Anda di halaman 1dari 12

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Negara merupakan suatau organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serte keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut.Suatu Negara dapat dibentuk oleh sekumpulan
bangsa.Bangsa merupakan manusia yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat,
bahasa, sejarah serta memiliki pemerintahannya sendiri.
Spekulasi tentang asal mula lahirnya Negara menumbuhkan minat para pemikir
untuk melahirkan berbagai teori sehingga teori yang dihasilkan berdasarkan
pemikirannya dapat menjadi pembahasan ilmu tentang Negara dan hokum tata
Negara.Sehingga muncul beberapa para ahli yang mengemukakan pemikirannya
menegenai teori terbentuknya suatu Negara.
Secara umum dikenal adanya dua proses pembentukan bangsa-negara, yaitu
model ortodoks dan model mutakhir (Ramlan Subakti, 1999).
Negara Indonesia sendiri tebentuk melalui beberapa tahapan yang saling
berkesinambungan hal ini dapat di ketahui atau dilihat dalam pembukaan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Teori apasaja yang mendasari terbentuknya Negara ?
2. Bagaimana proses pembentukan bangsa- negara ?
3. Bagaimana proses terbentuknya Negara Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah teori-teori tebentuknya Negara adalah untuk dapat
mngetahui teori-teori apa saja yang mendasari terbentuknya Negara dan juga untuk
mendapatkan nilai tugas.

1
BAB II.

PEMBAHASAN

A. Teori Terbentuknya Negara


Perkiraan tentang asal mula lahirnya Negara menumbuhkan minat para pemikir
untuk melahirkan berbagai teori sehingga teori yang dihasilkan berdasarkan pemikirannya
dapat menjadi pembahasan ilmu tentang Negara dan hokum tata Negara.Dengan
pendekatan pemikiran tersebut, dapat dikatakan bahwa teori-teori itu sedemikian rupa
melalui filsafat ilmu.Oleh karena itu, pandangan tentang Negara lebih mengutamakan
kebenaran logis dan konsistensi dari premis-premis yang dipaparkan dalam pemahaman
kontemplatif para filsuf.
Berikut ini beberapa teori-teori tentang asal mula suatu Negara.
1. Teori Kontrak Sosial
Teori kontrak sosial, artinya teori tentang perjanjian masyarakat. Masyarakat
melakukan kontrak politik dengan orang-orang yang akan dipilih untuk menjadi
pengelolah Negara. Sampai sekarang, teori ini banyak dipilih oleh masyrakat,
termasuk di Indonesia.berbagai tuntutan elemen masyarakat, seperti lembaga swadaya
mastarakat, mahasiswa, partai politik, organisasi sosial, para tokoh masyarakat dan
dari kalangan ilmuan, menghendaki kontrak sosial dan kontrak politik antara
masyarakat dengan para pemimpin negara, sehingga para pengusa memegang
kebijakan mendasar dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Perbincangan tentang teori kontrak sosial yang menjelaskan asal mula terbentuknya
negara, tidak lepas dari pandangan pemikir politik dan ketatanegaraan yaitu Thomas
Hobbes, John Locke, Rousseau.
a. Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Teori Hobbes tentang kontrak sosial berpangkal dari pandangan tentang
kehidupan manusia yang terpisah dalam dua zaman, keadaan selama belum ada
negara (status naturalis) dan keadaan bernegara. Menurut Hobbes, keadaan tanpa
adanya negara bukan keadaan yang aman sentosa, adil, dan makmur, tetapi keadaan
sosial yang kacau, suatu “ Inferno” didunia yang tanpa hokum dan tanpa pemerintah,
tanpa ikatan sosial antar individu. Dalam keadaan demikian,”hukum” dibuat atas
dasar kekuatan terhebat secara fisik.Manusia ibarat binatang, maka yang paling kuat

2
dan bengis adalah yang menatapkan hukum bagi yang lainnya. Semakin lama manusia
menyadari bahwa perang antar manusia hanya akan meghabiskan generasi kehidupan
manusia sendiri, maka keadaan ini tidak pantas untuk dipertahankan oleh karena itu
perlu diwujudkan suatu kontrak untuk megurus dan mengelolah kekuasan dalam suatu
negara. Perjanjian bersama harus segara dibuat agar kehidupan manusia berjalan
secara normal dan tidak saling bermusuhan.
Perjanjian yang dimaksud adalah pactum subjectionis atau perjanjian
pemerintahan yaitu segenap individu berjanji menyerahkan semua hak kodratinya
yang dimiliki ketika hidup dalam keadaan ilimiah kepada sesorang atau sekelompok
orang yang ditunjuk untuk mengatur kehidupan mereka.Dimana, orang tersebut diberi
wewenang dan kekuasaan sehingga terbentuknya negara.Negara diibaratkan binatang
buas yang menguasai dan memimpin semua binatang yang dikenal dengan konsep
leviathan.
Pandangan Hobbes menjelaskan keharusan dibentuknya negara kerajaan
absolut atau monarki absolut karena kehlahiran negara dalam konteks teori kontrak
sosial adalah penyerahan kodrat alami manusia kepada kekuasaan tertinggi
(negara).John Locke (1632-1704)
Dalam pandangan Locke perjanjian manusia dalam membentuk negara tidak
menyerahkan semua hak yang dimiliki manusia karena ada hak-hak asasi yang tidak
boleh diserahkan kepada siapapun termaksud negara bahkan, negara berkewajiban
melindungi hak-hak asasi yang dimiliki manusia, dimana ia berpijak dari pactum
unionis dilengkapi dengan pactum subjectionis. Pandangan Locke tentang negara
yang dibangun oleh kontrak sosial terbatas mnyatakan bahwa pembatasan kekuasaan
negara ada ditangan suara rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara.Oleh karena
itu negara tidak boleh bersifat absolute dan dilaksanakan kehendaknya kepada
masyarakat.Pandangan itulah yang mengisyaratakan perlunya konstitusi dalam
ketatanegaraan, yang didalamnya diatur tentang hak-hak asasi manusia.
b. JJ. Rousseaeu
Menurut Rousseaeu manusia berada pada dua zaman, yaitu zaman pra negara
dan zaman negara.Zaman pra negara zamn tanpa dinamika, zaman keamanan dan
kebahagiaan.Manusia berada dalam keasyikan hidup untuk dan oleh dirinya
sendiri.Akan tetapi, lama kelamaan keadaan itu berubah karena manusia semakin
bertambah kemauan dan kebutuhannya sementara kemampuan untuk memperolehnya
masih terbatas.Oleh karena itu keadaan alamia tersebut tidak dapat dipertahankan

3
selamanya, manusia dengan penuh kesadaran mengakhiri keadaan itu dengan suatu
kontrak sosial.Kontrak sosial dibuat sebagai upaya mewujudkan suatu negara, yang
juga sebagai awal peralihan pra negara pada kehidupan manusia bernegara.
Menurut Abdul Rozak, Rousseaeu hanya mengenal satu jenis perjanjian yaitu
pactum unionis, perjanjian masyarakat yang sebenarnya. Rousseaeu tidak mengenal
pactum subjectionis yang membentuk pemerintah yang ditaati pemerintah tidak
mempunyai dasar kontraktual, hanya organisasi politik yang dibentuk dengan
kontrak.Pemerintah sebagai pimpinan organisasi dibentuk dan ditentukan oleh yang
berdaulat yakni rakyat seluruhnya melalui kemauan umumnya.
2. Teori Ketuhanan
Teori ketuhan berpendangan bahwa negara berasal dari Tuhan.Oleh karena itu,
pemimpin negara merupakan wakil Tuhan yang memiliki kekuasan dimuka bumi.
Para sarjana Eropa abad pertengahan menyempurnakan pandangannya tentang
kekuasaan absolut dari para raja kekuasaan Tuhan adalah kekuasaan absolut.Apabila
kekuasaan raja bersifat absolut maka raja tidak pernah salah.Sehingga rakyat
memposisikan diri sebagai budak yang mematuhi perintah raja.Hal itu tampak identik
dengan pandangan tentang iradah Allah dalam ajaran Islam, Allah pemegang
kekuasaan tertinggi.Semua yang ada di muka bumi berasal dari kekuasaan-
Nya.Sehingga manusia memiliki keharusan menaati perintah-Nya.
Dalam teori Ketuhanan, terwujudnya negara sepenuhnya bukan karya cipta
manusia melainkan kehendak Tuhan.rakyat spenuhnya harus tunduk kepada raja-raja
yang sepenuhnya bertanggung jawab kepada Tuhan.
3. Teori Kekuatan
Teori kekuatan adalah teori yang berpandangan bahwa negara terwujud karena
adanya kekuatan yang luar biasa dari sekelompok manusia yang mendominasi
kelompok manusia lainnya.Rakyat yang bersal dari wilayah kelompok lemah dipaksa
menyerahkan kedaulatannya.Semua sistem pemerintahan dibentuk menurut kehendak
kelompok yang dominan.
Pandangan tentang teori kekuatan dianut oleh negara penjajah yang selalu
merampas dan menaklukan negara lain. Sistem pemerintahan dengan cara yang
illegal, yang merupakan bentuk-bentuk kolonialisme ampai saat ini masi ada. Israel
yang terus menurus ingin memperluas wilayahnya di Palestina adalah salah satu
contoh negara menurut teori kekuatan.

4
4. Teori Patriakal dan Teori Matriarkal
Teori patriarkal berpandangan bahwa negara berasal dari garis ayah atau laki-laki
yang awalnya berkedudukan sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin keluarga.
Semua keturunanya berkembang biak membentuk susunan keluarga yang lebih luas,
hingga terbentuk suku. Suku-suku pun semakin berkembang membentuk bangsa dan
negara.
Negara adalah ikatan suku yang saling berhubungan karena garis keturunan yag
sama.oleh karena itu, pemimpin negara harus secara genetis berasal dari garis ayah,
yaitu seorang laki-laki.
Teori Matriarkal berpandangan bahwa kepemimpinan yang menjadi cikal bakal
suatu negara diwujudkan, bukan berasal dari genetik ayah sebagai laki-laki,
melainkan dari ibu seorang perempuan.oleh karena itu kepemimpinan keluarga bukan
terletak di pundak sang ayah melainkan sang ibu.
5. Teori Organis
Menurut teori Organis, negara diibaratkan sebagai makhluk hidup, manusia atau
binatang.Individu yang merupakan komponen negara dianggap sebagai sel-sel dari
makhluk hidup itu.Kehidupan corporal dari negara dapat disamakan sebagai tulang
belulang manusia.Undang-undang sebagi urat saraf, raja sebagai kepala, dan para
individu sebagai daging.Ideologi negara ssama dengan fisiologi makhluk hidup,
dengan kelahiran pertumbuhan, perkembangan, dan kematiannya.
Doktrin organis dari segi isinya dapat digolongkan dalam teori-teori organisme
moral, sikis, biologis, dan sosial.Paham organism moral oleh Fichte merupakan fase
peralihan antara ajaran kontrak sosial yang mekanistik pada konsepsi organis itu.
Negara tidak dibuat oleh manusia, tetapi ia merupakan pribadi moral yang ada sebagai
akibat dari adanya kodrat manusia sebagai makhluk moral.Negara sebagai organisme
moral yang bersifat metafisis datar idealistik.Teori organism psikis itu menitik
beratkan pada segi-segi sikologi negara.Negara dilukiskan sebagai makhluk hidup
yang memilki atribut-atribut kepribadian rohani sebagai manusia.
Negara sebagai organisme sosial, organism sosial lahir dengan timbulnya ilmu
baru tentang manusia yaitu yang disebut Compte “Sosiologi”.Ajaran negara sebagai
organis sosial erat hubungannya_dan tidak dapat dipisahkan dari_ajaran organis dari
masyarakat dan persekutuan lainnya.Negara sebagai salah satu bentuk perkelompokan
sosial, juga bersifat organis. Bagi Compte suatu masyarakat yang benar hanya dapat

5
mempertahankan kebenarannya jika ia senantiasa memahami fungsi-fungsi sosial
sebagai mana memahami fungsi-fungsi biologis.
Gambar tentang teori organis berkaitan tentang pemahaman konte tentang
manusia sebagai makhluk yang berefolusi menuju kehidupan yang
altruistik.Meskipun menekantan positif vistik intelektual, Compte pun menyatakan
bahwa perasaan menyimpan kebenaran yang hakiki, kebenaran tidak dapat diputar
balikkan.Demikian pula, dengan negara yang diidamkan oleh masyarakat, adalah
agama yang susunan organisnya berada dalam keteraturan sosial dan penyebaran
nilai-nilai positiffistik yang tidak dapat meninggalkan kebenaran yang paling hakiki
dari perasaan kesatuan oprganik itu sendiri.
6. Teori Daluwarsa
Teori Daluarsa menjelaskan bahwa kedudukan raja-raja yang bukan merupakan
kekuatan dan kekuasaan yang berasal dari tuhan melainkan karena melanggengkan
kebiasaan-kebiasaan yang absolut.Oleh karena itu negara terbentuk oleh kebiasaan
absolut dan rakyat diatur oleh sistem normatif yang berlaku menurut
kebiasaan.Menurut Isjawara, teori Daluwarsa yang dikembangkan sebagai dokrin
legitimisme pada abat ke-17 di Prancis. Dalam pandangan teori Daluwarsa, seorang
raja adalah penguasa tunggal sekaligus pemilik mutlak kekuasaan yang akan
diwariskan kepada keturunanya.
7. Teori Alamiah
Teori alamiah berpandangan bahwa Negara berasal dari alam karena alamiah yang
menciptakan Negara.Asal usul pandangan ini berasal dari Aristoteles. Menurutnya,
alam yang memebenarkan terwujudnya Negara karena ia sendiri bagian dari alam.
Semua alam saling memiliki keterkaitan, sebagaimana manusia saling berhubungan
dan saling membutuhkan.
Aristoteles dalam filsafatnya dipengaruhi oleh pengalaman pendidikannya
tentang ilmu pengetahuan fisika dan metafisika sehingga pandangannya melibatkan
asas gerak yang nyata dari alam fisika dan metafisika. Bagi Aristoles alam tidak
berubah , melainkan mengubah. Ia berfilsafat bahwa dunia ini tersusun menurut
tujuan yang tertentu dengan kedudukan makhluk yang bertingkat-tingkat.
Pendapat Aristoteles tentang bentuk Negara terpadu dari dua hal.Pertama sebagai
kelanjutan dari paham etiknya sebagi hasil dan penyelidikan terhadap 158 buah UUD
Negara-Kota dalam dunia Greek pada waktu itu.Ia tidak mengemukakakan cita-cita
yang luar biasa seperti Plato. Ia condong pada pendirian bahwa pendapat yang

6
dianjurkan itu harus sepadan denga kepentingan hidup yang nyata pada masa itu. Ia
mengemukakan tiga macam bentuk tata negara, yaitu :
a. Monarki
b. Aristokrasi.
c. Politeia atau Timokrasi

Menurut bentuknya, monarki adalah yang terbaik sebab pemerintah adalah


seorang yang ada di dalam didikan dan asuhan lebih dari siapapun, seperti Tuhan di
tengah-tengah manusia akan tetapi manusia semacam itu tidak terdapat lagi. Dalam
praktiknya, monarki merupakan bentuk pemerintahan yang paling buruk.Pada
umumnya, kekuasaan yang besar dan budi yang besar jarang sejalan. Letaknya
berjauhan karena pada hakikatnya , aristokrasilah yang terbaik. Pemerintahan
dijalankan oleh orang-orang yang sedikit jumlahnya , tetapi mempunyai pembawaan
dan kecakapan. Akan tetapi, aristokrasi tidak boleh didasarkan atas sistem turunan
karena tidak mempunyai dasar ekonomi yang tetap. Ada kemungkinan mereka
digantikan oleh aristokrasi uang.Orang yang memberikan tawaran tertinggi dapat
menjabat. Apabila kecakapan tidak lagi diutamakan , aristokrasi yang sebenarnya
tidak ada lagi. Demokrasi pada umumnya adalah tantangan terhadap plutokrasi, kaum
pemodal. Aristoteles memandang demokrasi lebih rendah dari pada aristokrasi sebab
dalam demokrasi keahlian diganti dengan jumlah. Karena rakyat mudah tertipu, hak
memilih lebih baik dibatasi hingga lingkungan kaum cerdik-pandai saja.

Pemikiran Aristoteles tentang tujuan dibentuknya Negara ditujukan untuk


mencapai keselamatan bagi semua penduduknya. Manusia sifat dasarnya memiliki
moral buruk yang hanya dapat dikembangkan melalui hubungan dengan orang lain.

8. Teori Idealitas Negara


Teori idealitas Negara berasal dari ajaran Plato, murid Socrates dan guru
Aristoteles. Pemikiran filsafat plato tentang Negara adalah pandangannya bahwa
keberadan Negara bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Warga Negara
diperlakukan secara adil dan diberi pekerjaan dan kekuasaan tertentu dan khusus
untuk kalangan intelektual harus diberi kekuasaan memerintah dan menyelenggarakan
Negara.
Negara ideal bergantung pada akal budi penduduknya.Menurutnya, penduduk
Negara dapat dibagi tiga golongan, yaitu golongan teratas (para filsuf), golongan ini

7
bertujuan membuat undang-undang mengawasi pelaksanaannya dan memegang
kekuatan tertinggi kemudian golongan tengah dan golongan terbawah (rakyat pada
umumnya), merupakan kelompok yang produktif dan harus pandai membawa diri.
Pandangan plato tentang Negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih
memadang kebelakang dari pada ke muka. Dimana negra Greek pada masa itu adalah
kota dengan jumlah penduduknya tidak lebih dari 2 atau 3000 jiwa.
Peraturan yang mejadi dasar untuk mengurus kepentingan umum kata plato- tidak
boleh diputus oleh kemauan atau pendapat personal atau rakyat seluruhnya, tetapi
ditentukan oleh suatu ajaran yang berdasarkan pengetahuan.Dari ajaran itu, datanglah
keyakinan bahwa pemerintahan harus dipimpin oleh idea yang tertinggi yaitu idea
kebaikan.Kemajuan untuk melaksanakan itu bergantung pada budi.Tujuan pemerintah
yang benar adalah mendidik warga Negara mempunyai budi.Manusia mempunyai
budi yang benar hanya dari pengetahuan.Oleh karemna itu, ilmu harus berkuasa
dalam Negara.
Negara yang ideal harus berdasarkan keadilan.Keadilan dalam Negara hanya
tercapai, apabila tiap-tiap orang mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat. Dengan
pembagian pekerjaan itu, plato membagi penduduk Negara dalam tiga golongan.
a. Golongan bawah, adalah golongan rakyat jelata, dari kalangan petani, pekerja, tukang
dan saudagar. Pekerjaan mereka sekedar untuk menghasilkan keperluan sehari-hari
bagi ketiga golongan. Mereke merupakan dasar ekonomi bagi masyarakat. Karena
menghasilkan, mereka tidak boleh terlibat dalam pemerintahan. Sebagai golongan
yang berusaha, mereka boleh mempunyai hak milik dan harta, boleh berumah tangga
sendiri.
b. Golongan tengah adalah golongan penjaga atau pembantu dalam urusan Negara.
Tugas mereka mempertahankan Negara dari serangan musuh dan menjamin supaya
undang-undang dipatuhi rakyat.
c. Golongan atas adalah kelas pemerintah atau filsuf. Mereka terpilih dari cara paling
cakap dan terbaik dari kelas penjaga, setelah menempu pendidikan dan latihan special
untuk itu. Tugas mereka adalah membuat undang-undang dan mengawasi
pelaksanaannya.
Ketiga macam budi yang dimiliki oleh masing-masing golongan, yaitu bijaksana,
berani, dan menguasai diri dapat terwujud dengan kerja sama budi keempat bagi
masyarakat, yaitu keadilan. Plato berpendapat bahwa setiap Negara sebagai individu
ataupun social merupakan alat untuk meningkatkan kesejahteraan.

8
9. Teori Sejarah
Teori Sejarah berpandangan bahwa negara berasal dari kehendak historis karena
kehidupan terus berjalan secara revolusioner.Oleh karena itu negara dilahirkan oleh
adanya kenyataan kehendak dinamika kehidupan yang merupakan keharusan
sejarah.Perubahan situasi dan kondisi serta perkembangan kehidupan adalah bagian
dari sejarah karena perubahan itulah manusia menghadapi berbagai masalah yang
mebutuhkan jalan keluar.Oleh karena itu negara merupkan lembaga terbaik yang
dapat menyelesaikan masalah manusia.
Dari pandangan itulah, menurut teori sejarah, negara tidak dibentuk dari kehendak
alamiah semata tetapi dibentuk oleh takdir kehidupan manusia yang bersentuhan
dengan semua unsur yang dipandang akan lebih melindungi dan menguatkan
eksistensinya.
B. Proses Pembentukan Bangsa –Negara
Secara umum dikenal adanya dua proses pembentukan bangsa- Negara , yaitu model
ortodoks dan model mutakhir ( Ramlan Surbakti,1999). Pertama model ortodoks bermula
dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu meembentuk satu
Negara tersendiri. Contoh, bangsa yahudi berupaya mendirikan Negara isrel untuk satu
bangs Yahudi. Setelah bangsa-negara ini terbentuk maka rezim politik (penguasa)
dirumuskan berdasar konstiusi Negara yang selanjutnya dikembangkan partisipasi warga
Negara dalam kehidupan politik bangsa-negara yang bersangkutan. Kedua, model
mutkhir yang berawal dari adanya Negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses
tersendiri, sedangkan penduduk Negara sekumpulan suku bangsa dan ras. Contoh adalah
kemunculan Negara Amerika Serikat pada tahun 1776.
Kedua model ini berbeda dalam empat hal.Pertama, adalah tidaknya perubahan unsur
dalam masyarakat model ortodoks tidak mengalami perubahan unsur karena satu bangsa
membentuk satu Negara. Model mutakhir mengalami perubahan unsur karena dari
banyak kelompok suku bangsa menjadi satu bangsa kedua, lamanya waktu yang
diperlukan dalam proses pembentukan bangsa-negara. Model ortodoks membutuhkan
waktu singkat saja, yaitu hanya membentuk struktur pemerintahan bukan pembentukan
identitas kultural baru.Model mutakhir memerlukan waktu yang lama karena harus
mencapai kesepakatan tentang identitas kultural yang baru.Ketiga, kesadaran politik
masyarakat pada model ortodoks muncul setelah terbentuknya bangsa-negara, sedangkan
dalam model mutkhir kesadran politik warga muncul mendahului bahkan menjadi kondisi

9
awal terbentuknya bangsa-negara. Keempat, derajat partisipasi politik dan rezim politik
merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses integrasi nasional.
C. Proses Terbentuknya Negara Indonesia
Negara Indonesia dibentuk melalui proses/tahapan yang terjadi secara
berkesinambungan.Hal ini digambarkan sesuai dengan keempat alinea dalam pembukaan
UUD 1945. Secara teoritis , perkambangan tentang pembentukan negara Indonesia:
a. Terbentuknya Negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak seiap bangsa untuk memerdekan dirinya. Bangsa Indonesia
memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa
atas bangsa lain. Ini menjadi sumber motivasi perjuangan. (alenia1 pembukaan UUD
1945).
b. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang
bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi mengantarkan ke pintu
gerbang kemerdekaan dan dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara. Negara
yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur. (alenia 2 pembukaan UUD1945).
c. Terbentuknya Negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangasa Indonesia,
sebagai suatu keinginan luhur bersama. Disamping itu, adalah kehendak dan atas
rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religious dan mengakui adanya motivasi spiritual. (alenia 3 pembukaan UUD
1945).
d. Negara Indonesia perlu menyususn alat-alat kelengkapan Negara yang meliputi
tujuan, benuk, system pemerintahan, UUD, dan dasar Negara. Dengan demikian,
semakin sempurna proses terbentuknya Negara Indonesia. (alenia 4 pembukaan UUD
1945 )
Berdasarkan pada kenyataan yang ada, terbentuknya Negara bangsa Indonesia bukan
melalui pendududkan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyerahan. Bukti
menunjukan bahwa Negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan ( revolusi).
Yaitu perjuangan melawan penjajahan sehingga berhasil memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.Usaha mendirikan Negara melalui perjuangan sangat
membanggakan diri seluruh rakya Indonesia. Hal ini berbeda bila bangsa Indonesia
mendapatkan kemerdekaan karena diberi oleh bangasa lain.

10
BAB III.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Negara merupakan suatau organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serte keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut.
Terdapat beberapa teori terbentuknya Negara. Diantaranya yaitu :
1. Teori kontrak social
2. Teori ketuhanan
3. Teori kekuatan
4. Teori Patriakal dan Teori Matriarkal
5. Teori organis
6. Teori daluwarsa
7. Teori alamiah
8. Teori idealitas negara
9. Teori sejarah

11
DAFTAR PUSTAKA

Ismatullah, Dedi. 2012. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung : CV Pustaka


Setia.

Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai