Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Taksonomi hewan invertebrata adalah suatu ilmu yang

mempelajari tingkatan taksa hewan yang tidak memiliki tulang

belakang. Hewan-hewan ini terdiri dari Protozoa yaitu hewan bersel

satu dan Metazoa yaitu hewan bersel banyak.


Coelenterata merupakan salah satu jenis hewan invertebrata.

Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani Coilos yang

berarti rongga dan Enteron yang berarti usus. Gabungan istilah

tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,

tetapi disebut hewan berongga.


Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut

maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter

atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di

dasar perairan dan tidak dapat berpindah. Organisme ini memiliki

dua tipe yakni tipe Polip dan Medusa untuk bentuk polipspesies ini

tidak dpat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain,

sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.


Jumlah spesies yang banyak dari coelenterata memiliki bentuk

yang berbagai macam dan species yang beragam oleh karena itu

adapun yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu

untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang

tergolong coelenterata dan mengklasifikasikannya.


Fosil dari filum Coelenterata ini sangat berguna dalam ilmu

geologi damana fosil dalam filum ini dapat digunkan sebagai

indikasi lingkungan pengendapan,membantu untuk menentukan

umur relatif suatu batuan dan membantu mengetahui proses


evolusi yang pernah terjadi. Filum coelenterata cara pemfosilan

pada umumnya ada dua yaitu secara mineralisasi dan

permineralisasi

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum paleontologi acara empat yaitu Filum Colenterata

adalah untuk mengetahui atau mendalami fosil

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah

1. Mengetahui proses pemfosilan pada Coelenterata

2. Mengetahui klasifikasi filum colenterata

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum geologi fisik acara Fosil

yaitu sebagai berikut:

1. Format tabel praktikum


2. Fosil
3. Alat tulis-menulis
4. HCL
5. Lap kasar dan halus
6. Buku panduan paleontologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Colentrata

Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron; Koilos = rongga,

enteron = usus, sering disebut sebagai hewan berongga. Coelenterata merupakan

hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama

dengan istilah Hewan Berongga itupun masih belum tepat mengingat Coelenterata

adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (coelom), yang

dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut

coelenteron. Dalam kenyataan coelenteron merupakan alat yang berfungsi ganda,

yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari makanan ke

seluruh sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh


Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air

tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada

suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya

berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang

dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron

yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan.

Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung

pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak

dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar

secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus


2.2 Karakteristik Colenterata

Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani Coilos yang

berarti rongga dan Enteron yang berarti usus. Gabungan istilah

tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,


tetapi disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga

mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga

tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang

disebut Coelenterons. Kelompok hewan berongga Coelenterata

mempunyai bentuk tubuh seperti tabung. Bentuk tubuhnya

beragam , tetapi mempunyai rongga dengan mulut yang dikelilingi

oleh tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya menghadap ke

dasar laut. (mukayat:1989).

Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga

tubuh yang sebenarnya dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral

yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Dalam

kenyataan coelenteron merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu

sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari

makanan ke seluruh sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh

(Maskoeri : 1992).

Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut

maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter

atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di

dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip,

sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang

merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu

karang.

Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua

lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh

terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan


tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun

gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman

didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi

dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi

sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat

dalam proses pencernaan. ( Sugiarto : 2005 )

Secara garis besar ciri-ciri coelenterata adalah memiliki tubuh

simetri radial atau biradial, longitudinal aksis dengan sisi oral dan

aboral (tidak punya kepala). Mempunyai dua tipe individu : polyp

dan medusa. Bagian tubuh terdiri atas Eksoskeleton dan

endoskeleton : kitin, kapur atau beberapa komponen proteinTubuh

terdiri dari sel-sel yang terorganisasi membentuk jaringan,

diploblastik (epidermis dan gastrodermis, mesoglea. Mempunyai sel

jelatang disebut dengan nematocyst. Tentakel disekitar mulut atau

ujung oral. Rongga gastrovascular atau enteron. Jaringan saraf

dengan sinapsis simetris dan asimetris dengan organ sensori .

Sistim muskuler : epitheliomuscular. Sistim ekskretori dan respirasi

tidak ada. Reproduksi aseksual: tunas (polyp) dan seksual : gamet

(medusa), bentuk larva planula. Sebagian besar hidup di laut dan

beberapa spesies hidup di air tawar dengan jumlah species +

10.000 spesies.

Susunan tubuh dari coelenterata adalah yang pertama bagian

Epidermis dimana pada bagian ini terdiri atas Sel epitheliomuscular

yang berfungsi untuk melindungi tubuh dan kontaraksi otot. Sel

intersisial yang berfungsi untuk membentuk sel, cnidoblast,

seksual, tunas saraf. Sel sensori yang berfungsi untuk menerima


rangsangan kimia dan tactile dan Sel jelatang yang berfungsi untuk

mengeluarkan racun dapat melumpuhkan mangsa. Yang kedua

adalah Gastrodermis yang terdiri atas Sel nutrisi yang berfungsi

untuk mencerna makanan (intraseluler) dan Sel glandular yang

berungsi untuk mensekresikan enzim pemcernaan. ( yusmnah :

2007)

Tubuh coelenterata bersifat radial simetris yang dapat

berbentuk globular dan spherikal. Bersifat diplobaltik. Pada kedua

lapisan tubuhnya tersebut masing-masing dilapisi oleh sel-sel

jelatang. Tubuhnya hanya dilengkapi dengan mulut, tetapi tanpa

anus dan di sekitar mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi

sebagai alat penangkap mangsa, alat penggerak dan alat

pertahanan. Saluran pencernaan makanan tidak sempurna,

merupakan sistem gastrovaskuler. Saluran syarafnya masih primitif,

terdiri dari anyaman-anyaman sel syaraf yang tersebar secara

difusi dan belum mempunyai pusat susunan syaraf. Sel-sel

syarafnya belum berkutub, dan neurit yang dimiliki hanyalah

tonjolan-tonjolan badan sel syaraf saja / prosesus. .

Adapun cara mendapatkan makanan hewan ini adalah Di

bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga

gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel).Sel-sel

endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan

dimuntahkan melalui mulut Rongga gastrovaskuler Coelentarata

bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan

belum mempunyai anus Dalam sel endodermis terjadi pencernaan

intraseluler (di vakuola makanan), zat makanan diedarkan ke


seluruh tubuh secara difusi dan untuk keberlangsung respirasi dan

ekskresi berlangsung pada hewan ini dengan ciri-ciri, belum

memiliki organ khusus, Pada bagian basal (ujung aboral) terdapat,

banyak penumpukan sisa ekskresi,Respirasi dan ekskresi secara

difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya

2.3 Proses Reproduksi

Reproduksi colenterata dapat melakukan reproduksi sesksual (generatif)

maupun aseksual (vegetatif).

2.3.1 Secara Aseksual (Vegetatif)

1. Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip.


2. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel
3. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat

kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni konjugasi

2.3.2 Secara Seksual (Generatif)

1. Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi

pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki.

2. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum.

3. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot.

4. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia

disebut Planula

5. Planula berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.


2.4 Klasifikasi Colenterata

Berdasarkan alat gerak protozoa dibagi menjadi 4 yaitu :

2.4.1 Hydrozoa

Gambar 2.1 Hydrozoa

1. Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular.

2. Umumnya hidup soliter atau berkoloni.

3. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa.

4. Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni

(berkelompok).

5. Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip,

6. Sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis

membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.

2.4.2 Scyphozoa
Gambar 2.2 Scyphozoa

Memiliki bentuk dominan medusa. Polip bagian atas akan membentuk medusa

lalu lepas melayang di air. Medusa akan melakukan kawin dan membentuk planula

sebagai calon polip.

Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering

disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa

medusa berukuran garis tengah 7 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah.

Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai.

1. Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan

aseksual.

2. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina.

3. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.

4. Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia

disebut planula.

5. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai.

6. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda

disebut skifistoma.
7. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia

tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi.

8. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda

disebut Efira.

9. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.

10. Daur hidup Aurellia dapat diamati di bawah ini.

2.4.3 Anthozoa

Gambar 2.3 Anthozoa

1. Berasal dari kata anthos = bunga. Hidup di laut bentuk polip, tidak punya fase

medusa.

2. Polip bereproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan

fragmentasi.

3. Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi

planula.

4. Kelas Anthozoa meliputi


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dan pembahasan dari praktikum paleontologi acara ke empat

filum colenterata adalah sebagai berikut :

1. Omphyma subturbinata (ORB)

Fosil dengan nomor sampel 01 dan nomor peraga 155 merupakan filum

Coelenterata,kelas Anthozoa,Ordo Rugosa, family Omphymanidae dan genus

Omphima Dalam spesies Omphyma subturbinata (ORB).Pada sampel ini

proses pemfosilan adalah permineralisasi,dengan bentuk fosil

Conical yaitu menyerupai kerucut,umur fosil ini adalah Jura Atas

yaitu kisaran 435-423 juta tahun lalu..Genesa sampel ini adalah

laut dangkal karena Memiliki komposisi kalsium karbonat (CaCO3).

2. Ceratophyllum ceratites

Fosil dengan nomor sampel 02 dan nomor peraga 265 merupakan filum

Coelenterata,kelas Anthozoa,Ordo Rugosa, family Ceratophyllumidae dan genus

Ceratophyllum Dalam spesies Ceratophyllum ceratites (GOLDF) .Pada sampel

ini proses pemfosilan adalah mineralisasi,dengan bentuk fosil

Tabular yaitu menyerupai tabung,umur fosil ini adalah Devon

Tengah yaitu kisaran 270 juta tahun lalu..Genesa sampel ini adalah

laut dangkal karena Memiliki komposisi kalsium karbonat (CaCO3).


3. Favosites polymorphus

Fosil dengan nomor sampel 03 dan nomor peraga 459 merupakan filum

Coelenterata,kelas Anthozoa,Ordo Rugosa, family Favositesidae dan genus Favosites

Dalam spesies favosites polymorphus GOLDF .Pada sampel ini proses

pemfosilan adalah permineralisasi,dengan bentuk fosil Tabular yaitu

menyerupai tabung,umur fosil ini adalah Devon Tengah yaitu

kisaran 270 juta tahun lalu..Genesa sampel ini adalah laut dangkal

karena Memiliki komposisi kalsium karbonat (CaCO3).

4. Omphyma subturbinata

Fosil dengan nomor sampel 04 dan nomor peraga 244 merupakan filum

Coelenterata,kelas Anthozoa,Ordo Rugosa, family Omphymanidae dan genus

Omphyma Dalam spesies Omphyma subturbinata (ORB) .Pada sampel ini

proses pemfosilan adalah permineralisasi,dengan bentuk fosil

conical yaitu menyerupai kerucut,umur fosil ini adalah Silur Tengah

yaitu kisaran 435-423juta tahun lalu..Genesa sampel ini adalah laut

dangkal karena Memiliki komposisi kalsium karbonat (CaCO3).

5. Acantrophyllum vermiculare

Fosil dengan nomor sampel 05 dan nomor peraga 394 merupakan filum

Coelenterata,kelas Anthozoa,Ordo Rugosa, family Acantrophyllumidae dan genus

Acantrophyllum Dalam spesies Acantrophyllum vermiculare (GOLD) .Pada

sampel ini proses pemfosilan adalah permineralisasi,dengan bentuk

fosil Tabular yaitu menyerupai tabung,umur fosil ini adalah Devon

Tengah yaitu kisaran 370 juta tahun lalu..Genesa sampel ini adalah

laut dangkal karena Memiliki komposisi kalsium karbonat (CaCO3).


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses pemfosilan pada Filum Coelenterata ini ada dua yaitu proses

pemfosilan mineralisasi dan termineralisasi dimana mineralisasi merupakan

proses peggantian seluruh bagian tubuh organisme oleh suatu mineral

sedangkan permineralisasi merupakan suatu proses penggantian sebagian atau

bagian pori-pori dari organisme oleh mineral tertentu


2. Klasifikasi dari Coelenterata dibagi menjadi tiga yaitu Hydrozoa,

Scyphozoa,dan Anthozoa

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya laboratorium memiliki jumlah sampel yang banyak,supaya pada

saat praktikum,praktikan tidak saling menunggu sampel yang akan di amati


4.2.2 Saran untuk Asisten

Sebaiknya asisten mengamati praktikan pada saat melakukan praktikum

Anda mungkin juga menyukai