Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM II

FILUM CNIDARIA

OLEH:

NAMA : ASDAR

NIM : L011221076

KELOMPOK : 8 (DELAPAN)

ASISTEN : ALVA ALVI NU’MAA HARTONO

LABORATORIUM BIOLOGI LAUT


DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Invertebrata merupakan kelompok binatang yang tidak mempunyai tulang


belakang. Invertebrata mencakup 95% dari semua jenis hewan yang diidentifikasi,
merupakan hewan yang penyebarannya paling luas dangan keunikan setiap ekosistem.
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk seperti
tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Istilah coelentrata berasal
dari bahasa Yunani, dari kata yang berarti “rongga”, dan yang berarti
“usus”. Golongan ini merupakan invertebrata yang golongan hidupnya sebagian besar.
Filum coelenterata terdiri dari empat kelas, yaitu dan
Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial, Hewan radial hanya memiliki
bagian dorsal (atas) dan bagian ventral (bawah) atau bagian oral (mulut) dan bagian
aboral, tetapi tidak ada bagian anterior (kepala) dan posterior (kaki). Bentuk tubuh dasar
hewan coelenterata terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan medusa yang secara
bergantian terjadi pada siklus hidupnya (Alfia at al, 2020).
Coelenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan
diplobastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari endoterm dan eksoterm.
Antara eksoterm dan endoterm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat
mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel
penyengat/nematosis). Hewan ini hidup di air tawar maupun air laut serta tubuhnya
dapat melekat pada dasar laut (Wahono, 2019).
Pada umumnya Coelenterata terdiri dari dua bentuk tubuh, yaitu bentuk polip dan
medusa yang terbentuk dalam siklus hidupnya. Polip tubuh berbentuk silindris, bagian
proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi oleh tentakel.
Medusa pada umumnya berbentuk seperti payung atau seperti lonceng (Rahmadina dan
Ananda, 2018).
Kebanyakan coelenterata adalah hewan karnivora dan makanan mereka
sebagian besar terdiri dari krustasea kecil. Mereka menangkap mangsanya dengan cara
agak pasif melayang melalui tentakel mereka yang melepaskan nematosis menyengat
yang dapat melumpuhkan mangsanya. Coelenterata menggunakan tentakel untuk
menarik makanan ke dalam mulut dan rongga gastrovaskuler. Makanan masuk ke
dalam mulut dengan bantuan tentakel, kemudian masuk ke rongga gastrovaskuler. Di
dalam rongga gastrovaskuler terdapat enzim semacam tripsin untuk mencerna protein.
Makanan akan hancur dan kemudian diaduk hingga merata oleh gerakan flagela. Sel
otot pencerna memiliki pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan.
Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Sari makanan hasil pencernaan diedarkan ke
seluruh tubuh secara difusi, sebagian disimpan sebagai cadangan makanan berupa
lemak dan glikogen. Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut , coelenterata
tidak memiliki anus (Fitrawansyah, 2020).

B. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mengenali dan menuliskan ciri-ciri morfologi dan anatomi


spesies dari filum Cnidaria/coelenterata.
2. Mampu membedakan ciri masing-masing kelas dari filum Cnidaria/coelenterata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN FILUM CNIDARIA


Nama Cnidaria diambil dari nama sel yaitu Cnidocytes yang mengandung sel-sel
penyengat yaitu nematocyts. Adanya sel penyengat (nematocyts merupakan ciri
khas dari phylum ini. Terdiri atas sekitas 9000 spesiesNama lain dari phylum ini
adalah Coelenterata, tetapi jarang digunakan. Cnidaria ditemukan kebanyakan di
laut yang dangkal khususnya pada suhu hangat dan daerah tropis., tidak ditemukan
di darat. Koloni hidroid selalu ditemukan menempel pada cangkang molluska,
batu-batuan dan hewan lain di daerah dangkal tetapi ada beberapa spesies yang
dapat ditemukan di daerah yang dalam. Medusa yang berenang bebas dapat
ditemukan di laut terbuka dan di danau. Cnidaria kadang-kadang hidup
bersimbiose dengan hewan lain, biasanya hidupmenempel pada permukaan tubuh
hewan lain (Barnes
Golongan Coelenterata merupakan invertebrata yang sebagian besar hidupnya
dilaut. Ukuran tubuhnya merupakan yang paling besar baik yang soliter maupun yang
berbentuk koloni jika dibandingkan dengan invertebrata lainnya. Cara hidupnya yang
melekat didasar perairan, disebut polip, ada yang berenang bebas disebut medusa.
Coelenterata sering disebut juga sebagai hewan berongga (Hadi, 1992).
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk
tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Istilah Coelenterata berasal
dari bahasa Yunani, dari kata yang memiliki arti rongga dan yaitu usus.
Fungsi rongga tubuh coelenterata adalah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Pemberian nama hewan berongga sebetulnya tidak tepat karena Coelenterata adalah
hewan yang tidak memiliki rongga tubuh yang sebenarnya, yang dimiliki hanyalah
sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler, yaitu rongga
yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pencernaan dan pengedaran sari-sari
makanan) (Alfia at al, 2020). Maya dan Nurhidayah, 2020 menyatakan pada saat
berenang, mulut coelenterata menghadap ke dasar laut. Tubuh coelenterata adalah
terdiri dari atas jaringan luar (eksoterm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem
otot yang membujur dan menyilang (mesoglea).
Filum cnidaria memiliki organ intraseluler yang unik dalam jaringan tubuh
ektoderemnya, yaitu cnidae yang akan dilepaskan keluar tubuhnya jika ada rangsangan
dari lingkungan dimana fauna ini tinggal. Cnidae digunakan untuk menangkap mangsa,
melawan predator, menyerang Cnidaria lainnya yang berada di sekitarnya, atau untuk
melekatkan tubuhnya pada substrat yang cocok selama proses Cnidae ini
terkandung dalam sebuah sel yang disebut . Cndae dibagi menjadi tiga kategori
utama, yaitu nematosit, spirosit, dan ptikosit. Nematosit terdapat diseluruh anggota
filum Cnidaria, sedangkan spirosit dan ptikosit hanya dibatasi pada beberapa anggota
saja (Paruntu at al, 2013).
Coelenterata termasuk hewan diploblastik. tubuh Coelentera menunjukkan
adanya dua lapisan yang berbeda, dan begitulah adanya mereka disebut hewan
diploblastik. Dua lapisan tersebut adalah epidermis atau ektodermis, dan luar
gastrodermis atau endodermis. Sel-sel yang menyusun lapisan epidermis. Menurut
Mardiastutik, 2010 epidermis terdiri dari beberapa tipe dasar sel, yaitu:
1. Sel epitel-otot yang bertindak sebagai penopang dan kontraksi tubuh otot.
2. Sel sensorik yang berfungsi sebagai alat taktil.
3. Sel endositik yang menjalankan fungsi pertahanan tubuh karena dilengkapi dengan
alat penyengat (nematosit) dan menghasilkan racun yang disebut endoblas.
4. Sel interstisial yang menyusun sel gamet, sel tunas, sel endosit dan regenerasi.
Adapun menurut Lumenta, 2017 sel pembentuk lapisan gastrodermis atau endodermis
yaitu:
1. Sel otot Peneema berfungsi untuk pencernaan dan sebagai otot yang bekerja tegak
lurus terhadap sumbu oral-aboral, membentuk lapisan otot melingkar.
2. Sel Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam rongga
gastrovaskuler.
3. Sel kelenjar Lendir banyak terdapat disekitar mulut.
Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial (Maya dan Nurhidayah, 2020).
Hewan radial hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian ventral (bawah) atau
bagian oral (mulut) dan bagian aboral, tetapi tidak ada bagian anterior (kepala) dan
posterior (kaki). Bentuk tubuh dasar hewan coelenterata terdiri dari dua variasi, yaitu
polip dan medusa yang secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya (Lumenta, 2017).
Polip menyerupai tabung dengan ujung di mulut. dikelilingi oleh tentakel dan
ujung lainnya menempel di tanah, tapi tetap saja Mereka juga dapat berpindah tempat,
memiliki koloni yang hidup di satu lokasi (Yanuhar, 2018). Tubuh berbentuk silinder,
melekat secara proksimal dan distal, memiliki mulut Dia terbungkus tentakel. Karena
melekat pada substrat, polip bersifat pasif. untuk mencari makanan, mereka
menggunakan tentakel untuk menangkap mangsanya. Sedangkan medusa berbentuk
payung dan memiliki mulut di sisi cekung, dan tentakel yang mengarah ke bawah,
mereka biasanya bergerak bersama tubuh. agar-agar. Dengan demikian, polip adalah
stadium anak dan medusa adalah bentuk dewasanya. Ubur-ubur yang memperlihatkan
bentuk medusa adalah contoh coelenterata (Lumenta, 2017).
B. KARAKTERISTIK FILUM CNIDARIA
Karakteristik pada filum Cnidaria/coelenterata struktur tubuh diplobastik, tidak
mempunyai kepala, anus, alat peredaran darah, alat ekskresi, dan alat respirasi, memiliki
mulut yang dikelilingi oleh tentakel, Belum mempunyai pusat susunan saraf (mempunyai
saraf difus), jenis kelamin: atau , larvanya disebut planula dan
Sistem geral dilakukan oleh sel-sel epitelimuskuler yang terdapat pada lapisana
ektoderm dan pada bagian dasar gastrodermis (Rusyana, 2011).
Sistem pencernaan pada filum coelenterata Di bawah mulut terdapat
kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara
ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan akan
dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan coelenterata mempunyaai rongga
gastrovaskuler, rongga tersebut terdapat pula enzim tripsin untuk mencerna protein.
Sistem syaraf pada coelenterata memiliki sistem syaraf sederhana yang tersebar
dengan membentuk jala yang berfungsi untuk menegendalikan gerakan dalam
merespon rangsangan. Sistem saraf ini terdapat pada mesoglea, merupakan lapisan
bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis (Rahmadina dan
Ananda, 2018).
Adapun menurut Alfia at al (2020), beberapa karakteristik umum dari
coelenterata adalah sebagai berikut:
1. Struktur tubuh diplobastik
2. Lapisan tubuh coelenterate terdiri dari lapisan luar (ectoderm), berfungsi untuk
melindungi tubuh dan sensasi, Lapisan dalam (endoderm/gastrodermis), berfungsi
sebagai alat sekresi dan pencernaan makanan. Diantara eksoderm dan endoderm
terdapat lapisan mesoglea.
3. Tidak mempunyai kepala, anus alat peredaran darah alat ekskresi dan alat respirasi.
4. Mempunyai mulut dan dikelilingi tentakel.
5. Bersel banyak, simetri radial.
6. Belum mempunyai pusat susunan saraf (mempunyai saraf difus).
7. Sistem pencernaan makanan dilakukan secara intra sel dan ekstra sel.
8. Hidupnya bersifat polymorphisme atau metagenesis, terdiri atas bentuk polip dan
medusa.
9. Memiliki knidoblast, yaitu sel eksoderm yang berisi racun yang berduri disebut
dengan nematosit
10. Hidup di air tawar, air laut, secara solider (melekat pada dasar perairan) dan
berkoloni
11. Memiliki sel penyengat (nematosit)
12. Merupakan hewan karnivora (memakan invertebrate kecil)
13. Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epiteliomuskuler yang terdapat pada lapisan
ektoderm dan ada bagian dasar gastrodermis.
14. Rangka luar tersusun dari zat kapur atau kitin.
15. Mempunyai rongga gastrovaskuler untuk pencernaan.
16. Sistem pernafasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali
Anthozoa dan Sifonoglia.

C. KELAS DARI FILUM CNIDARIA


Menurut Sonja dan Lumowa (2014), pada filum cnidaria memiliki empat kelas
diantarannya hydrozoa, scyphozoa, cubozoa, dan anthozoa.
1. Hydrozoa
Hydrozoa berasal dari kata yang artinya hewan berbentuk seperti ular.
Adapun karakteristik umum kelas hydrozoa sebagai berikut.
1. Ada yang hidup soliter atau berkoloni.
2. Siklus hidupnya terdiri dari fase polip dan fase medusa.
3. Lapisan mesoglea merupakan lapisan non seluler yang bentuknya pasta.
4. Gonadnya ditemukan dalam lapisan epidermis.
Adapun kelas hydrozoa dapat dibagi menjadi tujuh ordo sebagai berikut.
contoh
contoh
contoh
contoh
contoh
contoh
contoh
Berikut beberapa contoh dari kelas hydrozoa adalah sp dan beserta
ciri-ciri umumnya yaitu:
Ciri umum
- Memiliki bentuk tubuh seperti polip
- Mulutnya dikelilingi oleh tantekal
- Berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual
Ciri umum
- Hidup berkoloni di laut dangkal
- Hidup sebagai polip di batu karang dan hidup sebagai medusa bila berenang di
air.
- Memiliki dua jenis polip yaitu dan
Sumber: Lumenta, 2018
Gambar 1.Hewan Hydrozoa
2. Scyphozoa
Menurut Sonja (2014), scyphozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu yang
berarti mangkok dan yang berarti hewan. Adapun ciri-ciri kelas scyphozoa sebagai
berikut.
1. Bentuk mirip dengan medusa yang dilengkapi tentakel
2. Memiiki mesoglea gelatinosa yang tebal
3. Keseluruhan dari kelas ini hidup di laut
4. Hidup secara soliter
Adapun kelas Scyphozoa memiliki beberapa ordo sebagai berikut:
1. contoh :
2. , contoh : (terdapat di laut atlantik), (lebah
laut)
3. , contoh :
4. , contoh :
5. contoh :

Sumber: Lumenta, Cyska. 2018


Gambar 2. Hewan Schypozoa

3. Anthozoa
Menurut lumenta (2017), anthozoa dalam bahasa yunani terdiri dari dua kata,
yaitu berarti bungan dan berarti hewan. Adapun karakteristik umum kelas
Anthozoa sebagai berikut.
1. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa
2. Berbentuk polip berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya
3. Memiliki banyja tentakel berwarna-warni seperti bunga
4. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.
5. Bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi dan reproduksi
secara seksual menghasilkan gamet.
Adapun ordo pada Anthozoa adalah sebagai berikut.
1. , contoh
2. , contoh
3. , contoh
4. contoh
5. contoh dan
6. contoh dan

Sumber: Cyska Lumenta, 2017


Gambar 3. Hewan Anthozoa
3.
Menurut Suartini (2014), karakteristik kelas sebagai berikut.
1. Soliter
2. Medusa merupakan phase dominan, polip mereduksi
3. Panampang transversal menunjukkan medusanya berbentuk segi empat dengan
tentakel ditemukan pada masing-masing sudutnya
4. Dasar tiap tentakel berdiferensiasi menjadi pipih disebut pedalium

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan Phylum Cnidaria dilaksanakan pada hari kamis, 16 Maret


2023 pada pukul 09.00 – 11.00 WITA di Laboratorium Biologi Laut, Fakultas Ilmu
kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.
B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan saat praktikum filum cnidaria sebagai berikut:

Alat Keguanaan

Pensil Digunakan untuk menulis dan menggambar sampel

Nampan Sebagai wadah sampel

Kaca pembesar (lup) Melihat bagian sampel

Tissue Untuk membersihkan alat yang digunakan

Kaca prepate 1 Digunakan untuk mengambil sampel yang kecil

Untuk menempatkan objek yang akan dilihat


Objek glass 2 buah

Bahan yang digunakan pada saat praktikum filum Cnidaria:

Bahan Kegunaan

Tissue roll Membersihkan alat

Sampel Karang keras ( sp. dan


sp.) karang lunak, anemon laut, ubur-ubur.

C. Prosedur Kerja
a. Kelas Scyphozoa
Pada kelas Scyphozoa kita mengamati Ubur-ubur. Pertama sediakan alat tulis
lalu kita ambil sampel ubur-ubur lalu kita amati morfologinya kemudian kita gambar
sampel pada buku gambar yang telah disediakan beserta keterangan dari
gambar,klasifikasi dan deskripsi tentang sampel tersebut.
b. Class Anthozoa
Adapun pada kelas Anthozoa kita mengamati sampel, anemon Laut, karang
keras dan karang lunak.
1) Anemon Laut
Pertama ambil sampel anemone laut yang berada diatas nampan lalu amati
bentuk morfologinya setelah itu gambar sampel pada buku gambar yang telah
disediakan. Untuk mengamati anatomi dari anemone laut ini yaitu pertama potong
sampel menggunakan pisau bedah secara vertical dari mulut sampai ke pedal disc lalu
amati anatomi dari anemone laut. Setelah itu ambil potongan tentakel yang telah
disediakan dan masukan kedalam cawan petri lalu beri tetesan air menggunakan pipet
tetes, simpan pada objek glass dan amati dibawah mikroskop. Setelah diamati lengkapi
gambar dengan keterangan, klasifikasi dan deskripsi yang tepat.
2) Karang Keras
Adapun sampel karang keras yang diamati yaitu sp. dan sp..
Pertama kita ambil sampel yang telah disediakan diatas nampan, kemudian amati
morfologi sampel tersebut dan gambar pada lembar kerja bserta keterangan,klasifikasi
dan deskripsi yang tepat.
3) Karang Lunak
Pada sampel karang lunak ini, pertama kita Ambil sampel karang lunak lalu amati
bentuk morfologinya. Setelah mengamati bentuk morfologinya kita belah bagian
percabangan karang lunak secara vertikal lalu amati anatomi sampel tersebut. Lalu
gambar pada lembar kerja beserta keterangan, klasifikasi dan deskripsi yang tepat.

IV. HASIL

Adapun hasil yang didapatkan selama praktikum sebagai berikut.


1.
Gambar 4.
Kerajaan : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Semaeostomeae
Famili : Ulmaridae
Genus :
Spesies :

2. laut

Gambar 5.
Kerajaan: Animalia
Filum: Cnidaria
Kelas: Anthozoa
Subkelas: Hexacorallia
Ordo: Actiniaria
Genus :
Spesies :
3. sp

Gambar 6. sp
Kerajaan : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Fungiidae
Genus :
Spesies : sp.
4. sp

Gambar 7. sp
Kerajaan: Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famil : Faviidae
Genus :
Spesies :
5. sp

Gambar 8.
Kerajaan :Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili :Acroporidae
Genus
Spesises : sp

V. PEMBAHASAN

1.

pada hewan yang memilki garis tengah 7-10 cm, dan pinggirannya
terdapat lekuk-lekuk 8 buah. siklus kehidupan ubur-ubur terdapat bentuk polip, maka
polip dikatakan salah satu keistimewann dari ubur- ubur yaitu dikatakan sebagai
. Polip bereproduksi secara aseksual dengan proses strobilasi, yaitu dengan
cara pembentukan suatu tunas terminal. Sedangkan pada medusa bereproduksi secara
seksual pada umumnya beberapa jenis ubur-ubur memiliki hematoksi beracun bagi
manusia, yang dapat menyebabkan gatal-gatal, dan luka pada saat menyentuhnya
(Brotowidjoyo, 1989).
bersifat soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan
antara fase polip dengna fase medusa). Bentuk pada umumnya seperti
payung yang tidak terlalu cembung, dibawah bagian tubuh mulai dari tengah permukaan
terdapat kerongkongan yang menggantung ke bawah yang diberi nama manubrin.
Setelah itu dibagian ujung mulut distal manubrun terdapat lubang mulut, setiap sisi dan
sudut mulut terdapat 4 buah tangan mulut. Rongga mulut bersambung dengan manibrun
dan bermuara di dalam rongga mulut, yang terdiri dari sebuah rongga sentral 4 buah
kantung gastrik. Kemudian masing-masing kantung gastrik memiliki tentakel interal
endodermal yang lengkap dengan nematoksinya yang bisa digunakan untuk
melumpuhkan mangsanya. Sistem penapasan dan ekskresi, pada Aurelia
dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan tubuh dengan cara difusi
osmosis. Sistem Syaraf, Susunan syaraf pada terdiri dari jaringan syaraf
utama, jaringan syaraf difusi dan delapan buah ganglia rhopalia. Alat indera pada
terdiri atas beberapa, yaitu / berfungsi sebagai indera
keseimbangan, dan pada saat berenang tentakulosit mengontrol ritme gerak
mengembang kempisnya. , berfungsi sebagai pembeda gelap dan terang. Celah
, berfungsi sebagai alat pencium agar dapat menyeleksi beberapa bahan
makanan. Sistem reproduksi pada memiliki organ kelamin yang terpisah.
Proses fertilisasi terjadi dalam rongga entorn betina. Zigot yang merupakan hasil
peleburan anatara ovum dengan spermatozoid kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh betina melalui mulutnya dan berkembang menjadi larva berambut getar (planula)
(Nishikawa, 2007).
2. Laut
Anemon yang terdapat di gundukan pasir atau kukop perairan litoral daerah Batu
Hitam Ranai Kabupaten Natuna adalah anemon yang tergolong genus Peachia dan
spesiesnya karena belum jelas disebut Peachia sp. Nama spesies yang diusulkan adalah
sehingga dapat disebut (Irawan 2012).
Morfologi anemon ini memiliki ciri-ciri tubuh berwarna oren, bentuk tubuh seperti
tabung dan memanjang, tekstur kulit licin, tekstur tubuh lunak, tubuh dapat memendek
apa bila dikeluarkan dari substratnya.Bagian atas tubuh ditandai dengan adanya mulut
yang memiliki 6 tentakel oral yang pendek mengelilingi mulut dan 12 tentakel marginal
yang lebih panjang terletak disekitar mulut, jika bagian ujung tentakel diganggu maka
tentakel akan masuk kedalam tubuh dan tubuh mengkerut masuk kedalam substrat.
Bagian bawah tubuh semakin ke bawah semakin mengecil dan agak meruncing.
Anemon ini hidup meliang di dalam sedimen dan hanya bagian mulut serta tentakelnya
saja yang muncul kepermukaan untuk mendapatkan makanan dan bernapas hal ini
terlihat dari kulaitas perairan laut yang baik untuk kehidupan biota laut pada umumnya
sedangkan kualitas air poros yang tidak cocok untuk kehidupan biota laut. Apabila
tentakel di sentuh atau untuk mempertahankan dirinya anemon ini akan memasukkan
bagian tubuhnya yang muncul kepermukaan tersebut masuk kedalam sedimen (Irawan,
2013).
3. sp
sp adalah yang paling umum genera scleractinian karang dan sering hadir
di daerah dengan beban tinggi terigenous atau sedimen balistik, seperti Teluk Lampung
(Tomascik et al.,1997). sp ditemukan di habitat dengan karakteristik dilindungi
perairan pantai yang keruh, dimana cahaya berkurang tingkat adalah faktor pembatas
utama. Karena di antaranya, sp dapat digunakan sebagai abioindikator untuk
spesifik lingkungan tujuan (Muhaemin, 2007).
4. sp
adalah satus spesies dari favidae family, biasanya membentuk
koloni kubah yang bervariasi dalam warna dari pucat abu-abu hijau sampai coklat.
Tubuhnya juga kadang kadang menjadi , berpegang erat dengan substrat .
polip dari hewan ini juga terletak pada lebih besar di daerah yang bersedimen padat.
sangat mirip dengan . Spesies ini memiliki ciri-ciri yaitu, polip
tersusun berbanjar, barisan terpisah dan rapi, polip membentuk kalori, tersusun saling
berdekatan dan skelet berbentuk seperti otak (Anjeli, 2015).
5.
Karang merupakan kumpulan dari berjuta-juta hewan polip yang menghasilkan
bahan kapur (CaCO3). Sebagian besar karang adalah binatang-binatang kecil disebut
Polip yang hidup berkoloni dan membentuk terumbu. Masing-masing polip memiliki
kerangka luar yang disebut koralit. Sebuah koralit umumnya mempunyai septa yang
menyerupai sekat-sekat. Polip karang terdiri dari usus yang disebut ,
tentakel yang memiliki sel nematosis (penyengat) yang berfungsi melumpuhkan
musuhnya. Tubuh polip karang terdiri dari dua lapisan yaitu dan .
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat jaringan yang berbentuk seperti jelly
yangdisebut . Didalam lapisan endoderm tubuh polip hidup bersimbiosis
dengan alga bersel satu . adalah tumbuhan yang melakukan
proses fotosintesis, hasil metabolisme dan O2 (oksigen) akan diberikan kepada polip
karang. Sedangkan polip karang memberikan tempat hidup dan hasil respirasi CO2
kepada alga (Coremap, 2010).

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah coelentrata berasal dari bahasa Yunani, dari kata yang berarti
“rongga”, dan yang berarti “usus”. Golongan ini merupakan invertebrata yang
golongan hidupnya sebagian besar. Filum coelenterata terdiri dari empat kelas, yaitu
dan Filum coelenterate terdiri dari empat kelas.
Tiga jenis knidoblas Termasuk dalam kelompok cnidarian (terdiri dari hewan mirip air,
, dan ), coelenterata memiliki bentuk tubuh radial simetris, hewan
radial hanya bagian dorsal (atas) dan ventral (bawah) atau Mulut (mulut) dan mulut,
tetapi tidak ada bagian depan (kepala) dan belakang (kaki). Bentuk tubuh dasar
coelenterate terdiri dari dua bagian variasi, yaitu polip dan medusa yang bergantian
dalam siklusnya hidupnya.

B. Saran
Pihak laboratorium perlu mencukupi fasilitas di laboratorium seperti alat dan
bahan serta fasilitas lainnya. Hal ini bertujuan agar praktikan tidak perlu mencari kursi
ketika praktikum berlangsung.
Asisten laboratorium memberi arahan dan bimbingan yang sangat baik,
diharapkan kedepannya tetap seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA

Alfia, Jihan Nur., Julreda Banu BR., Riski Fitrawansyah. 2020.


Brotowidjoyo, M.D. 1989. . Jakarta: Erlangga.
Coremap. 2010. .http://www.coremap.or.id/tentang karang/.
Hadi, Nurachmad., dan Sumadiyo. 1992.
. Jakarta: Jurnal Oseana, Vol. 17. No. 4, hal. 167.
Irawan, H. 2013.
Dinamika Maritim Vol 3.No 1. Hal 1-10.
Lumenta, Cyska. 2017. . Manado: Unsrat Press, hal 93.
Mardiastutik, Wiwik Endang. 2010. (Bekasi: Mitra Utama,
hal. 16.

Nishikawa, J. 207. . Cibinong.

Rahmadina, R., dan Ananda d. 2018.

Klorofil: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan , 2 (2).


Maya, Sri dan Nurhidayah. 2020. . Bandung: Widina Bhakti Persada.
Muhaemin, M. 2007.
. JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT, (1), 14-19.
Rizal, S., Pratomo, A., & Irawan, H. 2016.
. Repository UMRAH.
Rusyana, A. 2011. Bandung: Alfabeta
Sonja, V.T. Lumowa. . 2014. Yogyakarta: Kepel Press, hal 51.
Wahono, E. 2020. . Alprin.
Yanuhar, Uun. 2018. . Malang: UB Press, hal. 50.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai