Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AVERTEBRATA
(Annelida; Kelas Oligochaeta, Polychaeta)

Disusun

O
l
e
h

Allya ANGGRAENI
NIM. 20022016

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERS ITAS ASAHAN
KISARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa
ilmu dan amal, dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Makalah ini tidak akan tuntas tanpa
adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya
kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat banyak terdapat
banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun
sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.

Kisaran, Mei 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Pengertian dari Fillum Annelida.................................................. 3
B. Ciri-ciri dari Fillum Annelida....................................................... 4
C. Anatomi dan Fisiologi Annelida ................................................. 6
D. Cara Hidup dari Filum Annelida ................................................. 10
E. Sistem Organ dari Fillum Annelida ............................................. 10
F. Klasifikasi dari Fillum Annelida ................................................. 11
G. Peranan dari Fillum Annelida ...................................................... 16
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga
tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal
sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah
yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup
bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-
hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa
organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain
seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga
tubuh atau coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk
dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di
tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli
biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa
cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/
menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-
liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga
mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari
annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah
mempunyai balik penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap
posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil
penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat saya ambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu filum Annelida?
2. Apa ciri-ciri dari filum Annelida?
3. Bagaimana cara hidup dari filum Annelida?
4. Bagaimana sistem organ dari filum Annelida?
5. Apa klasifikasi dari filum Annelida?
6. Apa peran dari filum Annelida?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang yang dibahas diatas, maka tujuan dari
makalah kami antara lain :
1. Mengetahui apa itu filum Annelida
2. Mengenal ciri-ciri dari filum Annelida
3. Mengetahui cara hidup dari filum Annelida
4. Mengetahui sistem organ dari filum Annelida
5. Mengetahui klasikasi pada filum Annelida
6. Mengetahui peran dari filum Annelida
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Filum Annelida


Filum Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti
susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal
dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang
berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen,
tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas
melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan panjang
tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air tawar, air laut, dan
di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat
parasit.  
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil,
gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu,
Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota
Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari
filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi
saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus
septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon.
Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap
menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara
fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah
yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup
bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-
hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di

3
4

samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan


hasil sekresi dari epidermis dan sudah ada rongga tubuh.
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki
struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting
untuk menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang
penting adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan
sampah dan membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai
makanan sumber protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta
(cacing hutan), Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak
diternakkan orang karena berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus,
ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice
viridis (cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang
menghuni lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu
menghasilkan zat hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi
atau pembekuan darah, contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.

B. Ciri-Ciri dari Filum Annelida


Annelida memiliki ciri-ciri/karakteristik antaralain sebagai berikut... 
 Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan
memiliki otot. 
 Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
 Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut
otot, tembolok, usus, dan anus). 
 Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
 Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
 Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga
tali. 
 Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari
pembuluh darah yang mempunyai hemoglobin
 Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom 
5

 Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif


dengan cara konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi
(mempunyai daya regenerasi yang tinggi).
 Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
 Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal
dan Sisi Perut (ventral)
 Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
 Alat eksresi disebut nephridium.
 Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh
dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
 Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat
kopulasi.
 Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan
dan anus.
 Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
 Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
 Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu
memiliki organ-organ yang sama.
 Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat
ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah ,
Sistem pencernaan lengkap/sempurna.
 Sistem peredaran darah tertutup.
 Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut /
parapodium yang ada di permukaan tubuhnya.
 Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium
yang bersifat glanduler 
6

C. Anatomi dan Fisiologi Annelida


a. Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah
merupakan salah satu contoh spesies yang baik atau representative bagi
Filum Annelida. Lumbricus terrestris ini akan digunakan sebagai contoh
dalam pembahasan selanjutnya. 
Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai
rongga sejati disebut triplobastik selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-
segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh gelang kecil yang dibatasi
dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika cacing ini
dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya simetri
bilateral.
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih
2/3 baian posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna
tubuh permukaan atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan
dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas. Permukaan bawah lebih pucat,
umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di
ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium.
Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang
disebut clitellum. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral,
dimana disini tidak terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4
pasang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir, 2 pasang di lateral
dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral. Setae berguna sebagai alat gerak
bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus retractor.
Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang
muara keluar dari berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-
lubang tersebut ialah:
a. mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen
pertama
b. anus, terletak pada segmen terakhir
7

c. lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak


pada segmen ke-15
d. ubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
e. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori.
Receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
f. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom
g. sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran
ekskresi dan terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3
segmen pertama.  

b. Fisiologi
1. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu :
stratum circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal
(lapisan otot sebelah dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan
menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu
sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum
longitudinal. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak
peristaltic yang dapat mendorong makanan dalam saluran
pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus
protactor, yang mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang
menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas
musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing
tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.

2. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya
bersifat lembab, tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
8

3. Sistem Pencernaan Makanan


Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas
mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan
anus. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan
tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada saat
malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam
esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur
(calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu. Dari
esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang
merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini
makanan dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus,
partikel makanan ini masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine,
makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga menjadi substansi-
substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding
intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar
yang menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini,
partikel-partikel makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida,
asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk
diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding
intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah
diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.

4. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran
darah tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma,
dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam
plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai
kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas
aorta dorsalis, aorta ventralis.
9

Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan


dan mudah terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit
tubuh cacing sedikit transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah
ventral saluran pencernaan dan di sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin
mengikat CO2 , CO2keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara
masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa
dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.

5. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia
(nephridios=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang
nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan segmen yang terakhir
tidak ada.

6.      Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx
di dalam segmen yang ke 3 dan terditi atas :
a. ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf
dengan comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam
segmen ke 3
b. berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf
yang terinnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung
anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf yang
menuju ke ventral dan  melingkari pharynx. 

7.     Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit
tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
10

8.      Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya
terletak di dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes
terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding
vesicular seminalis.

D. Cara Hidup dari Filum Annelida


Umumnya Annelida hidup bebas, tetapi ada juga yang hidup dengan
parasit menempel dan bergantung pada inangnya. Kebanyakan dari Annelida
hidupnya di perairan laut dan air tawar, dan sebagian lagi hidup ditanah
dengan tempat lembab. 

E. Sistem Organ dari Filum Annelida


Sistem peredaran darah: Annelida memiliki sistem peredaran darah
tertutup dan pada pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah
berwarna merah. Fungsi pembuluh darah annelida adalah menghantarkan
nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Di bagian kulit, terdapat sejumlah
pembuluh darah kecil, karena bernafas melalui kulit
1. Sistem pernafasan: Annelida dalam sistem pernafasan berlangsung di
seluruh kulit permukaan tubuhnya, tetapi ada sumber yang menyatakan
bahwa, ada juga spesies yang melalui insang.  
2. Sistem pencernaan: Annelida memiliki sistem pencernaan lengkap yang
teridir dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.  
3. Sistem ekskresi: Annelida memiliki organ ekskresi berupa nefridia
(organ ekskresi yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia
dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh tempat kotoran keluar). Setiap
segmen memiliki organ ekskresinya masing-masing. 
4. Sistem reproduksi:  Annelida memiliki sistem perkembangbiakan secara
seksual. Satu Annelida mempunyai 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina
(hermafrodit),  tetapi reproduksi secara aseksual tetap membutuhkan dua
individu yang akan mengatur dirinya sedimikian rupa sehingga dapat
menukarkan sperma. Lalu, dari hasil sperma tersebut, akan dilepas dari
11

kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam tanah. Sebagian annelida


bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan
regenerasi. 

F. Klasifikasi dari Filum Annelida


1. PolyChaeta 
PolyChaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani
yang terdiri dari 2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan Chaeta berarti
rambut. Sehingga PolyChaeta adalah kelas dengan rambut paling banyak
di filum Annelida. PolyChaeta memiliki bagian tubuh yang terdiri dari
kepala, mata, dan sensor palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di
air. PolyChaeta mempunyai tubuh bersegmen dengan struktur mirip
daging yang bentuknya mirip dayung, hal ini disebut Parapodia (tunggal
=parapodium). Berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian besar dari
PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena terdapat
pembuluh darah halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang
sifatnya kaku yang biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula
sehingga licin. Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.

Contoh Jenis PolyChaeta :


a. Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan
(mengandung protein tinggi)
12

b. Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan (mengandung


protein tinggi) 
c. Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut). 
d. Arenicola sp, 
Ciri-Ciri PolyChaeta :
a. Berambut banyak 
b. Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina 
c. Mempunya parapodia (alat gerak) 
d. Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm. 
e. Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
f. Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan
peristomium (segmen pertama). 

2. OligoChaeta
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang
berarti sedikit, dan Chaeta yang berarti rambut. Kelas OligoChaeta
merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit rambut. Banyak
anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab,
tetapi ada juga yang hidup di air. Karena mempunyai sedikit rambut seta
dan tidak mempunyai parapodia, sehingga kepalanya kecil, tidak
memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik mata. Pada lapisan kulit
terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan.
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae =
rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta
tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang
bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing
tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika
(Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah
(Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster
longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam
tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali
13

bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini


adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan
berprotein tinggi bagi hewan ternak.
OligoChaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan
perkembangbiakan secara generatif dengan perkawinan, dan secara
vegetatif dengan regenerasi. Terdapat Kitellum (Selzadel) yang berfungsi
sebagai alat reproduksi. Pada ruas 9-11 terdapat receptaculum
seminis yang berfungsi sebagai penampung sel-sel spermatozoa.
Contoh Jenis OligoChaeta :
 Moniligaster houtenil (Cacing tanah sumatra) 
 Tubifex sp (Cacing air tawar/sutra), berperan sebagai indikator
pencemaran air. 
 Lumbricus terestris, Pheretima sp (Cacing Tanah), berperan
membantu aerasi tanah sehingga menyuburkan tanah
 Perichaeta musica (C.Hutan)
Ciri-Ciri OligoChaeta :
 Tidak mempunyai parapodia 
 Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen 
 Memiliki sedikit rambut
 Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata 
 Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut dengan
klitelum.
 Telur terbungkus oleh kokon
 Daya regenerasi tinggi 
 Hidup air tawar atau darat
 Hermafrodit 
14

3. Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki
seta (rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh
Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang
sedikit runcing. Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang
berfungsi dalam bergerak dan menempel. Gabungan dari alat penghisap
dan kontraksi serta relaksasi otot adalah mekanisme pergerakan dari
Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan ekstoparasit yang
15

sering didapati di permukaan luar inangnya. Ukuran Hirudinea beragam


dari 1-30 cm.
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan
ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen
tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih
dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan
untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan
ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata
dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah
inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa
invertebrata kecil seperti siput
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan
cara menempel. Sebagian mereka membuat luka pada permukaan tubuh
inang sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain
mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan jika itu
terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah,
kebanyakan tidak terasa saat kelas ini menempel pada inangnya karena ia
menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat menghilangkan rasa sakit.
Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
Contoh Jenis Hirudenia :
 Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan
menempel pada daun
 Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa). 
 Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India) 
 Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar. 
Ciri-Ciri Hirudenia :
 Tidak memiliki parapodia dan seta di segmen tubuhnya 
 Ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm. 
 Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang
meruncing.
16

 Hidup air tawar, darat, dan air laut. 


 Memiliki zat antikoagulasi 

G. Peranan dari Filum Annelida


Annelida memiliki beberapa peran yang dapat dimanfaatkan atau
menguntungkan dan merugikan kehidupan manusia. Peran annelida adalah
sebagai berikut.
1. Peranan Annelida yang mengutungkan/bermanfaat
a. Makanan manusia, karena cacing memiliki sumber protein yang
berpotensi dimasukkan sebagai bahan makan manusia seperti halnya
daging sapi dan ayam 
b. Bahan baku ternak, memiliki kandungan protein, lemak dan mineral
yang tinggi, cacing tanah dimanfaatkan sebagai makanan ternak
misalnya unggas, udang, kodok, dan ikan. 
17

c. Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam,


menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik
sendi, sakit gigi dan tipus.  
d. Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk dgunakan sebagai
pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik. 
e. Lintah digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi 
f. Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan transfusi
darah 

2. Peranan Annelida yang merugikan


a. Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing
perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing filaria. 
b. Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet,
dan lintah. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah, maka kesimpulan yang dapat saya ambil
antara lain, filum Annelida merupakan kelompok hewan invetebrata yang
dapat hidup di berbagai tempat diantaranya air tawar, air laut, dan daratan.
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku. Pada filum Annelida
memiliki sistem darah tertutup dengan pembuluh darah memanjang sepanjang
tubuhnya serta bercabang di setiap segmen dengan sekitar 15.000 spesies
modern, antara lain cacing tanah dan lintah. Filum annelida terbagi menjadi
tiga kelas, yaitu Polycaeta (cacing berambut banyak), Oligachaeta (cacing
berambut sedikit), dan Hirudenia.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu
menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar
dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya
dunia pendidikan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adi. 2014. Filum Annelida. http://mulyo46.mywapblog.com/makalah-annelida.
xhtmlDiakses tanggal 29 April 2021.

Alvyanto. 2010. Filum Annelida. Sahabat Tiga. Semarang

Anonim. 2009. Hewan Invertebrata. http://www.scribd.com/doc/27992321/8-


invertebrata#. Diakses tanggal 29 April 2021.

Ardianz. 2010. Filum Annelida, (online), ( http://:annelida\filum-annelida.


             htmlhtyjyk.htm), 29 April 2021.

http://biologi-kintan.blogspot.com/2010/05/annelida.html.

http://cacingtanahqu.blogspot.com/p/lumbricus-rubellus.html.

Jasin, Maskoeri. 1994. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya

Priadi Arif dan Herlanti Yanti. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas X K13. Jakarta:
Yudistira.

Rita, Wahyu Pertiwi. 2015. Annelida. http://dokumen.tips/documents/makalah-


annelida     5620719083ef2.html. Diakses tanggal 29 April 2021

19

Anda mungkin juga menyukai