti gelembung/ corong
 Nefridium berhubungan dengan kapiler darah
 Nefridium berhubungan dengan lingkungan luar oleh suatu lubang
yang disebut nefridiopori, tempat kotoran keluar.

e. SISTEM SARAF
 Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali
 Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior
 Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet, namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi

[Date] 10
f. SISTEM REPRODUKSI
 Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris)
 Ovum dan sperma dihasilkan di klitellum, di dalamnya terdapat
kelenjar yang digunakan untuk membungkus telur menjadi kokon
 Organ reproduksi Annelid

Cara Annelida melakukan perkawinan

 Pembuahan terjadi secara silang


 Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri mereka

[Date] 11
sedemikian rupa sehingga dapat saling memprtukarkan sperma dan
kemudian akan memisah
 Sperma yang diterima akan disimpan secara temporer di klitelum
 Klitelum mensekresikan kokon/kepompong, yang dapat bergeser di
sepanjang tubuh cacing, kemudian mengambil telur dan sperma
sehingga terjadi pembuahan
 Kemudian kepompong lepas dari cacing dan berkembang di dalam
tanah.

C. KLASIFIKASI ANNELIDA
a. PolyChaeta

PolyChaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2
kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga
PolyChaeta adalah kelas dengan rambut paling banyak di filum Annelida.
PolyChaeta memiliki bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor
palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air. PolyChaeta mempunyai tubuh
bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip dayung, hal ini
disebut Parapodia (tunggal =parapodium). Berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian
besar dari PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena
terdapat pembuluh darah halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang
sifatnya kaku yang biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga licin.
Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.

- Contoh Jenis PolyChaeta


 Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan
(mengandung protein tinggi)
 Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan
(mengandung protein tinggi)
 Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
 Arenicola sp,

[Date] 12
- Ciri-Ciri PolyChaeta
 Berambut banyak
 Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina
 Mempunya parapodia (alat gerak)
 Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10
mm.
 Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
 Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan
peristomium (segmen pertama).

[Date] 13
Nes
b. OligoChaeta reisp
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang

.
berarti sedikit, dan Chaeta yang berarti rambut. Kelas OligoChaeta
merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit rambut.
Banyak anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau
tempat lembab, tetapi ada juga yang hidup di air. Karena mempunyai
sedikit rambut seta dan tidak mempunyai parapodia, sehingga
kepalanya kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik
mata. Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk
menerima rangsangan.
OligoChaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan
perkembangbiakan secara generatif dengan perkawinan, dan secara
vegetatif dengan regenerasi. Terdapat Kitellum (Selzadel) yang
berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada ruas 9-11 terdapat
receptaculum seminis yang berfungsi sebagai penampung sel-sel
spermatozoa.

[Date] 14
- Contoh Jenis OligoChaeta
o Moniligaster houtenil (Cacing tanah sumatra)
o Tubifex sp (Cacing air tawar/sutra), berperan sebagai indikator
pencemaran air.
o Lumbricus terestris, Pheretima sp (Cacing Tanah), berperan
membantu aerasi tanah sehingga menyuburkan tanah
o Perichaeta musica (C.Hutan)
- Ciri-Ciri OligoChaeta
o Tidak mempunyai parapodia
o Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen

Lumbricus
terestris
Phereti
o masedikit
Memiliki sp.rambut
o Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata
o Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut
dengan klitelum.
o Telur terbungkus oleh kokon
o Daya regenerasi tinggi

[Date] 15
o Hidup air tawar atau darat
o Hermafrodit
c. Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki
seta (rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh
Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang
sedikit runcing. Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang
berfungsi dalam bergerak dan menempel. Gabungan dari alat
penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot adalah mekanisme
pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan
ekstoparasit yang sering didapati di permukaan luar inangnya. Ukuran
Hirudinea beragam dari 1-30 cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan
cara menempel. Sebagian mereka membuat luka pada permukaan
tubuh inang sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan sebagian
lain mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan jika
itu terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah,
kebanyakan tidak terasa saat kelas ini menempel pada inangnya karena
ia menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat menghilangkan rasa
sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
- Contoh Jenis Hirudenia
 Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan
menempel pada daun
 Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa).
 Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India)
 Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar.
- Ciri-Ciri Hirudenia
 Tidak memiliki parapodia dan seta di segmen tubuhnya
 Ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm.
 Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang
meruncing.

[Date] 16
 Hidup air tawar, darat, dan air laut.
 Memiliki zat antikoagulasi

D. PERANAN ANNELIDA
Annelida memiliki beberapa peran yang dapat dimanfaatkan atau
menguntungkan dan merugikan kehidupan manusia. Peran annelida adalah
sebagai berikut..
a. Peranan Annelida yang mengutungkan/bermanfaat
 Makanan manusia, karena cacing memiliki sumber protein
yang berpotensi dimasukkan sebagai bahan makan manusia
seperti halnya daging sapi dan ayam
 Bahan baku ternak, memiliki kandungan protein, lemak dan
mineral yang tinggi, cacing tanah dimanfaatkan sebagai
makanan ternak misalnya unggas, udang, kodok, dan ikan.
 Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya dapat meredakan
demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan
bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
 Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk dgunakan

Pac(Haemadipsa
hidup di
et picta)
darat
Lint(Hiru
medicin, hidup
perai
ah dodi sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
alis)
ran
[Date] 17
 Lintah digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang
telah terinfeksi
 Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan
transfusi darah
b. Peranan Annelida yang merugikan
 Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati,
cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing filaria.
 Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang,
pacet, dan lintah.

[Date] 18
BAB III
COELENTERATA

A. LATAR BELAKANG
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan
yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos
yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan
yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ
pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan
tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat
sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan
mendapatkan beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang
berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang
berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis
(epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi
untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Tentakel dilengkapi dengan sel
penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh,
yaitu polip dan medusa. Hidupnya : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu
ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan
dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk
polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi
oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut
coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun
vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan
membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual
berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan
tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya.

[Date] 19
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan
aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk
polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik
bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang
yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan
pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentu mereka yang unik.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah
seperti:
1. Bagaimanakah ciri-ciri coelenterata?
2. Bagaimanakah cara coelenterata mendapatkan makanannya?
3. Bagaimanakah cara reproduksi coelenterata?
4. Ada berapakah klasifikasi coelenterata?
5. Apa peran dan fungsi coelenterata?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah berdasarkan uraian rumusan masalah di atas,
yaitu:
1. Dapat mengetahui cirri-ciri coelenterata.
2. Mengetahui cara coelenterata mendapatkan makanan.
3. Mengetahui cara coelenterata bereproduksi.
4. Mengetahui jenis-jenis coelenterata berdasarkan klasifikasinya.
5. Dan mengetahui fungsi dan peran coelenterata.

[Date] 20
BAB IV

PEMBAHASAN
Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selomdan ENTERON =
usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yangberfungsi sebagai usus. Coelenterata atau
yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat
sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang
berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang
sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan
sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan
eksternal.

Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik,


tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm
dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi
tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di
air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan.

A. CIRI-CIRI COELENTERATA

v Habitat di laut, kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.

v Hewan bersel banyak (multiseluler).

v Sruktur tubuh :

· Radial simetris

· Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm

· Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan endoderm.

v Bentuk tubuh :

· menyerupai tabung (polip)

· menyerupai mangkok (medusa)

[Date] 21
· Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan
bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun (knidoblast)
atau sel penyengat (nematosis)

· Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan

· Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali


Anthozoa dan Sifonoglia

· Sistem saraf difus (baur)

· Mengalami siklus hidup (metagenesis).

Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk


tubuh, yaitu Polip dan Medusa.

a. Polip adalah bentuk Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut
yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa
macam bentuk (polimorfisme). Misalnya : polip untuk pembiakan yang
menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
b. Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang
dapat berenang bebas.

[Date] 22
B. CARA MENDAPATKAN MAKANAN
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel
organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik
nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut
mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di
bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler
untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari
makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan
Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata
bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai
anus.
C. REPRODUKSI COELENTERATA
1. Aseksual (Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip.
Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh
disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru.
Semakin banyak lalu menjadi koloni.

2. Reproduksi Sexual (Generatif)

Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur)


yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan
ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga
menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula
zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva.Larva bersilia (planula)
berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung secara
bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunan/ siklus
hidup/metagenesis.

[Date] 23
C. KLASIFIKASI COELENTERATA
Coelenterata dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa dan
Ctenophora:
1. Hydrozoa
Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, dari kata hydro yang berarti air, dan
zoon yang berarti hewan. Hydrozoa merupakan hewan yang sebagian besar hidup
di laut dan terdapat sebagian dari spesiesnya hidup di air tawar. Hydrzoa hidup
sebagai polip, medusa, atau keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung
nematosista.
Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter hydra
membentuk tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel yang akan lepas dari
induknya. Namun pada polik yang berkoloni seperti Obelia, tunas-tunas tetap
menempel pada induknya dan saling berhubungan, disebut dengan koloni hidroid.
Koloni hidroid menetap pada suatu tempat dengan hidroriza, yaitu percabangan
horisontal (mirip akar) yang tertanam di dalam substrak.
Hydrozoa mempunyai dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra
cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan. Sebagian medusa menunjukkan

[Date] 24
gerak fototaksis negatif (menjauhi sinar), namun ada juga yang fototaksis positif
(mendekati sinar). Contohnya Hydrozoa adalah Obelia, Hydra, dan Physalia.
Ciri-Ciri Hydrozoa
 Hidup di air tawar atau air laut
 Hidup secara koloni dan soliter
 Memiliki bentuk seperti silinder dan dapat bergerak di bebatuan dalam
menangkap makanan.
 Berkembangbiak secara aseksual dan seksual

2. Scyphozoa
Istilah Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, dari kata skyphos yang berarti
mangkuk, dan zoon yang berarti hewan. Scyphozoa merupakan hewan yang hidup
di laut dan sebagai ubur-ubur sejati, karena medusa memiliki bentuk dominan
dalam siklus hidupnya. Umumnya medusa berenang secara bebas, dengan
membentuk seperti payung dengan ukuran diamater sekitar 2-40 cm, sampai ada
juga yang mencapai 2 m. Medua memiliki warna yang menarik, misalnya jingga,
kecoklatan, kesumba. Ordo Stauromedusae (Lucernariida) mempunyai medua
yang bertangkai pada bagian aboral dan sesil atau menempel pada ganggang dan
juga benda lainnya. Terdapat Scyphozoa tidak mepunyai bentuk polip, seperti
atolla, dan pelagia. Namun terdapat juga yang memiliki benuk polik, tetapi dengan
ukuran kecil berupa skifistoma. contohnya pada aurelia. Scyphozoa umumnya
diesis dan gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam

[Date] 25
rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi
secara eksternal di air luat atau di koral. Contoh Scyphozoa adalah Aurlia,
Cyanea, Perphylla Chrysaora, dan Rhizostoma.
Ciri-Ciri Scyphozoa
 Memiliki ukuran yang besar dan terdapat banyak di pantai seperti
ubur-ubur dan hidup di laut
 Memiliki saluran bercabang sebagai alat pencernaan
 Pada bagian tepi dikelilingi oleh tentakel
 Pada sekitar mulut, terdapat empat lengan dengan terdapat nematokist
yang berfungsi melemahkan mangsa.
 Sistem saraf yang terbentuk anyaman

3. Anthozoa:
Istilah anthozoa berasal dari bahasa Yunani, dari kata anthos yang berarti
bunga, dan zoon yang berarti hewan. Anthozoa merupakan hewan laut yang
memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau berkoloni
dan tidak mempunyai bentuk medusa. Terdapat anthozoa yang membentuk rangka
dalam atau rangka luar dari zat kapur, namun ada juga yang tidak membentuk
rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung
nematosista. Gonat ada di gastrodermis. Anthozoa memiliki 6.100 spesies
diantaranya sebagai berikut...
 Metridium dan Edwardisia, merayap dengan pedal mirip dengan kaki
 Acropor, Fungia, Astrangia, mempunyi rangkai luar dari zat kapur
yang disebut dengan karang batu.

[Date] 26
 Cerianthus, polip dengan bentuk mirip anemon panjang yang
bertentakel banyak dengan dibungkus oleh selubung dari lendir dan
pasir yang mengeras.
 Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan memiliki
bentuk seperti ranting tumbuhan yang bercabang-cabang dengan warna
hitama

Ciri-Ciri Anthozoa

 Memiliki bentuk yang menyerupai bunga, mempunyai warna yang


beragam
 Mempunyai tentakel dengan jumlah yang banyak dan berkelipatan 8
 Hewan yang hidup air laut yang jernih
 Tidak memiliki bentuk medusa dan ada jua yang berbentuk polip
namun sangat langka

4. Cubozoa
Cobozoa terdapat dalam golongan Scyphozoa, namun setelah ditemukan
perbedaan yang mendasar. Kemudian dijadikan kelas tersendiri. Perbedaan
tersebut adalah Cubozoa mengalami metamorfosis lengkap dari polip hingga ke
medusa payung (ytubuh) berbentuk kotak, dan memiliki lensa mata yang
kompleks. Cubozoa merupakan ubur-ubur sejati. Medua memiliki bentuk lonceng
dengan empat sisi yang datar, sehingga menyerupai bentuk kubus. Memiliki tinggi
lonceng mencapai 17 cm dengan jumlah tentakel 4 buah atau empat rumpun yang
panjangnya mencapai 2 m. Cubozoa dapat berenang cepat secara horisontal
dengan bagian aboral sebagai anteriornya. Habitat Cubozoa di laut tropis dan
subtropis dengan makanan utamanya adalah ikan. Sebagian cubozoa berdampak

[Date] 27
buruk bagi perenang karena sengatan nematosistanya dapat menyebabkan luka
yang sulit disembukan, sampai menyebabkan kematian dalam waktu 3-20 menit.
Contohnya pada Chironex fleckeri (sea waspas) di perairan Indo-Pasifik.
Ciri-Ciri Cubozoa
 Berbentuk polik dan juga medusa payung,
 Memiliki bentuk kotak dan lensa mata yang kompleks.
 Mempunyai sis datar yang menyerupai bentuk kubus.
 Tinggi lonceng sekitar 17 cm dengan 4 tentakel yang panjang
mencapai 2 m.
 Berenang secara horisontal.
D. PERAN COELENTERATA
1. Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk
dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan.
2. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan
makanan.
3. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari
aberasi air laut.
4. Merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
5. Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata.
6. Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan
diving.

[Date] 28
BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik,


tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm
dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi
tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di
air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata
memiliki dua bentuk

Annelida berasal dan bahasa latin, Anellus = cincin (segmen), yaitu termasuk
kelompok hewan cacing yang bersegmen, lunak (tidak mempunyai kerangka), simetris
bilateral. Filum Annelida jumlahnya lebih dan 12.000 sepesies yang terbagi ke dalam 3 kelas
yaitu kelas Oligochaeta (cacing yang hidup di tanah dan air tawar), kelas Polychaeta (cacing
yang hidup di laut) dan kelas Hirudinea (Iintah). Annelida ditemukan di seluruh dunia dari
laut yang paling dalam sampai gunung es yang tinggi. Annelida hidup di tempat yang
tersembunyi seperti lumpur, pasir, di bebatuan dan diantara hewan invertebrata seperti
Sponge dan banyak juga yang hidup dalam suatu lubang berupa tabung yang dibuat melalui
bahan sekretnya sendiri.

Karakteristik dasar dari filum ini adalah tubuh terbagi dalam seri memanjang dengan
segmen-segmen silindris atau metamere yang masing-masing terbagi/dibatasi oleh dinding
tubuh dan pada rongga tubuhnya mengandung organ-organ internal. Pembagian secara
eksternal seperti yang terlihat cacing tanah pada umumnya sangat berkaitan dengan
pembagian internal. Tubuh Annelida terdiri dari bagian kepala, bagian badan yang
bersegmen-segmen dan bagian ujung yang tidak bersegmen yang disebut pygidium.

B. SARAN

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan membaca dan
mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang radang dapat

[Date] 29
bertambah, serta mengerti tentang akibat dan pengaruh yang disebabkan oleh radang itu
sendiri.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikan penulisan yang akan datang.

[Date] 30
DAFTAR PUSTAKA

 Karmana,Oman. 2007. CERDAS BELAJAR BIOLOGI. Bandung : GRAFINDO Media


Pratama
 Wijami dan Arifani. 1984. DIKTAT AVERTEBRATA AIR. Malang : Universitas
Brawijaya
 Kastawi , Yusuf dkk. 2005. ZOOLOGI AVERTEBRATA. Malang : UM PRESS
 Pamungkas, Joko. 2009. JURNAL PENGAMATAN JENIS CACING LAOR DI
PERAIRAN DESA LATUHALAT PULAU AMBON Vol 5 NO.2. Universitas
Pattimura
 Brata, bieng. 2008. JURNAL SAIN “KUALITAS EKSMECAT DARI BEBERAPA
SPESIES CACING TANAH PADA TINGKAT PENYIRAMAN DAN
PENGAPURAN YANG BERBEDA” Vol 3 NO.1. Fakultas Peternakan Universitas
Bengkulu
 Sharma, Shailendra dkk. 2013. INTERNATIONAL JOURNAL “BENTHIC MACRO
INVERTEBRATE ABUDANCE AND ITS CORRELATIONS WITH PSYSICO-
CHEMICAL PARAMETERS FORM KUNDA RIVER KHARGOME, INDIA Vol 1
Issue 2,8-13. Departement of Biotechnology , Adarsh institute of Management &
Scince Dhamnod, INDIA
 Elisabe, Anna dan Wildamina Manuputty. 2016. JURNAL KARANG LUNAK DI
PERAIRAN BIAK TIMUR. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Indonesia

[Date] 31

Anda mungkin juga menyukai