Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini, kami membahas mengenai Filum Porifera. Selain untuk
menambah wawasan pengetahuan, penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Avertebrata Air.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7
B. Saran .................................................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Avertebrata merupakan golongan hewan yang termasuk ke dalam kelompok
yang tidak mempunyai tulang belakang atau penyokong tubuh. Salah satu golongan
avertebrata yang akan dibahas dimakalah ini adalah Filum Porifera. Porifera atau biasa
disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero
yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa
merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui
kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar
hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori.
Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan
akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui
oskulum. (Marzuki, et.al., 2014).
Spons atau porifera termasuk hewan multi sel yang mana fungsi jaringan dan
organnya masih sangat sederhana. Hewan ini hidupnya menetap pada suatu habitat
pasir, batu-batuan atau juga pada karang-karang mati di dalam laut. Spons merupakan
biota multiseluler primitif yang bersifat filter feeder yang mampu menyaring air dan
bahan-bahan lain di sekelilingnya melalui pori-pori (ostia) kemudian dialirkan ke seluruh
bagian tubuhnya melalui saluran (channel) dan dikeluarkan melalui pori- pori yang
terbuka (ostula), (Ismet, et.al., 2011). Spons adalah hewan primitif, fungsi jaringan dan
organnya masih sangat sederhana, sebagian besar hidup di laut dan hanya beberapa
jenis di air tawar. Hewan ini mempunyai banyak pori-pori dan saluran-saluran. Untuk
mencari makan, hewan ini aktif mengisap dan menyaring air yang melalui seluruh
permukaan tubuhnya. Hewan ini termasuk metazoa multiseluler yang tergolong ke dalam
filum Porifera, dan terdiri dari 850 jenis, yang dapat dibagi menjadi tiga kelas besar, yaitu
Calcarea, Demospongiae dan Hexactinellida. (Marzuki, et.al., 2014).
Porifera memiliki manfaat yang cukup banyak. Porifera memiliki fungsi ekologi
dan ekonomis yang penting. Sehingga akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Porifera?
2. Bagaimana struktur tubuh dan fungsinya pada Porifera?
3. Bagaimana cara hidup dan habitat pada Porifera?
1
4. Apa fungsi ekologis dan ekonomis dari Porifera?
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan yang aplikatif, mengidentifikasi dan mengetahui lebih
dalam mengenai Porifera serta dapat meningkatkan kerja sama antar anggota.
2. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan mengenai Filum Porifera, struktur tubuh dan fungsinya,
cara hidup, serta fungsi ekologis dan ekonomis dari Porifera.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Porifera
Porifera merupakan salah satu kelas dari invertebrata atau hewan tidak bertulang
belakang.Porifera adalah hewan yang pada permukaan tubuhnya berpori. Pori-pori
ditubuhnya dihubungkan oleh saluran kecil menuju rongga yang dindingnya mempunyai
rambut getar. Fungsi pori sebagai saluran keluar masuknya air yang mengandung bahan
makanan ke dalam rongga tubuh.
Porifera merupakan salah satu hewan primitif yang hidup menetap (sedentaire) dan
bersifat non selective filterfeeder (menyaring apa yang ada). Spons tampak sebagai hewan
sederhana, tidak memiliki jaringan, sedikit otot maupun jaringan saraf serta organ dalam.
Hewan tersebut memberikan sumbangan yang penting terhadap komunitas benthik laut dan
sangat umum dijumpai di perairan tropik dan sub tropik. Persebaran mulai dari zona
intertidal hingga zona subtidal suatu perairan.
B. Struktur Tubuh dan Fungsinya
Tubuh Porifera tersusun dari banyak sel dan berbentuk simetris. Umumnya tubuh
Porifera berbentuk seperti vas bunga yang menempel pada dasar perairan. Tubuh Porifera
terdiri dari dua lapis jaringan tubuh (diploblastik) sebagai berikut :
1. Lapisan luar, tersusun atas sel-sel yang berbentuk pipih, berfungsi sebagai kulit luar
atau epidermis, sel ini disebut pinakosit.
2. Lapisan dalam, tersusun atas sel-sel berbentuk corong dan memiliki flagel, sel-sel ini
disebut sebagai koanosit yang berarti sel bentuk corong.
1. Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel
epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil
(ostium) tempat masuknya air . Pada ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk
mengendalikan buka atau tutupnya ostium.
2. Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara
lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung dua
macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas Sel – sel ameboid berfungsi sebagai
pengangkut makanan dan zat – zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel lainnya.
Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri –
duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak.
3
3. Endodermis adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri sel – sel leher
(koanosit) yang memliki flagella dan berfungsi untuk mencerna makanan.
Keterangan
Sebagai kontrol populasi bakteri dan mikroorganisme lain di perairan laut. Terkait
dengan mobilisasi mineral tertentu ( silika dan kapur ). Pada ekosistem laut, fungsi utama
interaksi organisme berasal dari sponge karena dapat menyaring dengan jumlah yang
sangat besar bahan organik yang berasal dari perairan disekitarnya. Setiap hari, dengan
jumlah volume air yang setara dengan 20.000 m2 (40 meter (dalam) dan 500 m (lebar) pada
kolom air) dapat disaring oleh populasi sponge yang terdapat di terumbu karang.
Nilai komersial
Beberapa metabolit porifera merupakan senyawa penting yang bermanfaat dalam dunia
medis, misalnya sebagai antikarsinogenik, anti – inflamasi, dan sebagai antibiotik.
Kebanyaan spons memiliki kalsium karbonat atau spikula dari silika yang membuatnya
terlalu kasar dan keras untuk digunakan, tetapi beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan
Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi karena rangkanya lunak dan penuh
rongga.
5
5. Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat
anti kanker.
6. Luffariella variabilis sponnya menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan
monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Porifera merupakan salah satu kelas dari invertebrata atau hewan yang tidak
bertulang belakang.Porifera adalah hewan yang pada permukaan tubuhnya
terdapat berpori. Tubuh Porifera tersusun dari banyak sel dan berbentuk simetris.
Umumnya tubuh Porifera berbentuk seperti vas bunga yang menempel pada dasar
perairan. Terdiri dari dua lapis jaringan tubuh yaitu lapisan luar yang berfungsi sebagai
kulit luar dan lapisan dalam yang tersusun oleh beberapa sel-sel atau koanosit.
Porifera hidup secara heterotof. Habitat Porifera sebagian besar di laut dan beberapa di
air tawar. Hidup sesil dengan menempel pada substrat seperti batuan, batuan karang
atau terumbu karang. Persebaran porifera mulai dari zona pasang surut sampai
lautdengan kedalaman 8000 m dari permukaan laut. Nilai ekologis porifera adalah
sebagai kontrol populasi bakteri dan mikroorganisme lain di perairan laut. Beberapa
spesies porifera memiliki peran ekonomis, salah satunya adalah Euspongia
oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci dan Euspongia
mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal.
B. Saran
Saran yang diperoleh dari pembahasan makalah tentang Porifera yaitu :
1. Sebaiknya kajian tentang porifera lebih ditingkatkan dan lebih diperbanyak
referensi maupun penelitiannya karena porifera memiliki peran yang sangat
penting.
2. Sebaiknya pemanfaatan porifera lebih di maksimalkan mengingat porifera
sangat berperan dari segi ekologis maupun ekonomis.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ismet, M. S., D. Soedharma dan H. Effendi. 2011. Morfologi dan Biomassa Sel SponsAaptos
aaptos dan Petrosia sp. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelutan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal.
153-161
Kawaroe, M., D. Soedharma, dan R.D. Siregar. 2008. Periode Pemijahan Spons
Aaptosaaptos(Porifera: Demospongia) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI
Jakarta. Biota. 13 (2) : 68 - 74
Marzuki, I., A. Noor, N. L. Nafie dan M. N. Djide. 2014. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Shimbion
SponsPenghasil Enzim Amilase Asal pantai Melawai Balikpapan. Jurnal Ilmiah dr. Aloei
Saboe, 1(2): 11-18.
Subagio, I.B dan Aunurohim. 2013. Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir
Putih,Situbondo. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS. 2 (2) : 159 – 165.