MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi
yang dibimbing oleh Bpk. Masrhul Langganido., S.Pd
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Biologi tepat pada waktu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas
Biologi. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat
untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun
demikian kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.
Ketua Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani (Greek); coilos = rongga, enteron
= usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya
berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga
mengindikasikan bahwa hewan Coelenterata tidak memiliki rongga tubuh
sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenteron.
Rongga tersebut berfungsi sebagai pengedar sari makanan. Oleh karena itu rongga
tersebut disebut sebagai rongga gastrovaskular
Polip
Bentuk Coelenterata yang sesil atau menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai
mulut yang dikelilingi tentakel. Anemon dan karang umumnya mereka
sebagai polip (organisme dengan mulut dan tentakel menghadap ke atas, sisi
lainnya melekat pada batu atau permukaan lainnya). Polip yang membentuk
koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya: polip
untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk
makan yakni gastrozoid. Gerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau
meliuk-liuk dan dapat memanjang dan memendek, atau melengkung ke
berbagai arah. Bila hydra dengan ukuran 8 mm mengambil air dan mengisi
rongga gastrovaskularnya, tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm,
namun pada saat air dikeluarkan, tubuh dapat memendek hingga tinggal 1
mm. Pada umumnya berkembang biak secara vegetatif yaitu dengan
pembentukan tunas. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya, sehingga membentuk koloni
Medusa
Bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat
berenang bebas. Medusa berenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan
oleh otot melingkar pada tepi lonceng, dan menghasilkan gerakan vertikal.
Sedangkan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali pada
beberapa jenis Cubozoa. Bagian tubuh yang cembung berada diatas dan yang
cekung dibawah. Ada bagian tengah pada cekungan itu terdapat mulut.
Umumnya berkembang biak secara generatif yaitu dengan pembentukan
gamet (ovum dan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata
bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet
adalah Hydra.
Pada jenis anthozoa, benang ditembakan keluar dan akan larut menjadi lebih
pekat dan lengket, yang berguna untuk menempel dan menangkap mangsa.
Nematocyst pada coelenterata air tawar ada empat macam, yaitu penggulung
(volvent), penusuk (penetrant), dan ada dua macam perekat. Tipe penggulung
berukuran kecil, berfungsi untuk menggulung mangsa. Tipe penusuk berukuran
besar, berfungsi untuk menyuntikan racun ke dalam tubuh mangsa.
Makanan spesies dari colenterata yang terdiri dari mollusca, crustacean, ikan
dan averbata lain, makanan atau mangsa ditangkap oleh tentakel dengan bantun
nematokist yang dapat melumpuhkan mangsanya. Tetapi ada pula beberapa obyek
yang langsung terpegang oleh mulut.
f) Sistem Saraf
Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi.
Sistem saraf sederhana ini berbentuk jala yang berfungsi untuk menanggapi
rangsangan dan mengatur gerakan. Sistem saraf coelenterata diatur pada bagian
mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Pertukaran
gas terjadi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat pernapasan dan alat
ekskresi pada filum coelenterata khususnya tidak ada.
B. Filum Cnidaria
Cnidaria (kata cnidaria berasal dari bahasa Yunani “Cnidos” yang berarti
“Jarum penyengat”) adalah filum hewan invertebrata yang hanya ditemukan
diperairan, sebagian besar hidup di air laut. Cnidaria hidup soliter atau berkoloni,
mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar, Medusa yang berenang bebas dan polip
yang sesil (hidup melekat pada beberapa substrat). Keduanya bertubuh simetri
radial dengan mulut yang dikelilingi oleh tentakel berknidosit, yaitu sel
terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan berisi
racun penyengat yang disebut Nematosit. Kemampuan menyengat inilah yang
merupakan asal nama mereka.
Tubuh Cnidaria terdiri atas Mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip
jeli yang terletak antara dua lapisan Epitelium yang biasanya setebal satu sel.
Cnidaria mempunyai rongga tubuh untuk pencernaan dan pernafasan, serta sebuah
lubang yang berfungsi sebagai mulut maupun anus. Cnidaria terdiri dari 10.000
lebih spesies dan dibagi menjadi 6 kelas, meliputi:
a) Kelas Hydrozoa
Contoh yang paling popular adalah Hydra yang hidup diperairan air tawar dan
obelia yang hidup di air
(a) . (b)
Gambar 3.1 Contoh anggota Hydrozoa, (a) Hydra dan (b) Obelia
b) Kelas Anthozoa
Penamaan kelas anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos + zoon
(anthos = bunga ; zoon = hewan), yang berarti hewan yang menyerupai bunga.
Semua anggota kelas ini hidupnya dilaut, dari kawasan pantai hingga kedalaman
6000 meter, terutama di perairan yang hangat (tropik), tetapi ada juga yang
dijumpai di daerah kutub. Mereka merupakan polip yang menetap dengan
meletakkan diri pada suatu obyek yang terdapat didasar laut. Anggota dari kelas
anthozoa fase medusa telah tereduksi, sehingga hanya memiliki fase polip saja.
c) Kelas Staurozoa
Staurozoa adalah kelas baru dalam filum cnidaria yang terdiri atas
Stauromedusae dan kelompok fosil Conulatae. Stauromedusae atau Ubur Ubur
Berjalan adalah kelompok ubur-ubur berukuran kecil yang cenderung menghabiskan
seluruh hidup melekat pada substrat, daripada berenang bebas seperti kebanyakan
kelompok ubur-ubur lainnya.
d) Kelas Polypodiozoa
Polypodiozoa adalah kelas dari filum cnidaria. Spesies yang dikenal dari
kelas ini adalah Polypodium Hydriforme dan menjadi satu satunya spesies dalam
monotypic genus Polypodium. Dan juga satu satunya spesies dan genus dalam
seluruh keluarga Polypodiidae. Polypodium Hydriforme adalah spesies parasit yang
menyerang telur strugeon dan sejenis ikan. Spesies ini adalah salah satu dari
beberapa metazoan yang hidup di dalam sel hewan lainnya.
e) Kelas Cubozoa
f) Kelas Scyphozoa
Alat indera pada ubur-ubur terdiri atas: (1) tentakulocys atau rhopalia, Berfungsi
untuk indera keseimbangan, dan mengontrol ritme gerak mengembang-kempisnya
badan payung pada waktu berenang (2) ocelia, terbuat dari bahan pigmen yang
sensitif terhadap rangsangan yang berupa cahaya, berfungsi untuk membedakan
gelap dan terang (3) celah olfaktorius, berfungsi sebagai alat pembau untuk
menyeleksi bahan-bahan makanan.
Pada Aurelia aurita mempunyai satu lubang bukaan dimana sebagai mulut dan
sebagai tempat ekskresi, melalui bukaan inilah Aurelia aurita mengeluarkan hasil
ekskresinya. Pada Aurelia aurita mempunyai satu lubang bukaan dimana sebagai
mulut dan sebagai tempat ekskresi, melalui lubang bukaan, inilah Aurelia aurita
mengeluarkan hasil ekskresinya. Sama seperti kelompok filum porifera, hewan-
hewan penghuni filum coelenterata (ubur-ubur, hydra, dll) tidak memiliki sistem
ekskresi. Sehingga pengeluaran limbah metabolisme berlangsung secara difusi
melalui sel-sel epitel pada rongga gastrovaskular. Limbah metabolisme yang terlarut
dalam cairan tubuh dalam rongga gastrovaskular (rongga perut) akan di keluarkan
melalui mulut ke lingkungan.
Dalam bereproduksi, Aurelia aurita memiliki kelamin yang terpisah, berarti ada
Aurelia aurita jantan dan ada Aurelia aurita betina. Spermatozoid yang
dikeluarkan oleh Aurelia aurita jantan lalu berenang-renang mencari tubuh Aurelia
aurita betina. Bila telah bertemu akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut
selanjutnya sampai ke dalam enteron maka spermatozoid membuahi sel telur yang
dihasilkan ovarium dan terbentuklah zigot dan dikeluarkan kembali melalui mulut.
Setelah keluar dari dalam mulut, selanjutnya zygot akan berkembang menjadi larva
yang berambut getar disebut planula. Kemudian planula mengembara untuk
sementara waktu dan beristirahat mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada
di dasar laut untuk tumbuh menjadi polip baru yang disebut scyphistoma bentuknya
seperti terompet dengan bagian cakram basal, batang tubuh, mulut, dan tentakel.
Bila scyphistoma telah mencapai ukuran penuh (± 12 mm) maka akan membelah
secara transversal sehingga terbentuk setumpukkan ruas-ruas yang masing-masing
berbentuk seperti cakram, scyphistoma dalam fase demikian disebut strobila,
sedang bentuk cangkram sebagai hasil pembelahan dinamakan ephyra. Selanjutnya
ruas ephyra yang telah tua yaitu yang terletak di ujung strobila akan melepaskan diri
dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri kemudian itulah yang
disebut Aurelia aurita dewasa.
D. Filum Ctenophora
Ctenophora dikenal sebagai ubur-ubur sisir (comb jelly) yang hidup di laut.
Sebelumnya Ctenophora dan Cnidaria (ubur-ubur, anemon laut, dll) dimasukan
dalam satu filum, yaitu Coelenterata, karena mereka sama-sama menggunakan
aliran air lewat rongga tubuh untuk mendapatkan makanan dan bernafas. Namun,
perbedaan lainnya ditemukan dan akhirnya kedua filum ini dipisah. Kemiripan
Ctenophora dengan Cnidaria diduga merupakan hasil evolusi konvergen akibat
hidup di lingkungan yang sama. Ctenophora dapat ditemukan di berbagai
lingkungan perairan laut, dari laut kutub sampai ke tropis, dari laut dekat pantai
sampai laut lepas. Ctenophora seperti Pleurobrachia, Beroe, dan Mnemiopsis
terkenal karena tinggal di dekat pantai dan mudah ditangkap.
(a). (b)
Gambar 4.1 Contoh anggota kelas Nuda (a) Berose sp. ; anggota kelas Tentaculata (b)
Mertensia ovum.
Tubuh Ctenophora berbentuk simetri radial, berdiameter sekitar 1-10 cm, sebagian
besar berbentuk bulat oval, namun ada yang berbentuk memanjang seperti pita
hingga mencapai 1 m. Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai
dua lapisan badan yang terdiri dari dua lapisan sel transparan yang hanya menyusun
kulit terluarnya (ektoderm) dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding tubuh
Ctenophora dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma. Ctenophora tidak
memiliki alat sengat nematosist, sehingga menangkap mangsanya dengan
menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas
(collablast atau sel lasso). Tentakel Ctenophora berjumlah sepasang, berukuran
panjang, dan dapat ditarik kembali. Ctenophora memiliki satu mulut untuk
memasukkan makanan, dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan
sisa zat padat.
Salah satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya
sendiri. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris sisir yang
disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh karena itu,
hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal tubuhnya terbagi
oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir.
Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin
ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara generatif. Meskipun ada beberapa
spesies yang melakukan reproduksi secara vegetatif dengan cara fragmentasi. Alat
reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan
melalui pori-pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Ctenophora
melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenophora, meskipun
ada beberapa spesies yang melakukannya secara internal.
1. Genus : aurelia
Family : ulmaridae
Ordo : semaeostomeae
Kelas : scyphozoa
Filum : cnidaria
2. Genus : obelia
Family : campanulariidae
Ordo : leptothecatae
Kelas : hydrozoa
Filum : cnidaria
3. Genus : hydra
Family : hydridae
Ordo : anthoathecetae
Kelas : hydrozoa
4. Genus : lucernaria
Family : lucernariidae
Ordo : stauomedusae
Kelas : staurozoa
Filum :cnidaria