Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHAN OBAT KELAUTAN

FAUNA 4

ANNELIDA

Disusun Oleh :

1. Anas Faizah (170105006)


2. Gulita Indah Tresnowati (164820144800017)
3. Hikmah Rifa Hasani (170105030)
4. Nur Solecha (170105051)

PROGRAM STUDI SI FARMASI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME ,bahwa penulis telah
menyelesaiakan tugas makalah Fauna 4 Annelida. Dalam penyusunan dan
penulisan tugas atau makalah ini, Tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Sehingga dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik dalam penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi menyempurnakan pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini penulis jugah menyampaikan ucapan


terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
memberikan informasi tentang materi yang terkait.

Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi,khususnya bagi penulis.

Purwokerto. 20 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Ciri-ciri Umum Annelida.......................................................................................4
B. Anatomi dan Fisiologi Annelida............................................................................5
C. Habitat Annelida....................................................................................................9
D. Klasifikasi Annelida...............................................................................................9
E. Riview Jurnal.......................................................................................................12
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata.
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem
syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti
saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau
coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm
tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di
tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi
yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah
mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah.
Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah
menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan
dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida
yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik
penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk
melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan
untuk menghisap darah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri umum Annelida ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi Annelida ?
3. Bagaimana habitat Annelida ?
4. Bagaimana klasifikasi Annelida ?
5. Apa peranan Annelida ?

C. Tujuan
Secara khusus makalah “Annelida “ ini disusun  agar :
1. Mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida.
2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Annelida.
3.    Mengetahui dan memahami habitat Annelida.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil,


gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu,
Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota
Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini.
Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi saluran
pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon
dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu
baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti
dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya
bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari
epidermis dan sudah ada rongga tubuh.
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki
struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk
menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting
adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan
membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan sumber
protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex
(cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat
untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan
bahan kosmetik.

3
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis
(cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni
lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat
hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi atau pembekuan darah,
contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.

2
A. Ciri-ciri Umum Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
1. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
2. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan
Sisi Perut (ventral)
3. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
4. Alat eksresi disebut nephridium.
5. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh
dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan
dan anus.
8. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
9. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu
memiliki organ-organ yang sama.

4
11. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat
ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem
pencernaan lengkap/sempurna.
12. Sistem peredaran darah tertutup.
13. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium
yang ada di permukaan tubuhnya.
14. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang
bersifat glanduler 

B. Anatomi dan Fisiologi Annelida


a. Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan
salah satu contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum
Annelida. Lumbricus terrestris ini akan digunakan sebagai contoh dalam
pembahasan selanjutnya. 
Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati
disebut triplobastik selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh
kutikula, tersusun oleh gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti
cincin atau gelang. Jika cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka
bentuk tubuhnya simetri bilateral.
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3
baian posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan
atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis
kelihatan jelas. Permukaan bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan
kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut
prostomium.
Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut
clitellum. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak
terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen
pertama dan terakhir, 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral.

5
Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh
musculus retractor.
Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara
keluar dari berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah:
1. Mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama
2. Anus, terletak pada segmen terakhir
3. Lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak pada
segmen ke-15
4. Lubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
5. Lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori.
Receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
6. Pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom
7. Sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran
ekskresi dan terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3
segmen pertama.  

4
b. Fisiologi
1. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika
otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae
masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung

6
dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot
dinding tubuh.

2. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab, tipis,
banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
3. Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut,
pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan
cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari
makanannya di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui
mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi
kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu. Dari
esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan
tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan
dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini
masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut
sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh
dinding intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel
makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan
asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi
oleh dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah
diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.
4. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah
tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau
korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh
darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.

7
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah
terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit
transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di
sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO 2 ,
CO2keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing
tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk
oxyhemoglobin.
5. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada
tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama
dan segmen yang terakhir tidak ada.
6. Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam
segmen yang ke 3 dan terditi atas :
 ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan
comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3
 berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi
daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan
cabang saraf yang menuju ke ventral dan  melingkari pharynx. 
7. Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.

8. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam segmen
ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga yang
dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.

8
C. Habitat Annelida
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali
pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka
masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini
beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya
terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.

D. Klasifikasi Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum
ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
 Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun
bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen
tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang
dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis,
dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal,
perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan
tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen
tubuh. Parapodia  merupakan tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak.
Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut
(sehingga sering disebut kelabang laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis)
dan cacing wawo (Lysidice oele).
    

9
    Gambar 1. Struktur tubuh cacing wawo, palolo, dan kelabang laut.

 Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut
(prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen
terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut
klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan
sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan
ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan
silang.

Gambar 2. Cacing Tanah

10
 Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling
mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel
kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah)
bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet
(haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.

Gambar 3. Anatomi Lintah.

 Peranan Annelida
Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo
dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing
tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat
baik untuk bahan pakan ternak.
Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing
tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah
unsur hara tanah.

11
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah.

E. Riview Jurnal
- Judul :
Efektivitas gel topikal ekstrak air liur lintah (Hirudo medicinalis) pada
pasien dengan osteoarthritis lutut dengan percobaan klinis acak

- Latar belakang :
Osteoartritis (OA) sebagai bentuk artritis yang paling umum
danMpenyakit sendi degeneratif melibatkan sebagian besar sendi tubuh
seperti lutut, tangan atau pinggul. Obat dari OA adalah antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) yang memiliki efek samping pada saluran
pencernaan.Lintah adalah agen terapi modern yang diperkenalkan oleh
Food and Drug Administration (FDA) yang isinya terdiri dari peptida dan
protein seperti histamin, serotonin, hormon steroid dan modulator, enzim,
protease inhibitor, dan agen anti-mikroba

- Tujuan :
Pembuatan sediaan yang aman dan berefek penghilang rasa sakit dengan
menggunakan produk organik ekstrak air liur lintah.

- Bahan & Metode :


 Bahan : Lintah dibeli dari Klinik Medis Herbal Hakim Razi
(HRHMC); etanol, kloroform, dan kolesterol dari lemak wol ekstra
murni diperoleh dari Merck; lesitin kedelai dibeli dari Lipoid; dan
semua reagen gel elektroforesis dibeli dari Amersham Biosciences.
 Metode :
1. Persiapan lintah (Hirudo medicinalis)
2. Ekstraksi air liur lintah
3. Berkonsentrasi pada sampel yang telah diekstraksi
12
4. Analisia SDS-PAGE
5. Preparasi liposom
6. Penakaran sesuai ukuran
7. Pembentukan gel ekstrak air liur lintah
8. Efek dari gel LSE liposom pada lutut pasien OA : desain studi,
parameter penilaian,metodologi uji klinis

- Hasil :
1. Spektrofotometer UV di 280 nm terlihat jumlah protein dalam setiap
ekstrak adalah sekitar 1,5 mg / ml. Setiap tabung gel liposomal ekstrak
air liur lintah mengandung 15 mg obat protein air liur lintah.
2. Lebih dari 25 jenis peptida dan proteindengan berat molekul mulai dari
10 hingga 170 kDa diwarnai dengan Coomassie blue dan silver nitrate
3. Sehubungan dengan penyerapan kulit yang rendah dari gel ekstrak air
liur, sebuah nano scale-liposome digunakan untuk mengatasi
kelemahan ini. Ukuran dari partikel LSE liposomal ditentukan
menggunakan DLS setelah 20 menit homogenisasi dan sonikasi 10
menit. Hasilnya menunjukkan bahwa Z-Average adalah 92 nm.
4. Analisis kuesioner VAS pasien dalam kelompok B dan A sebelumnya
dan setelah perawatan menunjukkan bahwa intensitas nyeri berkurang
sekitar hingga 50% di grup B, di sisi lain, penilaian dari kuesioner
Lequesne menunjukkan bahwa pengobatan LSE mungkin mampu
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi
ketidaknyamanan selama aktivitas sehari-hari (P <0,001).
5. Indeks Lequesne terungkap sebelum nilai pengobatan 9,8 untuk rasa
sakit, 6,3 untuk jarak berjalan, 8,5 untuk kegiatan kehidupan sehari-
hari. Nilai setelah perawatan adalah 6,12 untuk rasa sakit, 3,38 untuk
jarak berjalan, 18,9 untuk aktivitas kehidupan sehari-hari.

13
- Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa gel ekstrak air liur yang diproduksi di bawah
kondisi yang dijelaskan dalam penelitian ini tampaknya aman dan efektif
obat untuk OA, tanpa efek samping atau masalah sistemik.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit. Simetri tubuhnyabilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion
otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa
tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan
epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
Sistem peredaran darah tertutup.
2. Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur
dan suhunya tidak rendah.
3. Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas
yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4. Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing
tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat
digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi.
Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah.

B. Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, siswa disarankan untuk :
1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing
tanah tetap lestari.
2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas.
  

15
DAFTAR PUSTAKA

Amir Shakouri , Nasim Adljouy , Sanaz Balkani ,2017, Effectiveness of topical


gel of medical leech (Hirudo medicinalis) saliva extract on patients with
knee osteoarthritis: A randomized clinical trial, Elsevier Ltd, (31) : 352-
359.
Anonim1. 2008. Annelida, (online), (http://cacingtanahqu.blogspot.com/p/
            lumbricus-rubellus.html), diakses 25 ferbruari 2016
Anonim2. 2010. Filum Annelida, (online), (http://biologi-kintan.blogspot.com/
            2010/05/annelida.html), diakses 25 ferbruari 2016
Ardianz. 2010. Filum Annelida, (online), ( http://:annelida\filum-annelida.
             htmlhtyjyk.htm), 25 ferbruari 2016

16

Anda mungkin juga menyukai