Anda di halaman 1dari 20

COELENTERATA

MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi
yang dibimbing oleh Bpk. Masrhul Langganido., S.Pd

Disusun Oleh:

1. Fifi Dwi Wahyuni Supit


2. Faris Alfrits Adua

MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X


SMK NEGERI 1 MORI UTARA
TAHUN AJARAN 2022-2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Biologi tepat pada waktu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas
Biologi. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat
untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun
demikian kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah Biologi ini bisa


memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah membaca
makalah ini hingga akhir.

Mayumba, 08 Mei 2023

Ketua Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri Umum dan Khusus Coelenterata

Coelenterata sebelumnya dianggap sebagai suatu filum yang mencakup 3 kelas


yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa. Klasifikasi terakhir menempatkan
coelenterata sebagai suatu infrakingdom yang mencakup 2 filum, Cnidaria dan
Ctenophora. Cnidaria terdiri dari 7 kelas yaitu, Staurozoa, Polypodizoa, Myxzoa,
Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Cubozoa. Sedangkan Ctenophora terdiri dari
2 kelas yaitu Tentaculata dan Nuda (Atentaculata)

Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani (Greek); coilos = rongga, enteron
= usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya
berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga
mengindikasikan bahwa hewan Coelenterata tidak memiliki rongga tubuh
sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenteron.
Rongga tersebut berfungsi sebagai pengedar sari makanan. Oleh karena itu rongga
tersebut disebut sebagai rongga gastrovaskular

Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya


terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat sekitar 9.500
spesies yang kebanyakan hidup di laut, dan hanya 14 spesies dari kelas hydrozoa
hidup di air tawar. Biasanya terdapat di perairan dangkal, dan melekat pada substrat
dan terumbu karang. Coelenterata hidup sejak periode Cambrian sampai sekarang.

Coelenterata adalah hewan invertebrata (tidak memiliki tulang punggung) yang


sebagian besar hidup di laut pada berbagai kedalaman dan suhu.

Coelenterata pada umumnya mempunyai ciri-ciri umum yaitu:

1) Habitat di laut, kecuali sejenis hydra hidup di air tawar


2) Hewan bersel banyak (multiseluler)
3) Memiliki nematosis (sel penyengat)
4) Memiliki bentuk tubuh simetri radial, yaitu bagian yang sama
didistribusikan secara merata dalam susunan melingkar dari poros tengah.
5) Jenis kelamin: monoecious atau dioecious, larvanya disebut planula
6) Merupakan hewan karnivora (memakan invertebrata kecil), makanan
utamanya adalah crustacean, zooplankton dan ikan kecil ataupun larva
Insekta.
7) Tidak memiliki organ atau sistem organ (hanya jaringan yang
mengandung sel-sel khusus dikelompokan bersama)
8) Tidak memiliki otak atau implus saraf berjalan melalui tubuh mereka dan
mampu mendekati sinyal dari lingkungan
9) Memngalami siklus hidup (metagenesis)
10)Rangka tubuh Coelenterata mengandung zat kapur atau zat kitin
11) Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian yang lain hidup
berkoloni
a) Strukur tubuh Coelenterata
 Radial simetris (silindris, globular, atau spherikal)
 Diplotik terdiri endoderm dan ektoderm
 Terdapat rongga mesoglea (lapisan non selular) antara epidermis dan
endodermis/gastrodermis yang merupakan masa pasta/gudir yang
disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Kadang-kadang
didalam lapisan mesogela ini terdapat sel-sel amoboid.
 Mempunyai rongga gastrovaskular yang dilapisi jaringan gastrodermis
untuk pencernaan dan sirkulasi makanan
 Tentakel yang terdapat pada sekitar mulut berfungsi sebagai sistem
gerak dan juga untuk menangkap serta memasukan makanan. Pada
ujung tentakel terdapat sel knidoblast, setiap knidoblast mengandung
alat penyengat yang dinamakan nematokist, yang berfungsi untuk
mempertahankan diri dan melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.
 Tidak mempunyai kepala, anus, alat peredaran darah, alat ekskresi,
dan alat respirasi. Tetapi tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang
berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
 Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di
bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk
medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di
bagian bawah (oral) dan tubuh dikelilingi oleh tentakel.
b) Bentuk Tubuh Coelentarata

Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelenterata mempunyai dua


bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.

 Polip
Bentuk Coelenterata yang sesil atau menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai
mulut yang dikelilingi tentakel. Anemon dan karang umumnya mereka
sebagai polip (organisme dengan mulut dan tentakel menghadap ke atas, sisi
lainnya melekat pada batu atau permukaan lainnya). Polip yang membentuk
koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya: polip
untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk
makan yakni gastrozoid. Gerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau
meliuk-liuk dan dapat memanjang dan memendek, atau melengkung ke
berbagai arah. Bila hydra dengan ukuran 8 mm mengambil air dan mengisi
rongga gastrovaskularnya, tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm,
namun pada saat air dikeluarkan, tubuh dapat memendek hingga tinggal 1
mm. Pada umumnya berkembang biak secara vegetatif yaitu dengan
pembentukan tunas. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya, sehingga membentuk koloni

Gambar 1.1 Polimorfisme pada koloni obelia

 Medusa
Bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat
berenang bebas. Medusa berenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan
oleh otot melingkar pada tepi lonceng, dan menghasilkan gerakan vertikal.
Sedangkan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali pada
beberapa jenis Cubozoa. Bagian tubuh yang cembung berada diatas dan yang
cekung dibawah. Ada bagian tengah pada cekungan itu terdapat mulut.
Umumnya berkembang biak secara generatif yaitu dengan pembentukan
gamet (ovum dan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata
bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet
adalah Hydra.

(a). Sea anemone: a polyp (b) Jelly: a medusa


Gambar 1.2 Perbandingan struktur tubuh coelenterata dalam bentuk polip dan Medusa.
c) Cara Mendapatkan Makanan

Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel


partikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal
jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast maka sel
tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke
mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga
gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel), sel otot pencerna
mempunyai pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan
pencernaan dilanjutkan secara intraseluler, kemudian sel-sel endodermis akan
menyerap sari-sari makanan, lalu didistribusikan ke seluruh tubuh dengan cara
difusi (perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah), sedangkan
sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut, karena hewan ini tidak
memiliki anus. Cadanga makanan terutama berupa lemak dan glikogen.

Pada jenis anthozoa, benang ditembakan keluar dan akan larut menjadi lebih
pekat dan lengket, yang berguna untuk menempel dan menangkap mangsa.
Nematocyst pada coelenterata air tawar ada empat macam, yaitu penggulung
(volvent), penusuk (penetrant), dan ada dua macam perekat. Tipe penggulung
berukuran kecil, berfungsi untuk menggulung mangsa. Tipe penusuk berukuran
besar, berfungsi untuk menyuntikan racun ke dalam tubuh mangsa.

Makanan spesies dari colenterata yang terdiri dari mollusca, crustacean, ikan
dan averbata lain, makanan atau mangsa ditangkap oleh tentakel dengan bantun
nematokist yang dapat melumpuhkan mangsanya. Tetapi ada pula beberapa obyek
yang langsung terpegang oleh mulut.

Gambar 1.3 Cara nematokis menjerat mangsa


d) Reprduksi dan Daur Hidup Coelenterata

Pada coelenterata reproduksi vegetatif dan generatif berlangsung secara


metagenesis (bergiliran). Secara vegetatif yaitu dengan membentuk tunas yang
kemudian lepas dari induknya dan berkembang menjadi indivudi baru.

Gambar 1.4 Skema pertumbuhan tunas pada hydra

Secara generatif yaitu dengan menghasilkan ovum (gamet betina) dan


spermatozoid (gamet jantan) yang melebur menjadi zigot, sebagian hermaprodit
(sprema dan ovum dihasilkan oleh individu yang sama), tapi ada yang gonochoris
(sperma dihasilkan oleh individu yang terpisah dari individu penghasil ovum). Letak
testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sprema masak dikeluarkan
lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot.
Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula)
berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

Reproduksi gerenatif dilakukan oleh seluruh Coelenterata dengan sifat


medusa dan beberapa coelenterata yang bersifat polip (tidak berpindah tempat).
Sedangkan reprduksi vegetatif hanya dilakukan oleh coelenterata yang bersifat polip
(tidak berpindah tempat). Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis
(pergiliran keturunan), yaitu reproduksi vegetatif yang di ikuti oleh reproduksi
generatif pada suatu generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki
bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap
selanjutnya.

Gambar 1.5 Reproduksi dan daur hidup Coelenterata (Obelia sp.)


e) Sistem Respirasi

Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi


(perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
berkonsentrasi rendah). Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan bagian kulit
luar yang bersentuhan langsung dengan air yang mengandung oksigen, pada lapisan
gastrodermis juga terdapat struktur yang berfungsi membantu terlaksananya proses
respirasi coelenterata, struktur ini disebut sifinoglia.

f) Sistem Saraf

Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi.
Sistem saraf sederhana ini berbentuk jala yang berfungsi untuk menanggapi
rangsangan dan mengatur gerakan. Sistem saraf coelenterata diatur pada bagian
mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Pertukaran
gas terjadi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat pernapasan dan alat
ekskresi pada filum coelenterata khususnya tidak ada.

A. Peran Coelenterata Bagi Ekosistem dan Manusia

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan


komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Selain itu di dalam dunia
medis struktur jaringan dan kekerasan rangka koral sering di manfaatkan untuk
cangkok tulang di beberapa rumah sakit.

Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis


hewan dan ganggang. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat perkembangbiakan
ikan-ikan laut dan tempat berlindung satwa laut lainnya. Dua puluh lima persen ikan
yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang
sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata, dapat menarik wisatawan dan
pengujung untuk menyelam. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan
ombak untuk mencegah pengikisan pantai (abrasi). Batu karang juga bahan pembuat
kapur dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, misalnya jenis batu karang merah.

Coelenterata mempunyai banyak peranan dalam ekosistem laut yaitu


sebagai penghias dasar laut. Keberadaan Coelenterata seperti halnya ubur-ubur
dengan tubuhnya yang trasparan dan dapat mengeluarkan cahaya sendiri sehingga
terlihat bersinar diperairan gelap, juga mampu menambah keunikan dan keindahan
ekosistem diperairan laut. Hewan ubur-ubur yang juga banyak diperairan Indonesia
dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi
bahan kosmetik/kecantikan. Bahkan di jepang, ubur-ubur dijadikan sebagai bahan
makanan.

B. Filum Cnidaria
Cnidaria (kata cnidaria berasal dari bahasa Yunani “Cnidos” yang berarti
“Jarum penyengat”) adalah filum hewan invertebrata yang hanya ditemukan
diperairan, sebagian besar hidup di air laut. Cnidaria hidup soliter atau berkoloni,
mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar, Medusa yang berenang bebas dan polip
yang sesil (hidup melekat pada beberapa substrat). Keduanya bertubuh simetri
radial dengan mulut yang dikelilingi oleh tentakel berknidosit, yaitu sel
terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan berisi
racun penyengat yang disebut Nematosit. Kemampuan menyengat inilah yang
merupakan asal nama mereka.

Tubuh Cnidaria terdiri atas Mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip
jeli yang terletak antara dua lapisan Epitelium yang biasanya setebal satu sel.
Cnidaria mempunyai rongga tubuh untuk pencernaan dan pernafasan, serta sebuah
lubang yang berfungsi sebagai mulut maupun anus. Cnidaria terdiri dari 10.000
lebih spesies dan dibagi menjadi 6 kelas, meliputi:

a) Kelas Hydrozoa

Secara umum hewan-hewan anggota dari kelas Hydrozoa dapat


dideskripsikan sebagai berikut.

 Ada yang hidup soliter ada yang berkoloni


 Siklus hidupnya terdiri dari fase polip dan fase medusa
 Rongga gastrovaskular tidak dilengkapi stomodeum dan mesentrium,
maupun sel-sel jelatang
 Lapisan mesoglea merupakan lapisan yang non seluler yang berbentuk bubur
atau lender atau “pasta”
 Gonadnya ditemukan dalam lapisan epidermis

Contoh yang paling popular adalah Hydra yang hidup diperairan air tawar dan
obelia yang hidup di air

(a) . (b)
Gambar 3.1 Contoh anggota Hydrozoa, (a) Hydra dan (b) Obelia

b) Kelas Anthozoa
Penamaan kelas anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos + zoon
(anthos = bunga ; zoon = hewan), yang berarti hewan yang menyerupai bunga.
Semua anggota kelas ini hidupnya dilaut, dari kawasan pantai hingga kedalaman
6000 meter, terutama di perairan yang hangat (tropik), tetapi ada juga yang
dijumpai di daerah kutub. Mereka merupakan polip yang menetap dengan
meletakkan diri pada suatu obyek yang terdapat didasar laut. Anggota dari kelas
anthozoa fase medusa telah tereduksi, sehingga hanya memiliki fase polip saja.

Diantara anggota anthozoa yang terkenal dengan anemon laut, karang


batu atau karang kapur dan karang tanduk.

Gambar 3.2 Contoh anggota Anthozoa, Anemon laut.

c) Kelas Staurozoa

Staurozoa adalah kelas baru dalam filum cnidaria yang terdiri atas
Stauromedusae dan kelompok fosil Conulatae. Stauromedusae atau Ubur Ubur
Berjalan adalah kelompok ubur-ubur berukuran kecil yang cenderung menghabiskan
seluruh hidup melekat pada substrat, daripada berenang bebas seperti kebanyakan
kelompok ubur-ubur lainnya.

Staurozoa dapat ditemukan di seluruh samudera di dunia, kebanyakan


hidup di perairan dangkal beriklim sedang di belahan bumi utara, dimana sekitar 40
spesies berada di belahan bumi Utara dan 8 spesies lainnya di belahan bumi Selatan.
Organisme ini ditemuka di laut yang memiliki salinitas tinggi dan beberapa
ditemukan di muara dengan salinitas rendah. Staurozoa muda dan dewasa bersifat
sesil dan penyebarannya terbatas pada tahap planula tak bersilia.

Siklus hidup Staurozoa umumnya dimulai dari sebuah polip yang


langsung berkembang menjadi medusa dewasa, namun, mereka juga memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual memalui proses pembelahan
lateral dari calyx.

Adapun spesies-spesies yang termasuk ke dalam kelas Staurozoa yakni


Haliclystus octoradiatus, Haliclystus antarcricus, Craterolophus convovulus,
Lucenariopsis campanulata, Halicystus salpinx, Halicystus californiensis, dll.
Gambar 3.3 Contoh anggota Staurozoa, Halicystus octoradiatus

d) Kelas Polypodiozoa

Polypodiozoa adalah kelas dari filum cnidaria. Spesies yang dikenal dari
kelas ini adalah Polypodium Hydriforme dan menjadi satu satunya spesies dalam
monotypic genus Polypodium. Dan juga satu satunya spesies dan genus dalam
seluruh keluarga Polypodiidae. Polypodium Hydriforme adalah spesies parasit yang
menyerang telur strugeon dan sejenis ikan. Spesies ini adalah salah satu dari
beberapa metazoan yang hidup di dalam sel hewan lainnya.

Gambar 3.4 Contoh kelas Polypodiozoa

e) Kelas Cubozoa

Cubozoa dirincikan dari medusanya yang berbentuk kotak (kuboid)


sehingga dikenal sebagai box jellyfish. Cubozoa lebih maju sehingga dipisahkan dari
Scyphozoa (Ubur-ubur mangkuk). Tentakel terdapat pada tempat sudut yang keluar
dari struktur mirip pendulum. Semua Cubozoa hidup dilaut dan merupakan
perenang yang hebat. Ikan adalah makanan bagi Cubozoa. Box jellyfish seperti
spesies-spesies Chinorex fleckeri (marine stringer) dan Carukia barnest
(irukanjingt) sangat beracun dan sengatannya dapat berakibat fatal terhadap
manusia, chinorex racunnya lebih potensial di bandingkan kobra. Namun tidak
semua spesies box jellyfish berbahaya bagi manusia.

Cubozoa hanya mempunyai 1 bangsa, 2 suku, 8 marga, dengan kurang lebih


30 jenis. Cubozoa dapat ditemukan di hampir semua perairan tropis di seluruh dunia
tetapi di Indonesia belum ada dokumentasi lengkap tentang kasus sengatan cubozoa
pada manusia, apalagi penelitian kasus mengenai hewan ini. Ubur-ubur kotak (kelas
Cubozoa) adalah invertebrata cnidaria dibedakan oleh medusa berbentuk kubus.
Ubur-ubur kotak terkenal karena racun yang sangat kuat dihasilkan oleh beberapa
spesies. Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan Malo kingi adalah salah satu
makhluk yang paling berbisa di dunia. Sengatan dari ini dan beberapa spesies lain di
kelas sangat menyakitkan dan kadang-kadang fatal bagi manusia.

Gambar 3.5 Contoh spesies dari kelas Cubozoa Chinorex fleckeri

f) Kelas Scyphozoa

Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, skyphos-zoon (skyphos =


mangkok ; zoon = hewan), jadi scyphozoa berarti hewan yang bentuk tubuhnya
menyerupai mangkok. Seperti halnya kelas Hydrozoa, kelas scyphozoa juga
menunjukan gejala metagenesis atau pergiliran keturunan, antara fase polip dengan
fase medusa. Hanya pada kelompok ini yang lebih menonjol dalam penampilan
selama siklus hidupnya adalah fase medusa atau ubur-ubur, sedangkan fase polipnya
berukuran kecil juga sukar dijumpai. Contoh yang amat populer dari anggota kelas
scyphozoa adalah Aurelia aurita atau ubur-ubur.
g)

Gambar 3.7 Aurelia aurita (Ubur-ubur)

Klasifikasi Aurelia aurita (Ubur-ubur)


Kindom : animalia
Phylum : cnidaria
Class : schyphozoa
Ordo : semaeostomeae
Familia : ulmaridae
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita

1) Karateristik Aurelia aurita (Ubur-ubur)

Ubur-ubur merupakan anggota kelas Scyphozoa yang mudah dikenal,


karena bentuknya yang unik, yakni seperti payung dengan warna bening, ukurannya
relatif besar, berdiameter berkisar 7,5-30 cm, sering ditemukan terdampar di tepi
pantai. Karena tubuh ubur-ubur jernih transparan maka gonad yang ada di dalam
tubuh tampak jelas dari permukaan. Hewan ini melayang di air dan juga memiliki
lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi, bersifat
soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dan fase
medusa, fase medusa lebih menonjol, fase polip mengalami reduksi atau jarang
sekali ditemukan).

Alat indera pada ubur-ubur terdiri atas: (1) tentakulocys atau rhopalia, Berfungsi
untuk indera keseimbangan, dan mengontrol ritme gerak mengembang-kempisnya
badan payung pada waktu berenang (2) ocelia, terbuat dari bahan pigmen yang
sensitif terhadap rangsangan yang berupa cahaya, berfungsi untuk membedakan
gelap dan terang (3) celah olfaktorius, berfungsi sebagai alat pembau untuk
menyeleksi bahan-bahan makanan.

Ubur-ubur biasa dijumpai di kawasan perairan pantai, dan berenang-renang bebas


kian kemari, adakalanya beristirahat dengan menempelkan diri pada batu-batu
karang. Penyebarannya bersifat kosmopolitan atau banyak ditemukan hampir
disetiap pantai/laut.
Gambar 3.8 Struktur Aurelia aurita

2) Sistem Respirasi Aurelia aurita (Ubur-ubur)

Dalam hal respirasi, Aurelia aurita tidak mempunyai alat pernapasan


khusus. Proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan
tubuh. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskular sangat
membantu dalam memperlancar proses respirasi. Gas oksigen yang terlarut dalam
air yang berada di dalam daerah eksternal secara difusi-osmosis akan masuk ke
dalam lapisan epidermis maupun gastrodermis, tetapi sebaliknya gas
karbondioksida yang terbentuk dari proses pernapasan juga akan dikeluarkan dari
daerah intern secara difusi-osmosis. Begitu pula zat-zat sampah, terutama berupa
zat-zat nitrogen yang merupakan sisa-sisa metabolisme akan dibuang secara
langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodermis ke lingkungan luar tubuh.

3) Sistem Pencernaan Aurelia aurita (Ubur-ubur)

Pada Aurelia aurita sistem perncernaan makanannya bersistem gastrovaskuler. Dari


tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan
sub-umbrella) muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah
yang disebut manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut
berjumlah empat, setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita yang
merentang panjang disebut lengan-lengan mulut. Keempat lengan mulut tersebut di
bagian basisnya menyatu sedemikian rupa sehingga mengelilingi rongga atau lubang
mulut. Rongga mulut bersambungan dengan manubrium dan bermuara ke dalam
rongga perut, yang terdiri atas sebuah rongga sentral dan 4 buah kantung gastrik.
Masing-masing kantung gastrik dlengkapi tentakel internal endodermal lengkap
dengan nematokistnya yang dapat digunakan untuk melumpuhkan mangsa. Dari
kantung gastrik akan menjulur saluran mesoglea untuk berhubungan dengan
saluran cincin yang ada di bagian tepi tubuh ubur-ubur.

Aurelia aurita makanannya berupa zooplankton, udang-udang kecil, cacing, larva-


larva insekta maupun telur-telur hewan lain yang bersama plankton. Zat lendir atau
mukosa yang ada pada tubuhnya sangat membantu dalam pengumpulan hewan yang
menjadi mangsanya. Bulu-bulu getar yang menghiasi rumbai tangan mulut cukup
selektif dalam hal memilih makanan. Makanan yang telah terkumpul di bagian
bawah tubuh akan disapu oleh flagella yang selanjutnya akan ditangkap tangan-
tangan mulut untuk dimasukan ke dalam mulut. Bahan makanan setelah masuk ke
dalam perut kemudian melalui lorong manubrium akan ditampung di dalam perut
untuk digarap oleh nematosit. Selanjutnya makanan itu dicampur dengan enzim
yang dihasilkan oleh sel kelenjar sehingga makanan yang berupa protein,
karbohidrat, lemak dan zat kitin akan hancur. Partikel makanan yang telah dicerna
akan disalurkan ke seluruh cabang saluran sistem gastrovaskuler dan sari-sarinya
akan diserap oleh sel-sel nutritif dengan diedarkan oleh sel-sel pengembara atau sel
amoeboid. Aurelia aurita akan menyimpan cadangan makanannya berupa butir-
butir glikogen dalam sel-sel gastrodermalnya.

4) Sistem Ekskresi Aurelia aurita (Ubur-ubur)

Pada Aurelia aurita mempunyai satu lubang bukaan dimana sebagai mulut dan
sebagai tempat ekskresi, melalui bukaan inilah Aurelia aurita mengeluarkan hasil
ekskresinya. Pada Aurelia aurita mempunyai satu lubang bukaan dimana sebagai
mulut dan sebagai tempat ekskresi, melalui lubang bukaan, inilah Aurelia aurita
mengeluarkan hasil ekskresinya. Sama seperti kelompok filum porifera, hewan-
hewan penghuni filum coelenterata (ubur-ubur, hydra, dll) tidak memiliki sistem
ekskresi. Sehingga pengeluaran limbah metabolisme berlangsung secara difusi
melalui sel-sel epitel pada rongga gastrovaskular. Limbah metabolisme yang terlarut
dalam cairan tubuh dalam rongga gastrovaskular (rongga perut) akan di keluarkan
melalui mulut ke lingkungan.

5) Sistem Reproduksi dan Daur Hidup Aurelia aurita (Ubur-ubur)

Dalam bereproduksi, Aurelia aurita memiliki kelamin yang terpisah, berarti ada
Aurelia aurita jantan dan ada Aurelia aurita betina. Spermatozoid yang
dikeluarkan oleh Aurelia aurita jantan lalu berenang-renang mencari tubuh Aurelia
aurita betina. Bila telah bertemu akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut
selanjutnya sampai ke dalam enteron maka spermatozoid membuahi sel telur yang
dihasilkan ovarium dan terbentuklah zigot dan dikeluarkan kembali melalui mulut.
Setelah keluar dari dalam mulut, selanjutnya zygot akan berkembang menjadi larva
yang berambut getar disebut planula. Kemudian planula mengembara untuk
sementara waktu dan beristirahat mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada
di dasar laut untuk tumbuh menjadi polip baru yang disebut scyphistoma bentuknya
seperti terompet dengan bagian cakram basal, batang tubuh, mulut, dan tentakel.
Bila scyphistoma telah mencapai ukuran penuh (± 12 mm) maka akan membelah
secara transversal sehingga terbentuk setumpukkan ruas-ruas yang masing-masing
berbentuk seperti cakram, scyphistoma dalam fase demikian disebut strobila,
sedang bentuk cangkram sebagai hasil pembelahan dinamakan ephyra. Selanjutnya
ruas ephyra yang telah tua yaitu yang terletak di ujung strobila akan melepaskan diri
dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri kemudian itulah yang
disebut Aurelia aurita dewasa.

Gambar 3.9 Reproduksi Aurelia aurita

6) Sistem Susunan Saraf

Susunan saraf ubur-ubur lebih kompleks bila dibandingkan dengan


susunan sarad hydra. Adapun susunan saraf ubur-ubur terdiri atas; jaringan saraf
utama, jaringan saraf difus, delapan ganglia rhopalial.

 Jaringan saraf utama terletak dibagian permukaan sub-umbrella (permukaan


tubuh sebelah bawah). Susunan saraf ini berkorelasi dengan sistem muscular
yang berada di bagian sisi itu. Disamping itu susunan saraf jaringan utama ini
juga menjulur masuk ke dalam bagian tangan mulut, manubrium, tentakel
dan rhopalia. Adapun sususan saraf utama ini berfungsi untuk mengkoordinir
aktivitas otot selama ubur-ubur melakukan pergerakan. Susunan saraf
jaringan utama ini meliputi sel-sel saraf bipolar dan serabut-serabut saraf.
 Susunan saraf difus berada di kedua belah sisi, baik sisi sub-umbrella
maupun sisi eks-umbrella. Susunan saraf ini meliputi badan-badan sel saraf
yang kecil-kecil. Adapun fungsi susunan saraf ini terutama berhubungan
dengan respon local, misalnya urusan penangkapan mangsa, pengempisan
badan payung, dan lain-lain. Susunan saraf difus juga berhubungan dengan
ganglion rhopalial.
 Ganglion rhopalial ada delapan buah. Ganglion rhopalial merupakan
kumpulan dari neuron. Kedelapan ganglion tersebut masing-masing terletak
dekat dengan bagian basal dari alat indra marginal yang disebut tentakulokist
atau rhopalia.

Disamping itu diseputar pinggiran badan payung yaitu jelasnya seputar


saluran marginal ditemukan susunan saraf cincin yang halus.

D. Filum Ctenophora

Ctenophora dikenal sebagai ubur-ubur sisir (comb jelly) yang hidup di laut.
Sebelumnya Ctenophora dan Cnidaria (ubur-ubur, anemon laut, dll) dimasukan
dalam satu filum, yaitu Coelenterata, karena mereka sama-sama menggunakan
aliran air lewat rongga tubuh untuk mendapatkan makanan dan bernafas. Namun,
perbedaan lainnya ditemukan dan akhirnya kedua filum ini dipisah. Kemiripan
Ctenophora dengan Cnidaria diduga merupakan hasil evolusi konvergen akibat
hidup di lingkungan yang sama. Ctenophora dapat ditemukan di berbagai
lingkungan perairan laut, dari laut kutub sampai ke tropis, dari laut dekat pantai
sampai laut lepas. Ctenophora seperti Pleurobrachia, Beroe, dan Mnemiopsis
terkenal karena tinggal di dekat pantai dan mudah ditangkap.

Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan silia untuk lokomosi


(pergerakan). Tidak seperti cnidaria, ctenophora memiliki sedikit spesies, hanya
sekitar 100-150 spesies. Filum Ctenophora dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
Tentaculata (mempunyai tentakel yang dilengkapi sel collablasts untuk menngkap
mangsanya) dan kelas Nuda (tidak mempunyai tentakel), kelas Nuda menangkap
mangsanya dengan membuka rongga mulutnya dengan lebar.

(a). (b)
Gambar 4.1 Contoh anggota kelas Nuda (a) Berose sp. ; anggota kelas Tentaculata (b)
Mertensia ovum.
Tubuh Ctenophora berbentuk simetri radial, berdiameter sekitar 1-10 cm, sebagian
besar berbentuk bulat oval, namun ada yang berbentuk memanjang seperti pita
hingga mencapai 1 m. Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai
dua lapisan badan yang terdiri dari dua lapisan sel transparan yang hanya menyusun
kulit terluarnya (ektoderm) dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding tubuh
Ctenophora dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma. Ctenophora tidak
memiliki alat sengat nematosist, sehingga menangkap mangsanya dengan
menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas
(collablast atau sel lasso). Tentakel Ctenophora berjumlah sepasang, berukuran
panjang, dan dapat ditarik kembali. Ctenophora memiliki satu mulut untuk
memasukkan makanan, dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan
sisa zat padat.

Salah satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya
sendiri. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris sisir yang
disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh karena itu,
hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal tubuhnya terbagi
oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir.

Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin
ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara generatif. Meskipun ada beberapa
spesies yang melakukan reproduksi secara vegetatif dengan cara fragmentasi. Alat
reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan
melalui pori-pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Ctenophora
melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenophora, meskipun
ada beberapa spesies yang melakukannya secara internal.

E. Beberapa Klasifikasi Genus dari Filum Cnidaria dan Ctenophora

1. Genus : aurelia
Family : ulmaridae
Ordo : semaeostomeae
Kelas : scyphozoa
Filum : cnidaria
2. Genus : obelia
Family : campanulariidae
Ordo : leptothecatae
Kelas : hydrozoa
Filum : cnidaria
3. Genus : hydra
Family : hydridae
Ordo : anthoathecetae
Kelas : hydrozoa
4. Genus : lucernaria
Family : lucernariidae
Ordo : stauomedusae
Kelas : staurozoa
Filum :cnidaria

Anda mungkin juga menyukai