Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Coelenterata berasal dari bahasa Yunani yaitu coilos yang


coilos yang berarti rongga dan
enteron  yang berarti usus. Jadi Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang
enteron 
memiliki rongga yang berfungsi sebagai usus. Nama filum Coelenterata juga dikenal
sebagai Cnidaria. Cnidaria berasal dari bahasa Yunani yaitu cnido 
cnido  yang berarti
sengat, karena hewan ini memiliki sel penyengat.
Berbeda dengan Protozoa, Coelenterata mempunyai rongga pencernaan
(gastrovascular cavity) dan mulut. Terdapat sekitar 9500 spesies, kebanyakan hidup
di laut dan hanya 14 spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup di air tawar
 biasanya terdapat di perairan dangkal dan melekat pada substrat dan terumbu karang.
Coelentrata hidup mulai dari periode Camabrian sampai sekarang.
Dibandingkan dengan filum Porifera, filum Coelenterata lebih maju tingkat
filogennya. Kalau Porifera disebut sebagai parazoa maka Coelenterata sudah disebut
metazoa, walaupun masih primitive. Hal ini didasarkan atas kekompleksan struktur
tubuhnya. Porifera tubuhnya tersusun oleh banyak sel/multiseluler, yang berarti
lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Protozoa yang tubuhnya hanya
terdiri dengan satu sel saja dan masih bekerja secara individual. Sementara itu
Coelenterata tubuhnya juga tersusun oleh banyak sel dan sudah membentuk
 jaringan, dan perkembangan organ tubuhnya jelas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


 berikut:

1.Apa yang dimaksud dengan Anthozoa?


2.Bagaimana morfologi Anthozoa?
3.Bagaimana karakteristik Anthozoa?
4.Bagaimana habitat Anthozoa?
5.Bagaimana sistem reproduksi Anthozoa?

6.Bagaimana sistem pencernaan Anthozoa?


7.Bagaimana sistem ekskresi Anthozoa?
8.Bagaimana sistem syaraf Anthozoa?
9.Bagaimana klasifikasi Anthozoa?

1
10.Bagaimana peranan Anthozoa?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1.Untuk mengetahui pengertian Anthozoa
2.Untuk mengetahui morfologi Anthozoa
3.Untuk mengetahui karakteristik Anthozoa

4.Untuk mengetahui habitat Anthozoa


5.Untuk mengetahui sistem reproduksi Anthozoa
6.Untuk mengetahui sistem pencernaan Anthozoa
7.Untuk mengetahui sistem ekskresi Anthozoa

8.Untuk mengetahui sistem syaraf Anthozoa


9.Untuk mengetahui klasifikasi Anthozoa
10.Untuk mengetahui peranan Anthozoa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anthozoa

Anthozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu anthos  yang berarti bunga dan
 zoon yang berarti hewan. Jadi, anthozoa dapat diartikan sebagai hewan laut yang
menyerupai bunga. Kelas ini mempunyai warna tubuh menarik yang menambah
indah pemandangan bawah laut. Selain itu, kelas ini merupakan kelas dalam filum
Coelenterata dengan anggota terbanyak, meliputi koral, bunga karang, pena laut dan
anemon laut. Semua anggotanya hidup di laut, baik soliter maupun koloni dan
melekat pada substrat.
Karang (anthozoa) adalah koloni polip yang memakan plankton dengan
 bantuan dari tentakelnya. Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki
ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar
yaitu lebih dari 50 cm. Namun pada umumnya polip karang berukuran kecil, sedang
yang berukuran besar dijumpai pada karang yang soliter.

2.2 Morfologi Anthozoa

Tubuh anthozoa berbentuk silinder pendek dan pada salah satu ujungnya
terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Anthozoa berbentuk polip dan tidak
memiliki bentuk medusa. Mulutnya terbuka secara tidak langsung, tetapi melalui
faring (kerongkongan) yang menghubungkannya dengan rongga gastrovaskuler.
Rongga tersebut memiliki sekat-sekat yang disebut mesentris. Didalamnya
mengandung nematosit yang berfungsi mengeluarkan racun untuk melumpuhkan
mangsanya. Nematosit sendiri ada 3 macam, yaitu:
 Penetrant, berfungsi untuk menusuk kulit hewan kecil dan
memasukkan racun ke dalam tubuh mangsanya.
 Volvent, berfungsi menggulung erat mangsanya.
 Glutinant, berfungsi menghasilkan getah lengket untuk merekatkan
tentakel dengan mangsanya.
Dinding tubuh anthozoa disusun oleh dua lapisan sel (diploblastik), yaitu
ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Diantara kedua lapisan
tersebut terdapat lapisan mesenchyme (mesoglea). Lapisan epidermis tersusun atas
 beberapa sel, yaitu:
 Sel epitel otot (epitheliomusculer)
Berbentuk kolumner (tiang) berfungsi untuk menyangga lapisan
epidermis.
 Sel interstisial

3
Berbentuk bulatan kecil dengan nukleus relatif besar. Fungsinya untuk
membentuk sel-sel hewan. Sel ini berperan penting dalam proses
regenerasi, pertumbuhan, dan perkembangan.
 Sel knidosit
Berbentuk bulat dan lonjong dengan bulu-bulu di dalamnya.
Didalamnya terdapat kantung beracun yang disebut nematosit.
 Nematosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh dan untuk
melumpuhkan mangsa. Sel ini terdapat paling banyak pada bagian
tentakel.
 Sel sensory
Berfungsi untuk menerima dan mengirimkan rangsangan. Sel ini
 banyak ditemukan di bagian tentakel, mulut, dan cakram basal.
 Sel syaraf
Sel ini merupakan perkembangan dari sel interstisial yang masuk ke
dalam mesoglea. Sel syaraf bersifat difus atau menyebar ke seluruh
tubuh.
Sedangkan lapisan gastrodermis tersusun atas beberapa sel, yaitu:
 Sel-sel nutritif berflagel
Bentuknya sama dengan sel epitel epidermis. Berfungsi untuk
mengembangkan pseudopodia sebagai alat bantu pencernaan.
 Sel-sel kelenjar enzim
Bentuknya kecil langsung masuk ke mesoglea. Berfungsi untuk
mengeluarkan enzim pencernaan.
 Sel-sel sensory
Berfungsi untuk menerima dan mengirimkan rangsangan.

Gb. Dinding tubuh anthozoa (Google image, 2014)


Polip anthozoa berbeda dengan polip hydrozoa, karena mulutnya berhubungan
dengan pharynk (kerongkongan) rongga gastrovascular terbagi oleh sekat-sekat
longitudinal menjadi beberapa kamar. Gastrodermis pada sekat mengandung
nematocyst dan gonad. Kelas anthozoa memiliki rangka tubuh dari zat kapur yang
lama kelamaan menumpuk dan membesar membentuk terumbu karang.

4
2.3 Karakteristik Anthozoa

Kelas anthozoa merupakan bagian dari filum Coelenterata (hewan berongga).


Ciri-ciri umum anthozoa adalah sebagai berikut:
 Bentuk seperti bunga dengan warna yang beraneka ragam
 Hidup di laut, baik koloni maupun soliter
 Daur hidupnya hanya ada dalam stadia polip, tidak ada stadia medusa
 Memiliki tentakel dalam jumlah banyak (kelipatan 8), dilengkapi dengan
nematosit
 Rongga gastrovaskular terbagi oleh sekat-sekat longitudinal menjadi
 beberapa kamar
 Gastrodermis pada sekat mengandung nematosit dan gonad
 Meliputi anemon laut, karang, dan pena laut

Gb. Struktur tubuh anthozoa (Google image, 2014).

2.4 Habitat Anthozoa

Karang tumbuh subur di perairan laut tropis, walaupun ada beberapa


diantaranya yang juga dijumpai di perairan laut sub tropis. Keanekaragaman karang
 berkurang dengan kenaikan derajat lintang. Lebih lanjut dikatakan bahwa di dunia
ini ada tiga daerah pengelompokan terumbu karang, dua diantaranya adalah berada
di Indonesia Barat (Indo-Pacifik) dan Caribbea (Atlantik), dan yang ketiga terletak
di sebelah selatan Samudra Hindia (Indo-Pacifik). Indonesia memiliki

5
keanekaragaman jenis yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat
di Samudra Hindia. Secara umum jumlah species karang yang tumbuh di Indo-
Pacifik lebih banyak dibandingkan dengan di Atlantik. Terdapat 88 genera karang
(hermatypic scleractinian corals) yang hidup di Indo-Pacifik dengan 700 species
sedangkan di Atlantik tercatat hanya 26 genera karang dengan 35 species.

2.5 Reproduksi Anthozoa

Sistem reproduksi anthozoa ada 2 macam, yaitu:


1. Aseksual (vegetatif)
Reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan
gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk
 polip/koloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka.
Ada pertumbuhan koloni dan ada pembentukan koloni baru.
2. Seksual (generatif)
Reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat
reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui
sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian
 pertumbuhan dan pematangan).

Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual yang beragam yang didasari


oleh penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi:
a. Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat:
 Gonokoris
Sebagian besar karang bersifat gonokoris. Dalam satu jenis (spesies), telur dan
sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda. Jadi ada karang jantan dan
karang betina Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea.
 Hermafrodit
Bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang yang hermaprodit
 juga kerap kali memiliki waktu kematangan seksual yang berbeda, yaitu :
o Hermaprodit yang simultan menghasilkan telur dan sperma
 pada waktu bersamaan dalam kesatuan sperma dan telur (egg-
sperm packets). Meski dalam satu paket, telur baru akan
dibuahi 10-40 menit kemudian yaitu setelah telur dan sperma
 berpisah. Contoh: jenis dari kelompok Acroporidae, Favidae.
o Hermaprodit yang berurutan, ada dua kemungkinan yaitu :
individu karang tersebut berfungsi sebagai jantan baru yang
menghasilkan sperma, kemudian menjadi betina (protandri),
atau jadi betina dulu, menghasilkan telur setelah itu menjadi
 jantan (protogini) Contoh: Stylophora pistillata dan Goniastrea
 favulus.
 b. Berdasarkan mekanisme pertemuan telur dan sperma
 Brooding/planulator

6
Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air
sehingga fertilisasi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva
 planula di dalam polip, untuk kemudian planula dilepaskan ke air.
Planula ini langsung memiliki kemampun untuk melekat di dasar
 perairan untuk melanjutkan proses pertumbuhan. Contoh:  Pocillopora
damicornis dan Stylophora.
 Spawning
Melepas telur dan sperma ke air sehingga fertilisasi secara eksternal.
Pada tipe ini pembuahan telur terjadi setelah beberapa jam berada di
air. Contoh: pada genus Favia.

2.6 Sistem Pencernaan Anthozoa

Kebanyakan anthozoa adalah hewan karnivora dan makanan utamanya yaitu


crustacea, ikan kecil, serta plankton. Makanan masuk kedalam mulut dengan
 bantuan tentakel. Kemudian makanan masuk ke rongga gastrovascular. Dalam
rongga tersebut, sel-sel kelenjar akan menghasilkan enzim semacam tripsin untuk
mencerna protein. Tahap tersebut dinamakan pencernaan ekstraseluler. Pencernaan
makanan dilanjutkan oleh sel pencerna yang mempunyai otot pseudopodia untuk
menelan dan mencerna kembali partikel makanan. Tahap ini dinamakan pencernaan
intraseluler. Hasil pencernaan didistribusikan ke seluruh tubuh secara difusi. Sisa
makanan yang tidak digunakan akan dibuang lewat mulut.
Dalam memenuhi nutrisinya semua karang dapat menggunakan tentakelnya
untuk menangkap mangsa (plankton). Proses penangkapannya menggunakan
 bantuan nematosit suatu bentuk protein spesifik yang memiliki kemampuan proteksi
dan melumpuhkan biomassa tertentu seperti zooplankton. Meskipun mempunyai
kemampuan feeding active, akan tetapi kebanyakan proporsi terbesar makanan
karang berasal dari simbiosis yang unik, yaitu zooxanthellae. Zooxanthellae ini
merupakan algae uniseluler yang bersifat mikroskopik hidup dalam berbagai
 jaringan tubuh karang yang transparan dan menghasilkan energi langsung dari
cahaya matahari melalui fotosintesis.
Biasanya zooxanthellae ditemukan dalam jumlah yang besar dalam setiap
 polip, hidup bersimbiosis dan memberikan warna pada polip, energi dari fotosintesis
dan 90% kebutuhan karbon polip. Zooxanthellae menerima nutrisi-nutrisi penting
dari karang (polip) dan memberikan sebanyak 95% hasil fotosintesisnya (energi dan
nutrisi) kepada polip.
Berdasarkan transfer nutrisi ini maka dapat dinyatakan bahwa karang dapat
menyediakan nutrisinya baik melalui feeding active dan feeding passive. Feeding
active dilakukan dengan menembakkan nematosit ke arah mangsa dan
mentransfernya melalui mulut yang terdapat di bagian atas, sedangkan feeding
 passive diperoleh melalui transfer hasil fotosintesis zooxanthellae.

7
2.7 Sistem Ekskresi Anthozoa

Pada intinya, filum Coelenterata tidak memiliki alat ekskresi yang khusus.
Sisa metabolisme dalam bentuk amonia dibuang secara difusi (peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah).

2.8 Sistem Syaraf Anthozoa

Pada filum Coelenterata sudah memiliki sistem syaraf sederhana yang


disebut sistem syaraf diffuse/bentuk jala. Sel-sel syaraf pada dinding tubuh tidak
memiliki central syaraf, tetapi tersusun tidak beraturan, dan terdapat pada setiap sisi
mesoglea. Sel syaraf banyak terdapat pada lapisan epidermis, tentakel, dan daerah
mulut. Sel-sel syaraf terletak di bagian bawah dari jajaran sel-sel epitheliomuscular
dan sejajar dengan lapisan mesogeal. Sel syaraf ini merupakan derivat lapisan
epidermis dan diduga merupakan perkembangan dari sel interstisial yang masuk ke
mesoglea.
Proses stimulus responnya adalah sebagai berikut: stimulus  –   sel sensoris  – 
ganglion terdekat melakukan respon  –   sel syaraf  –   efektor. Ganglion tersebut akan
memberikan respon yang diteruskan ke sel syaraf.

2.9 Klasifikasi Anthozoa

Berdasarkan jumlah sekat dalam rongga tubuh, kelas Anthozoa dibagi


menjadi 2 subkelas, yaitu:
1. Hexacorallia (Zoantharia)
Polip merupakan suatu bentuk dari individu hewan anemone laut, dicirikan
dengan bentuk tabung yang berukuran oval (menghadap ke atas) dan sebagian
 besar bersifat menempel pada substrat (sessile). Bentuk mulut seperti celah
lonjong, pada salah satu atau kedua ujungnya terdapat akar bercilia yang terus
memanjang pada sisi faring, untuk mengalirkan air ke rongga gastrovasculer.
Akar bercilia (ciliated groove) pada sea anemone di siphonoghph epidermis
 banyak mengandung sel kelenjar lendir, kadang-kadang mempunyai flagella
mesongka tebal berisi serabut dan sel amoeboid bebas.
Kebanyakan sea anemone adalah karnivor dan memakan berbagai jenis
avertebrata, bahkan jenis ikan yang lebih besar. Beberapa jenis yang berukuran
 besar dengan tentakel pendek merupakan pemakan suspensi plankton yang
menempel pada permukaan tubuh dan tentakel. Ada juga yang hidup
komensalisme dengan ikan yaitu jenis amphipria. Lendir permukaan tubuh ikan
tersebut merupakan hambatan bagi penambahan nematosit, hingga aman bagi
amphiprion.
Ciri-ciri umum dari subkelas Hexacorallia adalah:

8
 Memiliki sedikit tentakel yang kadang-kadang bercabang
 Memiliki enam sekat yang masing-masing terdiri dari dua lembar
 Ada yang tidak memiliki rangka kapur, misalnya Metridium sp.
 Kebanyakan berkoloni dan membentuk karang, misalnya  Fungia
 sp., Acropora sp., Oculina, Meandrina sp., dan Epiactis sp.
Ordo dari subkelas Hexacorallia adalah sebagai beri kut:
o Ordo Actiniaria (sea anemons), contoh: Metridium sp., Eduarsia sp.
o Ordo Scleractinia (stony corals), contoh:  Acropora sp., Fungia sp.,
 Astringia sp.
o Ordo Carillimorpharia, contoh: Corynactis sp.
o Ordo Zoanthidea, contoh: Epizoanthus sp.
o Ordo Antipatharia (thorny corals), contoh: Anthipates sp

Gb. Fungia sp. (Google image, 2014) Gb. Acropora sp. (Google image,2014)

Gb. Metridium sp.(Google image,2014) Gb.Oculina robusta(Google image,2014)

2. Octocorallia (Alcyonaria)
Polip Octocorallia mempunyai 8 buah tentakel yang pinnate artinya pada
setiap sisi tentakel terdapat cabang-cabang dan sebuah siphonoglyph. Semua
 jenis octocorallia berbentuk koloni dengan sejumlah besar polip kecil. Masing-
masing polip dalam koloni dihubungkan oleh suatu jaringan coenenchym yaitu
suatu massa mesoglea yang tebal. Dalam coecenchym terdapat pembuluh
gastrodermal yang menghubungkan rongga gastrovascular polip dan koloni.
Ciri-ciri umum dari subkelas Octocorallia adalah:

9
 Memiliki 8 tentakel yang bercabang-cabang seperti bulu
 Berkoloni
 Rangka dari kapur
 Memiliki 8 sekat
 Contohnya: karang suling (Tubipora musica), karang kulit ( Alcyonium
 sp.), akar bahar  (Euplexaura sp.), dan koral (Corallium medea)
Ordo dari subkelas Octocorallia adalah sebagai berikut:
o Ordo Stolonofera (pipe corals), contoh: Tubipora musica
o Ordo Telestacea, contoh: Telesto sp.
o Ordo Alcyonacia (soft coral), contoh: Alcyonium palmatum
o Ordo Coenothecalia (blue coral), contoh: Heliopora sp.
o Ordo Gorgonacea (sea fans, sea whips, sea rods), contoh: Corallium
 sp. dan Gorgonia sp.
o Ordo Pennaulacea (sea pens), contoh: Stylatula sp.  dan  Pennaluta
 sulcata

Gb.Tubipora musica (Google image,2014)

Gb. Alcyonium sp. (Google image,2014) Gb. Pennaluta sp. (Google image,2014)

2.10 Peranan Anthozoa

Peranan kelas anthozoa bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut:


 Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi
 pantai dari abrasi air laut, serta merupakan tempat persembunyian dan
 perkembangbiakan ikan.

10
 Akar bahar ( Euplexeura sp.) dapat digunakan sebagai gelang dan
 perhiasan lainnya.
 Beberapa jenis coelenterata diperdagangkan sebagai hiasan untuk
aquarium laut dan diekspor ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat dan
Canada.
 Mempunyai nilai estetika dan pariwisata yang tinggi, sehingga banyak
turis datang hanya untuk melihat terumbu karang.
 Sebagai sumber bahan industri contohnya batu karang untuk
 pembangunan rumah.
 Bagi sumberdaya perairan itu merupakan tempat hidup hewan laut
lainnya dan dijadikan sebagai tempat untuk mencari makanan.
 Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi para penggemar snorkling dan
diving.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka didapatkan kesimpulan sebagai


 berikut:
 Coelenterata adalah hewan tidak bertulang belakang yang berongga, namun
rongganya bukanlah rongga yang sebenarnya melainkan rongga sentral.
 Anthozoa adalah anggota dari filum Coelenterata yang mempunyai bentuk
seperti bunga.
 Bentuk tubuh anthozoa seperti tabung, dengan tentakel yang mengelilingi
mulutnya.
 Rongga gastrovascular bersekat-sekat mengandung nematokist dan gonad.
  Nematokist adalah kelenjar yang berfungsi mengeluarkan racun untuk
melumpuhkan mangsanya.
 Anthozoa hidup di laut, baik berkoloni maupun soliter.
 Daur hidupnya hanya dalam stadia polip, tidak ada stadia medusa.
 Anthozoa bereproduksi secara aseksual (tunas) dan seksual (fertilisasi).
 Kebanyakan anthozoa adalah karnivora, makanannya berupa crutacea, ikan
kecil, dan plankton.
 Anthozoa tidak memiliki alat ekskresi yang khusus, sisa metabolisme dalam
 bentuk amonia dibuang secara difusi.
 Anthozoa sudah memiliki sistem syaraf sederhana yang disebut sistem syaraf
diffuse (bentuk jala).
 Kelas anthozoa dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu hexacorallia dan
octocorallia.
 Anthozoa memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Diantaranya peran yang menguntungkan yaitu sebagai bahan makanan dan
kosmetik, melindungi pantai dari abrasi, sebagai hiasan aquarium, dan
sebagai tempat berlindung serta mencari makan ikan.
 Sedangkan peran yang merugikan diantaranya menyebabkan gatal-gatal jika
tersengat racunnya,

3.2 Saran

Bagi para pembaca hendaknya memberikan tambahan referensi yang lain agar
lebih menambah wawasan pengetahuan dan lebih memahami tentang filum
Coelenterata khususnya kelas Anthozoa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Google image. 2014.  Dinding Tubuh Coelenterata. http://googleimages.com.


Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.40 WIB.
 ____________. 2014. Struktur Tubuh Coelenterata. http://googleimages.com.
Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.41 WIB.
 ____________. 2014.  Fungia. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September
2014 pukul 13.42 WIB.
 ____________. 2014.  Acropora. http://googleimages.com.  Diakses pada 27
September 2014 pukul 13.43 WIB.
 ____________. 2014.  Metridium. http://googleimages.com.  Diakses pada 27
September 2014 pukul 13.44 WIB.
 ____________. 2014. Oculina robusta. http://googleimages.com.  Diakses pada 27
September 2014 pukul 13.45 WIB.
 ____________. 2014. Tubipora musica. http://googleimages.com.  Diakses pada 27
September 2014 pukul 13.46 WIB.
 ____________. 2014.  Alcyonium. http://googleimages.com.  Diakses pada 27
September 2014 pukul 13.47 WIB.
 ____________. 2014.  Pennaluta. http://googleimages.com.  Diakses pada 27
September 2014 pukul 13.48 WIB.
Kastawi, Yusuf. 2005.  Zoologi Avertebrata. Buku Ajar FMIPA Universitas Negeri
Malang, Malang.
Praningtyas, Shinta. 2013. Coelenterata. http://shintapraningtyas.blogspot.com.
Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.00 WIB.
Rembet, Unstain. 2012. Tinjauan Teoritis Simbiosis Zooxanthellae dan Karang
 sebagai Indikator Kualitas Ekosistem Terumbu Karang . Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Sridianti. 2014. Struktur Tubuh Coelenterata. http://www.sridianti.com.  Diakses
 pada 27 September 2014 pukul 13.30 WIB.
Suwarni. 2008 Optimalisasi Proses Belajar Mengajar Mata Kuliah Avertebrata Air
 yang Berbasis SCL (Students Center Learning). Universitas Hasanuddin,
Makassar.

13

Anda mungkin juga menyukai