BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat banyak hewan dari filum mollusca, filum ini memiliki salah satu
kelas yaitu kelas cephalopoda. Kelas cephalopoda memiliki spesies yang
beranekaragam dan bervariasi. Tentunya disetiap spesies terdapat keunikan atau
perbedaan sehingga berbagai macam spesies itu digolongkan dalam suatu klasifikasi,
agar memudahkan dalam menggolongkan dan membedakan disetiap spesies.
Sehingga berbagai macam keanekaragaman dalam kelas cephalopoda yang sangat
bervariasi menjadi dasar dalam pengetahuan materi untuk kelas cephalopoda ini.
Mulai dari karakteristiknya, sistem organnya, bentuknya dan tentunya klasifikasinya
yang berbeda. Atas dasar inilah latar belakang untuk membahas keanekaragaman
yang ada dalam kelas cephalopoda.
B. Tujuan
Untuk memberikan dan menambah pengetahuan serta pemahaman kepada
pembaca mengenai kelas cephalopoda dalam filum mollusca.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu cephalopoda, dan bagaimana ciri-ciri dari kelas tersebut?
2. Seperti apa struktur tubuh dari kelas cephalopoda?
3. Bagaimana sistem organ dan reproduksi pada hewan kelas cephalopoda ini?
4. Jelaskan klasifikasi pada kelas cephalopoda?
5. Sepertia apa keanekaragaman hewan-hewan atau spesies yang ada dalam kelas
cephalopoda?
1
BAB II PEMBAHASAN
2
60-70 tentakel tanpa alat penghisap. Tentakel cephalopoda yang digunakan
menangkap mangsa lalu menggigit mangsa dengan rahangnya yang menyerupai
paruh dan kemudian menariknya masuk ke dalam mulut dengan radula. Kelenjar
liur dari banyak jenis Cephalopoda menghasilkan toksin yang dapat disuntikkan
ke tubuh mangsa. Toksin ini ada yang sangat beracun dan bahkan dapat
membunuh manusia dengan seketika, serta berfungsi untuk berenang. Di sisi kiri
dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan
tubuhnya.
Cangkang eksternal pada Cephalopoda hanya terdapat pada Nautilus,
sedangkan cangkang pada cumi-cumi dan sotong tereduksi menjadi “cangkang”
internal. Pada cumi-cumi disebut dengan gladius dan pada sotong disebut
cuttlebone. Dalam hal bergerak, Gladius dan cuttlebone menyokong tubuh hewan
lunak ini dan memberikan kemampuan untuk mengambang. Terdapat dua
mekanisme yang digunakan untuk bergerak, yaitu (1) menggunakan lengan dan
siripnya (seperti pada sotong dan cumi-cumi); dan (2) menggunakan pendorong
jet. Air dapat lewat ke dalam rongga mantel, kemudian dipompa keluar
menggunakan otot-ototnya ke sifon arus keluar. Tekanan air kuat ini memberikan
lontaran yang membuat tubuh hewan lunak ini dapat bergerak dengan cepat ketika
dibutuhkan.
Semua Cephalopoda adalah karnivor. Dalam mulutnya, terdapat beberapa
pasang struktur seperti gigi yang digunakan untuk menggigit dan merobek
mangsanya. Pada kepalanya terdapat sepasang mata yang telah berkembang
dengan baik, yaitu memiliki lensa mata dan iris, tetapi tidak mempunyai kelopak
mata, dapat membedakan beraneka ragam lingkungan. Dengan mata yang tajam
dapat segera menghindari musuh sehingga jenis Mollusca ini lebih maju
dibandingkan dengan yang lainnya. Ada juga lengan penangkap yang bersatu
membentuk bagian leher, corong, sifon (sebagai jalan keluar masuknya air). Di
sebelah perut terdapat kantung tinta yang mengandung pigmen melanin (pigmen
warna gelap) yang berfungsi menghindari musuh. Semua anggota hewan ini
memilikinya, kecuali Nautilus. Pada saat musuh datang, tinta ini akan
disemprotkan melalui sifon. Setelah air keruh, ia akan meluncur melesat
meninggalkan tempat tersebut. Cephalopoda ini juga memiliki mantel, terletak di
bagian punggung (dorsal) yang melekat pada tubuh, sedangkan pada bagian perut
(ventral) mantelnya tidak melekat sehingga tubuh berbentuk rongga. Pada kulit
3
Cephalopoda mengandung kromatofor, yaitu pigmen yang memungkinkan
tubuhnya berubah warna, sehingga dapat mengelabui dari serangan predator.
Cephalopoda sudah memiliki sistem peredaran darah tertutup dan sistem
pencernaan yang sempurna.
D. Klasifikasi Cephalopoda
Pada cephalopoda terdapat dua terdapat dua subkelas yang masih hidup, yaitu
subkelas Nautiloidea dan subkelas Coleoidea. Subkelas Nautiloiea yang tersisa
yaitu Ordo Nautilida, yaitu kelompok hewan yang memiliki cangkang eksternal
seperti genus Nautilus sp. Sementara, subkelas Coleoidea yang termasuk adalah
ordo Sepiida (sotong), ordo Teuthida (cumi-cumi), ordo Octopoda (gurita).
Cephalopoda dibagi atas dua ordo yaitu tetrabranchiata dan dibranchiata
1. Ordo Tetrabranchiata
4
Tetrabranchiata meliputi jumlah spesies yang sangat banyak,
diantaranya telah menjadi fosil (kelompok nautiloid dan ammonoids) yang
hidup pada zaman Mesozoik (sekitar60 juta tahun yang lalu). Contoh yang
mewakili dari nautiloids adalah genus nautilus yang dapat dijumpai di lautan
pasifik.
Tetrabranchiata memiliki cangkang luar dari kapur yang membelit dan
memiliki beberapa lengan. Hewan ini mempunyai dua pasang insang serta dua
pasang nefridia dan tidak mempunyai kromatofora (pigmen warna) dan
kantung tinta. Salah satu famili dari ordo tetrabranchiata adalah famili
nautilidae, contohnya nautilus pompilus.
2. Ordo Dibranchiata
Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan
lengan lebih sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai
kantung tinta, sepasang insang, sepasang nefrida, serta memiliki kromatofora.
Ordo dibranchiata dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu:
a. Subordo decapoda, dengan genus loligo dan sepia dengan salah
satu spesiesnya adalah loligo pealeii dan sepia officinalis.
b. Subordo octapoda, sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali
genus argonauta. Contoh octapoda antara lain argonauta argo,
octopus vulgaris dan octopus bairdi.
5
bentuk lingkungan dan menyesuaikan warna yang sesuai dengan lingkungan
disekitarnya baik seperti terumbu karang, batu ataupun spesies hewan lainya.
Bentuk fisik gurita ini, memiliki panjang tubuh mencapai 60 cm
dengan corak tubuh berwarna cokelat bergaris putih atau berbintik putih, dan
memiliki delapan lengan dengan panjang masing-masing lengan sekitar 25 cm
dengan ketebalan sebanding dengan sebatang pensil. Setiap lengan memiliki 2
baris alat penghisap yang berperan sebagai indra peraba dan indra pengecap.
Seperti spesies gurita secara umum, gurita penyamar memiliki selubung tubuh
atau mantel yang melindungi tiga buah jantung, tabung siphon, insang, dan
organ dalam lainnya. Selain itu juga terdapat kromatofora pada lapisan kulit
gurita penyamar, yaitu kantung-kantung berisi zat warna yang akan bekerja
saat gurita penyamar melakukan kamuflase. Ketika otot di sekitar kromatofora
berkontraksi, zat warna akan mengisi celah-celah tubuh dan menyebabkan
warna tubuh gurita penyamar berubah.
2. Cumi – Cumi Raksasa Atlantis (Loligo vulgaris)
Klasifikasi cumi-cumi raksasa atlantis, sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Subkelas : Coleoidea
Ordo : Teuthida
Subordo : Oegopsina
Famili : Architeuthidae
Genus : Architeuthis
Spesies : Architeuthis dux
Seperti namanya raksasa, spesies ini merupakan spesies terbesar dalam
kelas cephalopoda dan ditemukan di laut dalam dekat benua dan pulau lereng
dari samudra atlantik. Ukuran tubuh cumi-cumi ini diperkirakan mencapai 13
m (43 kaki) untuk betina dan 10 m (33 kaki) untuk jantan dari sirip posterior
ke dua ujung tentakel dengan panjang mantelnya sekitar 2 m.
Spesies ini menangkap mangsanya menggunakan dua tentakel,
mencengkeram dengan cincin pengisap bergerigi di ujungnya. Lalu, akan
membawanya ke arah paruh kuat, dan rusak itu dengan radula (lidah dengan
6
kecil, dan gigi berkas) sebelum mencapai kerongkongan. Mereka berburu
mangsanya secara soliter yang terpisah secara sendiri-sendiri tanpa koloni.
7
Subordo : Nautilina
Famili : Nautilidae
Genus : Nautilus
Spesies : Nautilus sp.
Nautilus adalah nama umum bagi sejumlah spesies moluska laut yang
masuk dalah famili Nautilidae. Spesies dari Nautikus memiliki cangkang,
meskipun bercangkang, Nautilus masih berkerabat dengan cumi-cumi dan
gurita. Hewan ini dapat memiliki 90 tentakel dan berdiameter 3 dan 30 cm
dan diketahui telah hidup sejak jutaan tahun lalu dengan bentuk yang tidak
banyak berubah, sehingga dianggap sebagai fosil hidup.
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa cephalopoda berasal dari
bahsa latin Cephalo (Kepala) dan Podos (Kaki). Sehingga, cephalopoda adalah hewan
lunak yang memiliki kaki dikepala. Kaki-kai tersebut telah berevolusi menjadi
tentakel atau lengan panjang. Hewan dari kelas ini yang banyak dikenal adalah cumi-
cumi, sotong, dan gurita. Umumnya memiliki cangkang kecuali Nautilus.
Cephalopoda memiliki Bentuk tubuh yang beragam pada setiap spesiesnya, sistem
organnya baik dan reproduksinya secara seksual.
B. Saran
Dalam mempelajari Keanekaragaman Kelas Cephalopoda dalam mata kuliah
keanekaragaman hewan, dibutuhkan konsentrasi dan fokus bagi pembaca dalam
memahami dan mengkaji lebih jauh terhadap isi materi tersebut dan juga alangkah
baiknya agar kita mempelajari materi ini dari berbagai referensi dan sumber yang
tepat agar pemahaman kita lebih kuat dan ilmunya akan terserap, dan saran saya juga
sebelum memulai mempelajari sesuatu atau melakukan apapun, hendaknya kita
berdoa agar pikiran kita lebih tenang dan dapat fokus untuk mempelajari materi
apapun.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Cephalopoda.
http://biologipedia.blogspot.co.id/2010/09/cephalopoda.html. (diakses pada 12 Maret 2018).
Anonim.2008.Pengertian Cephalopoda.
http://gpengertian.blogspot.co.id/2012/05/kelas-cephalopoda-pengertian.html (diakses pada
12 Maret 2018).
10