Anda di halaman 1dari 15

SISTEMATIKA INVERTEBRATA

FILUM COELENTERATA

DOSEN PENGAMPU :

IKA OKSI SUSILAWATI M. Biotech

OLEH :
LUCKY DENVIKA WANDA (F1C414019)
SHELY ERIENSI (F1C414021)
DIRA MERITHA WIYAGA (F1C414025)
NUR ELVA ZUHRAH (F1C414030
MUHAMMAD NOOR ARIF (F1C414031)
ARJUNES (F1C413043)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas sistematika invertebrata. Selain itu, penyusunan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai berbagai macam kelas dan ordo dalam
klasifikasi filum Coelenterata.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kami dan pembaca.

Jambi, 12 Februari 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sampai saat ini, jumlah makhluk hidup semakin banyak dan beraneka ragam, baik
dalam hal ukuran, bentuk, struktur tubuh, maupun cara hidupnya. Karena begitu
kompleksnya, tak mungkin klasifikasi mahluk hidup tersebut hanya menggunakan cara-cara
sederhana. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang seperti perkembangan ilmu-
ilmu lain dengan cara pengidentifikasian hewan tersebut. Hasil pengidentifikasian tersebut
berupa didapatnya didapatnya klasifikasi atau pengelompokkan dari suatu hewan.

Penggolongan spesie hewan tersebut berguna untuk mempermudah dalam mengenali,


membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Selain itu pengklasifikasian
juga berguna untuk melihat kekerabatan antar spesies fauna dan dapat digunakan dalam
pemberian nama agar masing-masing spesies dapat dengan mudah dibedakan dan dikenali.

Berdasarkan penggolongan tersebut, didaptlah berbagai macam famili hewan,


khususnya invertebrata, yang memiliki perbedaan tersendiri yang merupakan dasar dari
penggolongan tersebut. Tingkat famili merupakan tingkatan terbesar kekerabatan dalam
kingdom Animalia. Selain itu, telah banyak famili hewan yang telah teridentifikasi. Beberapa
diantaranya yaitu Coelenterata. Maka berdasarkan beberapa alasan tersebut dibuatlah
makalah ini sebagai media tambahan untuk menambah informasi tentang salah satu ciri
morfologi dari beberapa famili hewan serta spesies spesifiknya.

Dengan makalah ini juga diharapkan para pembaca dapat mengenali dan membedakan
ciri umum coelenterata serta jenis-jenisnya dengan filum-filum yang lain karena setiap filum
memiliki tingkat perbedaannya masing-masing.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana ciri umum Filum Coelenterata beserta klasifikasinya?
1.2.2. Apa saja ciri umum yang dimiliki kelas Hydrozoa, Scypozoa, Cubozoa,
Antozoa?

1.3. Iri Tujuan


1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana ciri umum Filum Coelenterata beserta
klasifikasinya.
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja ciri umum yang dimiliki masing-masing kelas.

1.4. Manfaat

Dengan dibuarnya makalah ini dihaapkan dapat memberikan informasi kepada


pembaca maupun penulis sendiri tentang apa saja ciri umum yang dimiliki filum Coelenterata
dan bagaimana klasifikasinya beserta karakteristik yang dimiliki antar kelas-kelasnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ciri umum filum Coelenterata

Coelenterata merupakan salah satu filum dari kingdom animalia. Colenterata disebut
juga Cnidaria, termasuk didalamnya seperti ubur-ubur, anemon laut, dan koral. Colenterata
memiliki karakter sebagai berikut :

1. Sebagian besar filum ini hidup di laut dan tergolong selomata, yaitu hewan yang telah
memiliki rongga tubuh yang sempurna. Keberadaan mereka kebanyakan terdapat pada
pantai laut. Namun beberapa jenis polip seperti Hydra, dan beberapa ubur-ubur
seperti Craspedacusta hidup di perairan tawar. Semua jenis dari filum ini merupakan
karnivora. Beberapa ada yang menetap didasar laut dan beberapa yang lain bebas
melayang di air. Selain itu, beberapa coelenterata hidup atau tumbuh pada hewan lain
dan beberapa yang lain membiarkan atau memperbolehkan hewan lain hidup di pda
mereka ataupun didekat mereka untuk melakukan simbiosis komensalisme.
2. Tubuh mereka membentuk 2 bentuk utama yaitu polip dan medusa, yang mana dapat
berderivatisasi ke bentuk satu sama lain. Polip berbentuk silindris dan menetap di
dasar perairan (tidak melayang bebas), bisa berupa koloni maupun soliter. Polip
merupakan bentuk aseksualnya. Medusa berbentuk seperti payung dan secara umum
dapat berenang dengan bebas namun selalu berupa soliter. Sedangkan medusa
merupakan bentuk seksualnya. Namun beberapa spesies dapat membentuk kedua
bentuk tersebut maupun salah satunya saja. Ketika satu spesies dapat membentuk
polip dan medusa, maka hewan tersebut dapat membentuk sebuah siklus hidup yang
disebut alternation of generation atau pergantian generasi. Para ahli menyatakan
bahwa medusa merupakan coelenterata dewasa sedangkan polip merupakan fase
coelenterata muda. Sehingga istilah pergantian generasi tersebut tidak dipakai lagi.
3. Hewan pada filum ini merupakan hewan multiselular pertama yang menghasilkan
jaringan sesungguhnya, sebuah rongga digestif/pencernaan, dan 2 lapisan germinal
yang berbeda, sehingga mereka merupakan Metazoa (hewan bersel banyak) terendah.
Mereka telah mengembangkan semua 4 jaringan dasar yang ditemukan di seluruh
hewan tingkat tinggi yaitu jaringan epitel untuk melindungi permukaan, jaringan
muskular untuk kontraktilitas, jaringan ikat untuk sebagai penyokong dan
transportasi, dan jaringan saraf untuk iritabilitas (kepekaan atau kemampuan untuk
menanggapi rangsangan) dan koordinasi, namun filum ini kekurangan organ. Oleh
karena itu, mereka disebut sebagai Metazoa dengan konstruksi tingkatan jaringan.
4. Dinding tubuh terdiri atas 2 lapisan sel yang berbeda : epidermis luar dan
gastrodermis dalam, masing-masingnya mengandung beberapa jenis sel. Diantara
lapisan tersebut terdapat sebuah lembaran material gelatin yang tipis maupun tebal
yang disebut mesoglea, yang mana bisa berupa tak berstruktur atau memiliki serat-
serat, dan sel-sel bebas. Oleh karena itu, coelenterata merupakan dipoblastik.
5. Tubuhnya memeiliki 1 rongga saja, coelenteron, yang merupakan asal muasal
pmberian nama filum ini. Coelenteron merupakan rongga pencernaan. Rongga
tersebut berbentuk kantung atau bercabang ataupun terbagi menjadi beberapa
kompartmen septa. Filum ini hanya punya satu lubang atau bukaan yaitu mulut, dan
tidak punya anus. Mulut tersebut melakukan pemasuakn makanan dan pengeluaran
feses.
6. Tubuh yang lembut dan halus (licin) dapat didukung oleh eksoskeleton yang berkapur
maupun oleh endoskeleton.
7. Simetrinya baisanya radial dengan sebuah sumbu oral-aboral. Namun pada beberapa
bentuk, simetrinya merupakan simetri biradial.
8. Tidak memiliki bentuk kepala pada kedua bentuk tadi (polip dan medusa).
9. Bagian akhir oral atau mulut memikul beberapa tentakel yang fleksibel dan ramping.
10. Sistem digestifnya sebagian interselular yang mana berlangsung di vakuola didalam
beberapa sel gastrodermal. Selain itu, dengan ronga pencernaan tersebut colenterata
juga mendistribusikan makanannya. Hal itu disebut juga gastrovascular cavity
(rongga gastrovaskular).
11. Tidak ada organ khusus untuk bernafas . pernafasannya dengan mudah terjadi dengan
cara difusi gas melalui permukaan tubuhnya.
12. Ada sel penyengat khusus yaitu cnidoblast, yang mengahsilkan organel khusus yaitu
nematocysts untuk perlindungan diri. 17 tipe nematosis yang berbeda telah dikenal
sejauh ini. Dan juga ada sel bebas yang belum terdiferensiasi, sel intersitial, untuk
mengjasilkan atau membuat kelamin dan cnidoblast.
13. Alat kelamin bisa saja terpisah ataupun menyatu. Reproduksinya biasanya secara
aseksual yaitu dengan cara pertunasan (budding) pada saat bentuk polip dan seksual
saat membentuk fase medusa. Gonadnya sederhana dan tidak memiliki saluran.
Segmentasinya terjadi secara holoblastik. Perkembangan termasuk larva bersilia yang
bebas berenang yang disebut planula. Sumbu larva yang panjang menjadi aksis oral-
aboral dari bentuk dewasanya dan blastoporalnya mengakhiri pembentukannya.
14. Sistem otot terdiri dari proses-proses kontraktil dari sel epitel ataupun sel otot.
15. Tidak memeiliki rongga tubuh yang terpisah atau coelom sehingga coelenterata
tergolong aselomata.

Filum Coelenterata memiliki 10.000 spesies dengan 5.000 spesiesnya diketahui


merupakan fossil. Filum ini terbagi menjadi 4, yaitu :

a. Hydrozoa
b. Scyphozoa
c. Cubozoa
d. Anthozoa

2.2. Ciri umum masing-masing kelas


2.2.1. Kelas Hydrozoa

Kelas ini memiliki karakteristik umum sebagai berikut :

1. Sebagain besar berupa koloni dan hidup dilaut, hanya beberapa saja yang berupa
soliter dan hidup di air tawar. Rata-rata mereka tidak dapat berenang bebas dan
tertancap didasar laut (immotil).
2. Simetrinya berupa simetri tetramerous atau bersimetri 4, atau juga berupa simetri
polimerous atau bersimetri banyak.
3. Anggota kelas ini berupa polypoid dan beberapa saja yang membentuk medusa untuk
melakukan metagenesis dan bahkan medusa tidak ada.
4. Mesogleanya (substansi yang transparant dan berbentuk jelly yang ditemukan diantara
2 lapisan sel epitel pada tubuh filum ini yang berfungsi sebagai rangka hidrostatis)
bersifat asellular.
5. Nematokis hanya terdapat di epidermis.
6. Gamet berkembang di epidermis.
7. Hidromedusa biasanya kecil dan planktonik.
8. Bentuk polypoid aseksual (yang menancap pada dasar atau immotil) muncul dari
bentuk medusoid seksusal (tunas polypoid yang melepaskan diri) sehingga
terbentuklah metagenesis pada siklus hidupnya, seperti salah satu hydrozoa yaitu
Obelia.
9. Spesies yang berupa soliter seperti Hydra menancap pada dasar laut dari bentuk
polyploid awal yang mana tidak membentuk koloni.
10. Zigot menjalani pembelahan yang tuntas atau komplit dan sebuah blastula berongga
terbentuk yang mana berubah menjadi sebuah stereogastrula solid (padat) yang sel
ektodermalnya memiliki silia dan kemudian stereogastrula ini berubah menjadi
planula yang bebas berenang. Planula menetap didasar laut dan melekatkan anterior
akhir-nya ke sebuah substrat dan dengan cara bertunas membentuk fase polyploid.

Kelas Hydrozoa terbagi menjadi 5 ordo, yaitu :

a. Ordo Hydroida
Terbagi kembali menjadi beberapa sub-ordo yaitu. :
 Anthomedusae / Athecata
 Leptomedusae / Thecata
 Limnomedusae
b. Ordo Hydrocorallina
Terbagi menjadi beberapa sub-ordo, yaitu :
 Milleporina
 Stylasterina
c. Trachylina
Terdiri dari beberapa sub-ordo, yaitu :
 Trachymedusae
 Norcomedusae
d. Siphonophora
Terbagi menjadi beberapa sub-ordo :
 Calycophora
 Physophorida
e. Chandrophora
Beberapa contoh spesies Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, Agalophenia, Millepora,
Petasus, Gonoinemus, dan lain-lain. Berikut merupakan salah satu klasifikasinya:

Obelia longissima

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Hydroida
Sub-ordo : Leptomedusae
Famili : Campanulariidae
Genus : Obelia
Spesies : Obelia longissima

2.2.2. Kelas Scyphozoa

Kelas ini memiliki ciri umum sebagai berikut :

1. Kelas ini termasuk didalamnya adalah ubur-ubur berukuran besar.


2. Fase polyp biasanya tereduksi atau bahkan absent atau tidak ada.
3. Medusanya berukuran besar, berbentuk payung dan tidak memiliki perisarc
(integumen terluar yang menutupi/ melapisi tubuh).
4. Alat indra berbentuk tentaculocysts berongga yang memiliki statolith..
5. Tentakel gastral merupakan endodermis.
6. Mesoglea membesar dan biasanya berupa selular.
7. Gonad merupakan endodermis dan melepas gamet pada perutnya.
8. Stomodaeum (bagian ektoderm anterior saluran pencernaan) menghilang atau absen
dari sistem gastro-vaskulernya namun tentakel gastral muncul dan rongganya terbagi
menjadi kantung interradial dengan 4 septa.
9. Terjadi pergilran keturunan atau generasi.
10. Seluruh spesies ini berhabitat di laut.
Kelas ini terbagi menjadi 5 ordo :

a. Lucernarida
b. Coronatae
c. Cubomedusae
d. Semaeostomae
e. Rhizostomae

Salah satu contoh dari kelas ini adalah Pericolpa,Chiropsalmus, Aurelia, Rhizostoma,
Cassiopeia, Lucernaria, dan lain-lain. Berikut merupakan salah satu klasifikasi dari spesies
kelas ini :

Chrysaora achlyos (Black Sea Nettle)

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Semaeostomae
Famili : Pelagiidae
Genus : Chrysaora
Spesies : Chrysaora achlyos

2.2.3. Kelas Cubozoa

Kelas ini umumnya memiliki ciri sebagai berikut :

1. Kebanyakan medusanya berbentuk kotak (box) atau kadang ada yang menyebutnya
mirip seperti bel dengan 4 tentakel yang sama jaraknya (teratur), dan berbentuk
seperti bel.
2. Memiliki velarium dan kanal velarial.
3. Memiliki pedalia
4. Terdapat cincin saraf marginal
5. Nematokis pada cincin tersebut terdapat pada tentakel pada kebanyakan spesies.
6. Memiliki bintik mata atau oselli, dengan lensanya.
7. Pada relung sensoriknya terdapat rhopalia.
8. Statolith tersusun atas gips (CaCO4)
9. Septa hanya muncul pada fase dewasa.
10. Perkembangan polip dan medusa tanpa pembentukan strobilus.
11. Tergolong sangat beracun dan mematikan.

Kelas ini terbagi menjadi beberapa ordo :

a. Carybdeidae
b. Chirodropidae
c. Tripedaliidae
d. Tamoyidae
e. Alatinidae
f. Chiropsalmidae

Beberapa contoh dari spesies ini adalah Carybdea marsupialis, Tamoya haplonema,
Chironex, Chiropsalmus, Chirodropus gorilla, Alatina, dan lain-lain. Salah satu
klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Carybdea marsupialis (sea wasp)

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Cubozoa
Ordo : Carybdeida
Famili : Carybdeidae
Genus : Carybdea
Spesies : Carybdea marsupialis

2.2.4. Kelas Anthozoa atau Actinozoa

Kelas ini memiliki ciri umum sebagai berikut :

1. Hanya berupa fase polip, tidak ada fase medusa.


2. Dinding tubuh terdiri atas endoderm yang terpisah oleh sebuah mesoglea yang kuat
yang memiliki serat-serat serta banyak sel.
3. Stomodacum terdiri atas lapisan sama yaitu ektoderm. Sedangkan mesentery
terbentuk oleh lapisan ganda dari endoderm dengan sebuah piringan penyangga dari
mesoglea.
4. Nematokis lebih kompleks dibandingkan Hydrozoa dan Scyphozoa, yang mana
terletak di tentakelnya, dinding tubuh, stomodacum, dan filamen mesentrik.
5. Sistem muskular tau sistem ototnya berkembang dengan baik dan mengandung serat
ektoderm dan endoderm.
6. Sistem saraf merupakan sebuah nerve net (sebuah sambungan jaringan neuron yang
menghubungkan impuls pada semua stimulan dari sebuah stimulus) khusus.
7. Gonad berkembang pada mesentris, sel kelamin berada di endoderm, sperma dan
ovum dilepas menuju coelenteron.
8. Pada bagian atasnya terdapat banyak tentakel
9. Zigot berkembang menjadi sebuah planula yang mana setelah berenang bebas untuk
beberapa saat dan kemudia melekat didasar laut dan bermetamorfosis membentuk fase
dewasa yang berupa polip.

Anthozoa terbagi menjadi 2 subkelas:

a. Hexacorallina atau Zoantharia.


Terbagi menjadi beberapa ordo :
 Actinaria
 Madreporaria
 Zoanthidea
 Antipatharia
 Ceriantharia
 Corallimorpharia
b. Octocorallina
Terbagi kedalam beberapa ordo :
 Stolonifera
 Telestacea
 Alcyonacea
 Coenothecalia
 Gorgonacea
 Pennatulacea
Beberapa spesies dari jenis ini adalah Metridium, Adansia, Madrepora, Fungia,
Zoanthus, Cerianthus, Corynactis, Lobophytum hsiehi dan lain sebagainya. Salah satu
klasifikasi spesiesnya adalah sebagai berikut :

Cerianthus membranaceus

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
sub-kelas : Hexacorallina
Ordo : Ceriantharia
Famili : Cerianthidae
Genus : Cerianthus
Spesies : Cerianthus membranaceus
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua filum Coelenterata
mengalami fase polip dan medusa. Namun ada beberapa yang tidak mengalami fase medusa
yaitu kelas Anthozoa yang berupa anemon laut. Semua spesies dari filum ini memiliki
tentakel yang sebagian besar beracun dan menyengat.selain itu, sebagian besar habitatnya
berada di laut, hanya sebagian kecil saja yang berada di perairan tawar.
DAFTAR PUSTAKA

Gershwin and Lisa-ann. 2005. “Molecular and Morphological Phylogeny of Australian


Cubozoa”. Taxonomy and Phylogeny of Australian Cubozoa. 83-102.

Benayahu, Y. and Pieter, L. 2010. ” New Species of Octocorals (Coelenterata: Anthozoa)


from the Penghu Archipelago, Taiwan”. Zoological studies.50 (3) : 350-362.

Khanna, D.R. and Yadav P.R. 2005. Biology of Coelenterata. New Delhi : Discovery
Publishing House.

Williamson, J.A. 1996. Venomous and Poisonous Marine Animals. Australia : University of
New South Wales Press.

Anda mungkin juga menyukai