Anda di halaman 1dari 17

Laporan Lengkap

ZOOLOGI INVERTEBRATA
MODUL I
PHYLUM PORIFERA

OLEH

NAMA :Isti Hartatin


STAMBUK : A 221 14 008
KELAS :A
KELOMPOK : VI
ASISTEN : Rosy Feraningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan nikmat kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan Filum Porifera ini tepat pada
waktunya.
Terimakasih kepada asisten dan dosen mata kuliah Zoologi Invertebrata
yang telah memberikan tugas laporan ini, sehingga motivasi dapat penulis rasakan,
dan juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Walaupun laporan ini telah tersusun, penulis minta maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan baik dalam pengetikan, kata-kata maupun isi
laporan,Oleh karena itu penulis tetap terbuka hati menerima saran, masukan
maupun kritikan dari pembaca atau teman-teman demi kesempurnaan laporan ini
kedepannya yang lebih baik.
Semoga laporan ini berguna bagi kita semua, khususnya penulis sendiri dan
pembaca. Amin

Palu, 12 Mei 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat 6
3.2. Alat dan Bahan 6
3.2. Prosedur kerja 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan 8
4.2 Pembahasan 10
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan 13
5.2. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori-pori dan ferre yang berarti
membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak memiliki
jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memprlihatkan
kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan perifera dijumpai
hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali.
Umumnya hewan-hewan anggota filum porifera hidup dilaut, dan hanya beberapa
yang hidup diair tawar. Hewan-hewan itu tidak aktif, tidak bertangkai (tubuh pada
pangkalnya). Sel-sel yang melapisi tubuh dusebelah luar ialah sel epitel yang
berbentuk pipih sehingga disebut juga sebagai sel epitel dermal.
Sel-sel yang melapisi rongga paragaster disebut sel-sel leher atau choanocyt.
Sel ini pada ujungnya mempunyai flagellium. Pangkal flagelium ini dikelilingi oleh
suatu bangunan seperti leher baju yang disebut “collare”. Didalam sitoplasma dari
sel-sel chonosit tersebut terdapat vakuola. Sel-sel tersebut disebut porosity, satu
porosity dikelilingi oleh beberapa miosit. Diantara epithelium dermal dan
lapisanchoanosit-choanosit terdapat selapis benda gelatin atau terdapat amubosit
dan skleroblas. Pada umumnya porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada
tahun 1765 dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang
terjadi didalam tubuh porifera. Dari 10.000 spesies porifera yang sudah
teridentifikasi, sebagian besar hidup dilaut dan hanya 159 spesies hidup diair tawar,
semuanya termasuk family spongilidae. Umumnya terdapat diperairan jernih,
dangkal, dan menempel di substrat. Beberapa menetap didasar perairan berpasir
atau berlumpur.
Adapun dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengamati lebih lanjut
hewan yang termasuk filum porifera, dimana habitatnya, bagaimana cirinya serta
klasifikasinya. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktikum di taman
wisata Pusat Laut .

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Habitat dari Phylum Porifera ?
b. Bagaimana Ciri dan Jenis dari Phylum Porifera ?
c. Bagaimana Cara Mengidentifikasi dan Mengklasifikasikan dari Phylum
porifera ?

1.3 Tujuan
Adapun dilakukannya praktikum ini berjuan:
a. Untuk Mengetahui Habitat dari Phylum Coelenterata
b. Untuk Mengetahui Ciri dan Jenis dari Phylum Coelenterata
c. Untuk Mengetahui Cara Mengidentifikasi dan Mengklasifikasikan dari Phylum
Coelenterata .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori-pori dan ferre yang
berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak
memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memprlihatkan
kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan perifera dijumpai
hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali.
Umumnya hewan-hewan anggota filum porifera hidup dilaut, dan hanya beberapa
yang hidup diair tawar. Hewan-hewan itu tidak aktif, tidak bertangkai (tubuh pada
pangkalnya). Sel-sel yang melapisi tubuh dusebelah luar ialah sel epitel yang
berbentuk pipih sehingga disebut juga sebagai sel epitel dermal. (Hala,2008)
Hewan spons atau disebut juga sebagai kelompok porifera merupakan
hewan multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki jaringan ataupun organ
sesungguhnya. Semua hewan dewasa anggota dari filum porifera bersifat
menempel atau menetap pada suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit gerakan.
Kata porifera berasal dari bahasa latin, ponus berarti lubang kecil, sedangkan ferra
berarti mengandung atau mengembang. Kata tersebut untuk menunjukkan akan
kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan yang memiliki banyak lubang-
lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut hewan berpori,Umumnya hewan
porifera dijumpai hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit
sekali. Hanya famili spongllidae (kurang dari 150 spesies) yang hidup di air tawar
pada porifera yang hidup dilaut berkisar 10.000 spesies. Umumnya pada air
dangkal, namun ada pula pada bagian yang dalam(Jasin,2010)).
Porifera merupakan golongan hewan bersel banyak (metazoa) yang sangat
primitif (sederhana). Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal sampai pada
kedalaman 3,5 meter. Porifera mempuyai bentuk tubuh menyerupai piala atau vas
bunga dan hidup melekat pada dasar perairan (sessile). Tubuh porifera terdiri dari
dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel
berbentuk pipih yang disebut pinakosit. Sedangkan pada bagian dalam tersusun atas
sel-el berleher dan berflagel disebut koanosit dan berfungsi untuk mencernakan

3
makanan. Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan
kental yang disebut mesoglea atau mesenkim,Makanan Porifera berupa partikel zat
organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori
tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada koanosit. Selanjutnya makanan
dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara intraselluler.
Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya.
Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air
(Lahay,2009).
Pada pengamatan yang dilakukan terhadap porifera (sepon), bagian-bagian
dari tubuhnya diketahui dan diidentifikasi setelah memperhatikan dan mengamati
secara seksama. Bagian-bagian tubuh porifera yang diamati tersebut yaitu lubang-
lubang kecil pada permukaan tubuhnya (pori), lubang atau rongga dalam tubuhnya
(spongocoel), spikula, dan saluran pengeluaran oskulum,(Lahay,2010)
Lubang-lubang kecil atau pori yang terdapat pada permukaan tubuh porifera
merupakan bagian yang berfungsi sebagai jalan masuk air dan partikel makanan
yang bersama dengan masuknya air kedalam tubuh porifera. Didalam tubuh
porifera terdapat rongga yang disebut spongosoel yang berfungsi sebagai saluran
dalam proses sirkulasi air. Pada bagian ini terdapat sel koanosit yang berfungsi
untuk menangkap makanan dengan menggunakan flagelnya yang masuk kedalam
tubuh porifera melalui pori-pori permukaan tubuhnya yang masuk bersama dengan
aliran air. Makanan yang ditangkap oleh flagel dari sel koanosit selanjutnya akan
dicerna oleh sel tersebut dan sisa pencernaannya akan dikeluarkan dari dalam tubuh
porifera melalui oskulum. Oskulum merupakan lubang yang terdapat di permukaan
tubuh porifera yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran dari sisa pencernaan dan
saluran keluar dari sirkulasi air (Lahay, 2010).
Reproduksi pada porifera terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan
dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan
tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara
peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar
hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu
menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus (Lahay,2010).

4
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi
tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongia, dan Calcarea
(Calcisspongiae). Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa=enam) atau
Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo=kaca/transparan, spongia=spons)
memiliki spikula yang tersusun dari silika. Ujung spikula berjumlah enam seperti
bintang. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau
mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid. Hewan
ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m. Contoh Hexactinellida
adalah Euplectella (Lahay,2010).
Demospongiae (dalam bahasa yunani, demo=tebal, spongia=spons)
memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah
karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Fungsi warna diduga
untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya tidak beraturan
dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.
Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid. Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air
tawar. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada
yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup
90% dari seluruh jenis porifera, Contoh Demospongiae adalah spongia,
hippospongia dan Niphates digitalis. Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau
Calcispongiae (dalam latin, calci =kapur, spongia=spons) memiliki rangka yang
tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan
bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder. Tinggi tubuh kurang dari 10
cm. Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau
leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya Sycon, Clathrina, dan
Leucettusa lancifer. Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid,
sikonoid, dan leukonoid (Lahay,2010).

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini pada :
Tempat : Taman Wisata Pusat Laut, Kec. Banawa Tengah
Hari/tanggal : Sabtu, 02 Mei 2015

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum iniyaitu sebagai berikut:
3.2.1. Alat
1. Toples
2. Thermometer
3. penjepit
4. Sarung tangan
5. Salinometer
6. Snor kel dan kaca mata laut
7. Senter
8. ember
9. Kertas label
10.hygrometer
11. alat tulis menulis
12. Ph meter

3.2.2. Bahan
1. Alkohol 70 %
2. Formalin 25 %
3. Gliserin
4. Air

6
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prossedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengobserfasi tempat yang akan dilakukan pengamatan
3. Mengukur keadaan fisik dan kimia lingkungan lingkungan pengamatan
4. Mencari spesimen dari phylum Porifera
5. Mengamati habitat, ciri-ciri morfologi dari phylum Porifera
6. Mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menggambar bagian-bagian serta ciri-
cirimorfologi pada deskripsi.
7. Memasukkan data kedalam tabel pengamatan

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan dari praktikum phylum Coelenterata yaitu:
Tabel 1.1
Kondisi Fisik KimiaLlingkungan
No Keadaan Lingkungan Nilai / Satuan
1 Suhu 30 0C
2 Salinitas
Bagian tengah 9,80 %
Bagian pinggir 9,70 %
3 Ph Air laut
Bagian tengah 7,9
Bagian pinggir 7,8

Tabel 1.2
Hasil Pengamatan
No Nama / Gambar Keterangan Klasifikasi Deskripsi
1 Euspongia mollisima 1. Oskulum Kingdom:Animalia -tubuhnya lunak
2. pori Phylum:Porifera dan terdapat
Classis:Demospongia banyak pori
Ordo:Keratosa -hidup dilaut pada
Familia:Euspongidae kedalaman yang
Genus:Euspongia masih dapat di
Spesies: tembus cahaya
Euspongia mollisima -memiliki
oskulum dan tunas
2 1
-berwarna kuning
tua

8
-hidup berkoloni
-bentuk tubuh
polip

2 Callyspongia Sp 1. oskulum Kingdom:Animalia -tubuhnya


2. pori Phylum:Porifera terdapat pori
Classis:Demospongia -memiliki lubang
Ordo:Hipioselerida oskulum
Familia:Callyspongiadea -hidup di lautan
Genus:Callyspongia yang sedang
Spesies: -hidup berkoloni
Callyspongia sp -bentuk tubuh
polip

2 1

3 Hipospongia Sp 1. oskulum Kingdom:Animalia -berwarna kuning


Phylum:Porifera -tubuhnya
Classis:Dmospongiae memiliki pori dan
Ordo:Dictyoceratida oskulum
Familia:Spongiidae -tubuhnya
Genus:Hipospongia berbentuk seperti
Spesies: ranting yang
Hipospongia Sp berpori
-habitat di laut

9
4.2 Pembahasan
Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori-pori dan ferre yang
berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak
memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memprlihatkan
kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan perifera dijumpai
hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali. Hewan spons
atau disebut juga sebagai kelompok porifera merupakan hewan multiseluler yang
primitif. Tubuhnya tidak memiliki jaringan ataupun organ sesungguhnya. Semua
hewan dewasa anggota dari filum porifera bersifat menempel atau menetap pada
suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit gerakan.
Reproduksi pada porifera terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan
dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan
tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara
peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar
hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu
menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan, kami mendapatkan 1 kelas
yang tergolong dalam phylum Porifera, yaitu kelas demospongia dengan Spesies
Euspongia mollisima, Callyspongia Sp, Hipospongia Sp. Dengan ciri dan deskripsi
sebagai berikut:
Kelas Demospongia
Pada kelas Demospongia diperoleh tiga spesies yaitu sebagai berikut:
a. Euspongia mollisima
Berdasarkan hasil pengamatan dari Euspongia mollisima, yang kami amati tedapat
bagian oskulum yaitu sebagai alat pengeluaran serta tubuhnya berbentuk polip dan
lunak yang tedapat banyak pori dan memiliki tunas, habitatnya di laut pada
kedalaman tertentu yang masih dapat ditembus cahaya, serta memiliki warna tubuh
kuning tua, hidup berkoloni.

10
Klasifikasi dari Euspongia mollisima
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongia
Ordo : Keratosa
Familia : Euspongidae
Genus : Euspongia
Spesies : Euspongia mollisima

b. Callyspongia Sp
Berdasarkan hasil pengamatan dari Callyspongia Sp yang kami amati memiliki
lubang oskulum yng berfungsi sebagai alat pengeluaran dan tubuhnya terdapat pori,
Hidupnya di perairan laut dari yang dangkal hingga kedalaman tertentu yang masih
dapat di tembus oleh cahaya, berwarna abu-abu dan hidup berkoloni serta memiliki
bentuk tubuh polip.
Klasifikasi dari Callyspongia Sp
Kingdom :Animalia
Phylum :Porifera
Classis : Demospongia
Ordo : Hipioselerida
Familia :Callyspongiadea
Genus : Callyspongia
Spesies : Callyspongia sp

c. Hipospongia Sp
Berdasarkan hasil pengamatan dari Hipospongia Sp yang kami amati memiliki pori
dan lubang askulum yang berfungsi sebagai alat pengeluaran dan tubuhnya
berbentuk seperti ranting yang berpori, habitatnya di laut.

11
Klasifikasi dari Hipospongia Sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Dmospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Familia :Spongiidae
Genus : Hipospongia
Spesies : Hipospongia Sp

Berdasarkan sampel yang diperoleh di atas, dapat diketahui bahwa pada


praktikum ini menemukan sampel dari kelas demospongia dengan Spesies
Euspongia mollisima, Callyspongia Sp, Hipospongia Sp. Pada praktikum ini tidak
di dapatkan duan kelas dari phylum porifera yaitu kelas Calcarea dan kelas
Hexantinellida, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik kimia lingkungan
yang sangat mempengaruhi hasil pengamatan yang di lakukan, karena pada suhu
dan salinitas serta kelembaban tertentu hewan-hewan ini tidak dapat bertahan/hidup
sehingga tidak dapat menemukan semua jenis dari setiap kelas Phylum porifera
pada suatu daerah pengamatan.
pada praktikum ini sesuai dengan literatur yaitu bahwa porifera merupakan
hewan yang berpori. Dan mempunyai lubang oskulum yang berfungsi sebagai alat
pengeluaran, serta dapat ditemukan di air laut (Lahay,2010)

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi sampel phylum Porifera dapat dismpulkan
sebagai berikut:
Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori-pori dan ferre yang berarti
membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak memiliki
jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memprlihatkan
kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan perifera dijumpai
hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali.
Umumnya hewan-hewan anggota filum porifera hidup dilaut, dan hanya beberapa
yang hidup diair tawar. Hewan-hewan itu tidak aktif, tidak bertangkai (tubuh pada
pangkalnya). Sel-sel yang melapisi tubuh dusebelah luar ialah sel epitel yang
berbentuk pipih sehingga disebut juga sebagai sel epitel dermal.
a. Phylum Porifera secara menyeluruh hidup di laut yang hidup secara berkoloni
melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali.
b. Ciri-ciri khusus tubuh porifera, yaitu tubuhnya memiliki banyak pori
yang merupakan awal dari system kanal (saluran air) yang menghubung-kan
lingkungan eksternal dengan lingkungan internal, dan memiliki oskulum yaitu
sebagai alat pengeluaran.
c. Phylum Porifera di klasifikasikan menjadi tiga kelas tetapi pada praktikum ini
didapatkan satu kelas dari phylum porifera yaitu kelas demospongiae dengan
spesies Euspongia mollisima, Callyspongia Sp, Hipospongia Sp.

5.2 Saran
Adapun saran penulis yaitu sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu
mempersiapan semua perlengkapan praktek termasuk bahan yang akan di gunakan
dilapangan serta menghilangkan sifat egois karena dalam praktek lapangan sangat
dibutuhkan kerjasamanya agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hala,Yusmina. 2008. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press


Jasin,Maskoeri .2010. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya
Lahay,Jutje dkk. 2009. Zoologi Invertebrata. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Lahay,Jutje dkk. 2010. Zoologi Invertebrata. Makassar: FMIPA Universitas Negeri
Makassar.

14

Anda mungkin juga menyukai